Bab 2
Bab 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebaginya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemapuan tuntuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemapuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilain itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada.
2) Informasi/media massa
Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelegence, news”
(Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi
adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan
informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu, informasi juga dapat
didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan
mneyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi
Informasi). Adanya perbedaaan definisi informasi pada hakikatnya
dikarenakan sifatnya yang tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan
informasi tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang
diperoleh dari data dan pengamatan terhadapa dunia sekitar kita, serta
diteruskan melalui komunikasi. Informasi mencakup data, teks gambar,
suara, kode, program komputer, dan basis data.Informasi yang diperoleh
baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediate impact) sehingga menghsilkan perubahan dan
peningkatan pengetahuan.
3) Sosial, budaya, dan ekonomi
Kebiasaaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
bertambah pengetahuannnya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan
memepengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
9
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak
dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
3) Pengaruh Kebudayaan/Etnik
Norma dan nilai yang berasal dari budaya atau etnik yang sangat
berpengaruh mengenai bagaimana peran dijalankan dalam suatu sistem
keluarga yang baku. Pengetahuan akan nilai dasar, kebiasaan, dan tradisi
kelompok etnik tertentu penting guna menginterpretasikan apakah peran
keluarga berfungsi, suami-istri yang berasal dari latar belakang etnik yang
berbeda dapat mengalami perbedaan harapan peran dalam keluarga. Karena
latar belakang budaya pasangan yang berbeda, harapan bahwa pasangan
mereka sering kali berbeda. Masing-masing pasangan yang menikah dapat
mengkritik kegagalan yang lain untuk menjalankan peran pernikahan atau
orang tua seperti yang di harapkan, sementara pada waktu yang sama
merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi harapan yang lain (Elaine,
2010).
(11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal (Tantut Susanto,
2012).
2) Fungsi psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan
perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota
keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga (Mubarak, dkk. 2010).
3) Fungsi sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-
nilai budaya (Mubarak, dkk. 2010). Fungsi sosial adalah fungsi yang
mengembangkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir
dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialiasi
(Setiawati, 2008).
4) Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang (Mubarak, 2010). Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga
untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang,
pangan, dan papan (Setiawati, 2008).
5) Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahun, keterampilan,
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dala
memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembangannya (Mubarak, dkk. 2010).
6) Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda Ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang
mandiri.
7) Tahap VII : Orangtua usia pertengahan Dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan.
8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Dimulai dengan
salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah
satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal.
masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika
keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka
keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain dilingkngan tempat
tinggalnya.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Seringkali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga
masih mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tidaka lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di
institusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi
anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang
lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena
itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota
keluarga.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memamfatkan
fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau
meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang
dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala
macam ancaman penyakit.
2.3.2 Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk
dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae (Aru W. Sudoyo, 2010).
Terdapat empat serotype virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
yang semuanya dapat menyebabkan demam berdarah dengue. Keempat serotype
ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak. Di daerah
endemis DBD baik di daerah perkotaan (urban) maupun didaerah pedesaan
(rural), seseorang dapat terkena infeksi semua serotype virus pada waktu yang
bersamaan (Aru W. Sudoyo, 2010 dan Kemenkes RI, 2013).
2.3.3 Penularan
Demam berdarah dengue di Indonesia endemis baik di daerah perkotaan
(urban) maupun di daerah pedesaan (rural). Di daerah perkotaan vektor penularan
utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti sedangkan di daerah urban aedes
albopictus. Namun sering terjadi bahwa kedua spesies nyamuk tersebut terdapat
26
nyamuk jantan lebih tertarik pada cairan yang mengndung gula seperti
bunga dan tumbuhan.
2) Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembangbiak diselokan atau got.
Nyamuk ini bertelur aerta pembiakannya di air jernih, dimana permukaan
air pada dinding tegak lurus dan terlindung pangaruh matahari langsung.
3) Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi sampai sore hari. Ada dua
puncak aktivitas menggigit yaitu antara pukul 08.00 sampai 10.00 pagi dan
pukul 16.00 sampai 18.00 sore. Malam hari nyamuk lebih suka bersembunyi
disela-sela pakaian yang tergantung atau korden, terutama diruang gelap
atau lembab.
4) Nyamuk Aedes aegypti tergolong antropilik yaitu suka darah manusia.
Berbeda dengan spesies nyamuk lain yang biasanya sudah puas menggigit/
menghisap darah satu orang saja, maka nyamuk Aedes aegypti mempunyai
kebiasaan menggigit berulang, yaitu menggigit beberapa orang secara
bergantian dalam waktu singkat, sehingga cepat proses penularan yang
terjadi. Nyamuk ini setiap 2 hari sekali menggigit/ menghisap darah
manusia. Bagi nyamuk darah manusia ini untuk kebutuhan reproduksi
(mematangkan telur agar dapat dibuahi pada saat perkawinan), biasanya 3
hari setelah menghisap darah, nyamuk akan bertelur ditepat yang disukai
yaitu digenangan air bersih.
5) Mampu terbang sampai radius 100-200 meter saja sehingga selalu mencari
mangsa dekat. Mobilisasi penduduk dari tempat yang satu ketempat yang
lain berpengaruh besar pada penyebaran nyamuk ini, biasanya nyamuk
bersembunyi didalam mobilisasi perahu, kapal kereta api, dan lain-lain.
