Anda di halaman 1dari 27

Case-Based Discussion

Hepatitis A Virus

Oleh :
I Nyoman Putra Hartawan
112019021

Pembimbing :
dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD-KGEH, FINASIM

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Umum Daerah Koja
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 10 Februari – 18 April 2020

1
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebun Jeruk – Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA

Nama Mahasiswa : I Nyoman Putra Hartawan


NIM :112019021
Dr. Pembimbing : dr. Suzanna Ndraha .SpPD KGEH

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SZ Jenis kelamin : perempuan


Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 24/02/1971 Suku bangsa : sunda
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Cibadak I no.03 RT003, RW004
Masuk : 07/02/2020 jam : 19.00 Wib

ANAMNESIS
Diambil dari: Auto Tanggal: 12/02/2020 Jam: 16.30 Wib

Keluhan utama :
Mata kuning 3 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit os megatakan bahwa badannya selalu merasa
tidak enak, seperti masuk angin , terdapat rasa nyeri dibagian sendi, tidak ada tanda
peradangan pada seluruh tubuhnya , os merasakan tubuhnya letih dan lemas serta nafsu
makan menurun. Rasa nyeri tidak terlalu mengganggu aktifitas tetapi lebih baik jika os

2
istirahat. Os juga mengaku bahwa badannya terasa demam yang hilang timbul selama 2
minggu tersebut, demam tersebut tidak terus menerus, demam dirasakan cukup tinggi
tetapi os tidak mengukur suhu tubuhnya, demam tidak disertai dengan menggigil. Os juga
mengaku bahwa pada saat buang air kecil berwarna seperti teh pekat 1 minggu SMRS,
tidak ada darah, buang air besar dalam batas normal ,diare (-) warna kekuningan
konsistensi padat, tidak terdapat lendir ataupun darah, batuk (-) pilek (-). 4 hari sebelum
masuk rumah sakit os merasakan sakit dibagian perutnya terutama pada daerah ulu hati ,
nyeri terasa hilang timbul dan tidak tentu timbulnya , nyeri tidak menjalar ke organ lain,
nyeri tidak dipengaruhi oleh posisi tubuh os, mual (+) tetapi tidak cukup sering, os juga
mengeluh muntah sebanyak 3 kali sebelum masuk rumah sakit, warna kekuningan tidak
terlalu banyak ,muntah tidak disertai darah (-). 3 hari sebelum masuk rumah sakit mata os
menjadi berwarna kekuningan, sebelumnya os tidak ada riwayat penyakit pada matanya,
warna kekuningan diikuti dengan warna tubuh os. Pasien tidak memiliki riwayat minum
alcohol dan terkena banjir ataupun membersihkan selokan dan tempat tempat sampah. Os
tidak pernah melakukan transfusi darah, ataupunmenggunakan obat obatan suntik
terlarang seperti narkoba.

Penyakit Dahulu
( -) Cacar ( -) Malaria ( -) Batu ginjal / Sal. kemih
( -) Cacar air (- ) Disentri ( -) Burut (Hemia)
( -) Difteri ( -) Hepatitis (- ) Penyakit prostat
( -) Batuk rejan ( -) Tifus abdominalis (- ) Wasir
( -) Campak (- ) Skrofula ( +) Diabetes
( -) Influenza ( -) Sifilis ( -) Alergi
(- ) Tonsilitis ( -) Gonore (+ ) Tumor
(- ) Khorea ( -) Hipertensi ( -) Penyakit pembuluh
( -) Demam Rematik Akut ( -) Ulkus ventrikuli ( -) Pendarahan otak
(- ) Pneumonia ( -) Ulkus duodeni ( -) Psikosis
( -) Pleuritis (-) Gastritis ( -) Neurosis
(- ) Tuberkulosis ( -) Batu empedu
lain-lain : ( +) Operasi benjolan payudara kiri ( -) Kecelakaan

3
Riwayat Keluarga
Hubungan Umur (Tahun) Jenis Keadaan Penyebab
Kelamin Kesehatan Meninggal

Kakek 82 Laki-laki Meninggal Sakit


Nenek 79 perempuan Meninggal Sakit
Ayah 55 Laki-laki Sehat -
Ibu 49 Perempuan Sakit -
Saudara
Anak-anak 20 Perempuan Sehat -

