Anda di halaman 1dari 13

1.

Reaksi fermentasi beserta koenzim yang berperan di dalam proses tersebut

Jawab : 1. Fermentasi asam laktat

Dalam fermentasi asam laktat, piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk
laktat sebagai produk limbahnya, tanpa melepaskan CO2. Pada sel otot manusia, fermentasi
asam laktat dilakukan apabila suplay oksigen tubuh kurang. Laktat yang terakumulasi sebagai
produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan diangkut oleh
darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat.
Bakteri asam laktat mampu mengebah glukosa menjadi asam laktat. Bakeri tersebut adalah
Laktobbacillus, Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan Bifidobacterium. Ada 2
kelompok fermentasi asam laktat, yaitu homofermentatif dan heterofermentatif.
Homofermentatif menggunakan glikolisis melalui jalur EMP dan heterofermentatif
menggunakan glikolisis melalui jalur HMP.
Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat.
Karena tidak tersedianya oksigen maka asam piruvat akan mengalami degradasi molekul (secara
anaerob) dan dikatalisis oleh enzimasam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk
menghasilkan energi dan asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi asam laktat ditulis
sebagai berikut.
C6H1206->2CH3CH(OH)COOH+2ATP ASAM LKTAT.
Pada manusia, kejadian ini sering temukan ketika seseorang bekerja atau berolahraga berat/keras.
Akibat kekurangan oksigen menyebabkan asam piruvat yang terbentuk dari tahapan glikolisis
akan diuraikan menjadi asam laktat.yang menyebabkan timbulnya rasa pegal-pegal setelah
seseorang bekerja/berolahraga berat/keras.
2. FERMENTASI ALKOHOL
Beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol dan CO2 dalam proses
yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini sama dengan glikolisis sampai
dengan terbentuknya piruvat. Dua tahap reaksi enzim berikutnya adalah reaksi perubahan asam
piruvat menjadi asetaldehida, dan reaksi reduksi asetaldehida menjadi alkohol. Dalam reaksi
pertama piruvat didekarboksilasi diubah menjadi a setaldehida dan CO2 oleh piruvat
dekarboksilase, suatu enzim yang tidak terdapat dalam hewan. Reaksi dekarboksilase ini
merupakan reaksi yang tak reversible, membutuhkan ion Mg2+ dan koenzim tiamin pirofosfat.
Reksi berlangsung melalui beberapa senyawa antara yang terikat secara kovalen pada koenzim.
Dalam reaksi terakhir, asetaldehida direduksi oleh NADH dengan enzim alkohol dehidrogenase,
menghasilkan etanol. Dengan demikian etanol dan CO2 merupakan hasil akhir fermentasi
alkohol, dan jumlah energi yang dihasilkan sama dengan glikolisis anaerob, yaitu 2 ATP.

 Fermentasi alkohol : Proses ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur (
ragi ), dimana tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Setelah
terbentuk asam piruvat ( hasil akhir glikolisis ), asam piruvat mengalami dekarboksilasi
(: sebuah molekul CO2 dikeluarkan ) dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehidrogenase
menjadi etanol atau alkohol dan terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta
membebaskan energi/kalor. Proses ini dikatakan sebagai "pemborosan" karena sebagian
besar energi yang terkandung dalam molekul glukosa masih tersimpan di dalam alkohol.
Itulah sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar. Fermentasi alkohol
pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila konsentrasi etanolnya
tinggi. Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis :

C6H12O12->2C2H5OH+2CO2+2ATP ALKOHOL
(DIBUKU CETAK+BUKU SAKU)

