Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK PSIKOLOGI KERJA

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Andrew Sofian 160316005


2. Pandu Wahyu Baskoro 160316080
3. Yasintha Ardelia 160316185
4. M. Obby Anugrawan 160316197

Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik

Universitas Surabaya

Tahun 2017
1. Mencermati MOB atau GPB, termasuk ke dalam program trainning atau bukan ,
berikan tujuan spesifik dilakukan kegiatan tersebut,(ditinjau seperti trainning cycle ada
TNA,TD,TE)

Growing Personal Best merupakan salah satu program dari Universitas Surabaya yang
diberikan untuk mahasiswa baru di mana bertujuan untuk mengembangkan softskill yang
dimiliki oleh mahasiswa. Program ini mengajarkan kita untuk melatih kerjasama antar anggota
team (team work), manajemen waktu, pendampingan untuk adaptasi multicultural,
kepemimpinan , dan lain - lain. Training GPB membantu kita untuk memiliki bekal softskill di
dunia kerja nanti yang dibutuhkan untuk dapat bekerja dengan baik. Menurut kelompok kami,
program GPB ini merupakan salah satu contoh kegiatan pra - training atau pelatihan. Karena
membantu mahasiswa baru untuk mengetahui di mana letak tingkat kedewasaan mereka, tentu
saja training memiliki tahapan – tahapan yang saling terikat satu sama lain.

TRAINING NEED ANALYSIS (TNA)

Tahap pertama yang termasuk dalam training cycle adalah Training Need Analysis.
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul di tempat kerja atau di
perkuliahan. TNA ini menjadi langkah pertama yang dilakukan untuk mengetahui training apa
yang harus diberikan oleh mahasiswa baru tersebut. Karena TNA mencoba mendefinisikan
kesenjangan yang terjadi di universitas. Contohnya adalah mahasiswa yang baru lulus dari
SMA rata – rata masih kurang dalam hal manajemen diri terutama mahasiswa yang merantau
dari berbagai daerah. Tentu saja, UBAYA menyediakan program training GPB ini yang salah
satunya mengadakan pelatihan tentang manajemen diri agar dapat memanajemen diri supaya
menjadi lebih efektif dalam melakukan aktivitas. Contoh lainnya adalah, UBAYA merupakan
salah satu universitas yang mahasiswanya berasal dari berbagai macam daerah. Oleh karena itu,
dalam progam GPB ini diajarkan untuk saling menghargai, toleransi dan tidak diskriminatif
terhadap orang lain yang berbeda suku, ras, dan agama.Dengan demikian, dapat tercipta
hubungan baik antar mahasiswa.

Training Design (TD)

RUNDOWN GPB Gelombang 4

WAKTU ACARA PENANGGUNG TEMPAT


JAWAB
06.30 – 07.00 Peserta berkumpul & absen oleh Panitia Lap. Depan Perpus
panitia Ubaya
07.00 – 09.00 Pemberangkatan peserta GPB Panitia Bus
menuju UTC
Mobilisasi peserta GPB menuju Panitia Ruangan masing -
09.00 – 10.00 ruangan yang sudah di tentukan. masing (A,B, C dan D)
Pembukaan + Pengenalan Fasilitator dan Ruangan masing -
10.00 – 10.30 Fasilitator dan Asisten asisten masing (A,B, C dan D)
10.30 – 11.30 Sesi 1 – Penyuluhan Narkoba TIM BNN JATIM Ruangan masing -
masing (A,B, C dan D)
11.30 – 13.30 ISHOMA Panitia
Sesi 2 - My Big Dreams Fasilitator dan Ruangan masing -
13.30 – 15.10 asisten masing (A,B, C dan D)
Coffe Break Panitia Depan Ruangan masing
15.10 – 15.20 - masing (A,B, C dan D)
Sesi 3 - My Life List Fasilitator dan Ruangan masing -
15.20 – 17.00 asisten masing (A,B, C dan D)
17.00 – 18.30 ISHOMA Panitia -
Sesi 4 – Manajemen Emosi Fasilitator dan Ruangan masing -
18.30 – 20.30 asisten masing (A,B, C dan D)
Relaksasi Fasilitator dan Ruangan masing -
20.30 – 21.00 asisten masing (A,B, C dan D)
21. 00 - Tidur Panitia Tenda
Hari 1 : Jumat, 11 November 2016