Adakah kerabat yang menderita

Penyakit Ya Tidak Hubungan

Alergi v
Asma v
Tuberkulosis v
Artritis v
Rematisme v
Hipertensi v kakak
Jantung v
Ginjal v
Lambung v

ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(- ) Bisul (- ) Rambut (- ) Keringat malam (- ) Lain-lain
( -) Kuku ( +) Kuning / Ikterus (- ) Sianosis

Kepala
(- ) Trauma ( -) Sakit kepala
( -) Sinkop (- ) Nyeri pada sinus
Mata

4
(- ) Nyeri ( -) Radang
(- ) Sekret ( -) Gangguan penglihatan
(+ ) Kuning / Ikterus (- ) Ketajaman penglihatan
Telinga
(- ) Nyeri ( -) Gangguan pendengaran
(- ) Sekret ( -) Ketajaman penglihatan
( -) Tinitus
Hidung
( -) Trauma ( -) Gejala penyumbatan
(- ) Nyeri ( -) Gangguan penciuman
( -) Sekret ( -) Pilek
( -) Epistaksis
Mulut
(- ) Bibir ( -) Lidah
(- ) Gusi ( -) Gangguan pengecap
( -) Selaput (- ) Stomatitis
Tenggorokan
( -) Nyeri tenggorokan (- ) Perubahan suara
Leher
(- ) Benjolan (- ) Nyeri leher

Dada ( Jantung / Paru – paru )


(- ) Nyeri dada ( -) Sesak napas
( -) Berdebar (- ) Batuk darah
(- ) Ortopnoe ( -) Batuk

Abdomen ( Lambung Usus )


( -) Rasa Kembung ( -) Wasir
( +) Mual (- ) Mencret
( +) Muntah ( -) Tinja darah

5
(- ) Muntah darah ( -) Tinja berwarna dempul
( -) Sukar menelan, kolik (- ) Tinja berwarna ter
( -) Perut membesar ( -) Benjolan

Saluran Kemih / Alat Kelamin


(- ) Disuria (- ) Kencing nanah
(- ) Stranguri (- ) Kolik
( -) Poliuria ( -) Oliguria
( -) Polakisuria ( -) Anuria
( -) Hematuria ( -) Retensi urin
(- ) Kencing batu ( -) Kencing menetes
(- ) Ngompol ( -) Penyakit prostat

Haid
( -) Haid terakhir ( -) Jumlah dan lamanya ( -) Menarche
( +) Teratur (- ) Nyeri (- ) Gejala klimakterum
(- ) Gangguan haid ( -) Pasca menopause

Saraf dan Otot


(- ) Anestesi (- ) Sukar mengingat
( -) Parestesi ( -) Ataksia
( -) Otot lemah ( -) Hipo / Hiperesthesi
(- ) Kejang ( -) Pingsan
( -) Afasia ( -) Kedutan (tick)
( -) Amnesia ( -) Vertigo
( -) lain – lain ( -) Disartri (gangguan bicara)

Ekstremitas
( -) Bengkak ( -) Deformitas
( -) Nyeri (- ) Sianosis

6
Berat Badan :
Berat badan rata – rata (kg) : 62 kg
Berat tertinggi kapan (kg) : 62 kg

Berat badan sekarang : belum melakukan penimbangan ulang

(bila pasien tidak tahu dengan pasti)


Tetap ()
Turun (+)
Naik ()

RIWAYAT HIDUP

Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : ( ) Di rumah (+ ) Rumah bersalin ( ) R.S Bersalin
Ditolong oleh : ( ) Dokter ( +) Bidan ( ) Dukun ( ) lain – lain

Riwayat Imunisasi
( -) Hepatitis ( +) BCG ( +) Campak ( -) DPT (+ ) Polio ( -) Tetanus

Riwayat Makanan
Frekuensi / hari : 3 kali
Jumlah / hari : sedikit
Variasi / hari : sayur, daging
Nafsu makan : kurang

Pendidikan
(- ) SD ( -) SMP ( +) SMA (- ) Sekolah kejuruan
(- ) Akademi (- ) Universitas (- ) Kursus ( -) Tidak sekolah

7
Kesulitan
Keuangan :-
Pekerjaan : ada
Keluarga :-
Lain – lain :-

A. PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 62 kg
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Suhu : 370 C
Pernafasaan (frekuensi dan tipe) : 20
Keadaan gizi : baik
Kesadaran : Compos Mentis
Sianosis :-
Udema umum :-
Habitus :-
Cara berjalan : normal
Mobilitas ( aktif / pasif ) : aktif
Umur menurut taksiran pemeriksa : sesuai umur

Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : dalam batas normal (wajar)
Alam perasaan : dalam batas normal (biasa)

8
Proses pikir : dalam batas normal (wajar)

Kulit
Warna : sawo matang Effloresensi : tidak ada
Jaringan parut : ada Pigmentasi : tidak ada
Pertumbuhan rambut : normal Lembab / kering: lembab
Suhu Raba : hangat Pembuluh darah: -
Keringat : Umum ( -) Turgor : baik
Ikterus : (+ )
Lapisan lemak : merata Oedem : tidak ada
Lain-lain :

Kelenjar Getah Bening


Submandibula : tidak teraba membesar Leher : tidak teraba membesar
Supraklavikula : tidak teraba membesar Ketiak : tidak teraba membesar
Lipat paha : tidak teraba membesar

Kepala
Ekspresi wajah : tenang
Simetri muka : simetris
Rambut : hitam , merata
Pembuluh darah temporal : teraba pulsasi

Mata
Exophthalamus : tidak ada Enopthalamus : tidak ada
Kelopak : tidak bengkak Lensa : jernih
Konjungtiva : tidak anemis Visus : normal

9
Sklera : ikterus Gerakan mata : aktif
Lapangan penglihatan: normal Tekanan bola mata: normal
Deviatio konjugate : tidak ada Nistagmus : tidak ada

Telinga
Tuli : tidak ada Selaput pendengaran : intact
Lubang : lapang Penyumbatan : tidak ada
Serumen : tidak ada Pendarahan : tidak ada
Cairan : tidak ada

Mulut
Bibir : normal Tonsil : T1-T1 tenang
Langit-langit : normal Bau pernapasan : tidak ada
Gigi geligi : utuh Trismus : tidak ada
Faring : tidak hiperemis Selaput lendir : normal
Lidah : kotor

Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : 5-2 cm H2O
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Kelenjar limfe : tidak teraba membesar
Deviasi trakea : tidak ada
Dada
Bentuk : simetris
Pembuluh darah : spider nevi (-)
Buah dada : riwayat oprasi benjolan

Paru-paru
Depan Belakang

Inspeksi Kanan : simetris statis dan Kanan : simetri statis dan

10
dinamis. dinamis.
Kiri : simetri statis dan Kiri : simetris statis dan
dinamis dinamis
Palpasi Tidak ada bejolan , fremitus Tidak ada bejolan , fremitus
taktil simetris , nyeri tekan taktil simetris , nyeri tekan
(-) (-)
Perkusi Sonor diseluruh lapang Sonor diseluruh lapang
paru. paru.
Auskultasi Suara nafas vesikular , Suara nafas vesikular ,
wheezing (-), ronki basah wheezing (-), ronki basah
halus nyaring (-). halus nyaring (-).

Jantung
Inspeksi Iktus cordis terlihat pada ICS VI , di garis midklavikula kiri
Palpasi Iktus cordis teraba di ICS VI , di garis midklavikula kiri
Perkusi Batas atas ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri ICS VI 2 cm medial linea midklavikula kiri
Batas kanan ICS IV linea parasternalis kanan
Auskultasi BJ I-II murni regular , murmur (-), gallop (-)

Pembuluh Darah
Arteri temporalis : teraba pulsasi
Arteri karotis : teraba pulsasi
Arteri brakhialis : teraba pulsasi
Arteri radialis : teraba pulsasi
Arteri femoralis : teraba pulsasi
Arteri popliteal : teraba pulsasi
Arteri tibialis posterior : teraba pulsasi
Arteri dorsalis pedis : teraba pulsasi
Perut
Inspeksi : datar , tidak ada pembuluh darah kolateral , tidak ada benjolan ,
peristaltik tidak tampak, caput medusa (-) , spider nevi (-), bekas oprasi
(+)

11
Palpasi Dinding perut : nyeri tekan (+), massa (-), defans muskuler (-), nyeri
lepas (-)
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ginjal : nyeri ketok CVA (-)
Lain-lain : tidak ada

Perkusi : timpani , shifting dullness (-), undulasi (-)


Auskultasi : bising usus normal
Refleks dinding perut : normal

Alat Kelamin (tidak dilakukan)

Anggota Gerak
Lengan kanan kiri
Tonus normotonus normotonus
Sendi normal normal
Gerak aktif aktif
Kekuatan 5 5
Oedem tidak ada tidak ada

Tungkai dan Kaki Kanan Kiri


Luka tidak ada tidak ada
Varises tidak ada tidak ada
Tonus normal normal
Massa tidak ada tidak ada
Sendi normal normal
Gerak normal normal

12
Kekuatan 5 5
Oedem tidak ada tidak ada

Colok Dubur (Atas indikasi)

Tidak dilakukan

LABORATORIUM
Lab tanggal : 7/02/2020
Glukosa sewaktu : 224 mg/dl
Hb : 13,7 gr/dl HbSAG : non – reaktif
Ht : 37.4% HCV : non- reaktif
Leukosit : 6380 ribu/dl anti HAV Igm : positif
Trombosit : 357 ribu/dl

Elektrolit : Urinalisis
Natrium : 141 mEq/L reduksi :1+
Kalium : 3,34 mEq/L* protein :1+
Clorida :102 mEq/L bilirubin :1+
SGOT : 962* U/L bakteri :1+
SGPT : 1503* U/L

RINGKASAN (RESUME)
Perempuan berusia 49 tahun datang dengan keluhan sclera tampak ikterik sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit . Os juga mengeluh demam hilang timbul cukup tinggi
tetapi os tidak mengukur suhunya. Os merasakan sakit dibagian perutnya terutama pada
daerah ulu hati , nyeri terasa hilang timbul, nyeri tidak menjalar ke organ lain, Os

13
mengeluh fatigue, malaise dan penurunan nafsu makan sejak 2 minggu SMRS . Mual (+)
tetapi tidak cukup sering, os juga mengeluh muntah sebanyak 3 kali SMRS, warna
kekuningan tidak terlalu banyak ,muntah tidak disertai darah (-). Os tidak memiliki
riwayat minum alcohol dan terkena banjir ataupun membersihkan selokan dan tempat
tempat sampah sebelumnya. Os memiliki riwayat penyakit diabetes militus sejak 5 tahun
yang lalu.
Pemeriksaan fisik : KU tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis , TD 135/76
mmHg, Suhu 36 C , Nadi 90 x/menit, RR 20 x/menit , sclera dan tubuh os tampak icterus,
O

terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen .


Pemeriksaan laboratorium : GDS 224 mg/dl , anti HAV Igm positif , SGOT 962* U/L ,
SGPT 1503* U/L , Kalium 3,34 mEq/L* .

DAFTAR MASALAH
1.Hepatitis virus
2.Diabetes militus tipe 2
3.Hypokalemia

PENGKAJIAN MASALAH DAN RENCANA TATALAKSANA


1. Hepatitis virus
Istilah "hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati. Penyebabnya
dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obatobatan, termasuk obat
tradisional. Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis : hepatitis A, B, C, D, E, F
dan G. Hepatitis A, B dan C adalah yang paling banyak ditemukan. Manifestasi

14
penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), kronik (hepatitis B dan C)
ataupun kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C). 1
Hepatitis Hepatitis B Hepatitis Hepatitis Hepatitis E
A C D
Inkubasi 2-4 1-6 bulan 2minggu- 3minggu- 3-6 minggu
minggu 6 bulan 3 bulan
Penularan Fekal-oral Darah,seksual, Seksual Darah, Fekal-oral,
perianal seksual kontaminasi
makanan
Kelompok Militer Pecandu obat, Pecandu Pecandu Daerah
beresiko ,penitipan homoseksual, obat, obat, endemic
anak tenaga resipien penderita
kesehatan obat hepatitis B
Diagnose IgM anti IgM-antihbc Klinis IgM-anti Klinis
akut HAV HbsAg HDV,
Diagnose Anti-Hbc, HCV ab HDV ag
kronis total HbsAg

Hepatitis A adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis A


(HVA). Virus hepatitis A digolongkan dalam family Picornavirus dan
disubklasifikasikan sebagai Hepatovirus yang berbentuk kubus simetris. HVA
merupakan virus RNA single stranded yang linier. Pada kapsomernya terkandng 3
atau 4 polipeptida virion. Replikasi virus ini terjadi di sitoplasma hepatosit yang
terinfeksi. Distribusinya di seluruh dunia tetapi bersifat endemis di negara
berkembang yang sanitasi lingkungan yang buruk dan sosio-ekonominya rendah.
Prevalensinya menururn sesuai dengan pertambahan usia. Cara infeksi virus ini
berupa fekal-oral, dimana penggunaan barang yang bersamaan dan konsumsi
makanan ataupun minuman yang terkontaminasi dapat menyebabkan penularan
hingga terjadi kejadian luar biasa. Faktor risiko lain yang menjadi faktor penularan
HAV adalah paparan dari pusat perawatan harian untuk bayi dan balita, institusi
development disadvantage, dan intravena drug abuser (IVDU). Masa inkubasi HAV
15-50 hari (rata-rata 30 hari).2 Gejala klinisnya terbagi menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Fase inkubasi

15
Waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Lamanya fase ini
bervariasi bergantung pada jumlah virus yang menginfeksi, dimana semakin
banyak jumlahnya maka semakin pendek masa inkubasinya.
2. Fase prodromal

Waktu dimana timbulnya gejala-gejala utama sampai timbulnya ikterus.


Awitannya singkat ditandai dengan malaise, mialgia, atralgia, mudah lelah,
anoreksia. Selain itu terdapat demam derajat rendah juga nyeri abdomen yang
ringan dan menetap pada bagian kanan atas (epigastrium).
3. Fase ikterus

Umumnya muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat jga muncul bersamaan dengan
gejala. Setelah timbulnya ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal,
tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
4. Fase konvalesens

Diawali dengan menghilangnya ikterus dan gejala lainnya, tetapi hepatomegali


dan kelainan fungsi hati lainnya tetap ada. Keadaan tubuh terasa lebih sehat dan
nafsu makan kembali ada. Keadaan akut akan membaik dalam 2-3 mingg.
Perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu.3

Epidemiologi

Angka kejadian hepatitis A akut di seluruh dunia adalah 1,5 juta kasus per
tahun, dimana diperkirakan jumlah kasus yang tidak dilaporkan adalah 80%.
Perkiraan dari Global Burden of Diseases (GBD) dari WHO diperkirakan terdapat
puluhan juta individu terinfeksi per tahunnya di seluruh dunia. Infeksi virus
hepatitis A yang endemisnya tinggi terdapat pada negara dengan sanitasi yang
buruk, dan kondisi sosial ekonomi yang rendah, dimana infeksi biasanya terjadi
pada usia kurang dari 5 tahun. Epidemiologi infeksi virus hepatitis A mengalami
perubahan dimana negara berkembang infeksi terjadi pada usia anak-anakhingga
dewasa. Sedangkan pada negara maju, endemisitas rendah, serta infeksi virus
hepatitis A pada umumnya terjadi pada usia dewasa (30 tahun ke atas). Meskipun
16
demikian, case fatality rate pasien dewasa dengan hepatitis A lebih tinggi bila
dibandingkan dengan usia yang lebih muda.3

Etiologi dan Transmisi

Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir


semua kasus hepatitis disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus, yaitu viru
hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus
hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis E (HEV). Semua jenis virus hepatitis yang
menyerang manusia merupakan virus RNA, kecuali virus hepatitis B, yang
merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat
molekuler dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan
kesamaan dalam perjalaan penyakitnya.4,5 Hepatitis virus A (HAV) merupakan
noneveloped virus dari famili picornavirus yang terdiri dari satu serotype, tiga atau
lebih genotipe. Virus ini bereplikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi. Masa
inkubasi virushepatitis A yaitu 15-50 hari (rata-rata 30 hari). Hepatitis A
ditransmisikan melalui fecal-oral, sangat berhubungan dengan kebersihan
lingkungan dan kepadatan penduduk. Faktor resiko infeksi HAV adalah pusat
perawatan seharian untuk anak kecil, institusi developmental disadvantage,
berpergian ke negara berkembang, perilaku oral-anal sex dan intra vena drug user
(IVDU). Jarang ditransmisi melalui jalur transfusi.5

Patofisiologi dan Patogenesis

Infeksi HAV terutama menular melalui jalur fecal-oral, demikian pula


dengan air dan makanan yang terkontaminasi. Kerang-kerangan mempunyai
kemampuan untuk mencerna dan menghasilkan HAV yang terkonsentrasi,
sehingga dapat menjadi sumber penularan virus. Transmisi biasa terjadi terutama
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi serta kontak dari orang ke
orang. Pada cairan tubuh, virus hepatitis A terkonsentrasi sebagian besar pada
feses, serum dan air liur. Virus hepatitis A jarang ditransmisikan melalui produk

17
darah atau prosedur medis. Virus hepatitis A terdapat pada feses selama 3-6
minggu selama masa inkubasi, dapat memanjang pada fase awal kerusakan
hepatoseluler pada pasien yang simptomatik maupun yang asimptomatik.
Penempelan virus paling maksimal terjadi pada saat terjadinya kerusakan
hepatoseluler, selama periode dimana individu yang terinfeksi berada dalam fase
yang paling infeksius.3
Virus hepatitis A dapat bertahan hidup pada feses, tanah, makanan, dan air
yang terkontaminasi. HAV juga resisten terhadap deterjen, dan pH yang rendah
selama transisi menuju lambung. Selama dicerna di saluran cerna, HAV
berpenetrasi ke dalam mukosa lambung dan mulai bereplikasi di kripti sel epitel
intestine dan mencapai hati melalui pembuluh darah portal. Setelah masuk ke
dalam sitoplasma hepatosit, virus akan bereplikasi di hati dan menempel pada
feses melalui kanalikuli bilier dan dalam aliran darah dalam jumlah yang sedikit.
Infeksi virus hepatitis A berkaitan dengan respon imun seluler yang berperan
dalam imunopatogenesis HAV dan induksi kerusakan hepatosit. Kerusakan
hepatosit terjadi melalui aktivasi sel T sitolitik spesifik terhadap HAV. Terdapat
sel T CD8+ yang secara spesifik dapat melisiskan HAV.2,6

Pemeriksaan Penunjang

Tes Fungsi Hati

Pada pemeriksaan enzim ALT dan AST biasanya mengalami peningkatan


dengan konsentrasi puncak mencapai 500-5000 U/L. Kadar bilirubin serum jarang
melebihi 10 mg/dL dan kadar alkali fosfatase serum akan normal atau hanya
meningkat sedikit. Pada pemeriksaan masa protrombin normal atau meningkat 1-3
detik dan kadar albumin serum bisa normal atau sedikit rendah. Pada morfologi
darah tepi (MDT) ditemukan gambaran normal atau leukopenia ringan atau tanpa
limfositosis ringan.4

18
Tes serologi

Pada hepatitis A, IgM anti HAV pada fase akut dan 3-6 bulan setelahnya
positif. Infeksi sebelumnya dapat diketahui dengan adanya anti HAV positif, IgM
anti HAV negative. Sedangkan keberadaan anti HAV yang persisten
menunjukkan pasien dengan hepatitis autoimun.4

Berdasarkan hasil laboratorium yang telah dilakukan terhadap anti HAV Igm os
didapatkan hasil positif. Pada pemeriksaan fisik yang telah dilakukan didapatkan
keadaan pasien tampak malaise , anoreksia, demam hilang timbul dan rasa tidak
nyaman pada daerah kuadran kanan atas abdomen dan disertai urine yang
berwarna seperti teh pekat, sclera dan tubuh os tampak ikterik. Terdapat juga
peningkatan SGOT 962* U/L , SGPT 1503* U/L. Namun kelainan sclera dan
tubuh yang ikterik ini masih memungkinkan penyakit penyerta lainnya seperti
hepatitis virus B , hepatitis virus C atau koledokolitiasis (batu CBD) yang pada
pemeriksaan fisik dan laboratorium didapatkan icterus , urine berwarna gelap, dan
peningkatan kadar SGOT dan SGPT.

Rencana diagnostic : anti HAV Igm , bilirubin , protrombin time, anti-HBsAg,


anti-HCV , USG abdomen.
Rencana pengobatan :
Tatalaksana bersifat supportif
- Paracetamol tab 500 mg 3x1
- Ranitidine tab 150 mg 2x1
- Cetirizine tab 10 mg 1x1
- Asam Ursodeoksilat 2x 1 tab
- Snmc 1x 2 amp
- Ondancetron 3x4mg iv

Rencana edukasi :

19
- Hindari makanan yang tidak bersih
- Hindari minuman beralkohol
- Istirahat total, dan hindari aktifitas fisik berat

2. Diabetes militus

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2


Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas telah
dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe-2 Belakangan
diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan lebih berat daripada
yang diperkirakan sebelumnya. Selain otot, liver dan sel beta, organ lain seperti:
jaringan lemak (meningkatnya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi incretin), sel
alpha pancreas (hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi glukosa), dan
otak (resistensi insulin), kesemuanya ikut berperan dalam menimbulkan
terjadinya gangguan toleransi glukosa pada DM tipe-2. Delapan organ penting
dalam gangguan toleransi glukosa ini (ominous octet) penting dipahami karena
dasar patofisiologi ini memberikan konsep tentang:
1. Pengobatan harus ditujukan guna memperbaiki gangguan patogenesis, bukan
hanya untuk menurunkan HbA1c saja
2. Pengobatan kombinasi yang diperlukan harus didasari atas kinerja obat pada
gangguan multipel dari patofisiologi DM tipe 2.
3. Pengobatan harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah atau memperlambat
progresivitas kegagalan sel beta yang sudah terjadi pada penyandang gangguan
toleransi glukosa.

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam.

20
(B) Atau Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
(B) Atau Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan
klasik. Atau Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
6

21
Berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu os didapatkan kadar glukosa
sebesar GDS 224 mg/dl . dan dari anamnesis os mengaku sudah hampir 5 tahun
mengkonsumsi obat diabetes untuk riwayat penyakit gula tersebut. Didapatkan
pasien mengalami diabetes militus tipe 2.6
Rencana diagnostic : gula darah puasa, HbA1c (untuk penentuan terapi)
Tahap 1 : HbA1c 7-8% GHS + monoterapi
Tahap 2 : HbA1c 8-9 % GHS + kombinasi 2 OHO
Tahap 3 : HbA1c >9% GHS + kombinasi 2 OHO + basal insulin

Rencana pengobatan :
- Metformin tab 500 mg 3x1
Alasan IMT pasien = berat badan (kg) : (tinggi badan (m)x tinggi badan (m))
62:2,25 = 27,5 (obesitas) sumber : p2ptm.kemkes.go.id
Pemilihan metformin cocok untuk pasien obesitas.

Rencana edukasi :
- Konsultasi ahli gizi
- Minum obat secara teratur untuk mencegah komplikasi

3. Hypokalemia

Hipokalemia adalah keadaan konsentrasi kalium darah di bawah 3,5 mEq/L yang
disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalium total tubuh atau adanya gangguan
perpindahan ion kalium ke dalam sel.

Derajat Hipokalemia
„ Hipokalemia ringan: kadar serum 3-3,5 mEq/L.
„ Hipokalemia sedang: kadar serum 2,5-3 mEq/L.
„ Hipokalemia berat: kadar serum < 2,5 mEq/L. Hipokalemia