3. Fermentasi Propionat
Propionat merupakan produk akhir fermentasi gula dan pati. Sebagian besar energi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi laktosa diperoleh dari propionat. Bahan dengan
kandungan karbohidrat mudah terfermentasi sehingga menghasilkan propionat dan butirat relatif
lebih tinggi daripada asetat. Propionat dianggap lebih efisien sebagai sumber energi karena
fermentasi dalam produksi propionat menghasilkan lebih sedikit gas metan dan karbondioksida.
Propionat, asetat, dan karbon dioksida merupakan produk utama dari fermentasi laktat, glukosa
dan gliserol oleh Propionibacterium, Veillonella, Bacteroides, dan beberapa Clostridium spp.
Hipotesis awal menyatakan bahwa langkah awal fermentasi propionat adalah dehidrasi laktat
menjadi akrilat. Akrilat kemudian diredukasi menjadi propionat. Rute tersebut teramati pada
Clostridium propionicum, Bacteroides rumocola, dan Peptostreptococcus. Pada
Propionibacterium dan Veillonella pembentukan propionat melalui rute yang lebih kompleks.
(Purwoko, 2007)
Fermentasi Butirat
Fermentasi butirat dilakukan oleh Clostridium sp. yang merupakan bakteri penghasil spora
heterogenus sebagai sakarolitik dan proteolitik. Tergolong bakteri anaerob. Berbentuk batang
lurus atau agak bengkok dengan ujung bulat, herukuran 0,7 mikron x 5,0 terpisah-pisah,
berpasangan dalam rantai pendek; kadang-kadang membentuk filamen pañjang, dapat bergerak
secara aktif. Spora berbentuk bulat telur, eksentrik atau sub-terminal membentuk clostridium.
Bersifat gram positif yang dapat berubah menjadi gram negatif. Mengubah susu lakmus menjadi
asam, cepat menggumpal dan kehilangan warna. Tumbuh baik pada suhu antara 30° dan 37° C.
Dapat dikucilkan dan keju, susu yang asam, bahan-bahan nabati berpati yang mengalami
fermentasi Asam butirat dan dan tanah. Dalam fermentasi menghasilkan asam butirat, asam
cukak, butanol dan isopropanol.
Clostridium proteolitik sangat penting untuk mendekomposisi anaerob yang disebut
putrefaction. Clostridium butyricum mampu memfermentasi karbohidrat menjadi butirat dengan
produk lain seperti gas hidrogen, karbon dioksida, dan sedikit asetat.
5. Fermentasi Asam Campuran
Enterobacteriaceae (Escherichia, Enterobacter, Salmonella, Klebsiella, dan Shigella)
memfermentasikan glukosa menjadi campuran asam asetat, format, suksinat, etanol, CO2, dan
H2. Semua produk diperoleh dari fosfoenol piruvat (PEP) atau lebih tepatnya suksinat dari PEP,
sedang yang lainnya dari piruvat (piruvat diperoleh dari PEP).

Suksinat diperoleh dari karboksilasi PEP melalui jalur reduktif-asam sitrat (jalur suksinat).
PEP diubah menjadi oksaloasetat oleh PEP karboksilase. Perubahan oksaloasetat menjadi
suksinat melalui rute dan melibatkan enzim yang sama seperti pada perubahan oksaloasetat
menjadi pada fermentasi propionat untuk bakteri Propionibacterium. Laktat diperoleh langsung
dari reduksi piruvat oleh laktat dehidrogenase. Format diperoleh dari pemecahan piruvat (hasil
lain adalah asetil KoA), kemudian dapat diubah menjadi CO2 dan H2. Asetil KoA dapat diubah
menjadi etanol maupun asetat.
Lactobacillus helveticus memfermentasi sitrat dan laktosa menjadi laktat. Akan tetapi, jika
laktosa ditiadakan, terjadi perubahan produk fermentasi, yaitu menghasilkan asetat dan suksinat,
bukan laktat. Asetoin dan diasetil tidak terdektesi pada produk fermentasi Lactobacillus
helveticus. Produksi asetat dari piruvat (hasil konversi sitrat) diperantai oleh NADH oksidase,
bukan asetat kinase.
2. Proses Glikolisis dan enzim yang berperan
Jawab : di buku cetak.

Glikolisis melibatkan banyak enzim, uraian lebih lengkapnya di bawah ini:


1. Heksokinase
Tahap pertama pada proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa 6-fosfat
dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi. Enzim heksokinase
merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg++sebagai kofaktor. Enzim ini
ditemukan Meyerhof pada tahum 1927 dan telah dapat dikristalkan dari ragi, mempunyai berat
molekul 111.000. heksesokinase yang berasal dari ragi dapt merupakan katalis pada reaksi
pemindahan gugus fosfat dari ATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa,
manosa, glukosamina. Dalam otak, otot, dan hati terdapat enzim heksesokinase yang multi
substrat ini. Disamping itu ada pula enzim-enzim yang khas tetapi juga kepada fruktosa, manosa,
dan glukosamin. Dalam kinase. Hati juga memproduksi fruktokinase yang menghasilkan
fruktosa-1-fosfat.
Enzim heksesokinase dari hati dapat dihambat oleh hasil reaksi sendiri. Jadi apabila glukosa-6-
fosfat terbentuk dalam jumlah banyak, mak senyawa ini akan menjadi inhibitor bagi enzim
heksesokinase tadi. Selanjutnya enzim akan aktif kembali apabila konsentrasi glukosa-6-fosfat
menurun pada tingkat tertentu.
2. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat,
dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan kofaktor dan telah diperoleh
dari ragi dengan cara kristalisasi. Enzim fosfuheksoisomerase terdapat jaringan otot dan
mempunyai beraat molekul 130.000.
3. Fosfofruktokinase
Frukrosa-6-fosfat diubah menjagi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosfofruktokinase dibantu
oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dariATP kepada
fruktosa-6-fosfat dari ATP sendiri akan berubah menjadi ADP.
Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa yang
terlibat dalam proses metabolism ini. Sebagai contoh, ATP yang berlebih dan asam sitrat dapat
menghambat,dilain pihak adanya AMP, ADP, dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif
yang merangsang enzim fosfofruktokinase. Enzim ini merupakan suatu enzim alosterik dan
mempunyai berat molekul kira-kira 360.000.
4. Aldose
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-
difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis telah dimurnukan
dan ditemukan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam jaringan tertentu dan dapat bekerja
sebagai kaalis dalam reaksi penguraian beberapa ketosa dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-
difosfat, sedoheptulose-1,7- difosfat, fruktosa-1-fosfat, eritulosa-1-fosfat. Hasil reaksi penguraian
tiap senyawa tersebut yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.
5. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-
gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi-aseton fosfat. Yang mengalami reaksi lebih lanjut dalam
proses glikolisis adalah D-gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel tidak mampu mengubah
dihidroksiasotonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah dihidrosiasetonfosfat akan
bertimbun didalam sel. Hal ini tidak berllangsung karena dalam sel terdapat enzim triofosfat
isomerase yang dapat mengubah dihidrokasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat. Adanya
keseimbangan antara kedua senyawa tersebut dikemukakan oleh Mayerhof dan dalam keadaan
keseimbangan dihidroksiaseton fosfat terdapat dalam jumlah dari 90%.
6. Gliseraldehida-3-fosfat Dihidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3 difosfogliserat.
Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+. Sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat.
Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat. Gliseraldehida-3-fosfat
dehidrogenase telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal dari ragi dan mempunyai berat
molekul 145.000. Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-
masing mengikat suatu molekul NAD+, jadi pada tiap molekul enzim terikat empat molekul
NAD+.
7. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat menjadi
asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk datu molekul ATP dari ADP dan ion
Mg2+diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi,
maka reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energy yang dihasilkan oleh proses
glikolisis dalam bentuk ATP.
8. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksipengubahan asam 3-fosfogliserat menjadi
asam 2-fosfogliserat.Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari suatu atom C kepada
atom C lain dalam suatu molekul. Berat molekul enzim ini yang diperoleh dari ragi ialah
112.000.
9. Enolase
Reaksi berikutnya ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-fosfogliserar dengan
katalis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam fosfofenol
piruvat ini ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-fosfogliserar dengan katalis
enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini
ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F- dapat menghambat kerja enzim enolase, sebab ion F-
dengan ion Mg2+dan fosfat dapat membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat. Dengan
terbentuknya kompleks ini akan mengurangi jumlah ion Mg2+ dalam campuran reaksi dan akibat
berkurangnya ion Mg2+maka efektivitas reaksi berkurang.
Enzim ini menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap akhir glikolisis, yaitu
pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat. Dalam reaksi ini digunakan NAD
sebagai koenzim (Anna Poedjiadi, 1994).
Tinjauan energi proses glikolisis
Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam
piruvat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dimanakan juga jalur
Embden-meyerhof.
Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase. Pada
fase pertama, glukosa diubah menjadi triofosfat dengan proses fosforilasi. Fase kedua dimulai
dari reaksi oksidasi triofosfat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua fase ini