Hari 2 : Sabtu, 12 November 2016


WAKTU ACARA PETUGAS ACARA TEMPAT
06.00 – 07.30 Persiapan Peserta Panitia
(Bangun, Mandi dan Sarapan)
07.30 – 08.30 Foto Bersama Panitia Lap. Tengah UTC
08.30 – 10.30 Sesi 1 – Permainan Alfa Fasilitator dan Ruangan masing -
-Victoria Asisten masing (A,B, C dan D)
dan Lap. Tengah UTC
10.30 – 12.30 ISHOMA + Persiapan Outdoor
Activity
Pengarahan sebelum Outdoor Fasilitator dan Ruangan masing -
12.30 – 13.00 Activity Asisten masing (A,B, C dan D)
13.30 – 16.00 Outdoor Activity Panitia, Fasilitator Pos - pos outdoor
dan Asisten activity
16.00 – 17.00 Sesi 2 - Refleksi Outdoor Activity Fasilitator dan Bebas
Asisten
17.00 – 18.30 ISHOMA Panitia
Sesi 3 – Aku dan Kelompokku Fasilitator dan Ruangan masing -
18.30 – 20.30 Asisten masing (A,B, C dan D)
Relaksasi Fasilitator dan Ruangan masing -
20.30 – 21.00 Asisten masing (A,B, C dan D)
21.00 - Tidur Panitia Tenda

Hari 3 : Minggu, 13 November 2016

WAKTU ACARA PENANGGUNG TEMPAT


JAWAB
06.30 – 08.00 Persiapan Peserta Panitia -
(Bangun, Mandi dan Sarapan)
08.00 – 09.00 Ibadah khusus peserta yang Panitia Ruangan A :
beragama Nasrani Kristen Protestan
Ruangan C : Katolik
09.00 – 09.15 Pengarahan untuk wawancara Fasilitator dan Ruangan masing -
warga setempat Asisten masing (A, B, C dan D)
09.15 – 10.00 Wawancara warga setempat Panitia, Fasilitator -
dan Asisten
10.00 – 10.30 Pembuatan poster hasil Fasilitator dan Ruangan masing -
wawancara Asisten masing (A, B, C dan D)
10.30 – 11.00 Presentasi poster hasil Fasilitator dan Ruangan masing -
wawancara Asisten masing (A, B, C dan D)
11.00 – 12.15 ISHOMA dan berkemas Panitia -
12.15 – 13.15 Sesi 1 – Fishbone diagram Fasilitator dan Ruangan masing -
GPB Asisten masing (A, B, C dan D)
13.15 – 14.15 Sesi 2 – Action Plan Fasilitator dan Ruangan masing -
Asisten masing (A, B, C dan D)
14.15 – 14.30 Penutupan GPB Gel. 4 Panitia, Fasilitator Ruangan masing -
dan Asisten masing (A, B, C dan D)
14.30 – 15.00 Persiapaan pulang dan menuju Panitia -
ke bis
15.00 - Perjalanan kembali ke Panitia Bis
Surabaya

Pelaksanaan GPB ini berlokasi di Ubaya Training Center (UTC) Jln. Jolotundo, Desa
Tamiajeng, Trawas, Tamiajeng, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Kegiatan GPB Gelombang ke-
4 ini berlangsung 11 November 2016 – 13 November 2016 dengan jumlah peserta 300 orang
yang berasal dari fakultas Teknik dan FIK. Dengan jumlah peserta 300 orang maka dibagi
menjadi 4 ruangan untuk pemberian materi, yaitu Kelompok A, B, C, dan D. Materi diberikan
dalam beberapa sesi yang terbagi di 3 hari tersebut. Materi diberikan oleh fasilitator beserta
asisten yang membantu peserta dalam proses berlangsungnya materi di dalam ruangan.
Fasilitator berasal dari mahasiswa S2 Fakultas Psikologi UBAYA dan Dosen UBAYA, dan
asisten fasilitator merupakan mahasiswa UBAYA yang terpilih melalui seleksi khusus. Dalam
GPB ini terdapat materi – materi yang diberikan dengan terbagi ke dalam beberapa sesi:

1. Sesi Penyuluhan Narkoba di mana memberikan bekal kepada peserta GPB jangan sampai
terjerumus ke dalam Narkoba.
2. Sesi My Big Dreams di mana fasilitator bersama asisten memberikan worksheet bagi
peserta GPB guna peserta menuliskan mimpi mereka di mana kegiatan ini untuk
mengetahui sejauh mana peserta GPB berfikir untuk kedepannya,
3. Sesi My Life List di mana fasilitator bersama asisten memberikan worksheet bagi peserta
GPB guna peserta menuliskan apa yang ingin di capai setelahnya mengikuti GPB ini .
4. Sesi Manajemen Emosi di mana fasilitator bersama asisten memberikan suatu contoh
kasus terkait manajemen emosi dan peserta diharapkan dapat menyelesaikan/ menyikapi
masalah tersebut dengan tepat.
5. Sesi Permainan Alfa – Victoria di mana mengajarkan bahwa jika berkomunikasi dengan
orang lain jangan bersikap malu – malu atau jangan bersikap terlalu keras, sewajarnya
saja dalam berkomunikasi dengan orang lain.
6. Sesi Refkesi Outdoor di mana mengevaluasi peserta setelah melakukan outdoor activity
pesan apa yang mereka dapatkan dari setiap kegiatan yang dilakukan pada outdoor
activity.
7. Sesi Aku & Kelompokku di mana mengajarkan kepada peserta bahwa bagaimana sikap /
perilaku yang baik dalam berorganisasi nantinya, sehingga dapat mewujudkan tujuan dari
organisasi tersebut (berkelompok).
8. Sesi Fish Bone Diagram di mana mengajak peserta untuk menuliskan sebab – sebab dari
permasalahan yang dihadapi oleh peserta sehingga diharapkan dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan mengetahui penyebabnya dengan lebih rinci.
Contohnya: Peserta malas dalam perkuliahan , penyebabnya bermacam – macam salah
satunya persoalan keluarga yang mempengaruhi pikiran peserta sehingga tidak dapat
fokus untuk kuliah. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut membicarakan persoalan
tersebut dengan keluarga.
9. Sesi Action Plan di mana sesi ini merupakan sebagai salah satu cara mengevaluasi dari
peserta GPB ini, setelah mendapatkan materi dari Fasilitator dan Asisten. Peserta diminta
untuk menuliskan apa yang ingin dicapai dalam kehidupan mereka beserta langkah yang
dibutuhkan untuk mewujudkan keinginan mereka tersebut dalam suatu worksheet.

Dalam Outdoor Activity terdapat beberapa kegiatan antara lain:

1. Spider Web, yaitu permainan yang melatih softskill peserta dengan melatih kepercayaan
antar anggota team dan team work (kerjasama antar anggota) di mana seseorang harus
menjatuhkan diri ke belakang menuju jaring yang telah dipegang rekan satu tim secara
bersama-sama.

2. Mengambil bendera dengan mata ditutup, yang melatih softskill meliputi: komunikasi dan
rasa kepercayaan antar anggota team dengan mengarahkan peserta yang matanya ditutup
untuk mengambil bendera tanpa menginjak jebakan yang disediakan.
3. Melewati tali dengan berkelompok dimana peserta memeluk peserta lainnya sampai
berbentuk melingkar , yang melatih softskill untuk kerjasama antar anggota team (team
work) yang meliputi komunikasi, kemampuan untuk berfikir agar tidak salah perhitungan
agar tidak mengenai tali dan jatuh karena kehilangan keseimbangan.
4. Memancing ikan dengan badan di tarik oleh anggota lain, kegiatan ini melatih
kepercayaan terhadap anggota lain di mana menahan tubuh kita agar tidak jatuh ke tanah
saat mengambil ikan.
Dalam kegiatan GPB ini setiap peserta diajarkan beberapa hal yang mendasar,
seperti:
1. Selalu bersikap disiplin terhadap waktu salah satu contohnya adalah ketika setiap sesi
ruangan berlangsung para peserta diberikan waktu maksimal 10 menit keterlambatan.
Jika melewati waktu tersebut maka peserta tidak diijinkan masuk ke dalam ruangan
dan konsekuensinya tidak dapat materi yang diberikan.
2. Bersikap peduli terhadap sesama, Contohnya keterima makan peserta hanya boleh
mengambil lauk 1 saja supaya peserta yang makan belakangan tidak kehabisan
makanannya.

TRAINING EVALUATION (TE)

Pada tahapan ini, dilakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi
bukan saja dilakukan terhadap peserta training tetapi terhadap proses berlangsungnya training itu
sendiri. Evaluasi yang umum dilakukan yaitu Evaluasi Hasil Pembelajaran. Di evaluasi ini yang
diukur adalah kompetensi yang meliputi kemampuan (Ability), pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan perubahan sikap (personality) yang dimiliki oleh peserta Training
meningkat atau tidak setelah mengikuti training. Contohnya, pada program GPB ini dilakukan
pretest awal yang diberikan kepada peserta GPB tentang soal – soal yang berkaitan dengan
manajemen diri, toleransi, adaptasi, teamwork, dll. Setelah program GPB berlangsung,
dilakukan post test untuk peserta. Post test ini bertujuan untuk mengukur apakah ada
peningkatan kemampuan softskill yang dimiliki peserta setelah mengikuti GPB. Perubahan ini
bisa menuju yang lebih baik, atau mungkin tambah tidak baik. Jadi, tahap training evaluation
dari GPB ini menggunakan metode kuesioner. Contoh perubahan dari mahasiswa yang
mengikuti GPB adalah meningkatnya kemampuan peserta dalam manajemen diri dengan
mengatur jadwal kegiatan sehari - harinya, mudah untuk beradaptasi terhadap sesuatu yang baru
yang mana menandakan bahwa dapat menerima adanya keberagaman, dan meningkatkan
komunikasi dalam kelompok guna mewujudkan tujuan kelompok tersebut.

2. Menganalisis training cycle dari 1 soft-skill training yang pernah diikuti (ditinjau seperti
training cycle ada TNA,TD,TE)
Salah satu training yang pernah saya ikuti adalah Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS) bagi calon pengurus OSIS yang baru. Saya mengikuti pelatihan tersebut saat saya duduk
di bangku SMA. Pelaksanaan LDKS ini berlokasi di Wonosalam Training Center (WTC),
Jombang.

Susunan TNA (Training Needs Analysis)

Pada tingkat organisasi, diadakannya latihan dasar kepemimpinan adalah untuk


membangun dan memperkuat OSIS dengan kepengurusan yang baru sebagai organisasi efektif
dan efisien, serta mampu membawa dampak perubahan yang positif di lingkungan intra sekolah,
seperti:
1). Mampu memajukan sekolah dengan berbagai pelaksanaan kegiatan yang terencana
dan terkoordinir dengan baik.

2). Mampu menjadi wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi siswa, wadah
pengembangan potensi diri siswa, serta sebagai sarana komunikasi antar siswa dalam
sekolah.

Pada tingkat individual, latihan dasar kepemimpinan siswa dirancang untuk membekali
siswa pengurus OSIS baru dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kepengurusan OSIS, antara lain:

1). Siswa harus memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) agar ia mampu mengatur
dirinya, rekan kerjanya, dan lingkungannya.

2). Siswa harus mampu bekerja dalam tim, serta beradaptasi dengan lingkungan yang
baru baginya.

3). Siswa harus mampu melaksanakan perancangan dan penyusunan suatu proposal acara.

Uraian TD (Training Design)


