Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hari Pratama Sura

Nim : 170405022

Tenologi Pulp dan Kertas


1. Jelaskan alasan utama anda harus mempelajari Teknologi Pulp dan Kertas
Jawaban:

Kebutuhan manusia akan kertas semakin hari semakin meningkat khususnya


dikalangan pelajar, meskipun saat ini pengunaan kertas perlahan digantikan dengan
penggunaan media digital, masih banyak hal di dunia ini yang masih membutuhkan
kertas dan posisinya tidak dapat digantikan dengan peran barang elektronik, misalnya
kemasan produk, sedotan dari kertas/eco-green products.

Karena melihat kebutuhan akan kertas tersebut saya mempelajari Teknologi Pulp
dan Kertas dimana saya dapat menguasai dasar dasar teknologi pulp dan kertas seperti
sejarah pulp dan kertas, perkembangan teknologi pulp dan kertas, macam-macam
proses pembuatan pulp, bagaimana pemilihan karakteristik pulp untuk dijadikan
kertas berdasarkan kegunaannya. Sehingga setelah mempelajari Teknologi Pulp dan
Kertas saya dapat membuat pulp dan kertas serta dapat melihat karakteristiknya dan
mengetahui kegunaan kertas tersebut berdasarkan karakteristiknya.

2. Jelaskan macam-macam cara pembuatan pulp


Jawaban:
a) Secara Mekanis
Pada proses ini pulp dibuat secara mekanik, tanpa menggunakan bahan kimia dalam
memisahkan serat dari kayu dengan jenis lunak. Proses ini memerlukan biaya operasi
yang murah karena prosesnya yang sederhana, namun kualitas pulp yang dihasikan
kurang baik karena masih banyak bahan non-selulosa. Adapun pembagian proses
mekanis ialah:
 Proses Kayu Asah Batu (Stone Ground Wood, SGW)
Proses ini ditemukan oleh Keller pada tahun 1843 dan merupakan proses tertua
pembuatan pulp. Kayu yang digunakan adalah kayu lunak dengan bentuk bulat
dan panjang 60-120 cm. Proses pembuatan dengan cara menekan sisi panjang
yang sejajar dengan permukaan batu asah berputar, serta air yang disemprotkan
pada bagian pengasah. Gesekan ini menghasilkan suhu sebesar 150-190°C, dan
serat yang robek akan diangkat ke rongga pengasah.
 Proses Kayu Asah Bertekanan (Pressure Ground Wood, PGW)
Merupakan proses yang lebih baru dibanding SGW karena adanya pengembangan
pada ruang asah yang lebih tahan tekanan dan suhu. Dalam upaya
mempertahankan kemapuan pengasahan, ditambahkan bahan kimia untuk kayu
keras yaitu NaOH 5% atau NaOH 5% + H 2O2 2,5 % ke dalam pengasah
bertekanan. Proses ini lebih dikenal kay asah kimia-bertekanan (CPGW).
 Proses Pulp Mekanik Digiling (Refiner Mechanical Pulp, RMP)
Proses ini merupakan penggiling cakram suhu rendah dan tekanan atmosfir.
Proses dasar dari penggilingan ada dua, yaitu pelepasan kayu menjadi serat-serat
tunggal dan berkas serat, serta fibrilasi yang meliputi penggubahan serat-serat
menjadi unsur-unsur fibriler. Pada dasarnya proses penggilingan terdiri dari satu
sampai empat tahap. Ada 3 tipe cakram utama, yaitu: Tipe I memiliki satu cakram
tak bergerak dan satu cakram tunggal, Tipe II terdiri dari dua cakram berputar
berlawanan arah (penggiling cakram rangkap), dan Tipe III adalah gabungan dari
dua penggiling cakram tunggal (penggiling cakram kembar).
 Proses Pulp Termokimia (Thermomechanical Pulp, TMP)
Proses ini termasuk dalam proses yang paling penting dalam industri. Proses
dasar meliputi impregnasi dan langkah pemanasan pendahuluan terhadap serpihan
kayu yang dicuci dengan uap jenuh dibawah tekanan atmosfir. Kemudian
serpihan tadi dimasukkan ke dalam penggiling cakram untuk pelepasan serat pada
suhu dan tekanan tetap seperti pemanasan. Penggilingan kedua dilakukan dengan
cara atmosfirik. Proses ini memerlukan energi yang jauh lebih besar dibanding
dengan ketiga proses sebelumnya, dengan urutan TMP>RMP>PGW>SGW.
b) Pulp Semikimia
Proses ini merupakan gabungan antara mekanis dengan kimiawi dimana sejumlah
bahan kimia tertentu dimasukkan ke dalam proses dengan pengurangan jumlah dari
proses kimia. Bahan baku mengalami pemisahan ligni-selulosa dengan bantuan bahan
kimia dan dilanjutkan dengan pemisahan serat secara mekanik sempurna. Yield yang
dihasilkan lebih rendah daripada proses mekanik. Adapun jenis pulp semikimia ialah:
 Proses Kimia-Termomekanik (Chemical Thermomechanical Pulp, CTMP)
Proses ini merupakan dasar dari proses semikimia, dimana perlakuan awal kayu
diberikan bahan kimia sulfit dan bisulfit untuk kayu lunak, dan NaOH untuk kayu