terletak pada aspek energy yang berkaitan debgan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut.
Dalam proses glikolisis satu mol glukosa diubah menjadi dua mol asam piruvat. Fase
pertama dalam proses glikolisis melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Jadi fase
pertama ini menggunakan energy yang tersimpan dalam molekul ATP. Fase kedua mengubah
dua mol triosa yang terbentuk pada fase pertama menjadi dua mol asam laktat, dan dapat
menghasilkan 4 mol ATP. Jadi fase kedua ini menghasilkan energy. Apabila ditinjau dari
keseluruhan proses glikolisis ini menggunakan 2 mol ATP dan menghasilkan 4 mol ATP
sehingga masih sisa 2 mol ATP yang ekivalen denganenergi sebesar 14.00 kalori. Energy
tersebut tersimpan dan dapat digunakan oleh otot dalam energy mekanik (Anna Poedjiadi, 1994).
3. Tempat penghasilan energy pada proses fosforilasi
Jawab :
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme dengan penggunaan energi yang
dilepaskan oleh oksidasi nutrienuntuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen
menjadi air. Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis
nutrien, hampir semua organisme menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan
ATP, oleh karena efisiensi proses mendapatkan energi, dibandingkan dengan
prosesfermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.
Menurut teori kemiosmotik yang dicetuskan oleh Peter Mitchell, energi yang dilepaskan
dari reaksi oksidasi pada substratpendonor elektron, baik pada respirasi aerobik maupun
anaerobik, perlahan akan disimpan dalam bentuk potensial elektrokemis sepanjang garis
tepi membran tempat terjadinya reaksi tersebut, yang kemudian dapat digunakan oleh
ATP sintase untuk menginduksi reaksi fosforilasi terhadap molekul adenosina difosfat
dengan molekul Pi.
Elektron yang melekat pada molekul sisi dalam kompleks IV rantai transpor elektron
akan digunakan oleh kompleks V untuk menarik ion H+ dari sitoplasma menuju
membran mitokondria sisi luar, disebut kopling kemiosmotik, yang
menyebabkankemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke dalam
mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area dengan energi potensial
elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi potensial lebih tinggi. Proses
kopling kemiosmotik juga berpengaruh pada kombinasi gradien pH dan potensial listrik
di sepanjang membran yang disebut gaya gerak proton.
Dari teori ini, keseluruhan reaksi kemudian disebut fosforilasi oksidatif. Awal lintasan
dimulai dari elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat yang ditransfer ke senyawa:
NAD+ yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+
akan bereaksi menjadi NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai
transpor elektron kompleks I.
FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II.[5] FAD akan
menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2 melalui reaksi redoks.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan spesi
oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I.[6] Hal ini
dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan kemungkinan
juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini
juga merupakan target dari banyak obat danracun yang dapat menghambat aktivitas
enzim.
B. Tinjauan transfer energi melalui kemiosmosis
Fosforilasi oksidatif bekerja dengan cara menggunakan reaksi kimia yang menghasilkan
energi untuk mendorong reaksi yang memerlukan energi. Kedua set reaksi ini dikatakan
bergandengan. Hal ini berarti bahwa salah satu reaksi tidak dapat berjalan tanpa reaksi
lainnya. Alur elektron melalui rantai transpor elektron adalah proses eksergonik, yakni
melepaskan energi, manakala sintesis ATP adalah proses endergonik, yakni memerlukan
energi. Baik rantai transpor elektron dan ATP sintase terdapat pada membran, dan energi
ditransfer dari rantai transpor elektron ke ATP sintase melalui pergerakan proton
melewati membran ini. Proses ini disebut sebagai kemiosmosis. Dalam prakteknya, ini
mirip dengan sebuah sirkuit listrik, dengan arus proton didorong dari sisi negatif
membran ke sisi positif oleh enzim pemompa proton yang ada pada rantai transpor
elektron. Enzim ini seperti baterai. Pergerakan proton menciptakan gradien
elektrokimiawi di sepanjang membran, yang sering disebut gaya gerak proton. Gradien
ini mempunyai dua komponen: perbedaan pada konsentrasi proton (gradien pH) dan
perbedaan pada potensi listrik. Energi tersimpan dalam bentuk perbedaanpotensi listrik
dalam mitokondria, dan juga sebagai gradien pH dalam kloroplas.
ATP sintase juga dapat memompa ion H+ keluar dari dalam matriks, apabila terjadi
hidrolisis ATP pada kutub kompleknya. Pada kasus hipertiroidisme pada hepatosit model
tikus, juga ditemukan pemompaan ion H+ dari dalam matriks di luar mekanisme rantai
transpor elektron, hal ini ditengarai terjadi oleh sebab peran hormon T3 yang dapat
menyisip pada membran mitokondria sebelah dalam sebagai pompa ion.
Enzim ini seperti motor listrik, yang menggunakan gaya gerak proton untuk mendorong
rotasi strukturnya dan menggunakan pergerakan ini untuk mensintesis ATP. Energi yang
dilepaskan oleh fosforilasi oksidatif ini cukup tinggi dibandingkan dengan energi yang
dilepaskan oleh fermentasi anaerobik. Glikolisis hanya menghasilkan 2 molekul ATP,
sedangkan pada fosforilasi oksidatif 10 molekul NADH dengan 2 molekul suksinat yang
dibentuk dari konversi satu molekul glukosa menjadi karbon dioksida dan air, dihasilkan
30 sampai dengan 36 molekul ATP. Rendemen ATP ini sebenarnya merupakan nilai
teoritis maksimum; pada prakteknya, ATP yang dihasilkan lebih rendah dari nilai
tersebut.
4. Respirasi aerob
Jawab : d buku saku+buku cetak
a. Glikolisis
Proses yang berlangsung di luar mitokondria dan secara anaerob. Dalam proses
ini terjadi pengubahan 1 molekul glukosa (6 C) menjadi 2 asam piruvat (3 C).
Dalam proses glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.

b. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi antara yaitu antara glikolisis dengan
siklus krebs. Dalam proses ini terjadi perubahan dari 2 asam piruvat (3 C) menjadi
2 asetil Ko Enzim A (2 C). Hasil dari proses ini adalah 2 asetil Ko Enzim A, dan 2
NADH.

c. Siklus Krebs atau Asam Sitrat


Siklus Krebs terjadi di mitokondira. Dalam proses ini terjadi perubaha dari 2
asetil ko enzim A menjadi 2 C¬O2.. Proses ini berlangsung secara aerob. Hasil
dari proses ini adalah 2 CO2, 2 FADH, dan 6 NADH.

d. Rantai Tansport Elektron


Pada proses ini terjadi penerjemahan elektron berenergi tinggi. Pada proses ini
dihasilkan H2O dan terjadi konversi energi dengan rumus
1 NADH : 3 ATP
1 FADH : 2 ATP
Sehingga
Proses Glikolisis ------------------ 2ATP, 2NADH ---------------------- 8 ATP
Proses Dekarboksilasi Oksidatif ---- 2NADH ------------------------ 6 ATP
Proses Siklus Krebs ---------------- 2FADH, 6NADH, 2ATP ------ 22 ATP
Hasil ------------------------------------------------------------------------------ 38 ATP
GLIKOLISIS
a) Terjadi pada sitosol
b) Berlangsung secara anaerob
c) Tahapan :
i) Tahap pertama adalah pemecahan molekul glukosa(6C) membentuk senyawa
berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa beratom C-6 yang mendapat
tambahan fosfat yang memerlukan energy dari 2 molekul ATP
ii) Tahap selanjutnya adalah dimana molekul PGAL kemudian akan membelah
membentuk 2 senyawa 3 rantai karbon dan 1 fosfat yang disebut 3GP atau 3-
Phospoglycerade, kemudian masing-masing 3GP akan berubah menjadi asam
piruvat dengan melepaskan energi sebanyak 1 molekul ATP dan pelepasan 1 atom
hidrogen yang berpotensi energi tinggi, dimana selanjutnya hidrogen yang
dilepaskan ini akan ditangkap oleh kofaktor berupa NAD+ dan membentuk
senyawa 2NADH2.
iii) Hasil akhir dari tahap Glikolisis menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2
molekul ATP, dan 2 molekul NADH2. Selanjutnya senyawa asam piruvat
memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya
.
2) DEKARBOKSILASI OKSIDATIF
a) Sebelum masuk ke tahap selanjutnya dalam mitokondria, asam piruvat terlebih
dahulu akan diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam
membrane mitokondria. Tahapannya sebagai berikut:
i) Senyawa asam piruvat yang mengandung 3 atom karbon, dioksidasi dengan
bantuan enzim piruvat dehidrogenase untuk melepas 1 atom karbonnya dan
mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan dengan terbentuknya CO2, NAD+ akan
direduksi dan membentuk NADH.
ii) Selanjutnya, terbentuklah senyawa dengan 2 atom karbon yang disebut acetyl
group, yang kemudian akan ditambahkan dengan koenzim A membentuk Acetyl
Koenzim-A
3) SIKLUS KREB
a) Berlangsung dalam matriks mitokondria
b) Tahapan siklus krebs:
i) Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi
dengan asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6).
ii) Secara bertahap Asam sitrat melepaskan satu per satu atom C nya hingga
akhirnya kembali menjadi asam oksaloasetat(beratom C4), peristiwa ini diikuti
dengan reaksi reduksi (pelepasan elektron & ion hidrogen) oleh NAD+ dan FAD+
menghasilkan 2 molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari
seluruh rangkaian peristiwa siklus Krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul
NADH2 , 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.

4) TRANSPORT ELEKTRON
a) Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap
glikolisis dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem
transpor elektron.
b) Tahapan :
i) Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim
dehidrogenase kembali menjadi ion NAD+ diikuti pelepasan 3 ATP, kemudian
diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein kembali
menjadi ion FAD+ dan menghasilkan 2 molekul ATP, keduanya juga melepaskan
ion Hidrogen diikuti elektron, peristiwa ini disebut reaksi oksidasi.
ii) Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron
dan dikatalis oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini disebut reaksi reduksi.
Reaksi reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap oleh
Oksigen (O2) sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O
(air). Hasil akhir dari sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6
molekul H2O (air).

Anda mungkin juga menyukai