Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HAKIKAT MANUSIA DAN

PENGEMBANGANNYA
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
RIFKIYATUL KHAIRIYAH
1912040002
PENDIDIKAN FISIKA B

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Hakikat Manusia dan
Pengembangannya dari mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan tanpa halangan
suatu apapun dan dapat menyelesaikannya tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makasaar, Mei 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Hakikat Manusia ............................................................. 2
B. Sifat-Sifat Hakikat Manusia .............................................................. 2
C. Empat Dimensi Hakikat Manusia ..................................................... 5
D. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia ....................................... 7
E. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya ................................................ 8
BAB III KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi potensi kemanusiannya.
Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika
pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya.
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dengan hewan.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu (integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat
hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh
manusia dan tidak terdapat pada hewan. Pemahaman pendidik terhadap sifat
hakikat manusia akan membentuk peta tentang karakteristik manusia.
Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam
bersikap, menyusun strategi, metode, dan teknik, serta memilih pendekatan dan
orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksional
didalam interaksi edukatif. Dengan kata lain, dengan menggunakan peta
tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak mudah terkecoh kedalam bentuk
bentuk transaksional yang patologis dan berakibat merugikan subjek didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sifat sifat hakikat manusia ?
2. Apa sajakah dimensi hakikat manusia ?
3. Bagaimana pengembangan dimensi hakikat manusia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetaui maksud dari sifat sifat hakikat manusia ?
2. Untuk mengetahui dimensi hakikat manusia ?
3. Untuk mengetaui pengembangan dimensi hakikat manusia ?

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Hakikat Manusia


Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati.
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
B. Sifat - Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat
antropolgi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah
sekedar soal praktek melainkan praktek yang berlandasan dan bertujuan.
Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri bersifat filosofis
normatif. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh
diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sitematis, dan universal
tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normative karena pendidikan mempunyai

2
tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai
suatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan.
1. Pengertian sifat hakikat manusia.
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri ciri karakteristik, yang
secara prinsipiil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari
hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan
terutama jika dilihat dari segi biologisnya.
Pendidikan Bersifat Filosofis berarti berdasarkan pengetahuan dan
penyelidian dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab,
asal dan hukum termasuk teori yang mendasari alam pikiran atau suatu
kegiatan (berintikan logika, estetika, metafisika, epistemology dan
falsafah) untuk mendapatkan landasan pendidikan yang kukuh diperlukan
adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan Universal tentang
ciri hakiki manusia.
Pendidikan Bersifat Normatif Normatif berarti bersifat norma atau
mempunyai tujuan/aturan Pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuh
kembangkan sifat hakikat manusia sebagai sesuatu yang bernilai luhur,
dan hal itu menjadi keharusan.
2. Wujud Sifat Hakikat Manusia
Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang
tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham existensialisme,
dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan
yaitu :
a. Kemampuan Menyadari Diri
Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh
manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki
ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat
membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain (mereka) dan dengan
non-aku (lingkungan fisik) disekitarnya. Bahkan bukan hanya
membedakan, lebih dari itu manusia mampu membuat jarak (distansi)
dengan lingkungannya, baik berupa pribadi maupun non

3
pribadi/benda. Orang lain merupakan pribadi pribadi disekitar, adapun
pohon, batu, cuaca, dan sebagian merupakan lingkungan pribadi.
b. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta
didik diajar agar belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi
sesuatu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan
dari sesuatu serta mengembangkan daya imajinasi kreatif sejak dari
masa kanak kanak.
c. Pemilikan Kata Hati
Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan hati
nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Dengan
sebutan “pelita hati” atau “hati nurani” menunjukan bahwa kata hati
itu adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan
tentang baik buruknya perbuatan sebagai manusia.
d. Moral
Moral yang singkron dengan kata hati yang tajam ialah yang benar
benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik
atau moral yang tinggi (luhur)
e. Kemampuan Bertanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kesedian menerima konsekuensi dari
perbuatan. Tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk
menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat
manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan
sehingga sanksi apapun yang dituntukan (oleh kata hati, oleh
masyarakat, oleh norma-norma agama) diterima dengan penuh
kesadaran dan kerelaan.
f. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan)
Terikat Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh
sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Kemerdekaan
dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan
atau bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan

4
kodrat manusia. Dan kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan
moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila moralnya sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya (sesuai tuntutan kodrat
manusia) dan siap dipertanggung jawabkan dan tidak menimbulkan
rasa kekhawatiran (rasa ketidak merdekaan).
g. Kewajiban dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua manesfestasi dari manusia sebagai
makhluk sosial. Tak ada hak tanpa ada kewajiban. Jika seseorang
memiliki hak maka ada orang lain yang berkewajiban memenuhi hak
tersebut. Namun pada kenyataannya hak dianggap menjadi sesuatu
yang menyenangkan, sedangkan kewajiaban dianggap menjadi suatu
beban. Namun sebenarnya bukan suatu beban melainkan suatu
keniscayaan. Artinya selama manusia mau dianggap manusia
sesungguhnya jika ia sudah menjalankan kewajibannya.
h. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kebahagiaan sebenarnya adalah istilah yang lahir dari kehidupan
manusia. kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada keadaannya
sendiri secara faktual atuapun pada rangkaian prosesnya tetapi terletak
pada kesanggupannya menghayati semua itu dengan keheningan jiwa,
dan menundukan suatu hal di dalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu
usaha, norma-norma dan takdir. Kebahagiaan dapat diusahakan
peningkatannya. Ada dua hal yang dapat dikembangkan yaitu adalah
kemampuan berusaha dan kemampuan menghayati hasilusaha dalam
kaitanya dengan takdir. Dengan demikian pendidikan mempunyai
peranan penting sebagai wahana untuk mencapai kebahagiaan,
utamanya pendidikan keagamaan.
C. Empat Dimensi Hakikat Manusia
1. Dimensi Keindividualan
Manusia merupakan mahluk monodualis ciptaan Tuhan yang
dikaruniai status sebagai kholifah Allah diatas bumi. Manusia dianugerahi
keadaan jasmani yang lemah namun memiliki potensi-potensi jasmaniah

