Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM PELATIHAN

A. Persyaratan Sukses Program


Mengingat pada program ini berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas kepemimpinan dan team work pada mahasiswa psikologi, maka program ini akan
lebih memberikan hasil jika dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan dan
terkesan santai agar materi bisa dipahami dengan baik oleh peserta.
B. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
Program ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa psikologi untuk bekerja dalam tim (team
work).
2. Meningkatkan kualitas kepemimpinan mahasiwa psikologi agar dapat menjadi sosok
pemimpin yang dapat di andalkan dalam organisasi ataupun masyarakat
3. Meningkatkan kebersamaan dan rasa saling percaya antar sesame mahasiswa
psikologi

C. Sasaran Program Pelatihan dan Pengembangan


Sasaran program ini adalah pelatihan dan pengembangan komponen perilaku
karyawan guna menunjang kelancaran tugas kerja sehari-hari. Komponen perilaku yang
diharapkan tumbuh dari pelaksanaan program ini adalah:
1. Mempunyai hubungan interpersonal yang baik :
a. Mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain.
b. Melihat orang lain sebagai bagian dari sukses diri sendiri dan sukses tim.
c. Terbuka atas masukan (kritik dan saran) dari orang lain.
d. Tidak memaksanakan kehendak pribadi.
2. Memiliki kecerdasan emosional yang baik
a. Memiliki kepribadian mentalitas berkelimpahan (abundance mentality)
b. Memiliki pikiran positif pada orang lain.
c. Mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain.
d. Mampu untuk berbicara dengan kata-kata yang enak didengar oleh telinga.
e. Mampu memberikan apresiasi pada apa yang dilakukan oleh orang lain
3. Memotivasi diri dan orang lain
a. Mengembangkan inisiatif dan kreativitas diri untuk kesuksesan tim.
b. Membangkitkan semangat orang lain.
c. Msmpu mencairkan suasana.
4. Mempunyai kemampuan dalam pengelolaan diri
a. Mampu mengontrol emosi dalam menghadapi tantangan.
b. Tegar dalam menghadapi situasi panik.
c. Selalu low profile (rendah diri)
D. Metode Pelatihan
Dalam program ini. Metode pelatihan yang digunakan adalah:
1. Ceramah (tentang kepemimpinan dan team work)
2. Diskusi
3. Ice breaking
4. outbound
E. Peserta Pelatihan
Adapun peserta pelatihan dan pengembangan ini adalah 25 orang mahasiswa
psikologi Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
F. Jadwal Kegiatan
Kegiatan pelatihan dan pengembangan ini akan dilakukan pada:
Hari/tanggal : Sabtu – Minggu/10 – 11 April 2021
Tempat : Universitas Muhammadiyah Gorontalo
 Indoor : Gedung sebrba guna David Bobihoe Akib Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
 Outdoor : Lapangan pencerahan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Adapun rincian kegiatan adalah sebagai berikut:
Hari Pertama
Hari Durasi
Kegiatan Tempat Fasilitator
Hari: Sabtu
07.00 – 08.00 1 jam Registrasi Indoor Panitia
Pembukaan kegiatan pelatihan
08.00 – 09.30 1 jam Indoor Rektor UMGO
dan pengembangan
Pengenalan fasilitator dan
09.30 – 11.30 2 jam peserta, pembacaan tatatertip Indoor Panitia
kegiatan, + pre test
11.30 – 12.30 30 min Sholat/break Masjid -
12.30 – 13.30 1 jam Makan siang Indoor -
13.30 – 15.00 2,5 jam Materi (ceramah) kepemimpinan Indoor Moh. Wahyu
Madina (Ketua
HMPS Psikologi
UMGO)
15.00 – 15.30 30 min Sholat/break Masjid -
Materi (ceramah) tentang Team Isniarty Gintulangi
15.30 – 17.00 1,5 jam Indoor
Work S.Psi., Psikolog
Diskusi (individu dengan
Isniarty Gintulangi
17.00 – 17.45 45 min fasilitator + antar kelompok Indoor
S.Psi., Psikolog
peserta)
17.45 – 18.30 30 min Sholat/istirahat Masjid -
18.30 – 19.30 1 jam Makan malam Indoor -
Ice breaking (untuk saling
mengenal, membangun
19.30 – 20.00 30 min Indoor Panitia
keakraban, membangun
komunikasi)
20.00 – 04.30 8 jam Istirahat malam Kamar Peserta -

