Anda di halaman 1dari 5

Sherina V.

Mamangkey
1. Etika secara etimologis dalam Bahasa Yunani disebut “ethos”, yang berarti adat
istiadat atau pola kebiasaan berperilaku. Ini berarti etika terbentuk karena kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan dan dipandang baik oleh masyarakat suatu daerah.
Kebiasaan-kebiasaan daerah yang satu berbeda dengan daerah yang lain.
Etika mengandung nilai-nilai tertentu dan dibedakan dengan moralitas. Dapat
dikatakan etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak), sedangkan moralitas yaitu ajaran tentang baik dan buruk
yang kemudian diwujudkan dalam perbuatan seseorang. Misalnya, seorang murid
yang diajarkan sikap sopan santun menghormati orang lain kemudian selanjutnya
bergantung pada murid tersebut apakah dia akan melakukan apa yang diajarkan
guru tersebut atau tidak.
Fungsi etika:
- Sebagai refleksi kritis, rasional, dan sistematis terhadap moralitas. Berarti etika
dapat menyentuh seseorang untuk dapat merefleksikan atau bercermin
mengenai kehidupan, memberikan penjelasan yang tepat dalam hal pengambilan
keputusan secara sistematis yang berkaitan dengan moralitas.
- Etika berperan membantu kita untuk mampu memberikan penilaian yang tepat
dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Pelajaran etika dapat
meningkatkan keterampilan intelektual untuk mengemukakan pendapat secara
rasional.
2. Kebebasan dapat dijelaskan dari dua perspektif. Dapat dikatakan bahwa (a) ia bebas
dari sesuatu, dan (b) ia bebas untuk sesuatu. Perspektif (a) subjek bersifat pasif,
yang berarti kebebasan terdapat hambatan atau paksaan yang mengikat baik dari
dalam maupun dari luar. Kebebasan ini disebut kebebasan negatif. Contoh,
seseorang yang ingin jalan-jalan dengan temannya. Temannya tersebut ingin jalan-
jalan ke mall kemudian dia mengiyakan ajakan tersebut padahal sebenarnya dia
ingin pergi ke pantai. Dari sini dapat dilihat bahwa orang tersebut bersikap pasif dan
menunjukkan sikap ‘terserah’.
Perspektif kedua (b) menekankan aspek dinamis subjek. Seseorang dapat
menentukan sendiri apa yang ingin ia lakukan. Kebebasan ini disebut kebebasan
aktif atau kebebasan positif. Contoh, seseorang yang ingin membeli mobil ia bebas
menentukan merek juga warna mobil sesuai dengan keinginnanya.
Kebebasan social, kebebasan dalam hubungan dengan orang lain apabila tidak
dibatasi orang lain. Ada tiga macam kebebasan yaitu kebebasan jasmani apabila ia
tidak berada dibawah tekanan atau paksaan secara fisik, contoh seseorang yang
ingin melakukan sesuatu (mis, olahraga) sesuka hatinya tanpa adanya batasan atau
paksaan dari orang lain. Kebebasan rohani apabila ia tidak berada dalam tekanan
psikis atau paksaan mental, contoh orang bebas(suka atau tidak) melakukan
kegiatan ibadah tanpa adanya paksaan jika orang tersebut misalnya tidak ingin
melakukan kegiatan beribadah. Kebebasan normatif apabila ia bebas dari kewajiban
kewajiban berupa perintah ataupun larangan tertentu. “larangan untuk berbuat”
membatasi kemungkinan kita untuk memilih alternatif lain selain apa yang
diwajibkan.
Kebebasan individual menyangkut kemungkinan bertindaknya. Ada dua macam
kebebasan yaitu kebebasan fisik dan kebebasan moral.
Tanggung jawab mempunyai dua arti:
Pertama, tanggung jawab berarti accountability. Menurut Aristoteles, penghargaan
dan hukuman hanya mungkin diberikan dalam rangka accountability. Faktor penting
disini adalah si pelaku menjadi penyebab yang bebas melakukan perbuatan entah
terpuji atau tercela. Karena kebebasannya itu, ia bersedia menanggung resiko
apapun apabila perbuatannya digugat. Dengan demikian, accountability dapat
dimengerti sebagai kesediaan seseorang untuk menanggung atau memberikan
jawaban apabila perbuatannya dipertanyakan atau digugat. Contoh, seorang bapak
yang mengemudi mobil tiba-tiba dia tidak sengaja menabrak seorang pengemudi
motor dari belakang lalu pengemudi motor tersebut jatuh dan terluka. Si penabrak
tersebut kemudian meminta maaf namun korban menuntut penabrak untuk
bertanggung jawab atas perbuatannya, penabrak tersebut bersedia untuk
bertanggung jawab.
Kedua, tanggungjawab berarti suatu commitment: tanggung jawab terutama
mendeskripsikan karakteristik kepribadian seseorang. Dalam konteks itu, tanggung
jawab dimengerti sebagai kemampuan moral yang secara mendasar dimiliki
seseorang, yaitu kemampuan untuk mengikat diri secara konsisten pada nilai-nilai
yang diyakini sebagai baik. Jadi, tanggung jawab berarti komitmen atau janji yang
mengikat pada sesuatu atau seseorang. Contoh, seorang ayah yang berjanji kepada
anaknya akan membelikan mainan makai ia bertanggung jawab untuk memenuhi
janjinya itu pada anaknya.
3. Hak dan kewajiban
Hakikat hak
Unsur-unsur pokok Hak:
1) Hak dapat bersifat legal dan Moral
2) Hak selalu melekat pada seorang individu atau sekelompok orang.
3) Hak berkaitan erat dengan keadilan.
4) Hak mempunyai hubungan mutualistik dengan kewajiban.’
Jenis-jenis hak

