Anda di halaman 1dari 7

DEWAN PIMPINAN PUSAT

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH


Muhammadiyah Students Association – Central Board
Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta-10340, Telp. 082198775075/085852666648
www.dppimm.or.id dppimm1820@gmail.com

KAJIAN KRITIS DAN PERNYATAN SIKAP


RUU Omnibus Law (Cipta Kerja) yang dipaksakan
a. Problem Dasar RUU Omnibus Law Cipta Kerja
Kegaduhan kembali di ciptakan rezim ini lewat Rancangan Undang – Undang
Omnibus Law Cipta kerja Subtansinya mencakup Penyederhanaan Perizinan,
Persyaratan Investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan, Pemberdayaan, dan
Perlindungan UMKM, Kemudahan Berusaha, Dukungan Riset dan Inovasi,
Administrasi Pemerintahan, Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Investasi dan
Proyek Pemerintah, dan Kawasan Ekonomi khusus., dengan kenyataan dan
harapan yang tidak sejalan antara logika peningkatan ekonomi dalam menjawab
masalah ekonomi secara substansial tetapi apa yang di ejawantahkan dalam RUU
yang terdiri dari 79 Undang-Undang dengan 15 bab dan 174 pasal itu justru
menimbulkan banyak masalah baru karena terlalu mengutamakan kepentingan
pengusaha atas nama investasi, dan membuat presiden terlalu sentral dalam
pembuatan kebijakan negara belum lagi isu – isu lainnya seperti buruh,
lingkungan, hingga aturan – aturan yang bertentangan dengan undang- undang
lainnya.
Keberpihakan kepada Investasi jelas menjadi latar belakang RUU ini karena
harapan bapak Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menyampaikan bahwa
investasi kelak menjadi daya ungkit perekonomian nasional. Menurut data dari
BKPM (2019), realisasi investasi dalam negeri dan investasi asing sebesar Rp.
200,5 Triliyun dengan komposisi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 104,
9 Truliyun (52,3 %) dan PMDN 95, 6 Truliyun (47,7) Persen pada triwulan II
tahun 2019. Sektor yang kemudian menjadi daya pikat untuk PMA adalah Listrik,
Gas dan Air dengan nilai Investasi sebesar USD 1.350,5 Juta. Demikian RUU
DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah Students Association – Central Board
Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta-10340, Telp. 082198775075/085852666648
www.dppimm.or.id dppimm1820@gmail.com

Omnibus Law menjadi kekuatan supra-struktur untuk menarik investor sebanyak


mungkin untuk berinvestasi di indonesia.
Berbicara pada aspek cacat administrasi perundang – undangan Ombudusman RI
menyampaikan di beberapa media bahwa RUU ini cacat administrasi, beberapa
diantara RUU ini pembahasannya terkesan tertutup tanpa melalui uji publik lewat
perdebatan – perdebatan ilmiah yang kelihatannya pemerintah ingin memaksakan
RUU ini harus segera di sahkan di DPR tanpa mempertimbangan masukan dan
kritikan masyarakat. Kita tahu bersama bahwa mekanisme pembuatan undang –
undang dalam UU No. 12 Tahun 2011 dalam Pasal 96 UU tersebut menegaskan
agar rancangan peraturan perundang-undangan harus mudah diakses oleh
masyarakat. Inti dari pelibatan masyarakat tersebut adalah adanya ruang dialog
yang terbuka luas antara pembentuk kebijakan/peraturan perundang-undangan
dengan masyarakat. dalam proses penyiapan UU Cipta Kerja saat ini, ruang
dialog tersebut kelihatan tertutup. Pemahaman masyarakat bahwa RUU ini
cenderung tidak berbasis pada keadilan sosial tentu bukan “salah kaprah” sebab
tim perumus RUU di dominasi oleh pengusaha besar dalam SK Menko
Perekonomian No.121 Tahun 2020, diantaranya pemodal, kumpulan asosiasi
penguasaha dan pemodal, sementara Pelibatan buruh, dan asosiasi masyarakat
yang berbasis UMKM yang justru menjadi konsentrasi pemenrintah dalam
membangun kekuatan ekonomi negara malah kurang representatif. Padahal
kebangkitan ekonomi negara dalam 5 tahun terakhir naik 5.04 persen yang selalu
menjadi klaim kesuksan pemerintah walaupun angkanya masih menjadi
perdebatan, tentu tidak sejalan jika iklim persaingan ekonomi di buka secara luas
tanpa memberikan afirmasi kepada UMKM, dan Buruh, dan mengabaikan aspek
Hak Azasi Manusia (HAM) dan aspek – aspek lainnya.
DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah Students Association – Central Board
Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta-10340, Telp. 082198775075/085852666648
www.dppimm.or.id dppimm1820@gmail.com

