Disusun Oleh :
Kelompok 5
Fakultas Teknik
Universitas Surabaya
Tahun 2017
1. Mencermati MOB atau GPB, termasuk ke dalam program trainning atau bukan ,
berikan tujuan spesifik dilakukan kegiatan tersebut,(ditinjau seperti trainning cycle ada
TNA,TD,TE)
Growing Personal Best merupakan salah satu program dari Universitas Surabaya yang
diberikan untuk mahasiswa baru di mana bertujuan untuk mengembangkan softskill yang
dimiliki oleh mahasiswa. Program ini mengajarkan kita untuk melatih kerjasama antar anggota
team (team work), manajemen waktu, pendampingan untuk adaptasi multicultural,
kepemimpinan , dan lain - lain. Training GPB membantu kita untuk memiliki bekal softskill di
dunia kerja nanti yang dibutuhkan untuk dapat bekerja dengan baik. Menurut kelompok kami,
program GPB ini merupakan salah satu contoh kegiatan pra - training atau pelatihan. Karena
membantu mahasiswa baru untuk mengetahui di mana letak tingkat kedewasaan mereka, tentu
saja training memiliki tahapan – tahapan yang saling terikat satu sama lain.
Tahap pertama yang termasuk dalam training cycle adalah Training Need Analysis.
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul di tempat kerja atau di
perkuliahan. TNA ini menjadi langkah pertama yang dilakukan untuk mengetahui training apa
yang harus diberikan oleh mahasiswa baru tersebut. Karena TNA mencoba mendefinisikan
kesenjangan yang terjadi di universitas. Contohnya adalah mahasiswa yang baru lulus dari
SMA rata – rata masih kurang dalam hal manajemen diri terutama mahasiswa yang merantau
dari berbagai daerah. Tentu saja, UBAYA menyediakan program training GPB ini yang salah
satunya mengadakan pelatihan tentang manajemen diri agar dapat memanajemen diri supaya
menjadi lebih efektif dalam melakukan aktivitas. Contoh lainnya adalah, UBAYA merupakan
salah satu universitas yang mahasiswanya berasal dari berbagai macam daerah. Oleh karena itu,
dalam progam GPB ini diajarkan untuk saling menghargai, toleransi dan tidak diskriminatif
terhadap orang lain yang berbeda suku, ras, dan agama.Dengan demikian, dapat tercipta
hubungan baik antar mahasiswa.
Pelaksanaan GPB ini berlokasi di Ubaya Training Center (UTC) Jln. Jolotundo, Desa
Tamiajeng, Trawas, Tamiajeng, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Kegiatan GPB Gelombang ke-
4 ini berlangsung 11 November 2016 – 13 November 2016 dengan jumlah peserta 300 orang
yang berasal dari fakultas Teknik dan FIK. Dengan jumlah peserta 300 orang maka dibagi
menjadi 4 ruangan untuk pemberian materi, yaitu Kelompok A, B, C, dan D. Materi diberikan
dalam beberapa sesi yang terbagi di 3 hari tersebut. Materi diberikan oleh fasilitator beserta
asisten yang membantu peserta dalam proses berlangsungnya materi di dalam ruangan.
Fasilitator berasal dari mahasiswa S2 Fakultas Psikologi UBAYA dan Dosen UBAYA, dan
asisten fasilitator merupakan mahasiswa UBAYA yang terpilih melalui seleksi khusus. Dalam
GPB ini terdapat materi – materi yang diberikan dengan terbagi ke dalam beberapa sesi:
1. Sesi Penyuluhan Narkoba di mana memberikan bekal kepada peserta GPB jangan sampai
terjerumus ke dalam Narkoba.
2. Sesi My Big Dreams di mana fasilitator bersama asisten memberikan worksheet bagi
peserta GPB guna peserta menuliskan mimpi mereka di mana kegiatan ini untuk
mengetahui sejauh mana peserta GPB berfikir untuk kedepannya,
3. Sesi My Life List di mana fasilitator bersama asisten memberikan worksheet bagi peserta
GPB guna peserta menuliskan apa yang ingin di capai setelahnya mengikuti GPB ini .
4. Sesi Manajemen Emosi di mana fasilitator bersama asisten memberikan suatu contoh
kasus terkait manajemen emosi dan peserta diharapkan dapat menyelesaikan/ menyikapi
masalah tersebut dengan tepat.
