MANAJEMEN
Disusun oleh :
PRODI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah luput dari
masalah. Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau
dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun
pihak eksternal. Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak
eksternal lebih berbahaya sehingga di prioritaskan untuk segera diselesaikan, sedangkan
masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah suatu pandangan
yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan / instansi /organisasi.
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang
dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan.
Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh lebih rumit daripada hanya
sekedar pemecahan masalah saja. Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama
pentingnya. Akan tetapi, aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah
satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen.
Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.
Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk
manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi
yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus
memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis keputusan dan masalahnya?
2. Bagaimana model pengambilan keputusan dalam manajemen?
3. Apa saja langkah-langkah dalam mengambil keputusan?
4. Bagaimana pengambilan keputusan kelompok yang inovatiF
1.3 Tujuan Permasalahan
1. Mendeskripsikan jenis-jenis keputusan dan masalahnya.
2. Menjelaskan model pengambilan keputusan dalam manajemen.
3. Mendeskripsikan langkah-langkah dalam mengambil keputusan.
4. Menjelaskan pengambilan keputusan kelompok yang inovatif.
BAB 2
ANALISIS
Sebuah keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang ada.
Pengambilan keputusan adalah proses dalam mengenali masalah masalah dan peluang-
peluang untuk kemudiamn dipecahkan. Pengambilan keputusan adalah proses dalam
mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan. Pengambilan
keputusan mengharuskan adanya usaha baik sebelum ataupun sesudah dibuatnya pilihan yang
nyata.
2.1 Fungsi Pengambilan Keputusan
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik
secara individual maupun secara berkelompok, baik secara institusional maupun
secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa
akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
B. Model Administratif
Model administratif dianggap bersifat deskriptif, yang artinya model ini
menggambarkan bagaimana manajer benar-benar melakukan pengambilan
keputusan dalam situasi yang kompleks, dan bukannya mendikte bagaimana
manajer seharusnya mengambil keputusan berdasarkan teori ideal. Model
administratif mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang
memengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam pengambilan keputusan.
Aspek dalam pengambilan keputusan dengan model administratif ada 2, yaitu:
1. Rasionalitas yang Terbatas dan Pemuasan
Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memiliki keterbatasan, atau
batas-batas dalam kemampuannya berpikir rasional. Sedangkan berarti bahwa
seorang pengambil keputusan memilih alternatif solusi pertama yang dapat
memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
2. Intuisi
Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan
pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar. Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi tidaklah sewenang-wenang atau tidak
rasional karena didasarkan pada pengalaman aktif selama bertahun-tahun yang
memungkinkan manajer untuk menentukan solusi dengan cepat tanpa harus
melalui perhitungan yang sangat saksama.
C. Model Politik
Model pengambilan keputusan ini sangatlah berguna dalam membuat
keputusan yang tidak terprogram ketika situasinya tidak jelas, informasinya
terbatas, dan adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau
tindakan apa yang akan dilakukan. Sebagian besar keputusan dalam organisasi
melibatkan banyak manajer yang mengejar tujuan berbeda-beda, dan para manajer
tersebut harus saling bicara satu sama lain untuk membagi informasi dan sampai
pada kesepakatan. Manajer-manajer sering kali terlibat dalam pembangunan
koalisi dalam membuat keputusan organisasi kompleks.
Empat asumsi dasar dalam model politik :
1. Organisasi terdiri dari kelompok-kelompok dengan kepentingan, tujuan,
dan nilai-nilai yang beragam.
2. Informasi sering kali ambigu dan tidak lengkap
3. Para manajer tidak memiliki waktu, sumber daya, atau kapasitas mental
untuk mengenali semua dimensi masalah dan memproses semua informasi
yang relevan
4. Manajer terlibat dalam perdebatan untuk memutuskan tujuan-tujuan dan
mendiskusikan alternatif-alternatifnya.
C.Pengembangan Alternatif
Tahap berikutnya adalah membuat solusi alternatif yang akan menjawab kebutuhan yang
ada dan memperbaiki sebab-sebab yang mendasarinya. Untuk keputusan yang terprogram,
alternatif-alternatif dapat dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam
peraturan dan prosedur organisasi. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat di bawah kondisi
dengan ketidakpastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi
yang akan bisa jadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun, penelitian menunjukkan
bahwa membatasi pencarian alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan
keputusan di organisasi.
Pada tahap evaluasi, yang merupakan bagian proses pengambilan keputusan, para
pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka
menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam
mencapai tujuan mereka. Umpan balik adlah hal yang penting karena pengambilan keputusan
adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan
informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan
keputusan yang baru. Keputusan yang diambil bisa saja gagal, karena manajer dapat
menciptakan analisis permasalahan yang baru, mengevaluasi alternatif-alternatif, dan
menyeleksi alternatif yang baru.
3.Melihat apa yang ingin dilihat. Orang-orang seringkali mencari informasi yang
mendukung insting dan sudut pandang yang mereka percaya dan menghindari informasi yang
bertentangan dengan keyakinan mereka. Keberatsebelahan ini akan selalu memengaruhi arah
manajer dalam mencari informasi, juga bagaimana manajer tersebut mengartikan informasi
yang ia temukan.
3.Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan
opini-opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok jatuh kedalam groupthink,
hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang
berkualitas. Anggota kelompok lebih mementingkan menjaga persatuan daripada meragukan
permasalahan dan alternatif secara realistis. Para anggota kelompok menyaring opini
pribadinya dan segan member kritik pada opini orang lain.