UU 9 2008PenggunaanBahanKimia PDF
UU 9 2008PenggunaanBahanKimia PDF
Mengingat : . . .
-2-
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 22D Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 3274);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1998 tentang Pengesahan
Convention on the Prohibition of the Development, Production,
Stockpiling and Use of Chemical Weapons and their
Destruction (Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan,
Produksi, Penimbunan, dan Penggunaan Senjata Kimia
serta tentang Pemusnahannya) (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 171, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3786);
4. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan
Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3882);
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4012);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4284);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
DAN LARANGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SEBAGAI
SENJATA KIMIA.
BAB I . . .
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
b. amunisi . . .
-4-
17. Otoritas . . .
-5-
Pasal 2
Pasal 3
BAB II . . .
-6-
BAB II
PENGGOLONGAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
Bagian Kesatu
Penggolongan Bahan Kimia
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
b. senyawa . . .
-7-
Bagian Kedua
Penggunaan Bahan Kimia
Pasal 7
Pasal 8
(2) Sertifikat . . .
-8-
Pasal 9
(3) Setiap . . .
-9-
Pasal 10
Pasal 11
BAB III
LARANGAN
Pasal 12
c. memproduksi . . .
- 10 -
Pasal 13
Pasal 14 . . .
- 11 -
Pasal 14
Pasal 15
BAB IV
OTORITAS NASIONAL DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
Bagian Kesatu
Otoritas Nasional
Pasal 16
Pasal 17 . . .
- 12 -
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Bagian Kedua
Kerja Sama Internasional
Pasal 20
Pasal 21 . . .
- 13 -
Pasal 21
BAB V
KETENTUAN PIDANA
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25 . . .
- 14 -
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
(2) Tindak . . .
- 15 -
Pasal 30
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Agar . . .
- 16 -
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 10 Maret 2008
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Maret 2008
ttd.
ANDI MATTALATTA
Wisnu Setiawan
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2008
TENTANG
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
DAN
LARANGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SEBAGAI SENJATA KIMIA
I. UMUM
Langkah . . .
-2-
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2 . . .
-3-
Pasal 2
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan:
”prinsip keselamatan dan keamanan” adalah untuk memberikan
jaminan atas keselamatan dan keamanan kepada masyarakat,
bangsa, dan negara dalam penggunaan, pemakaian,
pemanfaatan, dan transportasi bahan kimia yang berpotensi
untuk senjata kimia.
”prinsip pemanfaatan” adalah pemberian nilai tambah dalam
rangka pemenuhan kehidupan dan penghidupan manusia dan
lingkungannya.
”prinsip keseimbangan” adalah untuk memberikan
keseimbangan manfaat antarpelaku usaha/masyarakat dengan
kepentingan bangsa dan negara.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Huruf a
Yang dimaksud dengan “bahan kimia daftar” adalah bahan kimia
beracun dan prekursornya yang terdiri atas Bahan Kimia Daftar
1, yang terdiri atas Bahan Kimia Daftar 1A dan 1B; Bahan
Kimia Daftar 2, yang terdiri atas Bahan Kimia Daftar 2A dan 2B;
Bahan Kimia Daftar 3, yang terdiri atas Bahan Kimia Daftar 3A
dan 3B.
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “chemical abstract services number”
adalah sistem penomoran khusus yang diberikan terhadap
setiap bahan kimia dan berlaku secara internasional.
Ayat (2) . . .
-4-
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Bahan Kimia Daftar 1 pada dasarnya dilarang, tetapi dapat
diadakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian, medis,
dan/atau farmasi dengan izin Menteri.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “batasan jumlah” adalah jumlah
minimum yang harus dideklarasikan sebagaimana tercantum
dalam Konvensi Senjata Kimia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3) . . .
