Oleh: Afdalni
B. Etiologi
1. Merokok
2. Polusi udara
3. Asap pabrik/industri/tambang.
6. Genetik.
- Hoarsenes (parau)
- Perubahan batuk
- Hemoptisis
- Efusi pleura
- Dispnea
- Demam
- Wheezing
E. Penatalaksanaan
1. Manajemen Tanpa
Pembedahan
a. Terapi Oksigen
b. Terapi Obat
c. Kemoterapi
e. Terapi Radiasi
Indikasi :
2. Manajemen Bedah
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
b. Brokhografi.
2. Laboratorium
a. Bronkoskopi
1.2. OKSIGENASI
1. Pengertian oksigenasi
2. Faring (tekak)
Faring merupakan pipa yang memilii otot, memanjang
dari dasar tenggorokan sampai dengan esifagus yang terletak di
belakang hidung (nasofaring), di belakang mulut (orofaring),
dan di belakang laring (laringorofaring). Faring merupakan
tempat persimapngan antara jalan pernapasan dan makanan.
3. Laring (tenggorokan)
4. Epoglotis
4. Paru-paru (pulmo)
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama.
Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak di sebelah kanan dan
kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung serta pembuluh darah
besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam
mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut
dengan apeks (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi
daripada klavikula di dalam dasar leher. (Nurhidayah, 2016)
C. Proses oksigenasi
1. Ventilasi
2. Disfusi Gas
3. Transportasi Gas
A. Hipoksia
2. Tachypnea
3. Bradypnea
4. Hiperventilasi
4. Kusmaul
5. Hipoventilasi
6. Dispnea
8. Cheyne stokes
9. Pernapasan paradoksial
10. Biot
C. Pertukaran Gas
1.4. Pengkajian
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Data subjektif :
Data objektif :
4. Intoleransi aktivitas.
1.7. Perencanaan
Tujuan :
- Posisi tubuh
- Deformitas tulang
- Hiperventilasi
Kriteria hasil :
a. Nyeri Kronis
Berhubungan
dengan :
- Ketidakmapuan fisik
- Topeng wajah
- Kegelisahan
Tujuan :
Kriteria hasil :
3. Intoleransi Aktivitas
Berhubungan
dengan :
- Tirah baring/imobilitas
- Nyeri kronis
- Kelemahan umum
Tujuan :
- Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan
dengan daya tahan, pengehematan energi, dan perawtan diri:
Aktivitas
Kriteria hasil :
2.1. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn. A
Umur : 70 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS :
Ruangan :VIP9
Golongan Darah :-
Tanggal operasi :-
kurang lebih sejak 3 bulan terakhir ini dan mulai memberat dalam 2
minggu terakhir. Pola pernafasan pasien 31x/ menit. Pasien mengatakan
batuk berdahak dan sputum sulit untuk dikeluarkan. Pasien mengatakan
nyeri di bagian dada di sebelah kanan dengan skala nyeri 3.
A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya :
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
2. Bagaimana dilihat
Pasien tampak sulit untuk bernafas, pernafasan cuping hidung.
C. Region
1. Dimana lokasinya
2. Apakah menyebar
D. Severity
E. Timer
- Provocative
- Quality
- Region
Pasien mengatakan nyeri terasa di bagian dada sebelah kanan.
- Severity
- Understanding
- Values
D. Lama dirawat
E. Alergi
F. Imunisasi
A. Orang tua
B. Saudara kandung
E. Penyebab meninggal
B. Konsep Diri
keluarga.
C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien stabil. Pasien dapat mengontrol emosi dan
mengungkapkan perasaan dengan baik.
D. Hubungan sosial
Hubungan pasien dengan orang lain berjalan dengan baik. Hal ini
dapat dibuktikan dengan selama proses pengkajian pasien dapat
merespon dengan baik, dan selama sakit para tetangga atau teman
pasien datang menjenguk.
E. Spiritual
2. Kegiatan Ibadah
VII.PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
B. Tanda-tanda vital
2. Rambut
3. Wajah
4. Mata
5. Hidung
6. Telinga
- Keadaan gusi dan gigi : Gigi bersih, beberapa gigi sudah tanggal
dikarenakan faktor usia, tidak ada pendarahan pada gusi.
8. Leher
9. Pemeriksaan integument
- Kebersihan : Bersih,
-otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut
mendorong diafragma ke atas.
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen, tidak ada
benjolan atau teraba massa abnormal, tidak asites, permukaan hepar
regular.
- Nervus Olfaktorius/N I:
- Nervus Optikus/N II :
Pasien mampu membaca hingga jarak 1 meter tanpa alat bantu baca
dan luas lapang pandang pasien baik.
- Nervus Trigeminus/N V:
Pasien mampu memdengar detik jam tangan hingga jarak 1 meter pada
masing-masing telinga. Namun test romberg tidak dilakukan karena
keterbatasan psaien.
- Mual dan muntah : Pasien kadang merasakan mual, namun tidak muntah.
- Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi pasien bersih, pasien
menyikat gigi 2 kali sehari dibantu perawat dan keluarga.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan pasien
bersih karena dipotong seminggu sekali oleh keluarga atas saran
perawat.