Pasal 170 pada Omnibus Law Rancangan Undang - Undang Cipta Kerja yang
menyatakan Pemerintah dapat mengubah ketentuan dalam undang - undang
melalui peraturan pemerintah (PP). ketentuan Pasal 170 Ayat (2) Omnibus Law
Cipta Kerja, yang menyatakan perubahan ketentuan tersebut diatur melalui PP,
bertentangan dengan logika hukum dan ilmu perundang-undangan. PP yang
secara hierarki perundang-undangan berada di bawah undang-undang semestinya
mengikuti undang-undang, bukan justru mengatur perubahan ketentuan dalam
undang-undang. Jadi mengubah UU itu tidak masuk akal dalam ilmu hukum tata
negara dan tidak sesuai dengan konstitusi UU No. 12 tahun 2011 junto UU No.
15 tahun 2019 tentang pembentukkan peraturan – perundang – undangan
sekalipun hal ini disebutkan merupakan “salah ketik” kalau luput dan sampai
tidak di kritisi tentu berbahaya dan merusak tatanan demokrasi negara.
Selanjutnya Undang – undang N0. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
terdapat banyak poin yang di hapus serta tidak memberikan keadilan terhadap
buruh. Diantaranya persoalan kesejahateraan yang berkaitan dengan pengupahan
yang di atur dalam UU N0. 13 tahun 2003, pasal 95 tentang pengupahan,
mekanismenya di ubah dalam RUU Omnibuslaw pasal 95 yang cenderung tanpa
penekanan kepada perusahaan dalam pembayaran upah kepada buruh atau
pekerja
Ketentuan Pengupahan Pasal 95 UU N0.13 Tahun 2003 mengatakan :
(1). Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan
atau kelalaiannya dapat di kenakan denda
(2). Pengusaha karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan
presentase tertentu.
DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah Students Association – Central Board
Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta-10340, Telp. 082198775075/085852666648
www.dppimm.or.id dppimm1820@gmail.com

(3). Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau


pekerja/buruh, dalam pembayaran upah.
(4). Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikudasi berdasarkan
peraturan perundang – undangan yang berlaku, maka upah dan hak – hak
lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang di dahulukan
pembayarannya.
Sementara, di aturan Omnibus Law pasal 95 diubah menjadi :
(1). Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau di likudasi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang – undangan, upah dan hak lainnya yang
belum diterima oleh pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan
pembayarannya.
(2). Upah pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahulukan
pembayarannya sebelum pembayaran kepada kreditur pemegang hak
jaminan kebendaan
(3). Hak lainnya dari pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didahulukan pembayarannya setelah pembayaran kepada para kreditur
pemegang hak jaminan kebendaan.
Aturan ini kemudian menurut kami menurut kami memberikan
kelonggaran bagi perusahaan untuk membayar upah buruh, dampaknya
perusahaan akan semena – mena dalam membayar upah buruh.
Kemudian ketentuan tentang pesangon yang sebelumnya di atur dalam pada pasal
161,162, 163, 164, dan 172 UU 13/2003 yang dihapus pada RUU omnibus law
yang kemudian hal ini menimbulkan protes sebab pesangon merupakan
kewajiban dalam UU ketenagakerjaan sebelumnya, sengaja di tiadakan. Aturan
ini tentu tidak memandang buruh sebagai manusia melainkan mesin yang kapan
DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah Students Association – Central Board
Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta-10340, Telp. 082198775075/085852666648
www.dppimm.or.id dppimm1820@gmail.com

saja bisa di buang tanpa ada imbalan sumbangsih yang selama ini di lakukan
terhadap perusahaan, hal tersebut tentu tidak sejalan dengan prinsip keadilan.
Selanjutnya yang berkaitan dengan kontrak kerja Pasal 59 Undang – Undang No.
13/2003 di hapus dalam RUU Omnibus Law menyebabkan aturan tentang syarat
kerja kontrak, padahl aturan ini kemudian melindungi buruh dari eksploitasi kerja
secara berlebihan dan mengatur batasan waktu agar buruh tidak mudah di PHK.
Kemudian masalah perizinan pendirian korporasi yang berdampak pada
lingkungan Dalam draf omnibus law RUU Cipta Kerja dalam rangka
memudahkan pelaku usaha memperoleh persetujuan lingkungan.
Izin lingkungan yang diatur dalam Pasal 40 ayat 1 Undang - undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dihapus
dalam draf RUU Cipta kerja. Hal ini dapat menyebabkan keleluasaan bagi
korporasi mendirikan perusahaan tanpa memperhatikan unsur lingkungan dan
sosial yang paling berbahaya adalah korporasi seolah memilihi hak impunitas
ketika melakukan ekploitasi terhadap lingkungan demi keuntungan sebesar –
besarnnya. Selannutnya soal sanksi administrasi kepada perusahaan yang
melakukan pembakaran ataupun penegrusakan lahan dan hutan diserahkan ke
pemerintah. Hal ini kemudian berisiko ketika pemberian hukuman dilakukan oleh
lembaga eksekutif. Karena dia bergantung pada sanksi administratif, kalau sanksi
administratif belum terpenuhi oleh perusahaan. Berkaitan dengan lingkungan ini
tentu menjadi hal yang sangat penting untuk di konsentrasikan bersama oleh
eksekutif sebab ini menyangkut dengan hidup orang banyak terutama masyarakat
lokal.

Masalah – maslah diatas tentu sebagian dari banyaknya masalah yang akan kita
dapati dari ketika membaca draft RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Tentu secara
DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah Students Association – Central Board
Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta-10340, Telp. 082198775075/085852666648
www.dppimm.or.id dppimm1820@gmail.com

kelembagaan Ikatan Mahasiswa memandang bahwa RUU Omnibus Law ini


terksesan dipaksakan sebagaimana RUU ini kemudian menjadi hal yang Super
Prioritas untuk di bahas dalam prolegnas tahun 2020, hal tersebut kemudian
menurut kami menjadi masalah sebab masyarakat disuruh memahami seribu lebih
lembar berkas untuk dimaknai secara mendalam tentang RUU ini yang
semestinya untuk RUU sekelas ini di butuhkan kajian lebih lama lagi dari waktu
yang ada saat ini, apalagi yang berkaitan dengan hal – hal yang bersinggungan
langsung dengan masyarakat bahkan hari ini masih menjadi PR besar pemerintah
terutama soal keadilan sosial, dan ekonomi serta lingkungan hidup. Kami menilai
pembahasan ini perlu untuk di tinjau kembali oleh Pemerintah Pusat dan DPR
untuk dengan mempertimbangan banyak masukan serta pelibatan pihak – pihak
yang bersinggungan langung dengan RUU tersebut seperti kelompok buruh,
pelaku industri kreatif dan UMKM. Selain itu titik tekan terhadap permasalahan
lingkungan hidup harus mendapatkan konsetrasi yang penuh, sebab singgungan
antara industri dan lingkungan hidup dalam kacamata ekonomi tentu berlawanan
maka prinsip – prinsip pembangunan berkelanjutan terutama soal lingkungan
hidup tentu sangat penting, sebab dampaknya menyangkut hidup masyarakat.

b. Pernyataan Sikap IMM


Berdasarkan rumusan serta kajian maka kami Dewan Pimpinman Pusat Ikatan
Mahsiswa Muhammadiyah menyatakan :
1. Mendesak DPR untuk menunda pengesahan RUU Omnibus Law cipta
lapangan kerja untuk di kaji kembali terutama aturan berkaitan dengan
kesejahteraan buruh lokal, iklim ekonomi dan Investasi yang mendukung
terhadap pengembangan UMKM dan Industri Kreatif dalam negeri, serta
DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah Students Association – Central Board
Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta-10340, Telp. 082198775075/085852666648
www.dppimm.or.id dppimm1820@gmail.com

penekanan terhadap aturan yang konsern terhadap pemberdayaan sosial


dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
2. Mendesak pemerintah pusat agar tidak secara sepihak melakukan
pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, dangan melibatkan seluruh
elemen masyarakat yang nantinya bersinggungan langung dengan RUU
tersebut terutama kelompok buruh, pelaku UMKM dan Industri kreatif
serta lembaga/kelompok yang konsern terhadap isu lingkungan hidup.
3. Menginstruksikan kepada DPD, PC IMM, dan Pimpinan Komisariat Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Se - Indonesia untuk melakukan kajian serta
sikap yang sama dan terstruktur serta memaksimalkan usaha dalam
merespon wacana tersebut dengan efektif baik dengan aksi demonstrasi
maupun diskusi – diskusi kritis.

Billahi Fii Sabilil Haq Fastabiqul Khairat


Wassallaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PIMPINAN

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

Najih Prastiyo M. Robby Rodliyya K.


NBM : 1.070.708 NBM :1.104.446

Anda mungkin juga menyukai