22
Cara Pemberian Kalium
„ Oral. Penggantian kalium secara oral paling aman tetapi kurang ditoleransi
karena iritasi lambung. Pada hipokalemia ringan (kalium 3—3,5 mEq/L) dapat
diberikan KCl oral 20 mEq 3 – 4 kali sehari5 dan edukasi diet kaya kalium.
Makanan mengandung cukup kalium dan menyediakan 60 mmol kalium.14
Kalium fosfat dapat diberikan pada pasien hipokalemia gabungan dan
hipofosfatemia. Kalium bikarbonat atau kalium sitrat harus dipertimbangkan pada
pasien dengan penyulit asidosis metabolik. Pada hipokalemia dengan
hipomagnesemia, koreksi defisiensi Mg2+ perlu dilakukan bersamaan. Mengingat
distribusi kalium ke dalam kompartemen intraseluler tidak langsung, defisit harus
dikoreksi bertahap selama 24-48 jam dengan pemantauan konsentrasi plasma K+
rutin untuk menghindari overrepletion sementara dan hiperkalemia transien
Jalur intravena harus dibatasi hanya pada pasien yang tidak dapat menggunakan
jalur enteral atau dalam komplikasi berat (contohnya paralisis dan aritmia).

 
Koreksi dilakukan menurut kadar kalium:
1.kalium 2,5-3,5 mEq /L berikan peroral 75 meq/kgbb dibagi menjadi 3 dosis
2.kalium < 2,5 mEq/L ada 2 cara berikan secara drip intravena dngan dosis :
a). [(3,5- kadar kalium terukur)x BB(kg) x 0,4] + 2 mEq /kgbb/24 jam dalam 4
jam pertama
[(3,5- kadar kalium terukur)x BB(kg) x 0,4] + (1/6 x 2 mEq/kgbb/24 jam , dalam
20 jam berikutnya.

b). (3,5-kadar kalium terukur) + (1/4 x 2 mEq/kgbb/24 jam ) dalam 6 jam


kalium diberikan secara intravena, jika pasien tidak dapat makan atau hypokalemia berat.
Pemberian kalium tidak boleh lebih dari 40 mEq /L (perifer) atau 80 mEq/L (sentral )
dengan kecepatan 0,2-0,3 mEq/kgbb/jam. 7

Keluhan os mual dan muntah , letih ,lemas dan berdasarkan hasil laboratorium
yang didapatkan menunjukkan hasil bahwa kadar kalium os sebesar Kalium 3,34
mEq/L* terdapat penurunan kadar kalium pada os .

23
Rencana diagnostic : kadar elektrolit , EKG

Rencana pengobatan :
- KSR tab 500 mg 2x1 (jika belum terkoreksi oleh pemberian cairan IVFD)
- KCL Infus

KESIMPULAN DAN PROGNOSIS

Perempuan 49 tahun dengan hepatitis virus A , dengan riwayat penyakit DM tipe 2. Mual
dan muntah yang dirasakan os menyebabkan hypokalemia ringan.
Prognosis :
- Ad vitam :dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 13/02/2020 jam 13.00

1. Masalah hepatitis virus

24
S : Keluhan demam sudah tidak dirasakan, mual dan muntah sudah
berkurang . icterus sudah berkurang.
O : Nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen sudah tidak dirasakan, hasil
laboratorium SGOT : 112 U/L dan SGPT : 301 U/L
A : Sesuai dengan keluhan icterus pasien, ini disebabkan oleh virus hepatitis
A yang menginfeksi os. Namun icterus akan tetap ada dalam beberapa
waktu kedepan sampai hasil laboratorium kembali kenilai normal.
P : Sementara terapi dilanjutkan sesuai dengan keluhan yang masih
dirasakan os.

2. Masalah DMT2
S :-
O :-
A :-
P : terapi dilanjutkan

3.Masalah hypokalemia
S :-
O :-
A :-
P : Periksa ulang kadar elektrolit

25
Daftar Pustaka
1.Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati. Departemen kesehatan RI. Jakarta. 2007
2. Sievert, William, Melvyn G, Bolin T. Segala sesuatu tentang hepatitis. Jakarta:
Arcan; 2010.h.20-24.
3. Soedarto. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto, 2009.
4. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Setiyohai B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi 6. Jilid 2. Jakarta: InternaPublishing; 2015.h.1947-79.
5. World Health Organization 2013. World Health Organization. [Diakses tanggal 8
Maret 2020].Tersedia di http:// www.who.int/mediacentre/factsheets/fs328/en/
6. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 Di Indonesia. PB
PERKENI. 2015
7.IDAI. Standart Pelayan Medis Kesehatan Anak. Edisi I . Badan Penerbit IDAI.
Jakarta . 2004.

26
27

Anda mungkin juga menyukai