Anda di halaman 1dari 13

Tugas Rangkuman

Nama : Mega Rusdiyanti


Nim : 60700118030
Kelas : B, Ilmu Peternakan
PRINSIP PRINSIP ILMU NUTRISI UNGGAS DAN SEJARAH
PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
 ANTOINE LAURENT LAVOISER
 Penemu alat kalorimeter
 Memandang ilmu kimia merupakan komponen yang penting untuk mempelajari ilmu
nutrisi
 Memulai percobaan percobaanya dalam soal pernafasan dan pembebasan panas
(kalorimeter)
 Pernafasan tubuh ternak merupakan kombinasi dari karbon, hidrogen dan oksigen dari
udara yang diserap
 Jumlah oksigen yang diserap dan karbon yang dilepaskan di udara tergantung pada
konsumsi pakan dan aktivitas yang dilakukan.
 Penemu berbagai zat makanan sangat penting dalam pengelolaan suatu usaha
peternakan
 Nutrisi bukan sekedar memberikan pakan kepada ternak begitu saja, tetapi bagaimana
mengontrol pertumbuhan dan reproduksi sehingga dapat memberikan keuntungan
 Faktor faktor yang merupakan dasar keberhasilan peternak
1. Bibit yang baik
2. Pakan yang sempurna dan ekonomis
3. Manajemen dan penanggulangan penyakit
Ilmu nutrisi merupakan proses untuk melengkapai sel sel dalam tubuh hewan dengan bagian
yang berasal dari luar yang merupakan persenyawaa kimia untuk fungsi optimum berbagai
reaksi reaksi kimia dalam proses metabolisme seperti: proses proses pertumbuhan, hidup
pokok, kerja, produksi, reproduksi.
 Pengertian zat nutrisi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu:
 Secara klasik: zat nutrisi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan
energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses proses kehidupan
dalam tubuh)
 Sekarang: selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seekor
ternak karena zat nutrisi berkaitan dengan perkembangan jaringan tubuh, reproduksi,
dan produksi.
Ilmu nutrisi unggas merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unggas
dengan makanannya.
 Penelitian pelopor dalam bidang ilmu nutrisi unggas
 Prof. James E. Riset (universitas Cornell) (1900-an) U. S
 Prof. W. R. Graham (1900-an) (Universitas Guelph) Canada
 Hart (Universitas Wisconsin) dan tahun 1920-an peneliti dalam vitamin A dan D
 Perkembangan ilmu nutrisi ternak unggas di indonesia
1. Zaman Honda Belanda
 Pemeliharaan ayam ras hanya merupakan kegemaran saja
 Ilmu dekker (1910) dan Gerhardt (1932) menulis tentang bahan pakan ternak dan
penggunaan ragi dalam Ransum ayam
2. Zaman penjajahan jepan
 Sangat kurang informasi dan atau publikasi ilmiah yang ada tentang
perkembangan Peternakan unggas di indonesis
 Masa pembangunan negara RI
 Dalam program rencana kesejahteraan istimewa (sekitar tahun 1950) program
perkembangan Peternakan mendapat prioritas
 Induk induk taman ternak yang didirikan yang bertujuan memelihara bibit ternak
unggul untuk disebarkan kepada masyarakat
 Ayam ras yang diperkenalkan pada waktu itu yaitu : leghorn putih, australorp,
rhodeisland ride
 Minat masyarakat memelihara ayam ras ditingkatkan dengan bimas ayam pada
tahun 1972
 Dalam tahun 1970 merupakan awal perkembangan ayam ras di Indonesia
 Persamaan antara babi dan unggas
 Hubungan simbiosisnya dengan mikroba yang ada dalam sistem saluran
pencernaan kurang berarti
 Membutuhkan asam amino, bukan protein
 Pakannya umumnya terdiri dari biji bijian dan tepung
 Pertumbuhan relatif lebih cepat
 Efisien dalam mengkonversi pakan untuk jaringan tubuh
 Perbedaan babi dan unggas
 Ayam
 Berasal dari telur
 Mempunyai bulu
 Mempunyai enzim yang berfungsi lengkap pada saat ditetaskan, sehingga sudah
dapat memanfaatkan pakan biji bijian dan tepung
 Laju metabolisme, respirasi dan jantung lebih tinggi
 Babi
 Dilahirkan
 Mempunyai rambut
 Mempunyai sistem pencernaan yang belum lengkap pada saat dilahirkan, sehingga
pakan bergantung pada susu atau pakan berbahan dasar susu
 Penglihatan dan penciuman ayam
 Dapat membedakan warna dengan baik sedangkan pada babi kurang
 Mempunyai indra penciuman yang kurang berkembang sedangkan pada babi baik
 Dalam mencari pakan sangat tergantung pada penglihatan
 Mata menempati proporsi yang besar dikepala yang terletak secara lateral, pada
babi terletak frontal
 Kelenjar saliva
 Jumlahnya kurang
 Kelenjar seluruhnya disusun oleh sel sel mulus dan hanya sedikit sekresi kan
saliva
 Saliva kemungkinan hanya untuk lubrikasai pakan yang dikomsumsi bolus
 Eshofagus
 Relatif sama dengan babi yang membedakan adanya tembolok
 Lebih panjang dari ukuran tubuhnya
 Kelenjar mulus terletak pada bagian depan Eshofagus yang berfungsi untuk
lubrikasi dan memindahkan pakan ke tembolok
 Aktivitas mikroorganisme pada tembolok: hidrolisis pati, menghasilkan asam
laktasi dan lactobacilus, dapat menjaga keseimbangan mikroba (misalnya
menghambat perkembangan e coli).
ENERGI UNTUK TERNAK
Energi merupakan segala sesuatu yang dapat diubah menjadi kerja. Umumnya
satuan energi yang biasa digunakan dalam peternakan adalah kalori. Unggas dapat
mengahsilkan energi dengan memebolisme pakannya. Dan dalam pakan juga terdapat energi
yang dapat diperoleh dengan dibakar menggunakan Bomb-kalorimeter.
Macam – Macam Energi :
1. Gross Energi (GE) adalah sejumlah panas yang dilepaskan oleh satu unit bobot bahan
kering pakan bila dioksidasi sempurna.
2. Energi Feses (FE) merupakan energi kotor dalam feses.
3. Digestible Energy (DE) adalah banyaknya energy bruto yang dapat dicerna dengan
cara mengurangi energi broto bahan pakan dengan energi feses (FE).
4. Energi termetabolis (ME) adalah energi kotor dari pakan yang dapat digunakan oleh
tubuh.
5. Energi urin adalah energi kotor dari urin.
6. Energi kenaikan produksi panas (HI) adalah energi yang berupa kenaikan produksi
panas yang terjadi akibat proses metabolisme dan fermentasi dari zat-zat makanan.
7. Energi Netto (NE) adalah sejumlah energi yang dapat digunakan hanya untuk
pemeliharaan/hidup pokok (maintenance) atau untuk pemeliharaan / hidup pokok
beserta produksi.

KARBOHIDRAT
Karbohidrat mempunyai struktur kimia yyang terdiri dari: karbon (C), Hidrogen(H),
Oksigen (O). KH menpunyai struktur kimia yang semakin kompleks maka semakin sulit
untuk dicerna.
 Karbohidrat menurut komplesitasnya
1. Monosakarida
Monosakkarida yang oenting untu unggas:
 Glukosa merupakan gula darah yang sumber energi utamanya untuk unggas.
Glukosa didaptkan dalam cairan tanaman, didalam biah-buahan, madu sayur-
sayuran.
 Fruktosa
 Glaktosa
 Manosa
2. Disaakarida
Didalam ussus disakarida mengalami perombakan secara berturut-turut yaitu:
 Maltosa dengan enzim maltase
 Sukrosa dengan enzim sukrase
 Laktosa dengan enzim laktase
Disamping menghasilkan GLUKOSA dalam perombakan DISAKARIDA dalam usus juga
menghasilkan :
1. Fruktosa oleh Sukrosa
2. Galaktosa oleh laktosa
Laktosa (gula susu) memberikan energi yang rendah untuk ayam? Karena tidak mempunyai
cukup enzim laktosa untuk menghidrolisis laktosa
 Hormon INSULIN di hasilkan di PULAU LANGERHANS di pankrea
 Pada saat GLUKOSA (gulah darah) dalam darah telah habis, maka terjadilah
perombakan GLIKOGEN menjadi GLUKOSA
 GLIKOGEN banyak disimpang dalam sel-sel HATI dan OTOT
 Hormon INSULIN mengotrol pengambilan GLUKOSA oleh sel-sel dan SINTESIS
GLIKOGEN
Pati merupakan polimer dari glukosa,
 Pati yang dicampur air panas akan menjadi dua fraksi:
- Amilosa (mencair)
- Amilopektin (tidak mencair)
 Banyak terdapat dalam:
- butir-butiran
- biji-bijian
- umbi-umbianì
 Dalam pati terdapat sekitar 10-20% amilosa
 Kombinasi enzim pankreas dan usus halus dapat merombak seluruh amilosa dan
amilopektin menjadi D-glukosa
 Tembolok sebagai tempat pertama pati direndam kemudian di giling di ventrikulus
Selulosa daan lignin
 Selulosa bagian rangka pada tanaman merupkan SK dalam bahan pakan
 Selulosa tidak dapat dimanafaatkan ayam sebagai sumber energi yang baik
 Selulosa hanya sebagai pengganjal kasar (bulk) yang tidak esensial dalam ransum
ayam
Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah komponen-komponen tanaman yang tidak larut dalam air yang
mendidih, tetapi larut dalam alkali yang diencerkan dan didegradasi oleh asam yang
diencerkan
Hidrolisis hemiselulosa dapat terjadi pada lingkungan asam pada:
- proventrikulus
- ventrikulus
 Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat
 Karbohidrat dipecah-pecah/dirombak kedalam bentuk yang sederhan dengan bantuan
enzim Karbohidrase
 Amilase berfungsi merombak pati menjadi gula sederhana
Oligosakaridase berfungsi merombak oligosakarida menjadi gula sederhana
 Sukrase dan maltase berfungsi merombak sukrosa dan maltosa menjadi gula
sederhana
 Metabolisme emergi dalam karbohidrat
 Metabolisme KH untuk menghasilkan energi di mulai dari masuknya GLUKOSA dari
darah ke dalam sel
 Sitosol (sitoplasma) yang ada di dalam sel adalah tempat terjadinya proses
GLIKOLISIS
 Tahapan GLIKOLISIS secarah keseluruhan dibagi menjadi dua bagian:
1. Tahap rekasi GLUKOSA sampai pembentukan Fruktosa-6-fosfat , Reaksi ini
memerlukan DUA molekul Adenosin Tri Posfat (ATP) untuk satu molekul GLUKOSA
yang dioksidasi
2. Rekasi kedua menghasilkan empat ATP dan dua NADH (Nikotinamida Adenin
Dineuklotida) untuk setiap molekul GLUKOSA yang dioksidasi, reaksi ini terjadi dari
gliseraldehida 3-fosfat sampai dengan ASAM PIRUVAT
3. Keseluruhan proses Glikolis menghasilkan DELAPAN molekul ATP (10-2)

 Siklus krebs
 Satu molekul GLUKOSA akan menghasilkan dua molekul ASAM PIRUVAT di
sitosol sel
 ASAM PIRUVAT selanjutnya masuk ke dalam MITOKONDRIA dan diubah
2menjadi ASETIL KOENZIM A (Asetil Ko-A)
 Terbentuknya ASETIL KOENZIM A dalam MITOKONDRIA bersaman dengan
berlangsungnya SIKLUS KREB
 Dua molekul ASAM PIRUVAT yang dihasilkan dari satu molekul GLUKOSA
menghasilkan 30 molekul ATP
 Total molekul ATP yang dibentuk dari satu molekul GLUKOSA = 38
Proses Pembentukan GLIKOGEN dari GLUKOSA disebut GLIKOGENESIS
Proses Pemecahan GLIKOGEN menjadi GLUKOSA disebut GLIKOGENOLISIS
LIPID SEBAGAI SUMBER ENERGI
Lipid adalah semua bahan yang dapat diekstraksi dari makanan dan jaringan dengan
pelarut organik (eter, kloroform, benzena karbon, tetraklorida dan aseton). Lidip
dikelompokkan dalam 3 klasifikasi yaitu lipid sederhana (lemak sederhana dan lilin), lipid
campuran (posfolipid dan glikolipid) serta lipid turunan yang diperoleh dengan hidrolisis
(asam lemak, gliserol dan alkohol).
Asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis ester terutama
gliserol dan kolesterol. Asam lemak dibagi menjadi asam lemak tidak jenuh yang
mengandung jumlah atom hidrogen kurang dari dua kalo atom karbon (mempunyai ikatan
rangkap) dan asam lemak jenuh yang mempunyai atom hidrogen dua kali jumlah atom
karbonnya dan tiap molekulnya mengandung dua atom oksigen (tidak ada ikatan rangkap).
Asam lemak tidak jenuh dibagi menjadi asam lemak esensial yaitu asam lemak yang harus
disediakan dalam ransum karena tidak disintesis dalam tubuh sa[erti linoleate, linolenat dan
arakidonat.
Sifat Fisika Asam Lemak :
 Berantai pendek, memiliki titik lebur rendah
 Asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur yang lebih rendah dari asam lemak jenuh
 Makin banyak ikatan rangkap, makin tinggi titik leburnya
 Umumnya larut dalam eter dan alkohol panas
Sifat Kimia Asam Lemak :
 Garam Na atau K yang dihasilkan asam lemak dapat larut dalam air, dikenal sebagai
sabun
 Asam lemak tidak jenuh dapat diubah menjadi jenuh melalui hidrogenasi dengan
katalis logam P atau Ni
 Dapat dilakukan penyabunan
Fugsi lemak bagi unggas :
 Sumber energi
 Absorbsi vitamin larut lemak
 Menambah palatabilitas
 Penyekat panas dalam jaringan subkutan dan sekeliling organ-organ tetentu
Pada proses transport lemak, lemak dibawa melalui plasma dalam bentuk protein
yaitu lipotrotein yang terbagi menjadi kilomikro, VLDL, LDL dan HDL.
Proses pencernaan lemak.
Lemak dihidrolisis di lambung dengan bantuan enzim lipase kemudian menuju ke
usus halus yang dibantu denga garam-garam empedu dari kelenjar empedu. Pada usus halus
terdapat enterograstrik yang berfungsi merangsang pancreas untuk sekresi enzim (lipase,
phospholipase dan chlosterol esterase), mengatur banyaknya lemak yang masuk ke
duodenum, menhambat sekresi getah pencernaan dan memperlambat pengadukan di
proventrikulus dan memungkinkan lemak lebih lama dalam duodenum.
Persentase absorbsi lemak dipengaruhi oleh :
 panjang rantai
 banyaknya ikatan rangkap dalam asam lemak
 ada tidaknya ikatan eter
 umur ayam
 perbandingan asam lemak jenuh dan tak jenuh
 mikroflofa usus
 komposisi ransum
 banyaknya tipe trigliserida
Ketengikan lemak
a. ketengikan oksidatif
b. ketengikan hidrolisis
Sebagian gliserol diubah dalam tubuh ayam menjadi fruktosa kemudian glukosa atau
asam piruvat. Hanya gliserol bagian dari trigleserida yang dapat dirubah menjadi glukosa.
Asam-asam lemak mengandung lebih banyak energi daripada trigleserida.