a. Hak Khusus dan Hak Umum

Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau
karena fungsi khusus yang dimiliki orang satu terhadap orang lain. Contoh: jika
kita meminjam uang sepuluh ribu rupiah dari orang lain dengan janji akan
dikembalikan dalam dua hari, maka orang lain mendapat hak yang tidak dimiliki
orang lain. Hak umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi
tertentu, melainkan semata-mata karena manusia. Hak ini dimiliki manusia tanpa
terkecuali. Hak ini biasa disebut dengan hak asasi manusia.

b. Hak Positif dan Hak Negatif

Hak positif adalah suatu hak bersifat postif, jika saya berhak bahwa orang lain
berbuat sesuatu untuk saya. Contoh: hak atas pendidikan, pelayanan, dan
kesehatan. Hak Negatif adalah suatu hak bersifat negatif. Hak negatif terbagi
menjadi dua yaitu hak aktif dan hak pasif. Hak negatif aktif adalah hak untuk
berbuat atau tidak berbuat sperti orang kehendaki. Contoh, saya mempunyai hak
untuk pergi kemana saja yang saya suka atau mengatakan apa yang saya
inginkan. Hak-hak aktif ini bisa disebut hak kebebasan. Hak negatif pasif adalah
hak untuk tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu. Contoh, saya
mempunyai hak orang lain tidak mencampuri urasan pribadi saya, bahwa rahasia
saya tidak dibongkar, bahwa nama baik saya tidak dicemarkan. Hak-hak pasif ini
bisa disebut hak keamanaan.
c. Hak Individual dan Hak Sosial

Hak individual adalah hak yang dimiliki individu-individu terhadap negara. Negara
tidak boleh menghindari atau mengganggu individu dalam mewujudkan hak-hak
yang dimilki. Contoh: hak beragama, hak mengikuti hati nurani, hak
mengemukakan pendapat. Hak Sosial tidak hanya menyangkut kepentingan
terhadap negara saja, akan tetapi sebagai anggota masyarakat bersama dengan
anggota-anggota lain. Contoh: hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan, hak ata
pelayanan kesehatan.

Hubungan antara Hak dan Kewajiban

Ada filsuf' yang berpendapat bahwa selalu ada hubungan timbal balik antara hak
dan kewajiban. Pandangan yang disebut "teori korelasi" itu terutama dianut oleh
pengikut utilitarisme. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan
dengan hak orang lain, dan sebaliknya setiap hak seseorang berkaitan dengan
kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut. Contoh, kewajiban
seseorang membayar pajak dengan begitu orang lain berhak menikmati sarana
dn prasarana dari pajak tersebut, begitupun sebaliknya. Mereka berpendapat
bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada
korelasi itu. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidakpantas
disebut "hak".

4. Perbuatan moral

1) Perbuatan manusia (actus hominis) dan perbuatan manusiawi (actus humanus).


