Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATERI 5

1. Bagaimana implementasi Pendekatan Saintifik dalam Penjas, uraikan


dan berikan contohnya
Jawab :
Berikut diuraikan pendekatan scientific dalam pembelajaran PJOK sebagai
dasar dalam pelaksanaan dalam Kurikulum 2013, diharapkan akan
menjadikan peserta didik lebih berkembang kecerdasan majemuknya.

A. Pengertian Pendekatan Scientific

Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific


approach pada proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam
permendikbud no 81A tahun 2013 meliputi; mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan.

Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,


pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. ranah keterampilan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
tentang ‘bagaimana’. ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan


untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.

Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran penjasorkes dapat disajikan


seperti berikut ini:
1. Mengamati
Mengamati adalah proses mengenal objek melalui penggunaan indra yang
dimiliki, misalnya dengan melihat/menonton, mendengarkan, dan
membaca. Sehingga peserta didik akan memperoleh konsep awal dan
menemukan permasalahan-permasalahan dalam materi yang akan
dipelajari. Proses ini juga menyebabkan peserta didik memahami obyek
secara nyata, senang, tertantang, dan memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran selanjutnya.

Contoh kegiatan mengamati dalam pembelajaran materi pokok sepak bola:

1. Mencari dan membaca informasi variasi dan kombinasi teknik teknik


permainan sepak bola (mengumpan, mengontrol, menggiring, posisi, dan
menembak bola ke gawang) dari berbagai sumber media cetak atau
elektronik. Proses pengamatan ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah
pembelajaran.
2.Mengamati pertandingan sepak bola secara langsung dan atau di
TV/Video dan membuat catatan tentang variasi dan kombinasi teknik dasar
(mengumpan, mengontrol, menggiring, dan menembak bola ke gawang)
dan membuat catatan hasil pengamatan, atau
3. Bermain sepak bola dan yang lainnya mengamati pertandingan tersebut,
dan membuat catatan tentang kekuatan dan kelemahan variasi dan
kombinasi (mengumpan, mengontrol, menggiring, posisi, dan menembak
bola ke gawang) yang dilakukan oleh temannya selama bermain

2. Menanya
Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengungkapkan berbagai masalah yang ditemukan pada saat proses
pengamatan dengan berbagai bentuk pertanyaan baik yang berkaitan
dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi
yang akan diraihnya.

Contoh kegiatan menanya dalam pemainan sepakbola:


1. Pertanyaan yang berhubungan dengan afektif: bagaimana jalannya
permainan sepakbola bila tidak didukung oleh kerjasama team?
2. Pertanyaan yang berhubungan dengan keterampilan: bagaimana
jalannya bola jika titik perkenaan bola dengan kaki dirubah (bawah, tengah
dan atas bola)?”, apakah jarak titik tumpu berpengaruh terhadap kekuatan
menendang bola?, berapakah kekuatan di transfer ke bola sehingga bola
sampai pada jarak yang diinginkan?.
3. Pertanyaan yang berhubungan dengan kognitif: apa manfaat permainan
sepak bola terhadap kesehatan dan otot-otot yang dominan yang
dipergunakan dalam permainan sepak bola?

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen
Kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen ini merupakan bagian dari
kegiatan eksplorasi yaitu untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan
terkait dengan pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Contoh kegiatan eksperimen dalam pemainan sepakbola:
1. Mengeksperimenkan bermain sepak bola tanpa kerjasama tim
2. Mengeksperimenkan cara menendang dengan merubah titik perkenaan
kaki dengan bola secara individual, berpasangan atau berkelompok dalam
posisi di tempat dan sambil bergerak dasar fundamental dengan
menunjukkan nilai disiplin, menghargai perbedaan, dan kerjasama.

4. Mengasosiasi/menalar
Menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Istilah menalar dalam pembelajaran merujuk pada
kemampuan mengelompokkan beragam ide dan beragam peristiwa untuk
kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan.

Contoh kegiatan menalar dalam pemainan sepakbola:

1. Mencari hubungan antara titik perkenaan bola dengan kaki dikaitkan


dengan arah gerak bola sehingga mampu memilih alternatif terbaik.
2. Mencari hubungan antara jenis tendangan dengan sasaran yang hendak
dicapai sehingga mampu memilih alternatif terbaik.
3. Mencari hubungan antara permainan sepak bola dengan kesehatan dan
kebugaran tubuh.

5. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dalam bentuk penyampaian informasi, peragaan
keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran atau kehidupan. Contoh
kegiatan mengomunikasikan dalam pemainan sepakbola:

Melakukan permainan sepak bola dengan menggunakan peraturan yang


dimodifikasi dengan menerapkan gerak dasar fundamental permainan
sepak bola (mengumpan, menghentikan, dan menggiring) serta
menunjukkan sikap sportif, kerjasama, bertanggung jawab, menghargai
perbedaan, disiplin, dan toleransi selama bermain.
2. Apa yang dimaksud dengan “Problem-based Learning” dan uraikan
langkah langkahnya?
Jawab :
problem based learning didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran
yang didalamnya melibatkan siswa dalam prosesnya dan dilakukan dalam
rangka usaha pemecahan masalah.
Langkah - langkah :
1. Orientasi siswa terhadap masalah

Model pembelajaran problem based learning diawali dengan yang


namanya tahap orientasi atau pengenalan. Didalamnya mencakup:

-Pencapaian akan tujuan yang hendak guru capai


-Pernjelasan akan logistik yang diperlukan
- Pemberian suatu masalah kepada siswa
-Pemberian motivasi agar siswa terlibat langsung dan berperan aktif

2. Mengorganisir peserta didik untuk belajar


Pada tahap ini guru dapat melakukan peranannya untuk membantu
peserta didik dalam mengorganisir tugas belajar yang terkait dengan
permasalahan yang diberikan.

3. Membimbing penyelidikan

Dalam hal ini guru melakukan sebuah bentuk usaha untuk mendorong
siswa mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melakukan eksperimen
serta memecahkan permasalahan yang sudah diberikan.

4. Menyajikan dan mengembangkan hasil karya

Guru memberikan bantuan kepada para peserta didik dalam hal


perencanaan dan penyajian karya misalkan laporan dan lain sebagainya.
Selain itu guru pun ikut membantu para siswa untuk berbagi tugas dalam
kegiatan berkelompoknya.

5. Mengevaluasi serta menganalisa proses pemecahan masalah

Guru melakukan sebuah usaha untuk membantu para siswa dalam


melakukan evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan selama kegiatan
pemecahan masalah.

3. Apa tujuan “Project-based Learning” dan uraikan langkah langkahnya


Jawab :
tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah proyek.
3. Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.

Tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah membantu siswa agar dapat


meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode
pembelajaran yang berfokus pada siswa dalam kegiatan pemecahan
masalah terkait dengan proyek dan tugas-tugas bermakna lainnya.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek tersebut disajikan dalam
sebagai berikut:

1. Praproyek
Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru di luar jam
pelajaran. Pada tahap ini guru merancang deskripsi proyek, menentukan
batu pijakan proyek, menyiapkan media, berbagai sumber belajar, dan
kondisi pembelajaran.

a. Fase 1: Menganalisis Masalah


Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan terhadap objek tertentu.
Berdasarkan pengamatannya tersebut siswa mengidentifikasi masalah dan
membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan.

b. Fase 2: Membuat Desain dan Jadwal Pelaksanaan Proyek


Pada tahap ini siswa secara kolaboratif baik dengan anggota kelompok
ataupun dengan guru mulai merancang proyek yang akan mereka buat,
menentukan penjadwalan pengerjaan proyek, dan melakukan aktivitas
persiapan lainnya.

c. Fase 3: Melaksanakan Penelitian


Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan penelitian awal sebagai model
dasar bagi hasil yang akan dikembangkan. Berdasarkan kegiatan
penelitian tersebut siswa mengumpulkan data dan selanjutnya
menganalisis data tersebut sesuai dengan teknik analisis data yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan.

d. Fase 4: Menyusun Draf/Prototipe Produk


Pada tahap ini siswa mulai membuat produk awal sebagaimana rencana
dan hasil penelitian yang dilakukannya.

e. Fase 5: Mengukur, Menilai dan Memperbaiki Produk


Pada tahap ini siswa melihat kembali produk awal yang dibuat, mencari
kelemahan dan memperbaiki produk tersebut. Dalam prakteknya, kegiatan
mengukur dan menilai produk dapat dilakukan dengan meminta pendapat
atau kritik dari anggota kelompok lain ataupun pendapat guru.

f. Fase 6: Finalisasi dan Publikasi Produk


Pada tahap ini siswa melakukan finalisasi produk. Setelah diyakini sesuai
dengan harapan, produk kemudian dipublikasikan.

g. Pasca Proyek
Pada tahap ini guru menilai, memberikan penguatan, masukan, dan saran
perbaikan atas produk yang telah dihasilkan oleh siswa.