PROTEIN UNTUK TERNAK UNGGAS


 Definisi protein : Protein adalah senyawa organik yang mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan fosfor
 Berdasarkan bentuk : berdasarkan bentuknya protein dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Bulat (Globular)
2. Serat (fibrour)
3. Gabungan (cojugated)
 Berdasarkan kompleksitas struktur protein dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Protein sederhana
2. Protein asal
3. Protein gabungan
 Fungsi protein : sebagai kerangka/struktur dan sebagai komponen
 Pencernaan protein pada unggas : pertama dimulai diparuh dan berkahir dikloaka –
tembolok sebagai tempat penyimpanan sementara pakan – proventikulus (pencernaan
hidrolisis dan enzimatik) pakan dalam proventikulus akan dicampur dengan getah
lambung
 Absorpsi protein : absorpsi protein dimulai dengan kejadian pembesaran usus akibat
kehadiran kimus, asam amino yang diabsorpsi masuk ke pembuluh darah (Vena
portal). Vena portal membawa asam-asam amino ke hati kemudian disentesa di hati
menjadi protein dan menuju sel-sel yang membutuhkannya
 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk unggas :
1. Suhu lingkungan
2. Umur
3. Spesies/bangsa/strain
4. Kandungan asam amino
5. Kecernaan
 Kandunga protein per hari :
1. Protein untuk pertumbuhan jaringan
Pertumbuhan jaringan = PBB (g) x protein karkas (%)
Efisiensi penggunaan protein (%)
2. Untuk hidup pokok
Hidup pokok : BB (g) x PEH
EPP
3. Pertumbuhan bulu
Pertumbuhan bulu = PBB x serat bulu x protein bulu
EPP

