ARTRITIS REUMATOID
Oleh :
RESI ULANDARI
PADANG 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri
terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar
ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa
menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi
terbatas.
4. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan
sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi
terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan, antara lain;
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
b. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari
kursi, atau setelah bangun dari tidur.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar
f. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang
menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan
ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
5. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa
atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi
dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor
rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
b. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
c. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi
tulang pada sendi
d. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk pembuangan
degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
e. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
f. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal.
g. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada
foto rontgen
7. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan
mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
e. Dukungan psikososial
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
g. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
h. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
i. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
Buah-buahan Ragi
Minuman
Bumbu, dll
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan
berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan
yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
8. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku
d. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya untuk
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi
menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
a. Identitas
Identitas pasien meliputi, nama, tanggal lahir, agama, alamat, jenis kelamin.
b. Keluhan utama
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai perasaan tidak
nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya
perubahan pada sendi.
c. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
1. Aktivitas/ Istirahat :
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
2. Sirkulasi
Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
3. Integritas Ego
Stress, ansiet Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.keputusan dan ketidakberdayaan (situasi
ketidakmampuan)Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya
ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan / Cairan
Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat:
mual, anoreksia,Kesulitan untuk mengunyah
5. Neurosensori
Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.Gejala :
Pembengkakan sendi simetris
.
6. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat) Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai
oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi).
7. Keamanan
Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam
ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa Pemeriksaan fisik pada Lansia
d. Tanda-tanda vital
Keadaan umum : compos mentis
1. TTV :
- TD : 130/80 mmhg
- T/P : 36,2o C/82 x/i
- RR : 20 x/i
2. BB/TB : 66 kg/155 cm
3. Kepala :
- Rambut : pendek, lurus dan hitam dan mulai memutih
- Mata : konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
- Telinga : bersih, tidak ada serumen
- Mulut : kotor dan terdapat karang gigi
- Gigi : tidak lengkap, sudah ada yang berlubang dan ompong
- Bibir : tampak lembab
- Dada : simetris dan tidak ada pembengkakan
- Abdomen : simetris, tidak terdapat nyeri tekan
- Kulit : berwarna sawo matang, dan tidak pucat
- Ekstremitas : simetris, dan kekuatan otot baik.
B. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan: Deformitas skeletal. Nyeri,
ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Kurang pengetahuan mengenai penyakit reumatik arthitis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
C. Intervensi keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Nyeri akut berhubungkan Setelah dilakukan 1.Kaji nyeri secara
dengan : agen pencedera; tindakan keperawatan ...x 24 komprehensif meliputi
distensi jaringan oleh jam klien dapat mengontrol lokasi, karakteristik,
akumulasi cairan/ proses nyeridengan durasi, frekuensi,
inflamasi, destruksi sendi. kriteria : kualitas, intensitas .
1.Mengenal faktor nyeri 2.Observasi reaki
2.Tindakan pertolongan non- nonverbal
farmakologi dan ketidaknyamanan
3.Mengenal tanda pencetus 3.Gunakan komunikasi
nyeri untuk mencari terapeutik agar klien
pertolongan dapat mengekspresikan
4.Melaporkan nyeri berkurang nyeri
dengan menggunakan 4.Ajarkan penggunaan
manajemen nyeri teknik non farmakologi :
5.Menyatakan rasa nyaman teknik relaksasi progresif
setelah nyeri berkurang 5.Berikan
analgetik sesuai anjuran
6.Tentukan
lokasi, karakteristik,
kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat