Anda di halaman 1dari 8

MANAGEMENT OF ISLAMIC FINANCIAL INSTITUTION

CRITACAL REVIEW

OLEH :

MUHAMMAD WAHYU

19BI1004

1
PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT BISNIS & KEUANGAN NITRO

2020

A. INDENTIFIKASI ARTIKEL
1. JUDUL ARTIKEL :
“INVESTASI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM :
PENDEKATAN TEORITIS DAN EMPIRIS”
2. NAMA PENULIS :
Elif Pardiansyah
3. NAMA JURNAL DIMANA ARTIKEL DITERBITKAN :
Jurnal Ekonomi Islam
4. JUMLAH HALAMAN ARTIKEL :
38 Halaman
5. NOMOR DAN VOLUME TERBITAN JURNAL :
No. 2 Volume 8
6. TAHUN PENERBITAN JURNAL :
2017
7. NOMOR ISSN (Hardcopy dan Online) :
2085-9325 dan 2541-4666

B. ANALISIS ARTIKEL
1. Berdasarkan paparan di artikel, dapat dipahami bahwa investasi merupakan
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dan kemaslahatan di masa
yang akan datang. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan

2
dalam Islam bahkan benih dasarnya sudah ada di dalam Al-Qur’an (QS. al-
Baqarah [2]: 261; QS. al-Nisa [4]: 9; QS. Yusuf [12]: 46-49; QS. Luqman
[31]: 34 dan QS. al-Hasyr [59]: 18) dan diperkuat oleh sunnah nabi
Muhammad saw. yang pernah menjadi mitra investor sekaligus pelaku
bisnis.
Dasar prinsip investasi syariah adalah semua bentuk investasi pada dasarnya
adalah boleh dilakukan sampai ada dalil yang melarangnya, yaitu apabila
ditemukan kegiatan terlarang dalam suatu kegiatan bisnis, baik objek
maupun caranya (prosesnya), yaitu kegiatan yang mengandung gharar,
maysīr, riba, tadlīs, talaqqī rukbān, taghrīr, ghabn, ḍarar, risywah, maksiat
dan zalim. Untuk melihat suatu entitas menjalankan kegiatan usahanya
berasarkan prinsip syariah atau tidak dapat dilihat dengan metode screening
syariah yaitu, pertama melihat bisnis yang dijalankannya, baik itu proses,
maupun produk barangnya; kedua, menganalisa rasio pendapatan non-halal
dan rasio utang berbasis bunga terhadap jumlah aset yang dimiliki.
Akad yang bisa diimplementasikan di dalam dunia investasi adalah:
pertama, akad pokok seperti shirkah/mushārakah yaitu akad persekutuan
atau penyertaan modal; kedua, akad muḍārabah yaitu perjanjian penanaman
modal usaha tertentu; ketiga, akad ijārah yaitu perjanjian sewa menyewa
atau jasa; keempat, akad wakālah yaitu perjanjian perwakilan atau
mewakilkan suatu kegiatan; dan kelima, akad kafālah yaitu perjanjian untuk
menjamin risiko yang timbul dari kegiatan investasi. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan akad-akad utama di atas dimodifikasi dan
disesuaikan dengan kondisi zaman dan model bisnis, namun tetap tidak
boleh bertentangan dengan sumber utama/primer yaitu Al-Qur’an dan hadis.
Inovasi pengembangan produk investasi dengan mengembangkan skema
akad sangat dibutuhkan para pelaku bisnis agar kegiatan investasi dan bisnis
yang dijalankan tetap pada koridor syariat Islam. Akad-akad kontemporer
seperti MMQ, IMBT, IMFZ, dan kombinasi akad lainnya adalah bagian dari
evolusi akad syariah guna sesuai dengan kebutuhan manusia.
Spekulasi adalah bagian dari bisnis dan investasi, namun spekulasi yang
dapat merugikan diri dan orang lain serta dapat menimbulkan permusuhan

3
dan perselisihan adalah mutlak dilarang syariat Islam dan bertentangan
dengan prinsip syariah. Sedangkan risiko yang timbul dari aktivitas bisnis
dan investasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis dan
investasi itu sendiri berlaku kaidah al-ghunmu bi al-ghurmi dan al-kharaj bi
al- ḍamān (high risk high return) sebagai konsekuensi logis dari aktivitas
bisnis dan investasi.1
2. Cara penulis dalam memaparkan artikel tersebut sangat baik dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sistematis dengan
pembahasan-pembahasan yang sangat berguna bagi peneliti selanjutnya.
3. Keunggulan:
 Menyajikan abstrak dan kesimpulan sehingga mudah dipahami.
 Menyajikan abstrak dalam bahasa inggris dan bahasa indonesia.
 Disusun dengan menggunakan prosedur atau tahapan yang baik.
 Pembahasan tiap materi saling terhubung satu sama lain.
Kekurangan:
 Pembahasan artikel terlalu panjang sehingga para pembaca (peneliti)
cepat merasa jenuh.
 Tidak adanya saran yang dicantumkan di artikel terutama bagi peneliti
selanjutnya.

C. CRITICAL REVIEW
1. Jurnal Pembanding 1:
“Investasi Dalam Islam”
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi termasuk
kegiatan yang sangat dianjurkan dalam Islam meskipun dalam beberapa
literature Islam klasik tidak ditemukan adanya terminology investasi dan
istilah-istilah lainnya seperti pasar modal, investasi saham, obligasi dan lain
sebagainya. Akan tetapi kebutuhan umat Islam terhadap investasi yang
berdasarkan prinsip syariah sangat diperlukan untuk meminimalkan
investasi pada lembaga-lembaga konvensional.
1
Elif Pardiansyah, Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi Islam, Jakarta,
2017.

4
Oleh karena beberapa bank syariah sudah menyediakan dan juga membuka
layanan investasi syariah, perlu bagi umat Islam untuk hijrah kepada
investasi yang benar-benar bernuansa dan mengamalkan prinsip-prinsip
syariah dalam berinvestasi.
Beberapa hal yang dilarang dalam investasi syariah juga perlu dipahami
oleh para pelaku bisnis termasuk investor agar tidak jatuh pada jenis-jenis
transaksi yang dilarang dalam investasi syariah seperti menjual barang yang
haramkan zatnya dan barang yang haram karena selain zatnya seperti tadlis
(unknown to one party),taghrir (uncertainty), ihtikar&bai' najasy, riba,
gharar dan sebagainya.2
2. Jurnal Pembanding 2
“Investasi Di Pasar Modal Syariah”
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa
Undang-undang Pasar Modal (UUPM) No. 8 Tahun 1995 mengatur tentang
Pasar Modal tidak membedakan antara pasar modal konvensional dengan
pasar modal syariah. Sehingga pada dasarnya konsep pasar modal syariah
merupakan konsep dari pasar modal konvensional sebagaimana yang telah
diatur dalam UUPM tersebut. Hanya saja, pada pasar modal syariah terdapat
beberapa hal yangditekankan, yaitu mengenai kegiatan usaha emiten, efek
yang diterbitkan oleh emiten, serta mekanisme perdagangan yang dilakukan
oleh investor haruslah sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip-prinsip Syariah
adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya
dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa yang dikeluarkannya.
Konsep investasi menurut pandangan Islam berbeda dengan investasi
ekonomi non muslim, perbedaan ini terjadi terutama karena pengusaha
Islam tidak menggunakan tingkat bunga dalam menghitung investasi. Di
mana harta atau uang dinilai oleh Allah sebagai Qiyaman, yaitu sarana
pokok kehidupan. Investasi yang berarti menunda pemanfaatan harta yang
kita miliki pada saat ini, atau berarti menyimpan, mengelola dan yang
dianjurkan dalam al-Qur‟an seperti yang dijelaskan dalam surat Yusuf ayat
46-49.
2
Sakinah, Investasi Dalam Islam, e-journal : STAIN Pamekasan, Pamekasan, 2014.