RUNDOWN LDKS SMA Frateran Surabaya
Hari 1

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


06.00 – 06.30 Berkumpul di Sekolah Guru Pendamping
06.30 – 07.00 Pelepasan oleh Kepala Guru Pendamping
Sekolah
07.00 – 07.30 Persiapan Pemberangkatan Guru Pendamping
07.30 – 10.00 Perjalanan menuju Guru Pendamping
Wonosalam Training Center
10.00 – 11.00 Upacara Pembukaan Guru Pendamping
11.00 – 12.00 Dinamika Kelompok dan Ice TRAINER WTC
Breaking
12.00 – 13.00 ISHOMA -
13.00 – 15.00 Materi Pengenalan OSIS Guru Pendamping
15.00 – 17.00 PBB (Pelatihan Baris TRAINER WTC
Berbaris)
17.00 – 18.00 ISHOMA -
18.00 – 18.30 Makan Malam TRAINER WTC
18.30 – 19.30 Materi Problem Solving TRAINER WTC
19.30 – 20.30 Materi Pembuatan Proposal TRAINER WTC
20.30 – 21.30 Persiapan Jurit Malam TRAINER WTC
21.30 – 00.00 Jurit Malam TRAINER WTC
00.00 – 01.00 Evaluasi Diri TRAINER WTC
01.00 – 04.30 Istirahat -

Hari 2

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


04.30 – 06.30 Bangun Pagi dan Senam Pagi TRAINER WTC
06.30 – 07.00 Bersih Diri -
07.00 – 07.30 Makan Pagi TRAINER WTC
07.30 – 08.00 Mobilisasi dan Persiapan TRAINER WTC
Outbond
08.00 – 13.00 Outbond TRAINER WTC
13.00 – 13.30 Bersih Diri -
13.30 – 14.30 Makan Siang TRAINER WTC
14.30 – 16.30 Games Berkelompok TRAINER WTC
16.30 – 17.30 PBB (Pelatihan Baris TRAINER WTC
Berbaris)
17.30 – 18.00 ISHOMA -
18.00 – 19.00 Materi Problem Solving TRAINER WTC dan Guru
Pendamping
19.00 – 19.30 Makan Malam TRAINER WTC
19.30 – 21.00 Materi Kepemimpinan 1 TRAINER WTC
(Leadership 1)
21.00 – 22.00 Materi Pembuatan Proposal TRAINER WTC dan Guru
Pendamping
22.00 – 01.00 Api Unggun (Malam TRAINER WTC
Kebersamaan)
01.00 – 02.00 Evaluasi Diri TRAINER WTC
02.00 – 05.00 Istirahat -

Hari 3

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


05.00 – 06.00 Bangun Pagi dan Senam Pagi TRAINER WTC
06.00 – 08.00 Jelajah Desa dan Susur TRAINER WTC dan Guru
Sungai Pendamping
08.00 – 09.00 Bersih Diri -
09.00 – 09.30 Makan Pagi TRAINER WTC
09.30 – 11.00 Materi Kepemimpinan 2 TRAINER WTC
(Leadership 2)
11.00 – 12.00 Evaluasi Diri TRAINER WTC
12.00 – 12.30 Makan Siang TRAINER WTC
12.30 – 13.00 Upacara Penutupan dan TRAINER WTC dan Guru
Pengumuman Best Team Pendamping
13.00 – 15.30 Kembali ke Surabaya Guru Pendamping

Pelaksanaan LDKS ini berlokasi di Wonosalam Training Center (WTC), Jombang.


Kegiatan pelatihan LDKS ini berlangsung selama 3 hari 2 malam. Materi LDKS yang diberikan
dibagi dalam 2 bagian yaitu LDKS Fisik dan LDKS Mental. Pembina LDKS terdiri dari para
fasilitator WTC serta guru sekolah kami, Namun guru sekolah kami hanya berperan sedikit, yaitu
seputar penyampaian materi dalam ruangan saja. Selebihnya, seperti aktivitas luar ruangan
dibina oleh para fasilitator WTC. Fasilitator WTC merupakan fasilitator berbakat yang juga
melatih para prajurit TNI AD, AU, dan AL.

Untuk LDKS Fisik, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk
PBB / Pelatihan Baris Berbaris. Pelatihan tersebut juga berguna bagi para pengurus OSIS saat
mereka bertugas menjadi petugas upacara. PBB ini meliputi beberapa hal seperti :
Baris Berbaris dasar :
 Hadap Kanan,
 Hadap Kiri,
 Balik Kanan,
 Hadap Serong Kanan,
 Hadap Serong Kiri,
 Jalan Ditempat,
 Langkah Tegap Maju, dan
 Meluruskan Barisan.

Baris Berbaris Tingkat Menengah :

 Perpaduan antara Langkah Tegap Maju dengan Balik Kanan serta keempat jenis
hadap-hadapan,
 Perpaduan antara Jalan Ditempat dengan Balik Kanan serta keempat jenis hadap-
hadapan, dan
 Buka - Tutup Barisan.

Baris Berbaris Tingkat Tinggi :

 Langkah Tegap Maju beregu,


 Haluan Kanan beregu,
 Haluan Kiri beregu,
 Belok Kanan beregu, dan
 Perpaduan antara Langkah Tegap Maju, Balik Kanan, keempat jenis hadap-
hadapan, dan Jalan Ditempat.
 Ujian Akhir : Perpaduan Keseluruhan Materi PBB.

Dalam LDKS Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi, terlebih
selama mengikuti 3 hari LDKS. Sebab, pengurus OSIS harus menjadi contoh bagi para siswa
lainnya hal tersebut dimulai dengan kedisiplinan diri. Beberapa peraturan yang diterapkan dalam
LDKS kami ialah :

 Selama pelaksanaan kegiatan LDKS, peserta harus hadir di tempat dengan tepat waktu,
 Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan LDKS. Jika ada 1
peserta saja yang tidak membawa air minum, saputangan, topi, ataupun atribut-atribut
lainnya yang telah ditetapkan, maka seluruh pesertalah yang akan
menanggung hukumannya,

 Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang diberikan oleh tim
pemberi LDKS. Jika tidak, maka kepadanya akan diberikan hukuman, dan kebersamaan
juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDKS yang melakukan kesalahan

Hukuman dalam LDKS Fisik biasanya berupa push-up untuk pria atau squat jump untuk


wanita. Jumlahnya tergantung perintah dari pemberi LDKS. Di LDKS ini kami juga dilatih untuk
tiarap dan berguling-guling di tanah lapang. Hal itu bertujuan untuk melatih mental kami, serta
membekali kami sebagai pelatihan gerak refleks kami jika suatu saat terdapat bencana alam.

Untuk LDKS Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah
dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam
LDKS Mental adalah :

Outbond / Kegiatan Alam, seperti :

 Hiking (berjalan kaki di alam bebas/hutan)

 Menyeberangi sungai (susur sungai)

 Mendaki bukit

 Jurit malam.

 Menyusuri terassering / pematang sawah

Permainan-permainan yang memiliki nilai kepemimpinan, kerjasama, dan


kepercayaan, seperti : (dilakukan di lapangan/outdoor)

 Memasukkan paku dalam botol dengan mata tertutup. Salah seorang yang lain


memberikan aba-aba agar paku tersebut masuk.
 Permainan Bulldozer. Menggunakan banner bekas lalu 10 orang diharuskan untuk maju
bersama dengan menggunakan banner tersebut layaknya gerakan roda tank.

 Ping - Pong Transfer, yaitu game memindahkan bola ping-pong ke dalam gelas melalui
susunan pipa paralon yang dipegang secara marathon oleh peserta di sepanjang lintasan
hingga sampai pada gelas.

 Spider Web, yaitu permainan kepercayaan di mana seseorang harus menjatuhkan diri ke
belakang menuju jaring yang telah dipegang rekan satu tim secara bersama-sama.

 Bisik berantai. Dibutuhkan kemampuan sebagai pendengar sekaligus penyampai pesan


yang baik agar dapat menyampaikan pesan yang benar dari awal hingga akhir.

Pemberian materi kepemimpinan yang dibagi dalam beberapa sesi, seperti :

 Sesi Kepemimpinan : Penyuluhan mengenai karakter pemimpin yang benar.


(metode ceramah)

 Sesi Komunikasi : Penyuluhan mengenai cara-cara berkomunikasi yang benar sebagai


layaknya seorang pemimpin. (metode ceramah)

 Sesi Pelatihan Penyusunan Proposal : Pengajaran mengenai bagaimana cara dan teknis
penyusunan proposan yang baik dan tepat, serta apa saja isi dan konten yang benar dan
menarik dalam sebuah proposal kegiatan.

