Anda di halaman 1dari 5

Persekutuan : Pendirian, Pengoperasian, dan Perubahan Keanggotaan

Laporan keuangan persekutuan biasanya disusun bagi para sekutu, dan hanya terkadang
bagi kreditur. Tidak seperti perusahaan publik, kebanyakanpersekutuan tidak disyaratkan
untuk diaudit atas laporan keuangan tahunannya. Walaupun banyak persekutuan mengikuti
prinsip akuntansi yang berlaku umum, penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum, penyimpangan dari prinsip tersebut masih ditemukan dalam praktik. Kebutuhan
khusus bagi persekutuan adalah kriteria umum untuk menentukan kebijakan akuntansi yang
digunakan untuk persekutuan tertentu.
Karakteristik Entitas Persekutuan
Bentuk persekutuan usaha memiliki beberapa komponen unik karena status legal dan
akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan karakteristik utama yang membedakan
bentuk persekutuan dari entitas bisnis lain.
Regulasi Hukum Persekutuan
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-undang
terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut menjelaskan hak-
hak tiap sekutu dan kreditor selama proses pembentukan, operasi dan likuidasi atas
persekutuan. Dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-
undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak-hak dan kewajiban-kewajiban
setiap sekutu kesekutu lain dan kreditor dalam persekutuan.
Definisi Perskeutuan
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa, “Persekutuan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu ke
dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi diantara mereka”, Definisi ini dapat dibagi
menjadi tiga faktor terpisah, yaitu:
1. Gabungan dua orang atau lebih. Istilah orang biasanya adalah bersifat individu; namun
dapat juga berupa perusahaan ataupun persekutuan lain.
2. Untuk menginvestasikan sesuatu. Artinya setiap sekutu harus memberi kontribusi sesuatu
ke dalam persekutuan.
3. Usaha untuk laba. Sebuah persekutuan mungkin saja didirikan untuk melaksanakan segala
macam jenis usaha hukum, perdagangan, profesi, dan jasa lainnya. Namun, persekutuan
harus bertujuan menghasilkan keuntungan, dimana organisasi nirlaba seperti yaysan
bukanlah sebuah persekutuan.
Pendirian Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam pendirian.
Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal seperti orang
yang berjabatan tangan atau bisa bersifat formal seperti perikatan antara dua belah pihak
diatas kertas yang disebut akta pendirian persekutuan. Setiap sekutu harus setuju atas
perjanjian pendirian, dan para sekutu sangat disarankan untuk memiliki perjanjian tertulis
secara formal untuk menghindari potensi konflik yang mungkin timbul selama pengoprasian
usaha.
Akta pendirian persekutuan harus mencakup hal-hal berikut:
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dengan metode di mana kontribusi modal
di masa depan diterapkan.
4. Penjelasan lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji, bunga, atas
saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan persentase yang
digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian.
5. Prosedur yang digunakan dalam perusahaan persekutuan, seperti penambahan sekutu baru
dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh sekutu, seperti hak manjemen dari masing-
masing sekutu, prosedur pemungutan suara dan metode akuntansi.
Masing-masing sekutu harus menandatangani perjanjian atas syarat-syarat dalam
perjanjian. Sebuah perjanjian persekutuan yang disusun secara hati-hati dapat mencegah
banyak permasalahan dan konflik yang mungkin timbul dikemudian hari.
Masing-masing sekutu harus menandatangani perjanjian sebaga tanda penerimaan atas
syarat-syarat dalam perjanjian. Sebuah perjanjian persekutuan yang disusun dengan hati-
hati dapat mencegah banyak permasalahan dan konflik yang mungkin timbul dalam operasi
dikemudian hari.
Karakteristik Utama Lain Persekutuan
Seluruh persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD. Untuk
persekutuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan formal, undang-undang
menyediakan kerangka hukum yang mengatur hubungan antar sekutu dan hak kreditur
dalam persekutuan; intinya, KUHPer dan KUHD menjadi dasar bagi persekutuan yang
memiliki perjanjian formal maupun tidak. Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang
terkait dengan pembentukan dan operasi persekutuan, yang terkait dengan penghentian dan
likuidasi persekutuan:
1. Perjanjian persekutuan. KUHPer dan KUHD mengatur hubungan-hubungan dalam
persekutuan yang tidak disajikan secara spesifik dalam perjanjian persekutuan; sehingga
KUHPer dan KUHD digunakan oleh pengadilan ketika tidak ada perjanjian persekutuan.
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah. Sebuah persekutuan merupakan entitas bisnis
terpisah dari para sekutunya. Konsep entitas ini mengartikan bahwa persekutuan dan bukan
tiap individu sekutu. Karenanya, tidak ada entitas persekutuan baru ketika terjadi perubahan
anggota sekutu. Karenanya, tidak entitas persekutuan baru ketika terjadi perubahan anggota
sekutu (masuk sekutu baru atau keluarnya sekutu).
3. Sekutu adalah wakil (agen) persekutuan. Tiap sekutu adalah wakil persekutuan atas
transaksi yang biasa terjadi dalam bisnis, kecuali sekutu tidak memiliki wewenang untuk
bertindak atas nama persekutuan karena sesuatu hal dan pihak ketiga mengetahui atau
telah menerima pemberitahuan bahwa sekutu tersebut tidak memili wewenang. Hubungan
perwakilan antar sekutu sangat penting. Jika persekutuan menentukan hanya sekutu
tertentu yang memiliki wewenang untuk transaksi bsinis tertentu, persekutuan harus
memastikan pihak ketiga mengetahui batasan wewenang untuk transaksi bisnis tertentu,
persekutuan harus memastikan pihak ketiga mengetahui batasan wewenang sekutu lain.
Pemberitahuan ini harus diumumkan baik melalui pengumuman tertulis secara formal
(dibahas pada poin selanjutnya) maupun komunikasi langsung dengan pihak ketiga. Jika
tidak, pihak ketiga akan berasumsi bahwa sekutu memiliki wewenang bertindak sebagai
wakil atas persekutuan dalam transaksi bisnis normal terkait dengan persekutuan tersebut
beroprasi.
4. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama. Seluruh sekutu dapat dikenakan tanggung
jawab untuk seluruh kewajiabn persekutuan kecuali dinyatakan dalam hukum. Dalam
kejadian diamana persekutuan gagal dan asset yang dimiliki tidak cukup untuk membayar
kewajibannya, pada sekutu diminta untuk memberi kontribusi ke persekutuan sebesar
proporsi pembagian kerugian persekutuan. Kreditur persekutuan menjadi pihak pertama
yang harus dipenuhi haknya atas aet persekutuan dan tambahan kontribusi sekutu
diklasifikasikan sebagai asset persekutuan. Jika kreditur persekutuan mengambil tindakan
hukum melawan individu sekutu untuk kewajiban persekutuan, kreditur persekutuan tidak
memiliki hak superior atas asset individu sekutu. Dalam kasus ini, kreditur persekutuan
bergabung dengan kreditur personal lainnya.
5. Hak dan kewajiban sekutu. Tiap sekutu memiliki akun modal yang menunjukkan jumlah
konribusi sekutu tersebut dalam persekutuan, neto dari kewajiaban, dan bagian sekutu atas
laba atau rugi persekutuan, dikurangi berbagai pembagian. Sekutu berhak atas bagian laba
atau rugi secara proporsional sebesar jumlah yang dikontribusikan ke persekutuan., kecuali
disetujui dalam perjanjian persekutuan. Sekutu baru dapat diterima hanya dengan
persetujuan seluruh sekutu. Tiap sekutu memiliki akses atas pembukuan dan catatan
persekutuan, dan tiap sekutu berkewajiban berlaku atas nama persekutuan secara jujur dan
adil.
6. Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan. Berdasarkan pendekatan
entitas atas persekutuan yang dinyatakan dalam undang-undang seorang sekutu bukan
pemilik lain dari asset persekutuan. Hal ini bahwa kepemilikan yang dapat dialihkan sekutu
adalah bagian sekutu atas laba dan rugi persekutuan dan hak memperoleh pembagian,
termasuk pembagian likuidasi. Seorang sekutu tidak dapat mengalihkan hak manajemen
dan wewenang untuk menjalankan operasi bisnis persekutuan. Maka kreditur individual
sekutu tidak dapat mengambil asset-aset persekutuan tapi kreditur individual dapat
memperoleh pertimbangan legal atas kepemilikan yang dapat dialihkan sekutu.
7. Berhentinya sekutu. Berhentinya sekutu berarti bahwa sekutu tersebut tidak lagi berlaku
atas nama persekutuan. Sebuah sekutu berpisah dari persekutuan ketika terjadi kejadian-
kejadian berikut :
a. Sekutu tersebut memberitahukan kpada persekutuan tentang pernyataan pengunduran
diri sebagai sebuah sekutu
b. Sekutu tersebut dikeluarkan dari persekutuan terkait dengan perjanjian persekutuan,
biasanya karena sekutu itu melanggar beberapa isi perjanjian persekutuan atau karena
akan terjadi pelanggaran hukum bagi persekutuan jika terus melakukan usaha dengan
sekutu tersebut
c. Karena satu atau beberapa ketetapan pengadilan
d. Sekutu menjadi debitur proses kebangkrutan
e. Sekutu tersebut meninggal dunia
Jenis-jenis Persekutuan Terbatas
Banyak orang menilai kemungkinan terjadinya kewajiban personal atas kewajiban
persekutuan sebagai kerugian utama bisnis persekutuan. Karena alasan ini, kadang orang
menjadi sekutu terbatas pada satu dari beberapa bentuk persekutuan terbatas. Persekutuan
terbatas (Limited Partnership- LP) adalah bentuk yang berbeda dari persekutuan dengan
kewajiban terbatas (Limited Liability Partnership-LLP) atau persekutuan terbatas dengan
kewajiban terbatas (Limited Liability Partnership– LLLP). Variasi berdasarkan tingkat
perlindungan kewajiban kepada saham.
Persekutuan Terbatas (Limited Partnership –LP)
Dalam Persekutuan Terbatas (LP), terdapat paling sedikit satu sekutu namun satu atau lebih
sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara pesonal dan atas kewajiban
persekutuan dan memiliki tanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi modal tapi tidak
memiliki wewenang manajemen.
Persekutuan Dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Partnership-LLP)
Persekutuan dengan kewajiban terbatas adalah dimana tiap sekutu memiliki tingkat
perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu umum atau sekutu terbatas di LLP;
sehingga tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai sekutu umum, tapi dengan
kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP tidak bertanggungjawab secara personal atas
kewajiban persekutuan. Namun, beberapa negara bagian telah mendefinisikan bahwa tiap
sekutu dalam LLP bertanggungjawab penuh atas kewajiban persekutuan, tapi tidak akibat
tindakan kelalaian profesional atau malpraktik yang dilakukan sekutu lain.
Persekutuan Terbatas dengan Kewajiban Terbatas(Limited Liability Limited
Partnership- LLLP)
Di sebagian besar negara bagian, persekutuan terbatas dapat memilih persekutuan terbatas
dengan kewajiban terbatas. Di LLLP setiap sekutu bertanggungjawab hanya atas kewajiban
bisnis persekutuan, dan tidak atas terjadinya malpraktik atau kesalahan yang dilakukan
sekutu lain dalam berbisnis normal perusahaan. Keuntungan LLLP adalah tiap sekutu
umum, walau bertanggungjawab atas manajemen persekutuan, tidak memiliki kewajiban
personal atas kewajiban persekutuan. Sama dengan perlindungan kewajiban yang diberikan
di sekutu terbatas. Identifikasi sebagai “LLLP” atau “Persekutuan terbatas dengan
Kewajiban Terbatas” harus tercantum dalam nama atau identitas entitas.
Akuntansi untuk Pendirian Persekutuan
Pada saat pendirian persekutuan, sangatlah penting untuk melakukan penilaian yang tepat
terhadap aset-aset selain kas dan kewajiban yang disetorkan oleh masing-masing sekutu.
Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan dan dimiliki secara
bersama. Persekutuan harus dapat memisahkan secara jelas antara kontribusi modal dan
pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada persekutuan. Perjanjian pinjaman haruslah
memiliki bukti tertulis atau dokumen lain yang secara legal dapat membuktikan bahwa
terdapat pinjaman dari salah satu sekutu kepada persekutuan, juga sangat penting
memisahkan aset berwujud yang dimiliki oleh persekutuan dan aset tertentu yang dimiliki
oleh individu sekutu tapi digunakan oleh persekutuan. Pencatatan akuntansi atas aset
berwujud atas persekutuan harus dijaga.
Ilustrasi Akuntansi Pendirian Persekutuan
Ilustrasi berikut digunakan sebagai dasar untuk diskusi selanjutnya dalam bab ini. Aldi,
perusahaan perorangan, telah mengembangkan beberapa peranti lunak untuk berbagai
jenis komputer. Berikut adalah saldo dari akun-akun Aldi pada tanggal 31 Desember 20X0.
Kas Rp3.000.000 Kewajiban Rp10.000.000
Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000
Peralatan 20.000.000
Dikurangi, Akum. Peny (5.000.000)
Total Aset Rp25.000.000 Ttl Kewajiban+Modal Rp25.000.000
Aldi membutuhkan bantuan teknis dari pihak lain untuk meningkatkan penjualan dan
menawarkan kepada Bayu, pihak yang tertarik pada usahanya untuk bergabung. Aldi dan
Bayu setuju untuk membentuk persekutuan. Usaha Aldi di audit, dan aset bersihnya dinilai
ulang. Hasil audit dan penilaian menyatakan bahwa ada kewajiban senilai Rp1.000.000
yang tidak tercatat, persediaan dinilai sebesar Rp9.000.000, dan peralatan memiliki nilai
wajar Rp19.000.000.
Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani perjanjian persekutuan yang mencakup
semua kebijakan operasi yang signifikan. Bayu akan menyetorkan uang tunai sebesar
Rp10.000.000 untuk sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih semua
usaha Aldi, termasuk kewajibannya.
Jurnal untuk mencatat penyetoran modal awal pada pembukuan persekutuan adalah:
1 Januari 20X1
(1) Kas 13.000.000
Persediaan 9.000.000
Peralatan 19.000.000
Kewajiban 11.000.000
Modal, Aldi 20.000.000
Modal, Bayu 10.000.000
(Mencatat Persekutuan AB dengan penyetoran modal oleh Aldi dan Bayu)
Akuntansi untuk Operasi Persekutuan
Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari keuntungan.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besarnya. Sebagian besar persekutuan
menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam
pembukuannya karena prinsip akuntansi yang berlaku umum menghasilkan pengukuran
laba yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif, seperti basis kas atau pun
bisnis kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan persekutuan disusun untuk kepentingan
sekutu dan terkadang kreditor.
- Akun Sekutu
Persekutuan bisa memiliki beberapa akun untuk masing-masing sekutu dalam pencatatan
akuntansinya. Akun sekutu tersebut adalah sebagai berikut.
- Akun Modal
Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau kerugian
dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun modal para sekutu. Setiap sekutu
memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo kredit.
- Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan sepanjang tahun
sebagai antisipasi atas keuntungan. Contohnya, jurnal berikut di buat dalam pembukuan
persekutun AB untuk penarikan kas sejumlah Rp3.000.000 oleh Bayu pada tanggal 1 Mei
20X1.
1 Mei 20X1
(2) Prive-Bayu 3.000.000
Kas 3.000.000
(Penarikan Rp3.000.000 oleh Bayu)
- Akun Pinjaman
Jurnal berikut adalah untuk mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan senilai
Rp4.000.000 dengan bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1.
1 Juli 20X1
(3) Kas 4.000.000
Pinjaman dari Adit 4.000.000
Alokasi Laba Atau Rugi Kepada para Sekutu
Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu pada tiap akhir periode sesuai dengan
perjanjian dalam persekutuan. Jika terdapat dalam perjanjian, Bab VII, Bagian II , Pasal 163
KUHPer menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian laba atau rugi secara
proporsional sesuai dengan jumlah yang dikontribusikan ke dalam persekutuan. Secara
tidak langsung, semua persekutuan memiliki perjanjian alokasi laba atau rugi.Perjanjian
tersebut harus diikuti secara benar, dan jika ada yang tidak jelas, maka akuntan harus
memastikan bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi. Banyak
permasalahan dan perdebatan di kemudian hari yang dapat dihindari dengan menentukan
secara hati-hati atas pembagian laba atau rugi di dalam perjanjian perekutuan.
Terdapat beragam rencana distribusi laba atau rugi(profit distribution plans) di dunia usaha.
Beberap persekutuan memiliki rencana distribusi sederhana, sedangkan yang lain bersifat
kompleks. Menjadi tanggung jawab akuntan untuk mendistribusikan laba atau rugi
berdasarkan perjanjian persekutuan terlepas seberapa sederhana atau kompleks perjanjian
tersebut. Distribusi laba hampir sama dengan dividen pada koperasi : distribusi ini tidak
seharusnya termasuk ke dalam laporan laba rugi, terlepas bagaimana cara laba tersebut
didistribusikan. Distribusi laba dicatat langsung kepada akun modal, bukan beban.
Kebanyakan persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi, yaitu :
1. Rasio yang ditetpakan sebelumnya (preselected ratio)
2. Bunga atas saldo modal (interest on cpital balance)
3. Gaji kepada sekutu
4. Bonus kepada sekutu
Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya adalah hasil negoisasi antara sesama
sekutu.Rasio pembagian laba bisa berdasarkan persentase jumlah modal persekutuan,
waktu dan tenaga yang dicurahkan kepada persekutuan, atau berbagai faktor lainnya.
Biasanya, persekutuan yang lebih kecil memisahkan laba per masing-masing sekutu. Selain
itu, beberapa sekutu memiliki rasio yang berbeda jika perusahaan mengalami kerugian
dibanding jika memperoleh keuntungan. Bentuk usaha persekutuan memungkinkan banyak
pilihan distribusi laba untuk memenuhi keinginan para sekutu.
Distribusi laba persekutuan berdasarkan bunga atas saldo modal mengakui kontribusi dari
investasi modal para sekutu kepada kemampuan menghasilkan laba bagi persekutuan.
Bunga atas saldo modal ini bukanlah beban bagi pesekutuan; tetapi merupakan distribusi
laba.Jika satu atau lebih jasa dari sekutu yang penting bagi persekutuan, perjanjian
distribusi laba bisa saja memberikan gaji atau bonus. Sekali lagi, gaji yang dibayarkan ke
sekutu ini adalah bentuk distribusi laba dan tidak dibebankan. Terkadang, proses distribusi
bias tergantung kepada besarnya laba atau bias berbeda jika persekutuan mengalami
kerugian pada akhir periode. Contohnya gaji untuk sekutu hanya dibayarkan jika
pendapatan melampaui beban pada jumlah tertentu. Akuntan harus membaca dengan hati-
hati pejanjian persekutuan untuk mennetukan distribusi laba yang paling tepat pada kondisi
tertentu.
Distribusi laba atau rugi dicatat dengan jurnal penutup pada akhir periode. Pendapatan dan
beban ditutup kepada ikhtisar laba rugi, saldo dimana laba neto atau rugi neto setelah akun
pendapatan dan beban ditutup dan sebelum distribusi laba atau rugi kepada akun modal
para sekutu.

Anda mungkin juga menyukai