Manusia tidak selalu berperilaku sebagai manusia. Meskipun semua perbuatan
berasal dari subjek manusia, tetapi ada banyak perbuatannya dilakukan tanpa
kesadaran yang membedakan dia dengan makhluk-makhluk lain. Terjadi secara
spontan sebagai akibat dorongan biologis. Contoh: rasa lapar akan makanan,
terjadi begitu saja tidak dipikirkan ini timbul karena adanya dorongan biologis dari
tubuh manusia itu sendiri karena tubuh memang membutuhkan makanan

Perbuatan Manusiawi (actus humanus, human acts) berasal juga dari individu
manusia, tetapi secara khusus mengekspresikan tindakan manusia sebagai
manusia. Artinya: ada faktor fundamental yang membedakan manusia dari
makhluk lain yang menjadi penentu dalam perbuatan manusiawi. Faktor
pembeda itu adalah rasionalitas (Aristoteles). Manusia adalah makhluk rasional
yakni subjek berkesadaran. Perbuatan manusiawi: perbuatan-perbuatan yang
dilakukan oleh manusia dengan kesadaran dan dengan pertimbangan-
pertimbangan akal budi secara sehat. Contoh: menolong orang, memaafkan
orang lain yang sudah melakukan kesalahan.

2) Voluntary, Involuntary dan Non-voluntary Act

Perbuatan manusiawi selalu merupakan perbuatan yang dikehendaki (voluntary


act) melibatkan pengetahuan dan kehendak. Maka tingkat perbuatan manusia
akna menurun apabila kekurangan salah satu unsur dari dua komponen tersebut.
Terdapat perbedaan antara “tindakan kehendak yang diputuskan” : tindakan
yang diakibatkan secara langsung oleh kehendak dalam bentuk keputusan bebas
manusia, contoh: bebas berpendapat, beragama. Dan “tindakan kehendak yang
diperintahkan” : tindakan yang tidak secara langsung dikehendaki dan bersumber
pada dorongan daya lain dan lebih merupakan hasil tidak langsung kehendak
bebas, contoh: disuruh mencuci piring, menyapu, mencuci baju.

Involuntary act atau tindakan yang tidak dikehendaki dapat terjadi atas beberapa
cara:

o Involuntary act dapat terjadi karena paksaan dari luar, paksaan disini
biasanya bersifat fisik. Contoh, diancam dibunuh jika tidak memberi uang,
dipukul jika tidak menuruti kemauan pelaku.

o Involuntary act dapat terjadi karena paksaan dari dalam, contoh orang mabuk
tidak menyadari bahwa ia telah melakukan hal-hal yang merugikan dirinya
maupun orang lain

o Involuntary act dapat terjadi karena ketidaktahuan (ignorance) atau absensi


pengetahuan yang justru menjadi salah satu syarat hakiki tindakan
manusiawi. Contoh: mencoba memperbaiki mesin mobil yang rusak walau ia
sendiri tidak terlalu mengerti dengan mesin sehingga bias saja dia membuat
kesalahan (bad luck = involuntari),(good luck = non-voluntary act).

5. Prinsip moral dasar

a. Prinsip Sikap Baik

Prinsip sikap baik mendahului dan mendasari semua prinsip moral lain. Karena
prinsip ini menentukan sikapnya yang nyata serta tindakan dan kelakuannya
dalam kehidupan, contoh menolong orang. Prinsip ini mempunyai arti yang
sangat besar bagi manusia.

b. Prinsip keadilan

Adil berarti memperlakukan orang lain sama tidak membeda-bedakan. Contoh,


seorang perawat dalam menjalankan tugasnya tidak boleh berlaku tidak adil
kepada pasien yang memiliki perbedaan golongan (miskin dan kaya).

c. Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri

Prinsip ketiga ini mengatakan bahwa manusia wajib untuk selalu memperlakukan
diri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri, menghormati serta
menghargai dirinya sebagai makhluk yang bernilai yang memiliki kodrat yang
sama dengan manusia lainnya. Sebagai contoh: mengurus dan menjaga dirinya
sebaik-baiknya, menyayangi diri sendiri. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan
bahwa kebaikan dan keadilan yang kita tunjukan kepada orang lain, perlu
diimbangi dengan sikap yang menghormati diri kita sendiri sebagai makhluk yang
bernilai pada dirinya sendiri.

Hubungan antara Tiga Prinsip Dasar

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa prinsip keadilan dan hormat pada diri sendiri
merupakan syarat pelaksanaan sikap baik, sedangkan prinsip sikap baik menjadi
dasar mengapa seseorang bersedia untuk bersikap adil.

Dapat diakui bahwa masalah akan muncul jika prinsip yang satu bertentangan
dengan yang lain untuk itu dibutuhkan prinsip keseimbangan. Prinsip itu mengatakan
bahwa antara yang dikorbankan dan yang diutamakan harus ada keseimbangan
bobot.

Anda mungkin juga menyukai