Hari Kedua
Hari Durasi
Kegiatan Tempat Fasilitator
Hari: Minggu
04.30 – 06.00 1,5 jam Sholat/persiapan Masjid -
06.00 – 06.30 30 min Senam Pagi Lapangan Panitia
06.30 – 07.30 1 jam Makan pagi Lapangan -
07.30 – 10.30 3 jam Outbound Lapangan Panitia
10.30 – 11.00 30 min Evaluasi outbound Lapangan Panitia
11.00 – 12.00 30 min Bersih diri Kamar peserta -
12.00 – 12.30 30 min Sholat/break Masjid -
12.30 – 13.30 1 jam Makan siang Indoor -
13.30 – 14.00 30 min Persiapan Penutupan Indoor Panitia
14.00 – 15.00 1 jam Awarding Indoor Panitia
15.00 – 15.30 30 min Sholat/break Masjid -
15.30 – 16.30 1 jam Penutupan + post test Indoor Panitia
16.30 – 18.00 1,5 jam Persiapan makrab Indoor Panitia
18.00 – 18.30 30 min Sholat/break Masjid -
18.30 – 22.00 4,5 jam Makrab Indoor Panitia

G. Jenis Kegiatan

1. Materi (ceramah) “Kepemimpinan”


Pada kegiatan ini akan di jelaskan apa itu kepemimpinan seperti pengertian
dan perilaku yang menunjukkan kepemimpinan yang baik, materi ini akan diberikan
oleh ketua HMPS Psikologi UMGO yaitu Moh. Wahyu Madina. Durasi ceramah
dialokasikan selama 2,5 jam dengan menggunakan LCD sebagai media
penyampaiannya dan peserta akan diberikan modul tentang EQ, kegiatan ini
dilakukan di dalam ruangan.
2. Materi (ceramah) “Team Work”
Pada kegiatan ini akan dijelaskan tentang Team Work, seperti pengertian dan
perilaku yang dapat meningkatkan team work. Materi akan disampaikan oleh ibu
isniarty Gintulangi, S.Psi., Psikolog dengan LCD sebagai media penyampaian
materinya dan peserta akan diberikan modul tentang Team Work, kegiatan ini
dilakukan di dalam ruangan.
3. Ice breaking (pengakraban)
Pada permainan ini panitia mencoba untuk mengakrabkan peserta yang belum
saling mengenal melalui permainan, adapun permainan yang akan dilakukan adalah:
“duck game”:
 Teaching points:
a. Melatih konsentrasi pikiran dan melatih gerak motorik yang responsif.
b. Melatih kemampuan berbicara di depan umum
c. Melatih membuat cerita yang terstruktur dan rumit secara spontan
d. Yang yang paling penting, membuat kita tertawa lepas
 Jumlah peserta : 25 orang
 Lama permainan : 30 menit
 Lokasi : Indoor UMGO
 Perlengkapan : Kertas koran
 Instruksi :
a. Buatlah lingkaran yang bisa terdiri dari banyak orang namun idealnya terdiri
dari belasan orang. Masing-masing berdiri di lingkaran ini dan anda sebagai
instruktur berada di tengahnya.
b. Perintahkan untuk mengepalkan tangan kiri dan angkat sampai sejajar bahu
kiri. Kepalan tangan dibuka, sehingga telapak tangan menengadah ke atas.
Sedangkan jari telunjuk tangan kanan ditaruh di atas telapak tangan kiri dari
teman yang ada di sebelah kanannya. Sudah kebayang kan? Tangan kiri kita
terbuka dan di situ ada tangan kanan orang lain. Sedangkan jari telunjuk tangan
kanan kita ada di telapak tangan kiri orang lain.
c. Setelah formasi ini siap, permainan bisa dimulai. Aturannya adalah anda
sebagai instruktur akan bercerita mengenai bebek. Karanglah cerita apapun
yang ada kata bebek-nya. Ketika dalam cerita tersebut anda menyebutkan kata
bebek, maka peserta harus menangkap jari telunjuk teman sebelahnya dengan
kanan kirinya dan di saat yang sama harus mengangkat jari telunjuk tangan
kanannya agar tidak tertangkap oleh orang lain.
d. Akan lebih baik jika anda melakukan ujicoba terlebih dahulu untuk
membiasakan dengan aturan permainan. Uji coba misalnya: katakan “bebek”
maka semua orang menangkap dengan tangan kirinya dan mengangkat tangan
kanannya.
e. Ketika sudah terbiasa, lakukan simulasi cerita misalnya “Pada suatu hari, saya
diminta oleh ibu untuk pergi ke pasar untuk membeli be.. besek. Setelah itu
saya bertemu dengan penjual be.. bebek!” Nah ketika anda menyebut kata
bebek tersebut maka peserta harus menangkap jari tangan orang lain, tapi di
saat yang sama harus menghindari tankapan orang lain.
f. Bagi peserta yang jarinya tertangkap maka dia harus menjadi instruktur dan
berdiri di tengah lingkaran dan harus mulai bercerita. Instruktur baru bisa
bercerita mengenai apa saja dengan kata kunci apa saja.
g. Kemudian, formasi diganti. Tangan kanan dan kiri bertukar peran. Tangan
kanan yang telapaknya terbuka ada di sebalah bahu kanan, dan telunjuk jari kiri
ada di telapak tangan kanan pada kawan sebelahnya.
h. Kerumitan permainan ini ada pada jebakan cerita. Buatlah cerita yang rumit
dan tiba-tiba anda mengucapkan kata kunci. Bagi peserta yang tidak
konsentrasi dan larut dalam cerita maka bisa dipastikan dia akan terkena
hukuman terus dengan menggantikan peran instruktur.

4. Senam Pagi
Kegiatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk kegiatan selanjutnya, adapun
rincian kegiatannya berupa:
 Jumlah peserta : 25 orang
 Durasi : 3 jam
 Perlengkapan : Tidak ada
 Lokasi : Lapangan pencerahan UMGO
 Instruksi : mengikuti gerakan instruktur

5. Outbound
Kegiatan ini dilakukan guna menerapkan teori yang didapatkan peserta dalam
bentuk permainan untuk meningkatkan kepemimpinan dan juga kerjasama tim dari
peserta kegiatan pelatihan ini, adapun rincian kegiatannya berupa:
 Jumlah peserta : 25 orang (dibagi menjadi 5 kelompok)
 Durasi : 30 menit
 Lokasi : Lapangan pencerahan UMGO
 Instruksi : mengikuti instruksi tiap panitia di dalam pos
Adapun pos yang ada dalam outbound kali ini yaitu :
 Pos yel-yel
Masing masing kelompok yang singgah di pos ini di minta untuk membuat yel-yel
yang semangat dan unik, semakin banyak dan unik maka point untuk kelompok
itu akan semakin banyak.
 Benang kusut
Dalam pos ini anggota kelompok akan dibuat saling berpegangan tangan tapi
dengan kondisi tidak teratur layaknya benang kusut. Ketua kelompok di harapkan
dapat memberikan instruksi bagi anggotanya supaya bisa membuat tangan mereka
menjadi tidak kusut tanpa melepaskan tangan mereka.
 Paku botol
Dalam pos ini 4 anggota kelompok di minta mengikatkan tali yang terhubung
dengan peserta lain ke pinggang mereka, di tengah ikatan tali yang
menghubungkan mereka terdapat paku yang harus mereka masukan kedalam
botol dengan instruksi dan arahan dari ketua kelompok. Keempat peserta haruslah
saling membelkangi satu sama lain.
 Tangga manusia
Kelompok akan menentukan siapa yang akan berperan sebagai penyebrang dan
sisanya menjadi tangga dengan bantuan balok kayu. Para tangga harus bisa
menyebrangkan penyebrang ke titik yang sudah di tentukan secepat mungkin
tanpa menjatuhkan si penyebrang, apabila penyebrang terjatuh maka permainan
harus di mulai dari awal.
 Perang dunia
Berbeda dengan permainan sebelumnya, permainan ini akan membuat masing-
masing kelompok bersaing untuk menjadi yang terakhir bertahan. Masing masing
kelompok harus memilih nama negara yang akan di pakai setelah itu tiap-tiap
peserta dalam kelompok harus menbagi perannya masing masing menjadi
“tembak”, “dor”, “lempar”, “boom”, dan “pengarah”(yang menentukan kelompok
mana yang akan di serang)
6. Awarding
Sebagai bentuk apresiasi dari penyelenggara kegiatan, peserta akan
mendapatkan award dari kegiatan yang dilakukannya selama dua hari tersebut.
Adapun award yang akan diberikan misalnya peserta terdisiplin, teraktif, paling rapi,
dan kelompok yang berhasil menang dalam permainan.
7. Makrab
Makrab atau malam keakraban merupakan kegiatan dimana peserta dan
panitia mencoba saling mengakrabkan diri dengan cara bernyanyi bersama, dll.

H. Gambaran Area Pelatihan

AREA INDOOR

LCD

PODIUM

<=

Tempat Peserta
AREA OUTDOOR

15 X 10 m

I. Rincian Anggaran

Jumlah
No Kebutuhan Biaya Banyaknya Total
Peserta
1 Makan @10.000 5 25 1.250.000
2 Modul @10.000 2 25 500.000
3 Peralatan game @   5.000 2 25 250.000
4 ATK lengkap @20.000 1 25 500.000
Administrasi (name tag, pre test, post
7 @10.000 1 25 250.000
test)
10 Vee fasilitator @250.000 2 500.000
11 Akomodasi fasilitator @100.000 2 200.000
15 Kebutuhan tak terduga @300.000 300.000
TOTAL Rp. 3.750.000
EVALUASI HASIL PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

Dengan adanya evaluasi ini bukan berarti proses pelatihan telah berakhir namun dengan
evaluasi atau penilaian akan ditarik suatu kesimpulan apakah peserta pelatihan sudah memahami
setiap materi yang diberikan ataukah tidak sama sekali. Adapun prosedur  dan proses evaluasi
pelatihan ini adalah:
1. Langkah pertama, adalah mengumpulkan data yang meliputi materi, penyajian dan
pengolahan materi, urutan pelaksanaan sesi, partisipasi pekerja, kinerja trainer, kerja
penyelenggara, suasana training yang tercipta, tempat akomodasi dan konsumsi, manfaat
training bagi peserta, dan tanggapan/saran untuk perbaikan training yang akan
datang.  Data evaluasi dapat dikumpulkan melalui dua cara, yaitu: Pre test dan post test,
untuk menilai sejauh mana tujuan training tercapai; Pengamatan, wawancara, kuisoner,
daftar cek, daftar isian, dan kesan atau tanggapan peserta, untuk mengukur hasil-hasil
yang sudah dicapai oleh peserta training. Beberapa teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data dalam pelatihan ini adalah melalui pre test dan post test, serta
evaluasi penyelenggaraan pelatihan.

a. Pre test dan post tes (skala likert)


Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Saya adalah orang yang bisa menghargai pendapat orang lain.
Saya bisa mengembangkan inisiatif dan kreativitas diri untuk
2
kesuksesan tim.
3 Saya bukan orang memiliki mentalitas kuat.
4 Saya bisa menghargai perbedaan.
5 Saya tidak bisa memotivasi orang lain.
Saya rasa saya kurang mampu merasakan apa yang dirasakan orang
6
lain.
7 Saya merasa kelemahan orang lain bukanlah suatu kendala.
8 Saya adalah orang dengan kecakapan berbicara yang baik.
9 Saya kurang bisa bekeja dengan orang lain.
10 Saya adalah orang yang selalu berfikir positif pada orang lain.
Saya tidak pernah melihat orang lain sebagai bagian dari sukses diri
11
sendiri dan sukses tim.
12 Saya tidak bisa tegar dalam menghadapi situasi panik
13 Saya selalu bisa mencairkan suasana.
Saya bukan orang yang terbuka atas masukan (kritik dan saran) dari
14
orang lain.
15 Saya kehilangan kontrol emosi dalam menghadapi tantangan.
Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang paling berjasa
16
dalam kesuksesan tim.
17 Saya bersedia menolong orang lain dan mau ditolong orang lain.
Saya bukan orang yang bisa membuat orang lain gembira dan
18
memiliki sikap yang menunjukkan kegembiraan
19 Saya bukan pribadi yang egois.
Saya bukan orang yang bisa memehami orang lain tanpa ia
20
mengatakannya

b. Evaluasi penyelenggaraan pelatihan


Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
Nama Pelatihan :
Tanggal Pelatihan :
Keterangan : 1. Cukup
2. Kurang
3. Baik
4. Sangat baik

Pilihan Jawaban
Materi Pelatihan (Modul)
1 2 3 4
1.   Tulisan di dalam materi jelas dan bisa dimengerti
2.   Materi dapat menambah pengetahuan

Pilihan Jawaban
Fasilitator
1 2 3 4
1.   Fasilitator menguasai teori pelatihan
2.   Fasilitator mampu membuat materi mudah di pahami

2. Langkah kedua, menyusun data itu menjadi suatu kumpulan data berdasarkan kerangka
tertentu. Dari data training yang sudah disusun itu, ditarik kesimpulan tentang segala
sesuatu yang terjadi dalam training, jalannya training, hasil yang diperoleh peserta
training, dari training yang telah diikuti.
3. Langkah ketiga adalah membuat analisis data data tentang pelaksanaan training untuk
mengetahui sejauhmana tujuan training tercapai. Jika tujuan tidak tercapai, maka dicari
penyebabnya. Jika tercapai, dicari faktor-faktor pendukungnya. Dari hasil analisis itu,
dibuat kesimpulan bahwa training dengan segala segi dan unsur-unsurnya sebagai proses
pembelajaran dan perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan
peserta telah mencapai atau tidak mencapai tujuan.