 Sesi Problem Solving / Challange - Proses manajemen konflik : Penyuluhan mengenai


cara-cara seorang pemimpin memecahkan masalah secara efektif dan benar. (metode
ceramah dan games berkelompok)

 Sesi Dinamika Kelompok : Berupa permainan. (metode games outdoor)

Rancangan Training Evaluation (TE)


Peserta pelatihan LDKS memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap setiap materi
yang diberikan. Misalnya, ketika materi kepemimpinan disampaikan dengan metode ceramah
dan Tanya - jawab. Reaksi yang ditunjukan oleh mayoritas peserta yaitu membosankan. Bahkan,
terdapat beberapa peserta yang tertidur ketika fasilitator menyampaikan materi saat itu. Waktu
yang cukup lama juga menjadi salah satu penyebab peserta merasa bosan. Bahasa yang
digunakan fasilitator juga sulit dipahami, karena terkadang fasilitator menggunakan bahasa
daerah yang tidak dimengerti oleh sebagian peserta.

Ketika pelatihan LDKS diberikan dalam metode permainan (games) dan outbond, peserta
memberikan reaksi yang seragam. Mereka merasa senang dengan metode tersebut. Selain itu,
waktu yang dialokasikan untuk permainan juga dirasa cukup. Sebab, peserta tidak merasa terlalu
kelelahan ataupun bosan dengan permainan yang diberikan. Berdasarkan reaksi yang ditunjukan,
peserta jauh lebih memahami materi jika disampaikan dengan metode permainan (games)
daripada ceramah oleh fasilitator/guru.

Banyak pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh peserta setelah mengikuti
pelatihan ini. Materi kepemimpinan yang diberikan oleh fasilitator dapat membekali para peserta
dengan jiwa kepemimpinan (leadership). Selain itu, para peserta juga mau lebih berbaur dan
bekerja sama dengan orang lain, di mana mereka mampu secara efektif bekerja sama dalam tim.
Peserta pelatihan juga mampu dalam membuat proposal kegiatan yang baik dan benar. Para
peserta juga dapat menyelesaikan suatu masalah secara sistematis dan berpikir secara kritis untuk
menemukan solusinya (problem solving).

3. Jelaskan mengenai 9 Softskill UBAYA !

1.Manajemen diri
Kemampuan untuk mengatur perilaku sesuai dengan tujuan dan standart pribadi serta
perubahan tuntutan situasi yang disertai dengan sikap positif dalam menanggapi situasi yang
sangat genting,contohnya yaitu pada saat waktu kuliah padat dan banyak kegiatan di luar kampus
kita bisa mengatur atau me manajemen waktu kita sendiri supaya seimbang.
2.Kemampuan berpikir
Kemampuan atau keahlian yang memungkinkan seseorang untuk menggunakan
pemahamannya terhadap pengalaman dan pengetahuan nya dalam menemukan masalah atau
menyelesaikan masalah untuk tugas akademik, contohnya yaitu ketika mahasiswa hendak
melakukan suatu penyelidikan operasional untuk menyelesaikan masalah ia diharuskan untuk
berpikir kritis.
3.Belajar sepanjang hayat
Menggunakan kesempatan belajar formal atau informal dalam kehidupan individu untuk
memelihara pengembangan dan peningkatan dirinya secara berkelanjutan dari segi pengetahuan
dan keterampilan,contohnya meskipun kita banyak menampung banyak ilmu tapi kita harus tetap
belajar supaya kita tidak kalah dengan jaman yang sekarang makin modern.
4.Komunikasi
Kemampuan untuk menyampaikan dan menerima pendapat/ide/gagasan secara bagus
dan logis sesuai dengan konteks baik secara lisan maupun tulisan antara individu atau di depan
umum,contohnya yaitu disitulah softskill ini sangat berguna karena setiap manusia harus
mempunyai ini supaya saat di perusahaan maupun dengan teman atau kelompok kita bisa
nyampaikan maupun menerima gagasan dari orang lain dan menyampaikan nya pun dengan
logis.

5.Kerjasama dalam Kelompok


Kemampuan untuk bekerja sama dengan anggota kelompok dengan berbagai macam hal
karakter dan bisa melihat pentingnya peran masing-masing anggota demi mencapai tujuan
bersama,contohnya yaitu softkill ini penting juga karena pada waktu kita ada projek dengan
kelompok kita bisa yang berbagai macam karakter untuk berjuang menyukseskan projek.