5. Sesi Permainan Alfa – Victoria di mana mengajarkan bahwa jika berkomunikasi dengan
orang lain jangan bersikap malu – malu atau jangan bersikap terlalu keras, sewajarnya
saja dalam berkomunikasi dengan orang lain.
6. Sesi Refkesi Outdoor di mana mengevaluasi peserta setelah melakukan outdoor activity
pesan apa yang mereka dapatkan dari setiap kegiatan yang dilakukan pada outdoor
activity.
7. Sesi Aku & Kelompokku di mana mengajarkan kepada peserta bahwa bagaimana sikap /
perilaku yang baik dalam berorganisasi nantinya, sehingga dapat mewujudkan tujuan dari
organisasi tersebut (berkelompok).
8. Sesi Fish Bone Diagram di mana mengajak peserta untuk menuliskan sebab – sebab dari
permasalahan yang dihadapi oleh peserta sehingga diharapkan dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan mengetahui penyebabnya dengan lebih rinci.
Contohnya: Peserta malas dalam perkuliahan , penyebabnya bermacam – macam salah
satunya persoalan keluarga yang mempengaruhi pikiran peserta sehingga tidak dapat
fokus untuk kuliah. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut membicarakan persoalan
tersebut dengan keluarga.
9. Sesi Action Plan di mana sesi ini merupakan sebagai salah satu cara mengevaluasi dari
peserta GPB ini, setelah mendapatkan materi dari Fasilitator dan Asisten. Peserta diminta
untuk menuliskan apa yang ingin dicapai dalam kehidupan mereka beserta langkah yang
dibutuhkan untuk mewujudkan keinginan mereka tersebut dalam suatu worksheet.
1. Spider Web, yaitu permainan yang melatih softskill peserta dengan melatih kepercayaan
antar anggota team dan team work (kerjasama antar anggota) di mana seseorang harus
menjatuhkan diri ke belakang menuju jaring yang telah dipegang rekan satu tim secara
bersama-sama.
2. Mengambil bendera dengan mata ditutup, yang melatih softskill meliputi: komunikasi dan
rasa kepercayaan antar anggota team dengan mengarahkan peserta yang matanya ditutup
untuk mengambil bendera tanpa menginjak jebakan yang disediakan.
3. Melewati tali dengan berkelompok dimana peserta memeluk peserta lainnya sampai
berbentuk melingkar , yang melatih softskill untuk kerjasama antar anggota team (team
work) yang meliputi komunikasi, kemampuan untuk berfikir agar tidak salah perhitungan
agar tidak mengenai tali dan jatuh karena kehilangan keseimbangan.
4. Memancing ikan dengan badan di tarik oleh anggota lain, kegiatan ini melatih
kepercayaan terhadap anggota lain di mana menahan tubuh kita agar tidak jatuh ke tanah
saat mengambil ikan.
Dalam kegiatan GPB ini setiap peserta diajarkan beberapa hal yang mendasar,
seperti:
1. Selalu bersikap disiplin terhadap waktu salah satu contohnya adalah ketika setiap sesi
ruangan berlangsung para peserta diberikan waktu maksimal 10 menit keterlambatan.
Jika melewati waktu tersebut maka peserta tidak diijinkan masuk ke dalam ruangan
dan konsekuensinya tidak dapat materi yang diberikan.
2. Bersikap peduli terhadap sesama, Contohnya keterima makan peserta hanya boleh
mengambil lauk 1 saja supaya peserta yang makan belakangan tidak kehabisan
makanannya.
Pada tahapan ini, dilakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi
bukan saja dilakukan terhadap peserta training tetapi terhadap proses berlangsungnya training itu
sendiri. Evaluasi yang umum dilakukan yaitu Evaluasi Hasil Pembelajaran. Di evaluasi ini yang
diukur adalah kompetensi yang meliputi kemampuan (Ability), pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan perubahan sikap (personality) yang dimiliki oleh peserta Training
meningkat atau tidak setelah mengikuti training. Contohnya, pada program GPB ini dilakukan
pretest awal yang diberikan kepada peserta GPB tentang soal – soal yang berkaitan dengan
manajemen diri, toleransi, adaptasi, teamwork, dll. Setelah program GPB berlangsung,
dilakukan post test untuk peserta. Post test ini bertujuan untuk mengukur apakah ada
peningkatan kemampuan softskill yang dimiliki peserta setelah mengikuti GPB. Perubahan ini
bisa menuju yang lebih baik, atau mungkin tambah tidak baik. Jadi, tahap training evaluation
dari GPB ini menggunakan metode kuesioner. Contoh perubahan dari mahasiswa yang
mengikuti GPB adalah meningkatnya kemampuan peserta dalam manajemen diri dengan
mengatur jadwal kegiatan sehari - harinya, mudah untuk beradaptasi terhadap sesuatu yang baru
yang mana menandakan bahwa dapat menerima adanya keberagaman, dan meningkatkan
komunikasi dalam kelompok guna mewujudkan tujuan kelompok tersebut.
2. Menganalisis training cycle dari 1 soft-skill training yang pernah diikuti (ditinjau seperti
training cycle ada TNA,TD,TE)
Salah satu training yang pernah saya ikuti adalah Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS) bagi calon pengurus OSIS yang baru. Saya mengikuti pelatihan tersebut saat saya duduk
di bangku SMA. Pelaksanaan LDKS ini berlokasi di Wonosalam Training Center (WTC),
Jombang.
2). Mampu menjadi wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi siswa, wadah
pengembangan potensi diri siswa, serta sebagai sarana komunikasi antar siswa dalam
sekolah.
Pada tingkat individual, latihan dasar kepemimpinan siswa dirancang untuk membekali
siswa pengurus OSIS baru dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kepengurusan OSIS, antara lain:
1). Siswa harus memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) agar ia mampu mengatur
dirinya, rekan kerjanya, dan lingkungannya.
2). Siswa harus mampu bekerja dalam tim, serta beradaptasi dengan lingkungan yang
baru baginya.
3). Siswa harus mampu melaksanakan perancangan dan penyusunan suatu proposal acara.
Hari 2
Hari 3
Untuk LDKS Fisik, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk
PBB / Pelatihan Baris Berbaris. Pelatihan tersebut juga berguna bagi para pengurus OSIS saat
mereka bertugas menjadi petugas upacara. PBB ini meliputi beberapa hal seperti :
Baris Berbaris dasar :
Hadap Kanan,
Hadap Kiri,
Balik Kanan,
Hadap Serong Kanan,
Hadap Serong Kiri,
Jalan Ditempat,
Langkah Tegap Maju, dan
Meluruskan Barisan.
Perpaduan antara Langkah Tegap Maju dengan Balik Kanan serta keempat jenis
hadap-hadapan,
Perpaduan antara Jalan Ditempat dengan Balik Kanan serta keempat jenis hadap-
hadapan, dan
Buka - Tutup Barisan.
Dalam LDKS Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi, terlebih
selama mengikuti 3 hari LDKS. Sebab, pengurus OSIS harus menjadi contoh bagi para siswa
lainnya hal tersebut dimulai dengan kedisiplinan diri. Beberapa peraturan yang diterapkan dalam
LDKS kami ialah :
Selama pelaksanaan kegiatan LDKS, peserta harus hadir di tempat dengan tepat waktu,
Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan LDKS. Jika ada 1
peserta saja yang tidak membawa air minum, saputangan, topi, ataupun atribut-atribut
lainnya yang telah ditetapkan, maka seluruh pesertalah yang akan
menanggung hukumannya,
Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang diberikan oleh tim
pemberi LDKS. Jika tidak, maka kepadanya akan diberikan hukuman, dan kebersamaan
juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDKS yang melakukan kesalahan
Untuk LDKS Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah
dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam
LDKS Mental adalah :
Mendaki bukit
Jurit malam.
Menyusuri terassering / pematang sawah
Ping - Pong Transfer, yaitu game memindahkan bola ping-pong ke dalam gelas melalui
susunan pipa paralon yang dipegang secara marathon oleh peserta di sepanjang lintasan
hingga sampai pada gelas.
Spider Web, yaitu permainan kepercayaan di mana seseorang harus menjatuhkan diri ke
belakang menuju jaring yang telah dipegang rekan satu tim secara bersama-sama.
Sesi Pelatihan Penyusunan Proposal : Pengajaran mengenai bagaimana cara dan teknis
penyusunan proposan yang baik dan tepat, serta apa saja isi dan konten yang benar dan
menarik dalam sebuah proposal kegiatan.
Ketika pelatihan LDKS diberikan dalam metode permainan (games) dan outbond, peserta
memberikan reaksi yang seragam. Mereka merasa senang dengan metode tersebut. Selain itu,
waktu yang dialokasikan untuk permainan juga dirasa cukup. Sebab, peserta tidak merasa terlalu
kelelahan ataupun bosan dengan permainan yang diberikan. Berdasarkan reaksi yang ditunjukan,
peserta jauh lebih memahami materi jika disampaikan dengan metode permainan (games)
daripada ceramah oleh fasilitator/guru.
Banyak pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh peserta setelah mengikuti
pelatihan ini. Materi kepemimpinan yang diberikan oleh fasilitator dapat membekali para peserta
dengan jiwa kepemimpinan (leadership). Selain itu, para peserta juga mau lebih berbaur dan
bekerja sama dengan orang lain, di mana mereka mampu secara efektif bekerja sama dalam tim.
Peserta pelatihan juga mampu dalam membuat proposal kegiatan yang baik dan benar. Para
peserta juga dapat menyelesaikan suatu masalah secara sistematis dan berpikir secara kritis untuk
menemukan solusinya (problem solving).
1.Manajemen diri
Kemampuan untuk mengatur perilaku sesuai dengan tujuan dan standart pribadi serta
perubahan tuntutan situasi yang disertai dengan sikap positif dalam menanggapi situasi yang
sangat genting,contohnya yaitu pada saat waktu kuliah padat dan banyak kegiatan di luar kampus
kita bisa mengatur atau me manajemen waktu kita sendiri supaya seimbang.
2.Kemampuan berpikir
Kemampuan atau keahlian yang memungkinkan seseorang untuk menggunakan
pemahamannya terhadap pengalaman dan pengetahuan nya dalam menemukan masalah atau
menyelesaikan masalah untuk tugas akademik, contohnya yaitu ketika mahasiswa hendak
melakukan suatu penyelidikan operasional untuk menyelesaikan masalah ia diharuskan untuk
berpikir kritis.
3.Belajar sepanjang hayat
Menggunakan kesempatan belajar formal atau informal dalam kehidupan individu untuk
memelihara pengembangan dan peningkatan dirinya secara berkelanjutan dari segi pengetahuan
dan keterampilan,contohnya meskipun kita banyak menampung banyak ilmu tapi kita harus tetap
belajar supaya kita tidak kalah dengan jaman yang sekarang makin modern.
4.Komunikasi
Kemampuan untuk menyampaikan dan menerima pendapat/ide/gagasan secara bagus
dan logis sesuai dengan konteks baik secara lisan maupun tulisan antara individu atau di depan
umum,contohnya yaitu disitulah softskill ini sangat berguna karena setiap manusia harus
mempunyai ini supaya saat di perusahaan maupun dengan teman atau kelompok kita bisa
nyampaikan maupun menerima gagasan dari orang lain dan menyampaikan nya pun dengan
logis.
Integritas merupakan sebuah komitmen awal seseorang untuk bertindak secara konsisten
sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik akademis walaupun dalam
keadaan yang sulit, dengan kata lain seseorang harus menjalankan apa yang sudah dikatakan
sebelumnya sesuai dengan peraturan yang ada. Integritas memberikan keunggulan dalam
membangun standar sikap, etika dan perilaku. Penegakkan integritas akan menciptakan gaya
hidup dan gaya bekerja yang efektif, produktif, dan kreatif. Salah satu contohnya pentingnya
penegakkan integritas di dalam perusahaan yang membuat semua pimpinan dan karyawan
mampu menjalankan kinerja di dalam perusahaan dengan professional dan dapat menjalankan
keberlangsungan perusahaan di segala situasi.
8. Ketrampilan Berorganisasi
9. Kepemimpinan
Sebagai seorang mahasiswa kita harus memiliki sikap kepemimpinan yang di tunjukan
dengan menjadi teladan yang baik antar mahasiswa sehingga sudah terbiasa menjadi contoh
untuk orang lain. Hal tersebut berhubungan di dalam suatu organisasi nantinya terdapat orang
yang memimpin dan yang dipimpin dengan kata lain adanya interaksi antara atasan dengan
bawahan di mana atasan memotivasi dan mempengaruhi bawahannya untuk bekerja menuju
suatu tujuan organisasi dan kita sebagai orang yang memimpin harus dapat menjadi contoh yang
baik bagi bawahan kita dengan adanya manajemen atau mengelola para bawahan kita dengan
baik. Sebagai seorang pemimpin adanya sikap kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yaitu
bahwa pemimpin yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan
cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Latihan_dasar_kepemimpinan
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-training-pelatihan-tahap-pelatihan/
http://andragogi.com/siklus-proses-pelatihan