5
Sementara spekulasi adalah tindakan yang dilarang oleh Islam. Kegiatan
spekulasi ini dilarang karena terdapat unsur-unsur yang tidak sesuai dengan
syariat islam, diantaranya spekulan lebih mementingkan kepentingan diri
dan tidak mempedulikan kepentingan dan kondisi ekonomi serta pelaku
pasar yang lain. Bagi spekulan, harta yang didapat adalah hasil jerih payah
sendiri. Tindakan seperti itulah yang dilarang dalam al-Qur‟an.3
3. Jurnal Pembanding 3:
“Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam”
Islam sangat mendorong manusia untuk melakukan investasi, hal ini
dilatarbelakangi oleh landasan ajaran perintah untuk membayar zakat bagi
orang yang memiliki aset yang tidak produktif (idle asset), sebaliknya
asetyang dikelola secara produktif tidak dikenakan kewajiban zakat. Zakat
baru akan dipungut dari hasil yang telah diperoleh melalui investasi
tersebut.
Jadi bagi mereka yang tidak berinvestasi maka zakat akan dibayarkan
dengan mengambil dari aset yang dimilikinya, dan jika hal itu berlangsung
secara terus menerus maka akibatnya jumlah aset yang dimiliki semakin
berkurang, sehingga hal ini dapat terlihat jelas betapa Islam sangat
mendorong investasi.
Sebelum seseorang atau badan hukum melakukan investasi sebaiknya
terlebih dahulu mengenal, mempelajari, memahami jenis-jenis produk
investasi, dan alasan berinvestasi. Hal ini, dapat memberikan gambaran dan
tuntunan dalam memilih produk mana yang tepat, produk tersebut benar-
benar halal (sesuai dengan prinsip syariah), produk berisiko rendah.
Sehingga, tidak terpengaruh oleh iming-iming keuntungan suatu investasi
yang menyesatkan (investasi bodong).4
Perbandingan antar Artike Tugas dan Jurnal Pembanding:
1. Artikel Tugas dan Jurnal Pembanding 1 :
 Pada artikel tugas pembahasannya yang panjang dan luas sedangakan pada
jurnal pembanding 1 pembahasan yang diringkas namun mudah dipahami.
3
Qari Imtinan, Investasi Di Pasar Modal Syariah, Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah, Jakarta, 2017.
4
Mardhiyah Hayati, Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam, Lampung, 2016.

6
 Pada jurnal pembanding 1 memiliki terjemahan abstrak yang dapat dibaca
dan dipahami dengan mudah (pembaca), sedangkan pada artikel tugas
memiliki abstrak dalam bahasa inggris dan terjemahan.
 Pada artikel tugas menunjukkan nomor ISSN sedangkan pada jurnal
pembanding 1 tidak ada.
2. Artikel Tugas dan Jurnal Pembanding 2 :
 Pada artikel tugas pembahasan mengenai penelitian lebih luas dibandingkan
dengan jurnal pembanding 2.
 Pada jurnal pembanding 2 terdapat gambar yang kurang dijelaskan maksud
dan mekanismenya sedangkan pada artikel tugas semua gambar dijelaskan
dengan rinci.
3. Artikel Tugas dan Jurnal Pembanding 3:
 Pada artikel tugas terdapat pembahasan metode dalam memilih investasi
dalam islam, sedangkan pada jurnal pembanding 3 terdapat pembahasan
alasan yang melatarbelakangi orang berinvestasi.
 Pada artikel tugas terdapat beberapa ayat mengenai investasi menurut Islam
sedangkan pada jurnal pembanding 3 tidak ada.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/iqtishadia/article/view/483/469

https://e-jurnal.stail.ac.id/index.php/dinar/article/view/36/36

https://media.neliti.com/media/publications/273263-investasi-menurut-perspektif-
ekonomi-isl-3fdd00d7.pdf

Anda mungkin juga menyukai