6. Keterbukaan Terhadap Keberagaman

Di Universitas Surabaya, mahasiswanya berasal dari berbagai daerah yang mana


dibutuhkan sikap saling menghargai antar sesama mahasiswa, toleransi antar umat beragama,
dan tidak diskriminatif terhadap orang lain yang berbeda suku bangsa, agama, latar belakang
sosial-ekonomi, dan gender. Sehingga, sebagai mahasiswa diharapkan mempunyai sikap
keterbukaan akan adanya keberagaman yang ada sehingga dapat terciptanya keadaanya yang
aman dan tentram. Hal ini juga terkait di dalam dunia kerja nanti yang mana kita tidak tahu akan
berhadapan dengan siapa setiap harinya baik karyawan, atasan, dan client yang mana diharapkan
kita dapat berinteraksi dan berkomunikasi di dalam suatu pekerjaan guna mewujudkan sikap
saling memahami, menghormati, dan menghargai dalam bekerja dengan anggota lainnya. Salah
satu contohnya ketika kita mendapatkan kritik dan saran dari orang lain saat mengutarakan
pendapat kita di dalam rapat, kita harus menerima kritik dan saran dengan keterbukaan.
7. Integritas

Integritas merupakan sebuah komitmen awal seseorang untuk bertindak secara konsisten
sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik akademis walaupun dalam
keadaan yang sulit, dengan kata lain seseorang harus menjalankan apa yang sudah dikatakan
sebelumnya sesuai dengan peraturan yang ada. Integritas memberikan keunggulan dalam
membangun standar sikap, etika dan perilaku. Penegakkan integritas akan menciptakan gaya
hidup dan gaya bekerja yang efektif, produktif, dan kreatif. Salah satu contohnya pentingnya
penegakkan integritas di dalam perusahaan yang membuat semua pimpinan dan karyawan
mampu menjalankan kinerja di dalam perusahaan dengan professional dan dapat menjalankan
keberlangsungan perusahaan di segala situasi.

8. Ketrampilan Berorganisasi

Ketrampilan Berorganisasi merupakan kemampuan untuk mempelajari dan menerapkan


serangkaian langkah, aturan atau panduan yang diperlukan (dalam organisasi) untuk
melaksanakan suatu tugas, tanggung jawab atau peran tertentu dengan mengkoordinasikan
kegiatan kerja untuk menyelesaikannya secara efisien dan dapat mengelola sumber daya
sehingga sasaran kerja dapat tercapai tepat waktu dan tidak melebihi anggaran. Dalam hal ini
softskill dibutuhkan untuk menunjang ketrampilan berorganisasi, ketrampilan berorganisasi
didapatkan dari pengalaman yang dialami oleh setiap individu sehingga individu tersebut
memiliki keahlian dalam mengatasi masalah di dalam suatu organisasi dengan membuat
keputusan yang tepat. Kemampuan berorganisasi erat kaitannya dengan aspek – aspek
managerial yang mana mengkoordinasikan semua rencana berserta aktivitasnya dari seluruh
bagian yang ada demi tercapainya keselarasan kerja yang mengarah pada tujuan yang sama.

9. Kepemimpinan

Sebagai seorang mahasiswa kita harus memiliki sikap kepemimpinan yang di tunjukan
dengan menjadi teladan yang baik antar mahasiswa sehingga sudah terbiasa menjadi contoh
untuk orang lain. Hal tersebut berhubungan di dalam suatu organisasi nantinya terdapat orang
yang memimpin dan yang dipimpin dengan kata lain adanya interaksi antara atasan dengan
bawahan di mana atasan memotivasi dan mempengaruhi bawahannya untuk bekerja menuju
suatu tujuan organisasi dan kita sebagai orang yang memimpin harus dapat menjadi contoh yang
baik bagi bawahan kita dengan adanya manajemen atau mengelola para bawahan kita dengan
baik. Sebagai seorang pemimpin adanya sikap kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yaitu
bahwa pemimpin yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan
cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan MOB UBAYA 2016.

https://id.wikipedia.org/wiki/Latihan_dasar_kepemimpinan

http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-training-pelatihan-tahap-pelatihan/

http://andragogi.com/siklus-proses-pelatihan

Anda mungkin juga menyukai