MINERAL UNTUK TERNAK UNGGAS


 DEFENISI MINERAL
Padatan senyawa kimia homogen, non organik yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal)
dan terbentuk secara alami (dalam bidang geolofi).
 MINERAL
Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup dibutuhkan oleh ternak baik
untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi.
 PENGELOMPOKAN MINERAL
1. Mineral makro
Dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti, Ca, P, K, Na, CL, Mg dan S
2. Mineral mikro
Dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, apabila berlebihan dapat bersifat racun seperti
Zn, Co, Cu, I, FE, Mn, Mo, Se, Cd, Sr, F, Ni, Cr, Si, V, Al, Ag, Li, Ba.
 FUNGSI MINERAL
1. Sebagai bagian kerangka tulang, gigi, dan Hb
2. Memelihara kondisi ionik dalam tubuh
3. Memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh
4. Mempertahankan tekanan osmotik seluler
5. Mempertahankan keagamaan gatah pencernaan
6. Sebagai aktifator dari sistem enzim
7. Sebagai komponen suatu enzim
 KLASIFIKASI MINERAL BERDASARKAN FUNGSINYA DI DALAM TUBUH
1. Struktur element (elemen pembangun tubuh) Ca, P, Mg
2. Homeostatic element (mempertahankan keseimbangan sistem dalam tubuh) Na, K, Cl
3. Trace minerals jumlah kecil (sebagai pengaktif enzim)
 MINERAL MAKRO ESENSIAL
1. KALSIUM
 Pembentukan tulang (anak ayam)
 Cangkang telur (ayam dewasa)
 Pembekuan darah
 Menjaga denyut jantung normal (bersama Na dan K)
 Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
GEJALA DEFESIENSI
 Pertumbuhan ayam terlambat
 Konsumsi ransum menurun
 Kecepatan metabolisme basal tinggi
 Aktifitas dan kepekaan menurun
2. FOFFOR
 Pembentukan tulang
 Metabolisme energi
 Metabolisme jaringan saraf
 Bagian koenzim
 Bagian ADP dan ATP
GEJALA DEFESIENSI
 Nafsu makan menurun
 Ricketsia
 Pertumbuhan lambat
 Bulu kasar
3. NATRIUM
 Kation utama cairan ekstraseluler
 Konstraksi urat daging
 Sumber utamanya garam dapur
GEJALA DEFESIENSI
 Pertumbuhan lambat
 Tulang menjadi lunak
 Nafsu makan menuru
4. KALIUM
 Terdapat didalam sel sel tubuh
 Diperlukan dalam metabolisme normal tubuh
 Dibutuhkan dalam aktifasi jantung yang normal
GEJALA DEFESIENSI
 Kelemahan otot
 Menurun nafsu makan
 Pertumbuhan bulu kasar
5. MAGNESIUM
 Terdapat pada semua sel
 Mineral yang terikat dalam bagian poriferin dari klorofil
 Banyak terdapat pada bahan pakan asal tanaman (terutama butiran)
GEJALA DEFESIENSI
 Pertumbuhan terlambat
 Penurunan produksi telur
 Ukuran telur mengecil
 Nafsu makan berkurang
 MINERAL MAKRO ESENSIAL
1. ZINC
 Aktivator enzim
 Zat dapat diikat metalotionin hati bila tingkat konsumsi meningkatkan
 Banyak terdapat dalam tulang dan pankreas unggas
GEJALA DEFESIENSI
 Nafsu makan menurun
 Daya tetap rendah
 Pernafasan cepat
 Pertumbuhan bulu kasar dan terlambat
2. BESI
 Bagian dari hemoglobin (2/3)
 Sebagai alat transpor oksigen
 Disimpan dalam sumsun tulang
GEJALA DEFESIENSI
 Anemia
 Defekmentasi pada buku bulu merah dan hitam pada ayam New hampshire
 Diare
 Penurunan nafsu makan
3. MANGAN
 Sebelum diekskresikan, mengalami beberapa kali sirkulasi dalam tubuh
 Terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam mitokondria
 Ambsorpsi meningkatkan apabila defisiensi besi demikian juga sebaliknya
GEJALA DEFESIENSI
 Kelumpuhan
 Kekuatan kulit telur berkurang
 Ketidaknormalan kerangka
4. TEMBAGA
 Sebagai koenzim
 Figmentasi bulu
GEJALA DEFESIENSI
 Diare
 Bulu memucat
5. SELENIUM
 Awalnya menjadi perhatian karena bersifat toksik
 Dapat mencegah terjadinya nekrosis pada hati
6. Yodium
 Kurang larut dalam air
 Kelebihan absorpsi
GEJALA DEFESIENSI
 Menurunkan daya tetas
 Memperpanjang daya tetas
VITAMIN UNTUK UNGGAS
 Pengertian : Vitamin merupakan sejumlah persenyawan organik yang secara umum
tidak ada hubungan atau kesamaan kimiawi satu sama lain. komponen dari bahan
pakan dalam jumlah yang sangat sedkit tetapi bukan karbohidrat, lemak, protein dan
air. Vitamin berperang sebagai koenzim atau katalisator
 Sifat dari vitamin
 Tidak semua bahan pakan yang mengandung semua vitamin dalam jumlah
yang optimal untuk ayam
 Umumnya vitamin berasal dari tanaman
 Beberapa vitamin dapat disintesa oleh mikroorganisme:
-Vitamin larut dalam air
- Provitamin A (β-karoten)
- Menaquinon (K2)
- Cyanocobalamin (B12 )
 Klasifikasi vitamin
 Vitamin yang larut dalam air (B1,B2,B5,B6,B12,dan c)
 Vitamin yang larut dalam air yang dibutuhkan ayam : B1,B2,B6,B12
- Asam nikotinat
- Asam pantotenat
- Asam folat
- Biotin
- Kolin
 Vitamin yang larut dalam air : A, D E dan K