6) Pada fase jentik berukuran 0,5-1 cm, selalu bergerak didalam air (gerakan
berulang-ulang dari bawah keatas permukaan air untuk bernapas, kemudian
kembali kebawah), pada saat istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan
permukaan air.
7) Ukuran telur Aedes aegypti sangat kecil (0,7 mm), berwarna hitam dan
tahan sampai 6 bulan ditempat kering dan masih menyimpan larva yang siap
menetas ketika turun hujan dan air.
28
terhadap serangan DBD. Kasus kematian akibat DBD sering terjadi pada
anak-anak. Hal ini disebabkan karena kondisi daya tahan anak-anak tidak
sebagus orang dewasa, juga karena kekebalan tubuh anak-anak belum
sempurna, kasus kematian ini yang paling sering perdarahan hebat dan syok.
2) Orang-orang yang tinggal didaerah pinggiran.
3) Orang-orang yang tinggal di lingkungan yang lembab.
4) Perilaku masyarakat:
(1) Kebiasaan menguras tempat penampungan air lebih dari 1 minggu.
(2) Kebiasaan menggantung pakaian.
dewasa vektor DBD. Jenis predator yang digunakan adalah ikan pemakan
jentik (cupang, tampalo, gabus, guppy, dll), sedangkan larva Capung,
Toxorrhyncites, Mesocyclops dapat juga berperan sebagai predator walau
bukan sebagai metode yang lazim untuk pengendalian vektor DBD.
(1) Golongan insektisida biologi untuk pengendalian DBD (Insect Growth
Regulator/IGR dan Radillus Thuringiensis Israelensi/BTi), ditujukan untuk
stadium pra dewasa yang diaplikasikan kedalam habitat perkembangbiakan
vektor.
(2) Insect Growth Regulators (IGRs) mampu menghalangi pertumbuhan
nyamuk di masa pra dewasa dengan cara merintangi/menghambat proses
chitin synthesis selama masa jentik berganti kulit atau mengacaukan proses
perubahan pupae dan nyamuk dewasa. IGRs memiliki tingkat racun yang
sangat rendah terhadap mamalia.
(3) Bacillus thruringiensis (BTi) sebagai pembunuh jentik nyamuk/larvasida
yang tidak mengganggu lingkungan. BTi terbukti aman bagi manusia bila
digunakan dalam air minum pada dosis normal. Keunggulan BTi adalah
menghancurkan jentik nyamuk tanpa menyerang predator entomophagus
dan spesies lain. Formula BTi cenderung secara cepat mengendap di dasar
wadah, karena itu dianjurkan pemakaian yang berulang kali. Racunnya tidak
tahan sinar dan rusak oleh sinar matahari.
3) Kimiawi
Pengendalian vektor cara kimiawi dengan menggunakan insektisida
merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih populer di
masyarakat dibanding dengan cara pengendalian lain. Sasaran insektisida
adalah stadium dewasa dan pra-dewasa, karena insektisida adalah racun,
maka penggunaanya harus mempertimbangkan dampak lingkungan dan
organisme bukan sasaran termasuk mamalia. Disamping itu penentuan jenis
insektisida, dosis, dan metode aplikasi merupakan syarat yang penting untuk
dipahami dalam kebijakan pengendalian vektor. Aplikasi insektisida yang
berulang disatuan ekosistem akan menimbulkan terjadinya resistensi
serangga sasaran. Golongan insektisida kimiawi untuk pengendalian DBD
adalah:
35
nyamuk tidak mati dengan pengasapan. Selama jentik tidak dibasmi, setiap
hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat
perkembangbiakannya.
Tabel 2.1 Hubungan antara tingkat Pengetahuan masyarakat tentang DBD dengan upaya pencegahan DBD di desa sukorejo musuk
boyolali. Ika Yuniar Herminingrum & Arina Maliya (2011).
Populasi Penelitian Tindakan yang diberikan Hasil Penelitian Uji Statistik yang di gunakan
Semua keluarga di Kriteria sampel responden Hasil penelitian bahwa ada Desain penelitian ini adalah
Dusun Tegal rejo memiliki kartu keluarga (KK), hubungan antara antara tingkat kuantitatif non experimental
sebanyak 89 keluarga, bisa membaca dan menulis, sudah pengetahuan masyarakat tentang dengan rancangan Cross
hasil penelitian berusia di atas 20 tahun. Data penyakit DBD dengan upaya Sectional
menunjukkan sebagian yang dikumpulkan melalui pencegahan DBD, hasil uji
besar memiliki kuisioner tentang pengetahuan hipotesis diperoleh = 17,88
pengetahuan buruk penyakit DBD dengan upaya dengan nilai probalitas (p-value)
yaitu sebanyak 35 pencegahan, selama penelitian sebesar 0,001. Nilai p-value
orang (39,3%) peneliti berkunjung ke masing- lebih kecil dari 0,05 atau
masing rumah responden. 0,001<0,05, sehingga
keputusannya adalah Ho ditolak.
39
40
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Hubungan
: Pengaruh
Hipotesis dibagi dalam dua jenis yang masing-masing memiliki arti sebagai
berikut :