3. Pola kegiatan/aktifitas
Kegiatan Mandiri Sebagian Bantuan total
Mandi
Makan
BAB
BAK
Ganti pakaian
4. Pola eliminasi
BAB
- Pola BAB : Pasien BAB 1 x/hari, biasanya pagi hari di tempa tidur
dengan alat bantu.
BAK
pH 7, 53 7,37-7,45
pCO2 39,5 33-44
respiratori.
respiratori.
Terapi Obat
InjeksiCeftriaxon
e 1 amp/12 jam Antibiotik Lelah,
yang dapat sariawan, nyeri
digunakan tenggorokan,
untuk dan diare.
mengobati
beberap
a
kondisi akibat
infeksi bakteri.
Mengobat
Ambroxol 3x1 i Mual dan
batuk muntah
berdahak.
1 amp / 8
Ventolin jam Untuk Denyut, jantung
mengobat cepat
i , tremor,
takikardia
penyakit pada .
saluran
pernafasa
n
jala
Tumor paru Bersihan n nafas
tidak
DS : efektif
mengataka
Pasien n kalau Penekanan pada
ada dahak di rongga paru
tenggorokannya dan susah
dikeluarkan Penyempitan ruang
paru elveoli
DO:
batu
Pasien k berdahak Pengembangan paru
dengankarakter sekret terbatas
kental, upaya batuk pasien
lemah, upaya batu pasien Produksi sekret
buruk. meningkat
Obstruksi jalan nafas
DS : Pasien sesak
Pasien mengeluhkan
sesak
dan
bernafas dada terasa Bersihan jalan nafas
berat. tidak efektif
DO:
Keadaan umum pasien Frekuensi nafas tidak
tampa
lemah, pasien k normal
sesak.
RR :
31x/i Pola nafas tidak Pola nafas tidak efektif
efektif
4. Intoleransi aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tujuan
1 Bersihan jalan nafas tidak :
efektif berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
sekres diharapkan bersihan jalan nafas menjadi
dengan i mukus efektif,
yang kental, ditandai sekret berkurang/hilang.
dengan suara nafas ronki,
terdapa sputu
t m saat Kriteria hasil :
pasien batuk. - menunjukkan jalan nafas yang efektif
-sekret berkurang/hilang
- irama dan frekuensi nafas dalam rentang
normal
- fungsi paru dalam batas normal
- suara nafas normal
Intervensi Rasional
menggambarka
karakter bunyi nafas dan adanya sekret. mengi n tertahannya
2. Bantu pasien denganmenginstruksikan sekret dan/atau obstruksi jalan nafas.
nafas dalam dan efektif dan batuk Posisi duduk memungkinkan
dengan 2. ekspansi
posisi duduk tinggi dan menekan
daerah paru maksimal dan penekanan
insisi. menguatkan batuk untuk mobilisasi
3. Observasi jumlahdan karakter dan membuang sekret. Penekanan
sputum/aspiras dilakukan perawat (meletakkan
i sekret. Selidiki tangan
di anterior dan posterior dinding
perubahan sesuai indikasi. dada)
4. Kolaborasi penggunaan oksigen dan oleh pasien (dengan bantal)
humidifikasi/neulizer ultrasonic.
Berikan sampai kekuatan membaik.
melalu
cairan tambahan i IV
sekre
sesuaiindikasi. 3. Peningkatan jumlah t tak
berwarna (atau bercak darah)
5. Kolaborasi pemberian berair
bronkodilator,ventoli awalnya normal dan harus
n dan/atau menurun
kemajua
analgesik sesuai indikasi. sesuai n penyembuhan.
Adany
6. Observasi tanda-tanda vital pasien a sputum yang tebal/kental,
7. Kolaborasi pemberian Ambroxol 3x1 berdarah atau purulen diduga sebagai
masalah
8. Lakukan suction. sekunder yang memerlukan
perbaikan/pengobatan.
Dengan memberikan hidrasi
4. maksimal
membantu
menghilangkan/mengencerka
n sekret
untuk peningkatan pengeluaran.
Gangguan masukan oral
memerlukan
tambaha
n melalui IV untuk
mempertahankan
hidrasi.
Menghilangkan spasme bronkus
5. untuk
memperbaik alira
i n udara. Ventolin
meningkatkan produksi mukosa
untuk
mengencerkan dan menurunkan
viskosita
s sekret , memudahkan
pembuangan. Penghilang
pernafasan.
pasien.
Perencanaan
NO Diagnosa Keperawatan keperawatan
Rasiona
Intervensi l
meningkat.
5. Memaksimalkan pernafasan.
Kriteria hasil :
- Mampu mengendalikan
nyeri -Skala nyeri berkurang
atau hilang
-Menunjukkan ekspresi
wajah rileks.
Intervensi Rasional
Intoleransi Tujuan
4 aktivitas berhubungan :
dilakuka
dengan kelemahan secara umum Setelah n intervensi
ditandai dengan sebagian
aktivitas keperawatan diharapkan pasien
ole melakukan
pasien dibantu h perawat dan mampu aktivitas sehari-
keluarga hari secara mandiri.
Kriteria hasil :
- berpartisipasi dalam aktivitas
fisik
tanpa
disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
- mampu melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri
- tanda-tanda vital normal
- mampu berpindah dengan atau
tanpa
bantuan alat
Intervensi Rasional
sesuai toleransi