 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan vitamin

 Temperatur lingkungan
 Kandungan energi ransum
 Tingkat konsumsi ransum

1. Vitamin larut dalam air


Biasanya berhubungan dengan cairan tubuh
 Berfungsi sebagai enzim dalam reaksi metabolis tertentu
 Tidak mempunyai provitamin
 Terdapat disemua jaringan
 Berfungsi sebagai prekusor enzim
 Tidak disimpang khusus dalam tubuh
 Relatif stabil, kecuali dalam suhu yang tinggi
 Tidak toksik
 Semuanya dapat disintesa tumbuh-tumbuhan, kecuali B12 (kobalamin)
a. Vitamin B1 (tiamin)
 Stabil pada kondisi pH sedikit asam
 Rusak dalam pH alkalis
 Rusak dalam luran mineral
 Rusak oleh panas
 Larut dalam alkohol 70%
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
 Relatif lebih tahan terhadap panas
 Merupakan pigmen yang berwarna dan berkonyugasi
 Kurang larut dalam etanol
 Rusak oleh larutan alkali
 Stabil dalam asam mineral (gelap)
 Menghasilkan fluoresence hijau yang kuat kalau disinari cahaya biru atau ultraviolet
 Dapat disintesis oleh mikroorganisme usus dalam jumlah cukup

 Tanda-tanda defesiensi ribovplavin


 Kelumpuhan jari kaki dan membengkok ke dalam (curled-toe paralysis)
 Telur tidak dapat menetas (jika berasal dari induk yang defisiensi)
 Produksi telur menurun ( setelah 2 Minggu)
 Kematian embrio meningkat
 Hati kasar dan lebih besar serta berlemak