keras. Setelah perlakuan awal terjadi sulfonasi lignin, serat-serat lebih hidrofilik
dan mampu membengkak, namun memiliki rendemen yang lebih rendah
dibanding TMP.
 Proses Semikimia Sulfit Netral (Neutral Sulfite Semichemical, NSSC)
Proses ini merupakan bagian dari proses semikimia, dimana pada proses ini
diawali dengan penggilingan secara mekanis dan dilanjutkan dengan perlakuan
kimia. Proses ini dapat diaplikasikan pada kayu keras dengan rendemen 65-92%.
Proses utama meliputi: impregnasi dengan lindi natrium sulfit, pemasakan dengan
suhu 160-190°C, dan pelepasan serat dengan penggilingan cakram. Kelebihan
proses ini adalah: persyaratan kayu yang rendah, rendemen tinggi, pemakaian
bahan kimia rendah, investasi rendah.
 Proses Soda Dingin
Perlakuan pada proses ini meliputi perlakuan serpih dengan larutan NaOH, suhu
20-30°C, defibrasi penggilingan akhir. Proses ini digunakan pada bahan utama
jenis kayu dan bukan kayu. Langkah paling penting dalam proses soda dingin
adalah impregnasi dengan lindi alkalis hingga terjadi penetrasi cepat dan
menyeluruh pada permukaan serpihan. Impregnasi dilakukan dengan pencelupan
sederhana atau perendaman dengan air panas. Keuntungan dari proses ini adalah:
modal instalasi sedikit, biaya bahan kimia dan pemrosesan lebih rendah daripada
proses asah batu karena energi yang digunakan lebih rendah, serta lindi pemasak
dapat didaur ulang sampai 20 kali dalam beberapa proses yang dimodifikasi.
Kurangnya derajat putih (40-50%) pada pulp membuat proses ini hanya dapat
diaplikasikan pada jenis pulp tertentu dengan kualitas kasar yang memiliki sifat
mendekati proses NSSC.
c) Proses Kimia
Merupakan proses paling baru dalam sejarah proses pembuatan pulp, karena pada
proses ini sepenuhnya memanfaatkan bahan kimia berupa soda kaustik dan sulfit,
dimana tujuan dari proses ini adalah menurunkan kadar lignin dan menghasilkan
produk berupa serat selulosa yang dilanjutkan sebagai bahan setengah jadi.
Penggunaan bahan kimia yang mengurangi energi dalam proses pembuatan pulp
menjadi pertimbangan dalam pemilihan proses. Adapun jenis pada proses ini ialah:
 Proses Soda
Proses ini merupakan jenis proses kimia yang paling dasar dalam pembuatan
pulp. Penggunaan bahan kimia berupa soda alkalis (NaOH) yang dicampurkan
dengan bahan baku berupa kayu serpihan dengan perbandingan tetap, biasanya
wbahan:wpemasak = 1:3,95 (atau 1:4) dan dilangsungkan dalam digester. Proses ini
biasanya berupa batch dan berlangsung selama 4 jam. Hasil proses ini berupa
brown stock dan lindi hitam yang mana lindi ini aka didaur ulang ke proses
pemasakan.
 Proses Sulfat atau Kraft
Ditemukan pertama oleh Dahl dari Jerman pada 1879 yang merupakan turunan
proses sodadan memiliki kelebihan yaitu sesuai dengan semua jenis kayu, waktu
pemasakan pendek, pengolahan limbah cair pemasak yang mantap, menghasilkan
produk samping yang berharga pada bahan tertentu, serta sifat pulp yang sangat
baik. Memiliki kekurangan berupa masalah bau, rendemen lebih rendah daripada
sulfit, warna gelap untuk pulp yang tidak dikelantang, dan investasi mahal.
 Proses Sulfit
Proses pemasakan pulp secara batch dengan lindi yang dipanaskan oleh injeksi
uap. Memiliki kelebihan berupa rendemen yang lebih tinggi sehingga kebutuhan
kayu lebih rendah, derajat putih lebih tinggi tanpa bleaching, keluwesan lebih
tinggi dari pengelatangan, biaya instalasi rendah. Faktor yang memengaruhi ialah
jenis kayu, kondisi impregnasi (dipengaruhi oleh tekanan, jenis kayu, konstentrasi
bahan dan sebagainya), komposisi lindi pemasak (harga pH, konsentrasi dan
jumlah SO2), dan parameter bejana pemasak (suhu, waktu, tekanan).
3. Apa yang anda ketahui tentang pembuatan pulp Non-konvensional, kenapa disebut
demikian apa alasannya. Berikan penjelasan beserta 3 contoh pembuatan pulp Non-
konvensional
Jawaban:
Pembuatan pulp non-kovensial atau bisa disebut dengan Proses organosolv
adalah proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia organik seperti
metanol, etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses organosolv memberikan
beberapa keuntungan, antara lain yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi, daur
ulang lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah, tidak menggunakan unsur sulfur
sehingga lebih aman terhadap lingkungan, karena menghasilkan limbah yang bersifat
ramah lingkungan.

Tiga contoh pembuatan pulp secara non-komersial adalah dengan menggunakan


Etanol, Metanol dan Asam Asetat.

1) Etanol
Penggunaan larutan etanol telah dipatenkan sebagai metode pembuatan pulp
berbahan baku kayu, yaitu dengan menggunakan larutan pemasak etanol dan Natrium
Hidroksida (NaOH). Penambahan etanol ke dalam larutan soda memperbaiki
selektivitas reaksi kepada lignin. Sedangkan keberadaan Natrium Hidroksida
meningkatkan kemampuan etanol untuk mendelignifikasi pulp. Penggunaan etanol
memungkinkan waktu pemasakan yang lebih singkat. Kekuatan pulp yang dihasilkan
sedikit lebih rendah dari pulp kraft, tetapi brightness yang dihasilkan lebih tinggi dari
pulp kraft. Etanol yang digunakan dalam larutan pemasak dapat diregenerasi dengan
cara flashing dan distilasi. Dengan cara tersebut, kehilangan etanol selama proses
dapat diabaikan. Pulp yang dimasak dengan alkohol membutuhkan waktu dan energi
yang lebih sedikit pada saat proses beating. Penambahan reagen anorganik (seperti
NaOH) pada larutan etanol dalam proses pemasakan pulp berbahan baku ampas tebu
menurunkan tekanan digester dan menghasilkan pulp dengan sifat-sifat mekanis yang
lebih baik. Pulp yang dihasilkan dari proses ini lebih mudah untuk di-bleaching

2) Metanol
Proses Organosolv diperoleh bahwa semakin lama waktu pemasakan maka kadar
pulp yang diperoleh semakin meningkat, namun jika waktu terlalu lama akan
menghasilkan penurunan persen pulp. Semakin lama waktu pemasakan maka alpha
sellulosa yang dihasilkan akan semakin tinggi, dan akan mencapai titik maksimal pada
waktu pemasakan 2,5 jam. Semakin bertambahnya konsentrasi metanol juga sangat
berpengaruh terhadap terurainya alpha sellulosa. Tetapi apabila terlalu banyak
metanol akan menyebabkan rusaknya sellulosa dan larut dalam pemasakan. Sehingga
menyebabkan penurunan alpha sellulosa yang dihasilkan. Kadar metanol terbaik pada
40 %, dengan kondisi waktu pemasakan 2,5 jam pada suhu 50 0C, akan diperoleh
kadar pulp tertinggi sebesar 52,78 %.
3) Asam Asetat
Pembuatan pulp dan kertas dari alang-alang menggunakan metode organoslv asam
asetat diawali dengan bahan baku alang-alang dipotong-potong sekitar 1 cm sebanyak
10 gram. kemudian alang-alang dikeringkan dan dimasak dengan menggunakan
larutan pemasak asam asetat dengan perbandingan 10:1 sebanyak 100 mL untuk 10
gram dengan variasi konsentrasi serta suhu yang berbeda. Pulp dari alang-alang
kemudian dimasak dengan waktu yang berbeda dan terhadap hasil hidrolisis kemudian
dilakukan uji KAS untuk menentukan kadar alfa selulosa dan uji bilangan Kappa.
Pulp yang telah dimasak kemudian diuji karakteristiknya dan dibandingkan dengan
pulp komersial yang biasa dipakai oleh pabrik kertas pada umumnya. Produk yang
dihasilkan berupa pulp alang-alang yang dipisahkan terlebih dahulu dari larutan
pemasaknya, lalu dimasukkan ke dalam oven sampai kering.

4. Menurut pendapat anda apa syarat-syarat pemilihan bahan baku yang baik untuk
pembuatan pulp
Jawaban:

Menurut pendapat saya syarat pemilihan bahan baku yang baik dalam pembuatan
pulp ialah melihat dari kegunaan kertas yang akan dibuat sehingga dapat mengetahui
hal apa saja yang perlu diperhatikan saat proses pembuatannya, contonya kertas untuk
pembungkus semen harus memiliki kekuatan yang tinggi tetapi warna dari kertas tidak
begitu di pentingkan sehingga memerlukan bahan baku yang memiliki kandungan
selulosa yang tinggi dan panjang karena rantai selulosa yang pendek akan
menghasilkan pulp yang encer yang nantinya sehingga menghasilkan tingkat
kekuatan kertas yang kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai