Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDIA DAN PENGARUHNYA

Dikerjakan untuk memenuhi syarat mata kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Dr.Kh.Khoridi Syuja’i M.A.g

Disusun Oleh : Kelompok 1

 Ahmad Rizqie Al Fauzie


 Anggi Noviyani
 Selvy Febriyani

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS WIRALODRA 2018/2019
Jl. Ir. H. Juanda Km. 3 Telp. (0234) 275946 Fax. 275946, Indramayu, Jawa Barat, 45213
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Masuknya Islam Di India
Dan Pengaruhnya” mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW., beserta keluarga, shahabat dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca
adalah sangat berharga bagi Penulis.
Demikian makalah ini Penulis susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan
dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah
dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Indramayu, 6 Mei 2020


Penulis,

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................

1.3 Tujuan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

2.1 Kondisi India Sebelum Masuknya Islam......................................................

2.2 Sejarah Masuknya Islam Di India.................................................................

2.3 Perkembangan Islam Di India.......................................................................

2.4 Pengaruh Islam Di India...............................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan...................................................................................................

3.2 Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, kerajaan-kerajaan seperti Usmani-


Istambul Turkey, Safawi Iran dan Mughul di India merupakan penjaga peradaban islam
selanjutnya setela Bagdad dan Ummayah Cordoba. Kerajaan Mughal merupakan salah satu
warisan peradaban Islam di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi
kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam.
Sebagaimana diketahui, India adalah suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya
peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan
peradaban Hindu nya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.

Di kalangan masyarakat Arab, India dikenali sebagai Sind atau Hind. Sebelum
kedatangan Islam, India telah mempunyai hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab.
Ketika Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarkan ajaran agama Islam di seluruh wilayah
Arab, maka para pedagang Arab yang datang ke India juga sudah memeluk agama Islam
kepada penduduk India. Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab
masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India
yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang
dipengaruhi Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi India sebelum masuknya Islam?
2. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di India?
3. Bagaimana Perkembangan Islam di India?
4. Bagaimana Pengaruh Islam di India

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Kondisi India Sebelum Masuknya Islam
2. Mengetahui Sejarah Masuknya Islam Di India
3. Mengetahui Perkembangan Islam di India
4. Mengetahui Pengaruh Islam di India
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi India sebelum masuknya Islam

Sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang ke India dari Asia Barat dengan
kepercayaan bahwa Tuhat bersifat abstrak. Mereka kemudian dianggap sebagai bangsa asli
dari India. Pada abad ke 6 datang lah bangsa Aria dari Persia dengan membawa kepercayaan
bahwa Tuhan bersifat nyata, mereka menyembah api, matahari, bulan sungai, pohon, serta
dewa-dewa. Untuk menyenangkan dewa-dewa, mereka menyembelih manusia sebagai
kurban.
Pada dasarnya di India sendiri terdapat dua golongan yang berbeda kepercayaan.
Yang pertama golongan dari Dravida yang dengan keyakinannya meyakini bahwa Tuhan
bersifat abstrak dan yang kedua adalah bangsa Aria yang mempercayai bahwa Tuhan ialah
sesuatu yang bersifat nyata. Akibat adanya perbedaan dalam keyakinan tersebut, terjadilah
perpecahan diantara keduanya yang akhirnya dimenangkan oleh bangsa Aria. Oleh sebab itu
bangsa Aria memaksa bangsa Dravida untuk menganut kepercayaan mereka. Seiring
berjalannya waktu, kepercayaan ini berkembang menjadi agama Brahmana atau agama Hindu
yang kita kenal sekarang ini. Agama hindu pun melahirkan beberapa kasta, yakni kasta
Brahmana, kasta Ksatriya, kasta Waisa, dan kasta Sudra.
Pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempeloperi lahirnya agama Jaina. Dasar
dari agama Jaina ialah meninggalkan kemewahan. Seiring berjalannya waktu agama ini
melebur menjadi satu ke dalam agama Hindu, kemudia pada tahun 557 SM lahir Gautama
Budha di Kapilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi tonggak awal berdirinya agama
Budha. Isi agama Budha adalah tidak ada sistem kasta, tidak boleh hasad (dengki), harus
bersifat toleran, dermawan, berfikir yang baik, sabar dengan penuh kesadaran, pekerjaan
yang baik, dan menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kondisi politik yang terjaadi pada masa ini juga mengalami pasang surut
pemerintahan. Pada masa Harshavardana, seorang penguasa besar Hindu terakhir,
kerajaannya jatuh karena adanya kerusuhan diantara putra mahkota untuk memperebutkan
kekuasaan. Bagian yang tersisa dari negeri ini dibagi-bagikan diantara banyaknya penguasa
independendengan beragam tingkat kekuasaan dan kehormatan. Kondisi politik di masa ini
ialah raja ditempatkan sebagai kepala dministrasi, bisa juga disebut sebagai diktator. Adapula
menteri-menteri yang bertugas membantu dan memberi saran kepada raja dalam rangka
meringankan tugas-tugas nya. Namun, seorang raja tidak terikat untuk menerima saran-saran
mereka. Kerjaan juga dibagi menjadi beberapa provinsi, kepala provinsi
disebut Uparika. Provinsi dibagi menjadi beberapa distrik yang disebut Vaisaya yang
dipimpin oleh seorang Vaisayati. Desa merupakan unit terkecil yang dikepalai oleh
seorang Panchayat.
Kondisi ekonomi pada masa inidapat dikatakan makmur. Masyarakat pada
umumnya bekerja di bidang pertanian dan negara mendorong tumbuhnya industri. Bangla
dan Gujarat terkenal sebagai produsen dan pengekspor barang-barang tekstil kapas.
Kondisi agama yang terdapat pada masa ini aialah terdapat tiga agama yang populer,
agama tersebut adalah Hindu, Jaina, dan Budha. Dari ketiga agama itu, agama Hindu adalah
agama yang paling dominan. Mayoritas raja-raja menganut agama Hindu untuk menjadikan
pedoman dalam kegiatan bernegara nya.
Kondisi sosial yang terjadi adalah terbaginya masyarakat ke dalam suatu kasta-kasta.
Kasta Brahmana bekerja sebagai tentara, kasta Ksatria bekerja sebagai pedang dan kasta
Waisya serta Sudra berperan sebagai pemimpin.

2.2 Sejarah Masuknya Islam Di India

 Islam diperkirakan masuk ke India pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Dalam
rangka perluasan wilayah Islam, Khalifah Umar bin Khattab dan Usman bin Affan pernah
merencanakan untuk menaklukkan India. Namun rencana itu baru bisa dilaksanakan secara
efektif pada masa pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada masa itu
awal dari kekuasaan Islam di India. Barulah gubernur Irak yang bernama Hajjaj bin Yusuf
As-Saqifi pada masa khalifah Umayyah, al-Walid bin Abdul Malik yang mengirimkan
eksepedisi untuk menangani perampokkan kapal yang dilakukan oleh suatu kelompok yang
dilakukan Raja Dahir (salah seorang penguasa di Sind) pada tahun 706 di Dybut (dekat
karachi sekarang). Kapal-kapal yang dirampok tersebut berisi hadiah tanda persahabatan Raja
Sri Lanka kepada khalifah al-Walid bin Abdul Malik. Eksedisi yang dipimpin oleh seorang
jendral perang yang berusia delapan belas tahun bernama Muhammad bin Qasim dan sejak,
itu Muhammad bin Qasim berhasil menguasai Dibul dan membebaskan para sandera. Bahkan
Raja Dhahir sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut. Kemudian pada 713, wilayah
Multan dikuasai Muhammad Qasim dan sejak itu Muhammad Qasim menjadi seorang
gubernur Sind untuk pemerintahan Umayyah. Kecakapannya memimpin Sind mendorong
banyak orang India masuk Islam.

Setelah Muhammad bin Qasim, ada 10 gubernur dari pemerintahan Umayyah dan 30
dari gubernur dari pemrintahan Abbasiyah yang melanjutkan kekuasaan Islam di India sejak
itu melalui kontak senjata antara penguasa Hindu India dan penguasa Islam di berbagai
wilayah dekat India, secara bertahap bermunculan berapa wilayah kekuasaan Islam di daerah
ini. Sebagai contoh ialah keberhasilan Dinasti Gasnawi menguasai wilayah India, antara lain
Wahid Mulatan, Nardin, Thanisar, Barn, Mathura, setelah Gazanawi muncul sejumlah
penguasa Islam lainnya seperti Dinasti Guri di India yang berlangsung dari 1173 hingga
1556. Kesultanan Delhi ini tercatat ada beberapa Dinasti yang berkuasa yaitu Dinasti
Mamluk (1206-1290), Dinasti Khalji (1206-1320), Dinasti Tugluq (1320-1413), Dinasti
Sayid (1414-1451), dan Dinasti Lody (1451-1526). Penguasa Dinasti Lody yang berakhir
adalah Ibrahim Lody, tidak dapat memprtahankan kekuasaannya berbagai pemberontakan
dan pertentangan Interen keluarga. Penguasa, Kabul, Bubur, saat itu berhasil menyelesaikan
kericuhan dalam Dinasti Lody, sehingga pada 1526 ia berhasil menegakkan Dinasti Mughal
di anak benua India.

A. Tahap-tahap masuknya Islam secara informal

Sejarah awal masuknya Islam secara formal di India dapat dibagi dalam 4 tahap antara
lain yaitu:
1.    Nabi Muhammad SAW
Masuknya Islam di India pada masa Nabi lebih banyak melalui jalan informal.
Keterangan mengenai Islam masuk ke India hanya sedikit yang dapat diketahui. Rasulullah
telah mengetahui tentang daerah India dari para pedagang yang telah lama berhubungan
dagang dengan daerah tersebut.
Pada tahun 630-631 M Nabi mulai berhubungan dengan luar, dengan cara mengirim
utusan dan menerima kunjungan baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada masa ini,
Cheraman Perumal, Raja Kadangalur dari pantai Malabar yang telah memeluk agama Islam
datang mengunjungi Nabi.
2.    Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayah
     Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab pada tahun 637-638 M/ 15 H,
pemimpin perang Usman bin Abi al-Staqafi, telah membawa tentaranya menuju Timur. Pada
tahun 643-644 M/ 22 H, angkatan perangnya telah sampai di Persia. Pada saat yang sama
Abu’l As Mughira menyerang Sind, tetapi kemenangan ada di pihak Sind. Karena,
tenggelamnya armada laut di teluk Persia, disamping itu karena tentara Arab kurang ahli
perang di laut dibanding perang di darat, maka selanjutnya invasi melalui laut dilarang oleh
Khalifah Umar bin Khatab.
     Pada masa khalifah berikutnya, Usman bin Affan, telah dikirim utusan yang dipimpin
oleh Hakim bin Jabalah untuk meninjau keadaan wilayah India yang luas tersebut. Khalifah
terakhir dari khulafaur Rasyidin, Ali bin Abi Thalib, telah mengirim utusan dibawah
pimpinan al-Harist bin Murrah al-Abdi. Semua utusan tersebut menyelidiki adat istiadat dan
juga penghubung dan jalan-jalan yang akan mempermudah untuk menjangkaunya kelak.
Inilah awal mula menyebarnya Islam ke India melalui jalan darat. Sejak saat itu India
menjadi perhatian  dan minat orang-orang islam yang secara berangsur-angsur menjalin
hubungan kesana.
3.     Dinasti Ghazni
Pada permulaan abad x M, 961-962 M, berdiri Dinasti Ghazni yang terkenal karena
berani dan gagah perkasa berperang. Mulanya kerajaan ini hanya sebuah keajaan kecil dalam
kerajaan Bani Saman dan nama pendirinya adalah Alptgin.
Alptgin pada mulanya adalah seorang budak yang dimiliki oleh Dinasti Samaniyahdi
bawah pimpinan Abdul Malik putra mahkota kelima dalam keluarga Samaniyah. Setelah
kematian tuannya dan merdeka, ia pergi ke Ghazni suatu tempat yang sangat strategis (dalam
wilayah Afganistan sekarang) mengalahkan penguasanya Abu Bakr Lawik dan membangun
pondasi bagi sebuah negara yang merdeka (961 M). Maka diperkuat kota itu, didirikan parit
dan benteng. Pada tahun ke 14 kemerdekaannya, ia menghembuskan nafas yang terakhir dan
digantikan oleh anaknya, Abu Ishaq. Dalam beberapa tahun Abu Ishaq menyusul ayahnya
meninggal dunia dan digantikan oleh Sabuktgin ayah dari Sultan Mahmud yang terkenal,
naik tahta pada tahun 977M.
Dalam perkembangannya Dinasti Ghazni mengalami kemajuan yang sangat pesat
terutama dalam periode pemerintahan Mahmud Ghaznawi. Mahmud ghaznawi bukan saja
termashur karena keahliannya dalam peperangan. Lebih daripada itu pula kemasyhurannya
sebagai pujangga, penyair dan pahlawan ”pedang dan pena”. Sangat besar perhatiannya
kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Saat itu Gaznah menjadi benteng tempat
berkumpulnya ahli-ahli ilmu, ulama agama, ahli fiqih dan bahasa dan ahli tasawuf dan
filsafat.
Di zaman itu pula hidup Abu Nashr Al Farabi sebagai filosof dan penyair Al Firdausi.
Demikian juga penyair Iran yang besar Al Anshari Al Farukhliy dan Al Asjudy.dan ahli ilmu
bumi yang terkenal dan ahli pula menyelidiki pokok-pokok kebudayaan hindu, yaitu Abu
Raihan Al Bairuni.
Mahmud Ghaznawi meninggal pada tahun 1030 M dalam usia 60 tahun dikota
Ghazni. Banyak ahli sejarah dan bangsa Eropa mengakui kebesaran Mahmud melebihi
Alexander Agung, karena Alexander setelah meninggal tidak ditemui jejaknya. Mahmud
Ghaznawi meninggalkan jejak yang paling kokoh di India, yaitu pengaruh Islam dan
kebudayaan yang kelak kemudian hari diikuti kerajaan-kerajaan Islam lain.
4.       Dinasti Ghuri
Muizzuddin Muhammad bin Sam atau yang lebih populer dengan nama Muhammad
Ghuri menjadi penguasa Ghazni pada tahun 1173 M. Ia adalah seorang raja yang ambisius
dan terbakar oleh kecintaan terhadap penakklukan dan kekuasaan.
Muhammad Ghuri adalah seorang politisi besar dan negarawan yang berpandangan
jauh ke depan. Ia merealisasikan secara penuh kondisi politik India yang bobrok dan karena
itu memutuskan untuk mendirikan sebuah pemerintahan permanen di sana. Tujuan dari
penaklukan Ghuri adalah untuk mendapatkan suatu kekuasaan muslim permanen di India. Ia
melatih banyak administrator ahli yang makin memperbesar keyakinan dan kepercayaan
dirinya. Ia juga berperang melawan negara-negara Hindu secara terus-menerus selama
beberapa tahun dan selama pemerintahannya ia menunjukkan kehebatan dan ketekunan yang
luar biasa.
Prestasi yang dicapai oleh Dinasti Ghuri adalah perluasan daerahnya yang cukup luas.
Mulai dari Lahore, yang meliputi daerah Punjab, ke Delhi yang meliputi seluruh daerah
lembah sungai Gangga dan daerah Dekan. Selama kerajaan Guri di Lahore kedudukannya
hanyalah sebagai sebagai sebuah kesultanan Islam yang sama tarafnya dengan Kamaharajaan
Brahmana saja. Namun dengan berpindahnya kerajaan di Delhi Dinasti Ghuri menjadikan
Maharaja diraja seluruh India.
Perbedaan yang mencolok antara Dinasti Ghuri dengan Dinasti Ghazni adalah
Mahmud Ghazni sebagai panutan besar dalam seni dan pendidikan, sedangkan ghuri adalah
prajurit biasa dan politisi. Mahmud Ghazni telah mengumpulkan banyak puisi dan para
pujangga dalam lindungannya, sedang Muhammad Ghuri menunjukkan sedikit ketertarikan
pada seni dan pendidikan. Ia hanya menunjukkan kemurahan hati pada para pelajar, tetapi ia
tidak menunjukkan antusias dalam bidang seni dan karya tulis sebagaimana yang dilakukan
Mahmud Ghuri.
B.   Masuknya Islam Secara Formal
1.    Perdagangan
Jauh sebelum bangsa yunani mengenal India (V-IV SM), Orang-orang arab sudah
memiliki hubungan yang erat dengan dunia timur melalui media perdagangan. Meraka
singgah di pelabuhan-pelabujan India. Ketika Islam sudah lahir di Mekah yang dibawa oleh
nabi Muhammad Saw. Pada tahun 610 M, maka perdagangan –perdaganagan Arab telah
menganut Islam Sehingga mereka sambil berdagang juga berdakwah.
        Penaklukan Muhammad bin Qasim di India (Sind dan Multan) semakin banyak orang-
orang Arab yang menetap  di sana dan melakukan perdagangan dengan orang-orang pribumi.
Pusat-pusat perdagangan yang terkenal antara lain: Daibul, Pantai Malabar, pantai
kalamender termasuk Ceylon, Madura, Saptagram, Chittagong, Samundar dan Akyab
(sekarang Birma). Dari pelabuhan-pelabuhan tersebut di atas antara india dan arab terjalin
hubungan yang lancar, saling tukar menukar komoditas pakaian katun yang bagus (Maslin),
kayu Cendana, Gading Gajah, dan Lidah Buaya dari India Timur.  kota yang menjadi pusat
perdagangan islam antara lain dari Multan, Lahroe, Delhi, ajmir, Allahabad, Lakhnuti, Gaur,
Nadia, Sonargaun. Kota-kota tersebut memainkan peran penting dalam penyebaran agama
islam melalui daratan.
          Bukti kuat adanya hubungan dagan antara Arab dengan India adalah ditemukannya
koin mata uang pada zaman Khalifah Harun al Rasyid cetakan tahun 778 M. Di Mainamati
dan Paharpur di India Timur.
2.    Sufi dan Mubaligh
Sejak pertama kali Islam masuk, ajaran Islam dibawa oleh alim ulama, sufi,
waliullah, dan pasukan-pasukan Islam  dari Arab, Yaman, Persia, Turki, Afghanistan, dan
Asia Tengah. Pengaruh ajaran Islam sangat besar terhadap kehidupan masyarakat.
Peranan waliullah dan sufi dalam menyiarkan agama Islam ditanah India sangat
besar yang ditunjukan dengan banyaknya jumlah mereka yang datang ke India. Mereka
termasuk golongan pertama yang menyebarkan agama Islam sebelum Islam masuk di India
secara formal. Sufi yang terkenal diantarannya adalah Abu Yazid al-Bustami (wafat 872 M).
Ia berguru kepada penduduk Sind selama beberapa tahun, kemudia pindah ke India Timur
(chittagong). Disana ia tinggal beberapa lama dan dikenal dengan nama Bayazid Bustami.
Ketiaka ia datang kewilayah itu Islam sudah ada namun tidak banyak. Ia
mendirikan Khankah  (pusat penyiaran agama Islam, semacam pondok pesantren). Banyak
orang yang disekitarnya belajar agama dan masuk Islam.
Ada beberapa sufi yang berperang melawan penguasa atas kedzalimannya terhadap
rakyat biasa seperti Shah Sultan Balokhi. Ia mengalahkan raja Balaram di Horirampur dan
kekuasaan diserahkan kepada bekas menteri Balaram yang sudah masuk Islam. Kemudian
Shah Sultan Balokhi datang ke Mahestan-Gor pada tahun 439 H/ 1047 M dan melawan raja
Pasuram. Raja yang menyembelih anak dari seorang Muslim untuk dipersembahkan kepada
dewa Kali-krali itu dapat dikalahkannya. Sufi yang membasmi Syirik itu meninggal pada
tahun 447 H.
Sufi lain yang datang ke India adalah Shah Sultan Rumi. Banyak orang yang masuk
islam ditangannya karena kelebihannya, yaitu ketika raja Koch memberikan minuman
beracun untuk mengujinya, minuman itu diminum oleh Shah Rumi dan muridnya. Racun itu
sama sekali tidak berpengaruh terhadap mereka, raja dan rakyatnya masuk Islam.
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi alim ulama dan sufi seperti
Shah Sultan Mahisswar, Syekh Faririddin Ganj e Shakar (1176-1269 M), Syekh Bahauddin
Zakariya, Syekh Nizamuddin Aulia, Syekh Syaifuddin Yanya Maneri, Syekh Nur Quthubul
Alam, dan lain-lain.
3.    Perkawinan
Para ahli sejarah menuturkan bahwa kaum Muslimin yang datang ke India
disamping membawa agama Islam, juga mempunyai kecakapan ilmu pengetahuan
pengobatan yang mereka dapatkan dari tuntutan Hadits Rasulullah. Dari aktifitas ini banyak
penduduk India yang tertarik kepada agama Islam dan juga banyak pada akhirnya terjalin
hubungan perkawinan antara pasien atau keluargannya dengan orang Islam yang telah
membantu menyembuhkan penyakitnya.
   Bagian terbesar orang-orang India yang masuk Islam berasal dari kalangan umat
Budha dan Hindu kelas bawah bagi mereka kesederhanaan, persamaan, dan persaudaraan
dalam agama, dan sistem sosial Islam sangat menarik sebagai penyelamat dari penderitaan
dan tirani oleh olongan Brahmana. Meskpuin demikian, tidak sedikit juga orang-orang Hindu
dari kelas atas yang masuk islam terutama melalui Perkawinan dengan Muslim.
Penyebaran agama Islam masuk ke India pada abad ke-7 melalui beberapa cara yaitu
perdagangan, mendirikan kerajaan dan melalui para da’i yang menyampaikan Islam dengan
berdakwah kepada masyarakat di India. Oleh karenanya, masyarakat Islam dalam
perkembangan Islam di India saat itu dapat terbagi dua. Mereka adalah keturunan asing yang
datang ke India membawa agama Islam serta penduduk asli yang berpindah memeluk agama
Islam secara bertahap melalui berbagai cara dakwah. Masuknya agama Islam ke benua India
terjadi dalam tiga gelombang. Pada abad ke-8, datang orang Arab, lalu orang Turki pada abad
ke-12, dan orang Afghanistan masuk ke India pada abad ke-16. Di tahun 600, bahkan
sebelum masa Nabi Muhammad SAW, pedagang Arab telah berhubungan dengan India. Para
pedagang berlayar ke pantai barat India secara teratur untuk berdagang rempah-rempah,
emas, dan lainnya. Saat orang Arab mulai memeluk Islam, mereka juga membawa agama
Islam ini ke India.Masjid pertama India dibangun pada tahun 629 oleh muslim pertama dari
India di masa Nabi Muhammad SAW. Melalui perdagangan selanjutnya antara kaum muslim
Arab dan India, akhirnya Islam terus menyebar melalui imigrasi dan konversi di  pesisir dan
kota-kota. Sedangkan penyebaran agama Islam melalui dakwah dari para cendekiawan
muslim yang melakukan perjalanan di seluruh India. Banyak yang menggunakan ide Sufi –
yang dianggap sebagai pendekatan Islam yang lebih mistis – agar mampu menarik orang-
orang. Para da’i ini sangat berperan dalam menyebarkan Islam di pedesaan, bukan hanya di
kelas atas penguasa muslim.

2.3 Perkembangan Islam di India

Peranan muslim India dalam pengembangan Islam dapat dilihat dalam empat tahapan:

pertama, masa sebelum kerajaan Mughal (705-1526): kedua, masa kekuasaan Kerajaan

Mughal (1526-1858); ketiga, masa kekuasaan Inggris (1858-1947); tahap keempat, Islam

pada negara India sekular (1947 sampai sekarang).

Masuknya kaum muslimin ke anak benua India terjadi dalam tiga gelombang yang

terpisah. Orang-orang Arab masuk pada abad ke-8, orang-orang Turki pada abad ke-12, dan

orang-orang Afghan pada abad ke-16. Jauh sebelum kerajaan Mughal berdiri, sebenarnya

sejak abad ke-1 Hijriah, Islam telah masuk ke India ketika Umar bin Khattab memerintahkan

suatu ekspedisi. Pada tahun 643, setelah Umar wafat, orang-orang Arab menaklukkan
Makran di Baluchistan. Pada masa pemerintahan Bani Umayah, Islam melanjutkan ekspedisi

ke sana di bawah Panglima Muhammad bin Qasim yang berhasil menguasai Sind, dan mulai

tahun 871 orang-orang Arab telah menjadi penghuni tetap di sana.[4] Meskipun masih dalam

abad pertama Hijrah Nabi, tanah-tanah Sind telah menjadi wilayah Kerajaan Islam, namun

bagian terbesar dari tanah India belum takluk di bawah pemerintahan Islam. Raja-raja masih

memerintah dengan kuat dibeberapa negeri yang besar, dan alam Hindu masih kuat dengan

kuil-kuil dan pagoda.

Membicarakan kehadiran Islam di India serasa tidak lengkap kalau tidak menyebut

peranan dinasti Ghasnawiyah. Meskipun bukan yang pertama kalinya ke India paling tidak

pasukan Ghasnawiyah yang dipimpin oleh Sultan Mahmud makin meneguhkan posisi Islam

di India. Dia berhasil mengembalikan posisi Islam di wilayah ini dengan menaklukkan raja-

raja Hindu dan mengadakan pengislaman masyarakat India pada tahun 1020 M.

[6] keberhasilan ini ditopang oleh konsep ajaran Islam yang dibawanya, yang lebih

menekankan persamaan derajat menggantikan sistem kasta yang berkembang di tengah

masyarakat Hindu. Sultan Mahmud Gaznawi pada tahun 1020 berhasil menaklukan raja-raja

Hindu di wilayah India dan mengislamkannya. Setelah Dinasti Gaznawi runtuh, muncullah

dinasti kecil seperti Mamluk, Khalji, Tugluq, dan yang terakhir Dinasti Lody yang didirikan

oleh Bahlul Khan Lody (w. 1489). Sampai akhirnya datang era kejayaan dinasti Mughal.
Dengan demikian, Mughal bukanlah kerajaan Islam yang pertama di India.

Orang yang mendirikan kerajaan Mughal di India adalah Zahiruddin Babur (1482-

1530M). Ia adalah salah seorang keturunan Timur Lenk[8] ayahnya Umar Mirza adalah

seorang penguasa di Asia Tengah. Sementara ibunya merupakan keturunan Jengis Khan.

[9] Sepeninggal ayahnya, Babur yang berusia 11 tahun mewarisi tahta kekuasaan wilayah

Ferghana. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang merupakan kota

terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia gagal mewujudkan cita-citanya.

Berkat bantuan dari Ismail, raja Safawi, ia meraih keberhasilan menaklukkan kota Samarkand

pada tahun 1494. Kemudian pada tahun 1504 ia berhasil menaklukkan Kabul, ibukota

Afghanistan. Dari Kabul inilah mengadakan ekspansi ke India yang diperintah oleh Ibrahim

Lodi. Dinasti Lodi ketika itu sedang mengalami krisis dan mulai melemah pertahanannya
sehingga inilah kesempatan yang dimanfaatkan oleh Babur untuk menumbangkannya. Dalam

upaya yang sungguh-sungguh untuk menguasai India, pada tahun 1525, Babur berhasil

menaklukkan Punjab. Perjalanan Babur kemudian berhasil memperoleh kemenangan

sehingga pasukannya memasuki kota Delhi. Pada tanggal 21 April 1526M, terjadilah

pertempuran yang dahsyat di Panipat. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan

menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian, berdirilah kerajaan Mughal di

India.

Zahiruddin yang terlahir dengan nama Zahiruddin Muhammad dilahirkan pada tanggal

24 Februari 1403 dan meninggal pada tanggal 26 Desember 1530 di Farghana (Khokan),

suatu negeri kecil tapi indah di Asia Tengah yang juga merupakan daerah kekuasaan

ayahnya, Umar Mirza. Dia mendapat julukan Babur yang berarti “Si Macan” untuk

menggambarkan keberaniannya.

Ketika terjadi kekacauan di negerinya, ia mengundang Muhammad Babur dari Kabul

yang kemudian berhasil mendirikan Kerajaan Mughal. Ketika Mughal dipimpin oleh

Aurangzeb, semasa kekuasaannya kerajaan Mughal sebagai salah satu kerajaan adi kuasa.

Sehingga mengalami kesuksesan yang amat besar diberbagai bidang. Pertama dalam bidang

futuhat Mughal berhasil menguasai daerah yang meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi,

Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Ahmadnagar,
Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli. Kedua dalam bidang ekonomi,

bahwa umat Islam pada waktu itu telah mengekspor kain ke Eropa, menghasilkan rempah-

rempah, gula, dan lain-lain yang ketika itu semua merupakan komoditas ekspor. Ketiga

dalam bidang pendidikan Mughal sangat cemerlang, mereka membangun masjid,

perpustakaan, dan madrasah. Pengajaran waktu itu meliputi filsafat, logika, geometri, sejarah,

politik, matematika, dan ilmu agama. Selain itu juga dibangun sekolah - sekolah tinggi.

Keempat bidang arsitektur, dapat dilihat dari bangunan – bangunan yang indah seperti

Benteng Merah, Masjid Jami’, istana megah di Delhi dan Lahore, dan yang termasuk salah

satu dari tujuh keajaiban dunia adalah Taj Mahal di Agra.

Kemajuan Mughal di bidang politik dan militer memuncak pada masa pemerintahan

Babur, Akbar dan Aurangsab.  Sementara bidang seni khususnya seni bangunan atau
arsitektur mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Syah Johan, sebagaimana bidang

agama khususnya hukum Islam pada masa Aurangzab. Adapun kemajuan di bidang ekonomi

khususnya pertanian terjadi pada masa pemerintahan Akbar.

Ada beberapa faktor yang mendukung kemajuan tersebut, antara lain di bidang politik

dan militer adalah faktor dan keuletan para sultannya; di bidang seni dan budaya karena

terjadinya akulturasi budaya pendatang dengan suku-suku di India; dan  di bidang ekonomi

adalah faktor kesuburan tanah dan strategis wilayahnya.

Sejak masuknya Inggris di India, rakyat India terutama umat Islam protes dan melawan

melalui beberapa wadah, diantaranya gerakan pemberontakan Faqir yang terjadi selama 40

tahun.[13] Karena itu, penjajahan Inggris atas India bagi muslim berarti kehilangan pengaruh

politik, ekonomi, budaya, dan agama Islamnya. Hal itu menyebabkan jatuhnya imperium

Mughal, sejak itu Muslim India (termasuk Pakistan dan Bangladesh sekarang) merasa

semakin dikesampingkan oleh kekuasaan penjajah Inggris. Penderitaan ini semakin

bertambah setelah Inggris bekerjasama dengan orang-orang Hindu dan Sikh dalam

memerangi kaum muslimin.

Walaupun demikian, kebangkitan muslim modern bersamaan dengan semua pengaruh

muslim. Namun hal ini tidak memperoleh cukup jaminan dari mayoritas Hindu untuk

melindungi identitas, budaya, dan agama orang-orang muslim. Oleh sebab itu, hal ini
menyebabkan terciptanya Pakistan yang akhirnya terpecah menjadi dua (Pakistan dan

Bangladesh). Orang Islam merasa nasibnya jauh lebih membaik di dua negara merdeka itu,

karena mendapatkan kemerdekaan serta kedaulatan untuk hidup selamanya. Namun

sebaliknya, muslim yang hidup di daerah mayoritas Hindu yang membentuk republik India

mengalami situasi yang memburuk.

Umat Islam di India menyebar di negara-negara bagian: Uttar Pradesh, Bengali Barat,

Bihar, Kerala, Assam, Andra Pradesh, Maharashtra, Kashmir, Tamil Nadu, Gujarat,

Karnataka, dan Madya Pradesh. Kebanyakan muslim India adalah petani.

Pada saat ini, kebudayaan Islam India, dengan keserbasamaannya yang menyeluruh

dibanding dengan kebudayaan Hindu di anak benua ini, mempunyai dua praktik yang sedikit

berbeda antara Muslim di daerah Utara dan Selatan India. Di Utara, Muslim kebanyakan
menganut madzhab Hanafi, berbahasa Urdu atau Benggali. Di Selatan, Muslim mengikuti

madzhab Syafi’i dan umumnya berbahasa Tamil.

Sekitar 90% Muslim di India beraliran Sunni dan umumnya menganut madzhab Hanafi.

Diantara aliran Sunni, ada sekitar empat juta muslim bermadzhab Syafi’i, kebanyakan di

negara bagian selatan. Sisanya kebanyakan aliran Syi’ah madzhab Ja’fari di negara-negara

bagian barat laut.

2.4 Pengaruh Islam Di India

Sejarah Muslim India memang mengalami pasang-surut. Masuknya Islam di Benua India
India terjadi pada masa pemerintahan Kholifah Umayyah, yang mengirimkan tentara Islam di
bawah pimpinan Muhammad bin Qasim al Tasqafiy pada 93 H atau 712 M. Namun
sebenarnya, sebelum mengirimkan tentaranya ke India, hubungan antara India dan Negara
Islam, sudah terjalin dakwah Islam ke India sejak masa Rosulullah.
Dalam buku Islam in India, Prof. Husayin Nairar menceritakan bahwa Maharaja Malabar
bernama Kheraman Perumal yang memerintah daerah India Selatan, dari Kanjorakot sampai
Tanjung Comorin, telah berangkat ke Arabia dan mendapat kehormatan menemui Rosulullah
Saw. Sewaktu pulang kembali ke India, dia membawa tiga orang sahabat nabi sebagai utusan
dakwah ke India (muballigh). Yaitu, Syarif bin Malik, Malik bin Dinar, dan Malik bin Habib.
Di tangan mereka inilah berkembang dakwah Islam di India Selatan. Sayang sekali, Maharaja
itu telah berpulang ke rahmatullah di tengah perjalan yaitu di Zafar.
Berikutnya, langkah perang (jihad) terpaksa dilakukan mengingat begitu kerasnya , raja-
raja Hindu menghalangi dakwah Islam di India. Kefanatikan mereka terhadap kemusyrikan
sungguh luar biasa. Setelah futuhat, kekuasaan Islam di sana sangat terorganisasi hingga
berhasil mendirikan kesultanan di New Delhi. Namun, kesultanan itu diambil-alih Dinasti
Moghul pada abad ke-16. Kekuasaan dinasti keturunan Timur Lenk ini berakhir di tangan
Inggris pada 1757. Lebih dari seabad, wilayah tersebut dikuasai Inggris. Tuntutan untuk
memisahkan diri dari India yang dimotori Muhammad Ali Jinnah mengkristal pada 1940
dengan dibentuknya Liga Islam. Baru pada 1947 Pakistan—yang semula bagian dari India—
diakui menjadi negara tersendiri sebagai dominion dalam Persemakmuran Inggris. Selain
dalam masalah Kashmir yang berlarut hingga kini, Pakistan dan India sempat terlibat
perebutan wilayah Punjab dan Bengal. Pakistan sendiri kemudian pecah menyusul pemisahan
diri Bangladesh.
Masa Keemasan Islam
Islam secara politik pernah berkuasa di Benua India . Selama era Islam di India, kondisi
umat Islam dan kelompok-kelompok non-Muslim jauh lebih baik. Tidak bisa dipungkiri,
bahwa selama era Islam masyarakat India mengalami peningkatan peradaban yang luar bisa.
Pengaruh Islam terhadap Benua India (termasuk India sendiri ) sangat besar.
Islam berpengaruh besar pada perubahan keyakinan dan sistem kehidupan di India yang
tadinya banyak dipengaruhi oleh Hindu (musyrik). Ajaran Islam datang dengan akidah tauhid
yang mengajarkan hanya penyembahan kepada Allah yang Esa. Ajaran Islam juga
mengajarkan persamaan manusia di hadapan Allah Swt. Tinggi rendahnya seseorang
bukanlah karena keturunan atau rasnya (sebagaimana ajaran sekte dalam Hindu), namun
karena ketakwaannya kepada Allah.
Kehadiran Islam berpengaruh terhadap seluruh tatanan kehidupan orang-orang Hindu
yang musyrik dan jahiliah. Pada era Islam, terdapat kebangkitan berbagai aspek kehidupan,
ekonomi, pendidikan, politik, dan lainnya. Kehadiran Islam di India juga telah mendorong
meningkatnya perdagangan yang tadinya lokal menjadi lebih global. Lewat pedagang-
pedagang Muslim, perdagangan India menyebar ke Timur Tengah, Mongolia, dan Indonesia
di Asia Tenggara.
Seiring dengan berkembangnya perdagangan internasional, penyebaran dan peningkatan
sains dan teknologi juga meningkat. Penemuan kincir angin ,yang pada masa itu termasuk
teknologi canggih, terjadi pada era Islam. Penggunaan ubin keramik dalam berbagai
kontruksi bangunan di India di pengaruhi oleh arsitektur di Irak, Iran, dan Asia Tengah.
Barang pecah-belah (yang terbuat dari tanah) banyak diadopsi dari Cina yang dibawa oleh
penguasa Mughal. Pada masa pemerintahannya, Sultan Abidin (1420-1470) mengirim
pekerja-pekerja yang ahli ke Samarqand untuk mempelajari penjilidan dan penggunaan
kertas.
Pada era Islam jugalah berkembang kota-kota industri yang terkenal hingga saat ini.
Khurja dan Siwan terkenal dengan industri tembikarnya, Morabadad dengan benda-benda
yang terbuat dari kuningan, Mirzapur dengan karpetnya, Firozabad dengan benda-benda
gelas, Farrukhabad dengan industri percetakannya, Sahranpru dengan ukiran kayunya,
Srinagar dengan ‘papier mache’ (hasil industri yang terbuat dari bubur kertas), dan lain-lain.
Dari segi bahasa, pengaruh bahasa Arab (sebagai bahasa Islam) memunculkan bahasa Urdu.
Bahasa ini mempunyai nahu Prakrit dengan perbendaharaan kata Parsi, Arab, dan Turki. Ia
ditulis dengan skrip Arab tetapi diubah untuk mewakili bunyi bukan Arab. Contoh-contoh
perbendaharaan kata Urdu: wajib, munsyi, dll.
Pengaruh Islam juga tampak dari teknologi bangunan yang mengalami perkembangan
yang pesat pada zaman Mughul. Ini tampak, misalnya, pada Gedung Kabuli Bagh di
Panipat, Masjid Jami’ di Sambal dan sebuah masjid di Agra. Shah Jahan merupakan ahli
bangunan yang terkenal. Salah satu karyanya adalah bangunan Taj Mahal yang banyak
dipengaruhi konsep dan gaya Islam. Taj Mahal pun menjadi bangunan yang dikenal sebagai
salah satu keajaiban dunia.
Namun demikian, masa kegemilangan tersebut berubah menjadi penderitaan saat era Islam
berakhir dan penjajah Barat masuk ke India. Diawali dengan masuknya The British East
Company (1600- 1858), Inggris mulai melakukan penjajahan di India. Inggris kemudian
membentuk pemerintahan kolonialnya di India (1858-1947). Seruan jihad pun dilakukan oleh
kaum Muslim di India untuk mengusir Inggris.
BOX :
Sultan Zainal Abidin Sang Arsitek
Para sejarahwan juga menulis bahwa Sultan Zainal Abidin adalah seorang kepala
pemerintahan yang handal. Pada masanya, para pelaku kejahatan dibuat tak berkutik. Mereka
yang diketahui berbuat kriminal mendapat sanksi berat dari negara. Selain itu, Sultan juga
dikenal sebagai negarawan yang ulung. Dengan sejumlah pasukan besar, ia berhasil
menaklukkan Punjab, Tibet Barat, Ladhak dan kawasan Balti, Kulu dan Ohind (Hazara).
Sultan juga berhasil menggalang hubungan dengan kawasan Islam lain, seperti Mesir dan
Makkah.
Dikabarkan, Wali Makkah dan dan Wali Mesir mengirimkan berbagai macam hadiah kepada
Sultan. Penguasa Gwalior, yang mengetahui Sultan Zainal Abidin menyukai musik,
mengirimkan barang-barang berharga bagi perkembangan musik India. Selain itu, Sultan juga
melakukan pertukaran duta dengan sejumlah negara seperti Tibet, Sindh, Gujrat, Malwa, dan
Delhi.
Sultan Zainal Abidin juga dikenal sebagai seorang arsitek yang luar biasa. Ia membangun
kota baru yang sekarang disebut Nowshedar. Ia juga amat memperhatikan kepentingan para
aparat pemerintahan. Di antaranya, ia membuatkan sejumlah rumah yang megah bagi para
pegawai pemerintah, anggota istana, dan para ulama.
Dikabarkan, ia membangun istana dengan 12 ruang utama di dalamnya. Di setiap ruang
utama tersebut terdapat aula, koridor, dan 50 kamar. Istana itu juga berkubah emas dan
aulanya yang luas berkilau seperti kaca. Selain membangun Nowshader, ia juga membangun
kota Zainapur, Zainakut, dan Zainagir. Sultan pula yang pertama kali membangun jembatan
kayu di Srinagar yang kini dikenal sebagai Zainakadal.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang ke India dari Asia Barat dengan kepercayaan bahwa
Tuhat bersifat abstrak. Mereka kemudian dianggap sebagai bangsa asli dari India. Pada abad ke 6
datang lah bangsa Aria dari Persia dengan membawa kepercayaan bahwa Tuhan bersifat nyata, seiring
bergulirnya waktu terjadilah perpecahan diantara keduanya yang akhirnya dimenangkan oleh bangsa
Aria. Oleh sebab itu bangsa Aria memaksa bangsa Dravida untuk menganut kepercayaan mereka.
Seiring berjalannya waktu, kepercayaan ini berkembang menjadi agama Brahmana atau agama Hindu
yang kita kenal sekarang ini. Agama hindu pun melahirkan beberapa kasta, yakni kasta Brahmana,
kasta Ksatriya, kasta Waisa, dan kasta Sudra. Pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempeloperi
lahirnya agama Jaina. Dasar dari agama Jaina ialah meninggalkan kemewahan. Seiring berjalannya
waktu agama ini melebur menjadi satu ke dalam agama Hindu, kemudia pada tahun557 SM lahir
Gautama Budha di Kapilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi tonggak awal berdirinya agama
Budha.
Masuknya Islam ke India diperkirakan pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Pada
masa pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus di mana gubernur Irak yang
bernama Hajjaj bin Yusuf As-Saqifi pada masa khalifah Umayyah, al-Walid bin Abdul Malik
yang mengirimkan eksepedisi untuk menangani perampokkan kapal yang dilakukan oleh
suatu kelompok yang dilakukan Raja Dahir yang dipimpin oleh Muhammad bin Qasim.
Keberhasilan Muhammad Qasim menangani masalah ini dan menjadi seorang gubernur Sind
untuk pemerintahan Umayyah mendorong banyak orang India masuk Islam.
 Perkembangan Islam di India dapat dilihat dalam empat tahapan: pertama, masa

sebelum kerajaan Mughal (705-1526): kedua, masa kekuasaan Kerajaan Mughal (1526-
1858); ketiga, masa kekuasaan Inggris (1858-1947); tahap keempat, Islam pada negara India
sekular (1947 sampai sekarang).
Sejarah Muslim India memang mengalami pasang-surut. Masuknya Islam di Benua
India India terjadi pada masa pemerintahan Kholifah Umayyah, yang mengirimkan tentara
Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim al Tasqafiy pada 93 H atau 712 M. Namun
sebenarnya, sebelum mengirimkan tentaranya ke India, hubungan antara India dan Negara
Islam, sudah terjalin dakwah Islam ke India sejak masa Rosulullah.
4.2 Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari Pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://fajargumilarrizqifauzihmi.blogspot.com/2015/03/makalah-dinasti-turki-ustmani.html?
m=1

http://abiavisha.blogspot.com/2015/06/perkembangan-islam-di-india.html?m=1

https://faridwadjdi.wordpress.com/2008/12/13/pengaruh-islam-di-benua-india/

Anda mungkin juga menyukai