 Pengobatan defesiensi
 Jika ransum tidak selamanya defisiensi, maka anak ayam dapat sembuh
dengan sendirinya
 Ayam yang telah menderita curled-toe paralysis sulit untuk diobati
 sumber riboflavin
 Ragi
 Produk-produk susu
 Hati
 Ikan
 Hijauan
 Bakteri autotrof
c. Vitamin B5 (Asam pantotenat)
 Merupakan bagian dari koenzim A (berperan dalam transfer asetil)
 Mudah diabsorpsi usus
 Larut dalam eter
 Tidak larut dalam benzena dan kloroform
 Cukup dalam bahan makanan yang disimpang lama
 Kebutuhan
 Sangat dibutuhkan bagi anak ayam dam pembibitan
 Untuk produksi telur cukup rendah (tapi perlu penmbahan kalsium
pantotenat)
 Memeliki hubungan dengan vitamin B12
 Dapat mencegah mortalitas pada ayam yang sangat muda (early chick
mortalitas)
 Defesiensi
 Pertumbuhan bulu terhambat dan kasar
 Ventrikulus dan usus membengkak (borok)
 Pembengkakan pada kelopak mata
 Daya tetes telur berkurang
 Terjadi nekrosis pada bursa fbricus dan timus
 Hati membesar dengan berbagai macam warna serta kuning kotor.
 Pengobatan defesiensi
 Dapat disembuhkan dengan penyuntikan vitamin pantotenat
 Penambahan vitamin pantotenat dalam ramsum
d. Vitamin B6 (piridoksin)
 Stabil terhadap panas asam dan alkalis
 Larut dalam aseton etanol
 Dapat disentesis oleh mikroorganisme usus
 Piridoksin setelah diserap diubah menjadi pridoksal dan piridoksamin
 Sumber
 Daging
 Hati
 Tanaman berdaun hijau
 Defesiensi : kelambatan pertumbuhan, terjadi anemia
 Gejala pada anak ayam : penurunan nafsu makan, pertumbuhan lambat
 Gejala pada anak dewasa : produksi telur menurun, kehilangan berat badan
e. Vitamin B12 (kobalamin)
 Fungsi : sebagai sintetis protein
 Kebutuhan : tergantung pada tingkat kolin, metionin dan asam folat dalam ransum
 Defisiensi : pertumbuhan yang lambat
f. Biotin (vitamin yang mengandung sulfur)
 Fungsi : terlibat dalam berbagai reaksi dalam fiksasi CO2
2. Vitamin yang larut dalam lemak
a. Vitamin A
 Kebutuhan vitamin A : adanya perbedaan genetik dalam kebutuhan
 Faktor yang mempengaruhi absorpsi vitamin : kerusakan dinding usus oleh
parasit usus
 Gejala defesiensi pada ayam dewasa : pertumbuhan lambat, mengantuk,
lemah, kurus
 Gejala hipervitamin A : kehilangan berat, konsumsi menurun
b. Vitamin D
Tidak dibutuhkan untuk menyimpan kalsium akan tetapi peran utamanya
adalah meliputi absorpsi kalsium
 Absorpsi dan transportasi dari vitamin D3 : proses absorpsinya dibantu
oleh lemak dan empedu
 Kebutuhan vitamin D untuk unggas : bergantung pada sumber fosfor
yang ada dalam ransum
 Gejala defesiensi vitamin D3 pada ayam dewasa : kulit telur tipis dan
lembek yang diikuti produksi telur dan daya tetas yang rendah
 Geisha defesiensi vitamin D3 pada anak ayam : pertumbuhan lambat
 Hypervitaminose : kerusakan pada ginjal
c. Vitamin E (tocopheul)
Untuk daya prestasi reproduksi pada ayam petelur
 Beberapa metabolisme pada vitamin E : sebagai antioksidan biologi,
sintesa asam askorbat
d. Vitamin K
 Fungsi metabolisme vitamin K : untuk produksi Sistem enzim yang
mempunyai buangan sintetis prothrombin
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan vitamin K untuk ayam :
sintetis oleh mikroba dalam saluran pencernaan
 Gejala defisiensi Vitamin K : gejala timbul kira-kira 2-3 Minggu
setelah mendapat ransum yang defesiensi vitamin K.

Anda mungkin juga menyukai