MODUL PELATIHAN
A. KEPEMIMPINAN
Apa kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin? Apakah dia harus
menjadi sosok manusia yang ditakuti banyak orang? Atau memberikan kesan bahwa dia
adalah pahlawan super?
Tidak semudah itu menjadi pemimpin. Bahkan, kepemimpinan punya seni dan
caranya sendiri. Anda mungkin bisa menyuruh-nyuruh orang, tetapi itu tidak lantas
menjadikan Anda pemimpin yang baik.
Untuk itu, mari simak berbagai macam pengertian dan hal-hal penting lainnya
terkait seni kepemimpinan, supaya dapat memahami bagaimana cara untuk membangun
jiwa kepemimpinan dalam diri Anda.
a. Pengertian Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan secara umum adalah sebuah kemampuan yang terdapat
di dalam diri seseorang untuk bisa memengaruhi orang lain atau memandu pihak tertentu
untuk mencapai tujuan.
Sementara itu, definisi pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
orang yang memimpin. Jadi, seorang pemimpin wajib memiliki kemampuan untuk
memengaruhi atau memandu sekelompok orang/pihak.

 
b. Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli
 Menurut Stoner -> Kepemimpinan adalah Sebuah proses dalam mengarahkan
atau memengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi
mencapai tujuan tertentu.
 Menurut Wahjosumidjo -> Kepemimpinan merupakan kemampuan dalam diri
seseorang dan mencakup sifat-sifat, seperti kepribadian, kemampuan, dan
kesanggupan. Kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari gaya, perilaku, dan
kedudukan pemimpin bersangkutan dan interaksinya dengan para pengikut serta
situasi.
 Menurut Sondang P. Siagian -> Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang saat menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu dalam
memengaruhi orang lain, khususnya bawahannya. Ini dilakukan supaya mereka
mampu bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan tertentu supaya tujuan dapat
tercapai dengan mudah.
 Menurut Hemhiel dan Coons -> Kepemimpinan adalah perilaku individu ketika
memimpin aktivitas dalam kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuan
bersama atau shared goal.

Ada berbagai macam definisi kepemimpinan, tetapi secara umum, semuanya


merujuk pada tindakan untuk memengaruhi seseorang atau sekelompok orang.

c. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori yang harus dipahami terkait kepemimpinan. Teori-teori
tersebut adalah sebagai berikut

1. Teori Karakter
Teori karakter merupakan sebuah teori yang menitikberatkan karakter-karakter
tertentu yang mampu menyukseskan kepemimpinan. Contohnya, seperti karakter
fisik, inteligensi, ketegasan, dan sebagainya.
Teori ini dipercaya oleh banyak orang, tetapi tak jarang dihampiri kritik, salah
satunya terkait karakteristik fisik. Dalam teori karakter, fisik yang terlihat tegap
dan kuat dianggap sebagai karakter pemimpin terbaik. Tentu Anda tahu betul
bahwa hal ini tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, belum tentu orang yang terlihat
kuat punya jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Teori Perilaku
Dalam teori perilaku, dijelaskan mengenai beberapa perilaku yang mencerminkan
karakter pemimpin. Perilaku tersebut terbagi menjadi dua. Yang pertama
adalah job centered dan yang kedua adalah employee centered.
Job centered adalah sifat kepemimpinan yang berfokus pada pekerjaan.
Sementara itu, employee centered  berfokus pada kondisi para karyawan atau
bawahan di sebuah proyek.
3. eori Kepemimpinan Situasional
Teori yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ini memiliki titik berat
pada kematangan para pengikut atau bawahan. Kesuksesan suatu tujuan
bergantung pada matang-tidaknya para bawahan, maka dari itu pemimpin
diharapkan mampu menganalisis apakah para bawahannya sudah cukup matang
atau belum.

Dapat disimpulkan bahwa ada berbagai perbedaan pendapat terkait teori


kepemimpinan. Namun, yang jelas, kepemimpinan yang sukses tidak hanya berlandaskan
pada faktor pemimpin saja, tetapi juga para bawahan. 

d. Fungsi Kepemimpinan
Hamdani Nawawi dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan yang
Efektif menjelaskan berbagai macam fungsi kepemimpinan sebagai berikut.

1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan pemberi tugas
terhadap para bawahannya. Sementara itu, para bawahan bertugas untuk menjalankan
segala instruksi yang diperintahkan oleh para pemimpin.
2. Fungsi Konsultatif
Berbeda dengan fungsi instruktif, fungsi konsultatif sifatnya dua arah. Bawahan dapat
berkonsultasi pada pemimpin untuk mencari jalan terbaik dalam mencapai tujuan
bersama.
Pemimpin diharapkan cukup bijak dan punya pengetahuan terkait hal yang sedang
dikerjakan supaya bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam fungsi ini, pemimpin mampu mengaktifkan partisipasi para pesertanya
sehingga mereka juga turut berpartisipasi dan berinisiatif dalam suatu proyek. Para
bawahan tidak hanya sekadar menjalankan perintah saja.
4. Fungsi Delegasi
Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu untuk mendelegasikan suatu wewenang
kepada orang lain yang memang sesuai dengan tugas tersebut.
Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus mampu untuk mengetahui tugas-
tugas yang cocok didelegasikan kepada bawahannya.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berarti pemimpin mampu untuk mengendalikan segala aktivitas
bawahannya agar efektif bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak keluar jalur.
Dalam menjalankan fungsi ini, dibutuhkan pemimpin yang tegas dan juga pemimpin
yang teliti dalam mengamati bawahannya.

e. Tujuan Kepemimpinan
Apa tujuan dari kepemimpinan di sebuah bawahan atau organisasi? Berikut
tujuan-tujuan yang harus dipahami untuk menyukseskan proses ini.

1. Mencapai Tujuan
Kepemimpinan merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam perusahaan/kelompok
supaya tujuan dapat tercapai. Tanpa adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin,
tujuan sulit untuk dicapai karena tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.
2. Memotivasi Orang Lain
Tujuan lain dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang lain agar bisa
melakukan sebuah hal dengan baik dan memaksimalkan kemampuan.Bila tidak ada
sosok pemimpin, banyak orang yang akan mengalami demotivasi karena mereka
tidak terpacu akan sesuatu atau tidak merasa memiliki kewajiban untuk melakukan
hal tertentu.

f. Sifat Pemimpin
Ada beberapa sifat yang mampu menjadikan seseorang sebagai pemimpin yang
baik. Nah, apa sajakah sifat-sifat tersebut? Ini dia jawabannya.

1. Punya Pendirian
Sebagai seorang pemimpin, Anda wajib untuk punya pendirian yang teguh. Pendirian
kuat tidak akan membuat Anda mudah goyah dan juga membuat Anda konsisten
dalam menjalankan sesuatu.
Bayangkan apabila pendirian Anda mudah goyah. Sudah pasti Anda akan mudah
untuk dipengaruhi orang lain dan tak dapat mendelegasikan tugas-tugas kepada
bawahan dengan baik.
2. Proaktif
Pemimpin harus proaktif. Pemimpin tidak boleh pasif, karena apabila seorang
pemimpin bersifat pasif, tujuan tidak akan kunjung tercapai, bahkan ini akan
membuat bawahan tidak memiliki rasa hormat kepadanya.
Seorang pemimpin yang baik punya inisiatif kuat akan berbagai hal sehingga
bawahan pun dapat mengandalkannya dalam berbagai macam situasi.
3. Jujur
Kejujuran mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sosok yang jujur adalah
sosok yang dapat diandalkan dalam berbagai hal dan tidak akan menggagalkan suatu
tujuan hanya untuk kepentingan pribadinya. Sosok pemimpin yang jujur tidak hanya
dapat dipercaya. Dia juga dapat menjerumuskan bawahannya dan mengatakan hal-hal
yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan.
4. Komunikatif
Komunikatif artinya pemimpin mampu menyampaikan berbagai hal dengan jelas dan
tidak menimbulkan kesalahpahaman. Untuk bisa memiliki sifat ini, pemimpin harus
tahu bagaimana metode komunikasi yang baik.
Metode komunikasi yang baik artinya adalah komunikasi yang persuasif, yang
mampu menarik orang untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan. Selain itu, pemimpin
yang baik juga semestinya terhindar dari kesalahan penyampaian pesan.
5. Terbuka terhadap Pendapat
Seseorang boleh menjadi cerdas, tetapi percuma apabila mereka tidak terbuka
terhadap ilmu dan juga pendapat baru. Seorang pemimpin wajib terbuka terhadap
setiap pendapat yang ada dan tidak boleh menutup diri.
Apabila seorang pemimpin menutup diri dari pendapat dan wawasan, mereka tidak
akan dapat menjadi orang yang lebih baik dan juga membuat tujuan tak kunjung
tercapai. Pemimpin yang tertutup dengan pendapat atau wawasan juga tak akan
mampu untuk menganalisa kelebihan dan potensi bawahannya.
6. Tidak Mudah Iri
Pada dasarnya, pemimpin memang seseorang yang lebih unggul daripada bawahan.
Namun, bukan berarti pemimpin iri apabila bawahannya unggul dalam suatu hal dan
justru berusaha untuk terlihat lebih baik.
Pemimpin yang baik harus bisa mengarahkan bawahannya, tetapi juga tetap mampu
mengapresiasi bawahannya atas sesuatu yang sukses mereka lakukan.
7. Visioner
Tentu kita tahu bahwa seorang pemimpin yang baik tak mungkin bisa meramal, tetapi
setidaknya mereka punya kemampuan analisis kuat dan bisa merencanakan berbagai
hal serta membuat perkiraan tentang apa yang terjadi berdasarkan data-data yang ada.
8. Sabar
Akan ada banyak cobaan yang didapatkan oleh seorang pemimpin. Kunci dari hal ini
tentu adalah kesabaran yang besar. Tanpa adanya kesabaran, bagaimana mungkin
pemimpin bisa menyelesaikan suatu masalah dengan kepala dingin?
Pemimpin yang kurang sabar akan mudah menyerah bahkan sebelum ia mencapai
tujuannya.

g. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan


Mengingat jenis-jenis kepemimpinan ada banyak, ini berpengaruh pula kepada
gaya kepemimpinan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi. Berikut beberapa gaya
kepemimpinan dan definisinya,

1. Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin dengan kepemimpinan otokratis merupakan pemimpin yang dominan
dalam berbagai tindakan dan juga keputusan yang diambil. Kekuasaan pemimpin
sangat mutlak dan hampir tidak ada celah untuk para bawahan memberikan masukan.
Gaya kepemimpinan ini biasa hadir dalam organisasi militer di mana kekuasaan
pemimpin amat mutlak serta adanya pemisahan tegas antara atasan dan juga bawahan.
2. Kepemimpinan Birokrasi
Kepemimpinan birokrasi biasa diterapkan dalam kantor pemerintahan atau
perusahaan besar yang sudah memiliki budaya kuat mengakar sejak lama. Gaya
kepemimpinan birokrasi mengatur berbagai macam hal secara sistematis.
Ada aturan-aturan yang sudah ditetapkan untuk urusan-urusan tertentu, sehingga
dalam konteks ini, bawahan tidak punya ruang untuk mendobraknya dan harus
mengikuti regulasi yang ada.
3. Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan yang satu ini memberikan ruang bagi bawahan untuk
berpartisipasi lebih dalam pembuatan sebuah keputusan. Pendapat bawahan
didengarkan tentu bila memberikan pandangan baru dan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
Hubungan yang terjalin antara atasan dan juga bawahan sangat bersahabat serta
hangat dan tidak ada suasana otoriter. Gaya kepemimpinan yang satu ini sangat cocok
diterapkan di perusahaan-perusahaan rintisan atau organisasi nirlaba.
4. Kepemimpinan Delegatif
Pada gaya kepemimpinan delegatif, para bawahan diberikan kebebasan oleh para
pemimpin. Maka dari itu, bawahan punya ruang untuk melakukan hal-hal sesuai
dengan keyakinan mereka dan mampu mengambil keputusan sendiri.Namun,
kepemimpinan delegatif ini hanya bisa diterapkan apabila para bawahan sudah cukup
matang dalam mengambil keputusan, karena jika tidak, para bawahan akan
mengambil keputusan yang salah.
B. TEAM WORK (KERJA SAMA TIM)
a. Definisi Teamwork
Teamwork adalah kemampuan individu dalam melakukan kerjasama dengan baik
untuk mencapai tujuan kerja bersama di dalam tim yang saling percaya, bersinergi, dan
mendukung serta bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang telah diberikan.

b. Unsur-unsur dalam Teamwork


Dalam bekerjasama secara tim terdapat beberapa unsur-unsur menciptakan kerja
tim yang produktif, yaitu :
1. Tujuan
Tujuan dan arah yang ditentukan harus jelas dan berhubungan dengan organisasi atau
perusahaan. Tujuan tersebut juga harus menjadi komitmen dari para anggotanya yang
secara bersama-sama bekerja untuk mencapainya.
2. Kebersamaan
Kebersamaan yang terjalin baik di antara anggota tim akan menciptakan kinerja yang
lebih efektif dan efisien. Sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dengan hasil yang
lebih detail.
3. Keterampilan dan kemampuan
Tiap anggota tim harus mempunyai keterampilan dan kemampuan yang harus
diimplementasikan dalam pelaksanaan tugasnya. Sebelum membentu teamwork,
pimpinan harus mengetahui keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh
pekerjanya sehingga pembentukan anggota timnya sesuai antara keterampilan yang
dimiliki individu dengan pekerjaan yang ditugaskan.
4. Kepercayaan
Kepercayaan lahir dari sikap yang dimunculkan pekerja ketika berinteraksi dengan
rekan kerja lainnya, misalnya pemimpin menaruh kepercayaan kepada bawahannya
dan sebaliknya, serta menjalin hubungan saling percaya antara karyawan di sebuah
perusahaan. Kerja tim akan sukses apabila dilandasi dengan adanya kepercayaan satu
dengan yang lainnya.
5. Tugas
Setiap anggota tim harus mengerti tugas yang harus dikerjakan dalam keikutsertaan
untuk kesuksesan tim. Mereka harus memiliki komitmen untuk menyelesaikan tugas-
tugas tersebut. Tiap individu menjalankan pekerjaannya secara efektif dan berguna
untuk mencapai tujuan bersama. Jika dibutuhkan, melakukan pertemuan dengan para
anggota. Setiap anggota harus mengetahui bagaimana membuat keputusan, mengatasi
masalah, dan membagi serta menerima informasi sebagai sebuah tim.
6. Kekompakan
Kekompakan adalah bekerja sama secara teratur dan rapi, mempunyai komitmen
yang tinggi satu dengan lainnya, bersatu padu dalam menghadapi suatu pekerjaan
yang biasanya ditandai adanya saling ketergantungan.
7. Hubungan Interpersonal
Tiap anggota tim perlu menjalin hubungan yang baik antara satu dengan yang lain,
menjalin komunikasi sehingga dapat mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.
Mereka harus saling mendukung dan membantu satu dengan lainnya. Mereka harus
saling peduli dan menunjukkan perhatiannya, sehingga keahlian dan keterampilan
dari tiap anggota semakin meningkat.
8. Penguatan dan pemberdayaan
Penguatan dan pemberdayaan tim yang efektif dibutuhkan untuk peningkatan
teamwork. Untuk per individu, atasan harus memberikan apresiasi dimana hal ini
sangat penting untuk pembentukan perilaku tim sehingga mereka dapat bekerja secara
optimal.
9. Hubungan eksternal
Bekerja secata teamwork akan selalu terkait dengan hubungan eksternal atau
lingkungan eksternalnnya. Untuk itu sangat diperlukan hubungan yang sehat dengan
unit lain dalam organisasi itu sendiri.

c. Manfaat Kerja Secara Teamwork


Bukti menunjukkan bahwa tim biasanya bekerja lebih baik daripada bekerja
secara individu ketika tugas-tugas yang dikerjakan sangat kompleks dan membutuhkan
banyak keterampilan dan keahlian. Berikut ini adalah manfaat atau keunggulan dari
bekerja secara teamwork:
1. Mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas.
2. Mewujudkan pelayanan yang baik dan layak.
3. Membangun budaya organisasi yang kuat.
4. Dalam sebuah teamwork, talenta dari berbagai individu dapat memberikan ide-ide
cemerlang dan juga solusi inovatif.
5. Teamwork menjadi suatu daya dorong dan sekaliguas dukungan untuk tiap
individunya agar memiliki energi positif dan sinergisitas.
d. Persiapan untuk membentuk Teamwork yang Solid
Untuk membentuk teamwork yang baik, setiap anggota tim atau kelompok harus
memiliki komitmen yang sama. Selain itu, berikut ini adalah persiapan yang dibutuhkan
agar teamwork yang dibangun nantinya solid:
1. Tujuan dan arah yang jelas, yaitu tujuan dibentuknya teamwork yang kemudian agar
pekerjaan yang akan dilaksanakan lebih terpusat dan dapat dievaluasi sehingga
menghasilkan kerja tim yang bagus.
2. Pimpinan yang baik, yaitu penentuan leader dari teamwork yang akan dibentuk.
Pimpinan bertugas mengatur hubungan internal dan eksternal dari tim dan untuk
mengarahkan tiap pekerjaan agar mencapai tujuan bersama.
3. Tugas yang akan dikerjakan, yaitu job description apa saja yang harus dikerjakan oleh
tiap-tiap anggota. Tugas dalam teamwork haruslah kompleks, penting, dan menantang
yang memang diperuntukan untuk pekerjaan yang harus dikerjakan secara bersama-
sama dan membutuhkan usaha yang cukup besar.
4. Lingkungan organisasi yang mendukung, yaitu lingkungan organisasi harus kondusif
sehingga membuat setiap anggota tim merasakan kenyamanan ketika melaksanakan
pekerjaannya.
DESAIN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN DAN KERJA SAMA TIM MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

DISUSUN OLEH

MOH. WAHYU MADINA (C03418024)

PROGRAM STUDI PISIKOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH GORONTALO
TAHUN AJARAN 2021

Anda mungkin juga menyukai