5
(konstruksi tubuh lengkap), rokhaniah (cipta, rasa, karsa, intuisi, bakat-
bakat umum dan khusus) serta kondisi lingkungan tertentu (bangsa, suku,
ras, adat istiadat, kebudayaan). Dengan berinteraksi secara aktif dengan
lingkunganya, secara bertahap tumbuhlah kesadaran diri pada anak
manusia, sehingga memungkinkan dapat membedakan diri dengan orang
lain dan alam sekitar. Karena tanpa hubungan dengan orang lain tidak
mungkin tubuh menjadi individu yang baik - baik. Menurut M.J Langeveld
menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang
sangat kuat meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya
sehingga memerlukan pihak lain untuk member perlindungan dan
bimbingan. Sifat kemandirian untuk memikul tanggung jawab merupakan
ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap bayi yang dilahirkan memiliki potensi sosialitas. Menurut
M.J Langeveld bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk
bergaul.. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada
dorongan untuk bergaul. Dengan adanya pergaulan, setiap orang ingin
bertemu dengan sesamanya. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Menurut Immanuel Kant bahwa manusia hanya
menjadi manusia jika berada diantara manusia. Seseorang dapat
mengembangkan individualitasnya di dalam pergaulan sosial, karena di situ
manusia berkesempatan untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi
sifat-sifat yang dikagumi dari orang lain untuk dimilikinya, serta menolak
dari sifat yang tidak disukainya. Dimensi kesosialan manusia tumbuh
berkat adanya rasa saling membutuhkan. Untuk saling membantu, saling
melengkapi antar mereka, baik anak- anak maupun orang tua dan manusia
lainya.
3. Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang
lebih tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak
hanya berbuat yang pantas tetapi juga kesopanan. Pada hakikatnya manusia

6
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta
melaksanakanya. Sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.
Pendidikan kesusilaan meliputi rentangan yang luas penggarapanya, mulai
dari ranah kognitif yaitu mengetahui sampai kepada menginternalisasi nilai
sampai kepada ranah efektif dan meyakini, meniati sampai kepada siap
sedia untuk melakukan. Implikasi pedegogisnya ialah bahwa pendidikan
kesusilaan berarti menanamkan kesadaran melakukan kewajiban dari pada
hak pada peserta didik.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Sebelum manusia
mengenal agama, mereka mempercayai adanya kekuatan supranatural yang
menguasai alam semesta ini. Akan tetapi, setelah ada agama maka manusia
mulai menganutnya. Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena
manusia adalah mahluk yang lemah. Sehingga memerlukan tempat
bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya.
Manusia dapat mengahayati agama melalui proses pendidikan agama.
Itulah dimensi–dimensi pada manusia yang menyebabkan manusia berbeda
dengan hewan.
D. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
Ada dua macam pengembangan hakikat manusia yaitu pengembangan
yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.
1. Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia
ditentukan oleh dua factor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu
sendirisecara potensial dan kulitas pendidikan yang disediakan untuk
memberikan pelayanan atas perkembangannya. Selanjutnya
perkembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu :
a. Dari wujud dimensinya Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan
rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan
keberagaman, antara aspek kognitif, afektif, dan fisikomotor.

7
Pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah dikatakan utuh jika
keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.
b. Dari arah pengembangan Keutuhan pengembangan dimensi hakikat
manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman secara
terpadu. Keempat dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.
2. Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia
akan terjadi di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat
manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan
didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Pengembangan yang
tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pucang dan tidak
mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang
patologis.
E. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
Sosok manusia Indonesia seutuhnya dirumuskan didalam GBHN
mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa
pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan
lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, ataupun , kepuasan
batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang
bertanggung jawab, atau rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan anatara keduanya sekaligus batiniah. Selanjutnya juga diartikan
sebagai keselarasan atau sebagian dari masyarakat, hubungan manusia dengan
Tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam
sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa- bangsa, dan juga keselarasan
antara cita-cita hidup didunia dengan kebahagian di akhirat.

8
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dengan makhluk
yang lain. Ciri khas tersebut terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang
disebut sifat hakikat manusia. Hakikat manusia memiliki beberapa dimensi,
yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensi
keberagamaan Melalui pendidikan dimensi-dimensi tersebut akan mengalami
perkembangan sesuai dengan pendidikan yang dilakukan. Perkembangan
tersebut memiliki dua arah, yaitu pengembangan yang utuh dan pengembangan
yang tidak utuh. Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara
dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan,dan keberagamaan.
Pengembangan hal-hal tersebut dikatakan utuh jika keseluruhannya
mendapatkan pelayanan yang berimbang.
B. Saran
Setelah mempelajari materi tentang hakikat manusia dan
pengembangannya. Sebagai calon guru, mahasiswa PGSD harus menjiwai
secara keseluruhan aspek yang mempengaruhi pengembangan hakikat manusia
guna menciptakan generasi yang kreatif dan berpotensi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan Sulo, La, S.L.. 2008. Pengantar Pendidikan.


Jakarta: PT Rineka Cipta. Pujiati. 2012. Hakikat Manusia dan
Pengembangannya. Makalah Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan, Universitas Sriwijaya. Palembang: tidak diterbitkan

10

Anda mungkin juga menyukai