-5-
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “saksitoksin” adalah zat beracun yang
terdapat pada kerang spesies tertentu. Racun itu menyerang
sistem saraf pusat karena membendung saraf otot.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
huruf a
Yang dimaksud dengan “produk yang mengandung
maksimal 1% (satu persen) Bahan Kimia Daftar 2A” adalah
menunjukkan produk berkonsentrasi rendah sehingga tidak
dapat dimurnikan lagi untuk diproses ke tingkat berbahaya.
huruf b
Yang dimaksud dengan “produk yang mengandung
maksimal 10% (sepuluh persen) Bahan Kimia Daftar 2B”
adalah menunjukkan produk berkonsentrasi rendah
sehingga tidak dapat dimurnikan lagi untuk diproses ke
tingkat berbahaya.
huruf c
Yang dimaksud dengan “barang konsumsi” adalah produk
akhir yang tidak dapat lagi digunakan menjadi bahan baku.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Otoritas Nasional merupakan bagian yang menyatu dengan
kementerian yang mengurusi bidang perindustrian dan
mempunyai fungsi koordinasi dengan instansi pemerintah
terkait.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 17 . . .
-6-
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Yang dimaksud dengan “sumber lain” adalah bantuan teknis berupa
penguatan kapasitas laboratorium, pelatihan personal, dan bentuk
penguatan kapasitas lainnya.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29 . . .
-7-
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
CAS
A. BAHAN KIMIA BERACUN : No. HS
Number
1 O-Alkyl (<C10, termasuk cycloalkyl) alkyl
(Me, Et, n-Pr atau i-Pr)-phosphonofluoridates
contoh: Sarin : O-Isopropyl 107-44-8
methylphosphonofluoridate
Soman : O-Pinacolyl 96-64-0 2931.00
methylphosphonofluoridate
2 O-Alkyl (<C10, termasuk cycloalkyl) N,N-dialkyl
(Me, Et, n-Pr atau i-Pr)
phosphoramidocyanidates
contoh: Tabun : O-Ethyl N,N-dimethyl 77-81-6 2931.00
phosphoramidocyanidate
3 O-Alkyl (H atau <C10, termasuk cycloalkyl) S-2-
dialkyl
(Me, Et, n- Pr atau i-Pr)-aminoethyl alkyl
(Me, Et, n- Pr atau i-Pr) phosphonothiolates dan
yang berhubungan dengan garam teralkilasi
serta terprotonasinya.
contoh: VX : O-Ethyl S-2- 50782-69-9 2930.90
diisopropylaminoethyl methyl
phosphonothiolate
4 Sulfur mustards:
2-Chloroethylchloromethylsulfide 2625-76-5
Mustard gas: Bis(2-chloroethyl)sulfide 505-60-2
Bis(2-chloroethylthio)methane 63869-13-6
Sesquimustard: 1,2-Bis(2-chloroethylthio)ethane 3563-36-8
1,3-Bis(2-chloroethylthio)-n-propane 63905-10-2
1,4-Bis(2-chloroethylthio)-n-butane 142868-93-7
1,5-Bis(2-chloroethylthio)-n-pentane 142868-94-8
Bis(2-chloroethylthiomethyl)ether 63918-90-1
O-Mustard: Bis(2-chloroethylthioethyl)ether 63918-89-8 2930.90
5 Lewisites:
5 Lewisites . . .
-2-
6 Nitrogen mustards:
HN1: Bis(2-chloroethyl)ethylamine 538-07-8 2921.19
HN2: Bis(2-chloroethyl)methylamine 51-75-2 2921.19
HN3: Tris(2-chloroethyl)amine 555-77-1 2930.90
CAS
B. PREKURSOR: No. HS
Number
9 Alkyl (Me, Et, n-Pr atau i-Pr) 676-99-3
phosphonyldifluorides
contoh: DF: Methylphosphonyldifluoride
CAS
A. BAHAN KIMIA BERACUN : No. HS
Number
1 Amiton: O,O-Diethyl S-[2-(diethylamino)ethyl] 78-53-5 2930.90
phosphorothiolate dan yang berhubungan
dengan garam teralkilasi atau terprotonasinya.
B. PREKURSOR : . . .
-3-
CAS
A. BAHAN KIMIA BERACUN : No. HS
Number
CAS
B. PREKURSOR : No. HS
Number
ttd.