4. Apa tujuan Inquiry/Discovery Learning dan uraikan langkah langkahnya.


Jawab :
Tujuan inquiry/discovery learning
1. Tujuan pertama Inquiry/Discovery Learning adalah agar Peserta didik
mampu merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di
mana,bagaimana, mengapa, dsb. Dengan kata lain, Inquiry/Discovery
Learning bertujuan untuk membantu Peserta didik berpikir secara analitis.
2. Tujuan kedua adalah untuk mendorong Peserta didik agar semakin
berani dan kreatif berimajinasi. Dengan imajinasi Peserta didik dibimbing
untuk mengkreasi sesuatu menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.
Penemuan ini dapat berupa perbaikan atau penyempurnaan dari apa yang
telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum ada.
Langkah - langkah :
1. pertanyaan
Merumuskan pertanyaan, masalah, atau topik yang akan diselidiki.
2. Merencanakan
Merencanakan prosedur atau langkah-langkah pengumpulan dan analisis
data. Langkah
3. Mengumpulkan dan menganalisis data
Kegiatan mengumpulkan informasi, fakta, maupun data, dilanjutkan
dengan kegiatan menganalisisnya.
4. Menarik simpulan
Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau penjelasan ringkas)
5. Aplikasi dan Tindak lanjut
Menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan atau
permasalahan lanjutan untuk dicari jawabnya.
5. Apa kritik anda terhadap materi 5?
Jawab :
Bagi para guru dan calon guru, metode pembelajaran ini sangat cocok atau
sesuai dengan kurikulum 2013 sekarang. Diharapakan metode
pembelajaran ini dapat di terapkan bagi para pembaca terkhususnya para
guru dan calon guru.

TUGAS MATERI 6

1. Apa perbedaan antara pendekatan pembelajaran, strategi


pembelajaran dan metode pembelajaran ?
Jawab :
Pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang atau titik tolak
guru terhadap proses berlangsungnya pembelajaran, yang merujuk
terhadap pandangan akan terjadinya sebuah proses yang sifatnya masih
sangat general atau umum, didalamnya mewadahi, menguatkan,
menginsiprasi dan melatari metode dalam suatu pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
strategi pembelajaran merupakan suatu aktivitas pembelajaran yang
mesti dikerjakan pendidik dan peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran bisa dicapai secara lebih efisien dan efektif.
Metode pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah cara yang
dipergunakan dalam pengimplementasian rencana yang telah disusun
dalam suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Uraikan apa yang dimaksud dengan teknik pembelajaran, taktik
pembelajaran, dan model pembelajaran?
Jawab :
TEKNIK PEMBELAJARAN
teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

TAKTIK PEMBELAJARAN
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual.

MODEL PEMBELAJARAN

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik


pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi,
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
3. Apa perbedaan antara Group learning dan Individual Learning
Jawab :
Perbedaan Group-Individual Learning
Group Learning adalah strategi pembelajaran melibatkan lebih dari satu
siswa yang dibagi dalam kelompok.
Individual learning adalah strategi pembelajaran individual.
4. Terdapat antara lain 14 metode pembelajaran dalam pendidikan,
sebutkan jenisnya. Kemudian diantara 14 tersebut metode mana
saja yang dapat digunanakan untuak pembelajaran Penjas. ?
Jawab :
1. Metode Konvensional/ metode ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Demostrasi
4. Metode Ceramah Plus
5. Metode Resitasi
6. Metode Percobaan
7. Metode Karya Wisata
8. Metode Latihan Keterampilan
9. Metode Pemecahan Masalah (Problem Based Learning)
10. Metode Perancangan
11. Metode Discovery
12. Metode Inquiry
13. Metode Inquiry
14. Role Playing/ Berbagi peran

Metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran penjas :


1. Metode Konvensional/ metode ceramah
2. Metode Demostrasi
3. Metode Percobaan
4. Metode Latihan Keterampilan
5. Metode Discovery
6. Metode Inquiry
7. Role Playing/ Berbagi peran

5. Apa yang menjadi pertimbangan pemilihan metode pemgelajaran ?


Jawab:
1. Karakter materi pelajaran.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri sehingga perlu
disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu.
Termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari
materi pelajaran tersebut. Misalnya mata pelajaran bersifat eksakta
lebih tepat menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi.

2.Ketersediaan sarana belajar.


Alat, sarana dan media yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi
penggunaan metode pembelajaran. Metode eksperimen atau
demonstrasi tidak mungkin digunakan jika penunjang metode tersebut
tidak tersedia.

3.Kemampuan dasar siswa.


Kemampuan dasar siswa di sekolah pedesaan berbeda dengan di
perkotaan. Ini menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode
pembelajaran. Menggunakan metode resitasi dan tugas, misalnya, bisa
berjalan baik bila kemampuan dasar siswa berdiskusi cukup memadai.
Selain itu perlu keterampilan siswa berbicara dalam sebuah diskusi.

4.Alokasi waktu pembelajaran.


Alokasi waktu yang tersedia dan tercantum dalam kurikulum perlu
dipertimbangkan oleh guru. Jika waktu tersedia terbatas maka guru
akan memilih metode sederhana seperti ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Ini tidak mungkin menggunakan metode eksperimen atau
resitasi karena metode ini membutuhkan waktu yang cukup.
6. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan al: interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan motivasi. Jelaskan yang dimaksud hal tersebut !
Jawab :
A.Interaktif
Prinsip interaktif bermakna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan
pengetahuan dari pendidik peserta didik, tetapi mengajar dianggap suatu proses
mengatur lingkungan yang dapat meransang peserta didik untuk belajar. Dengan
demikian proses pembelajaran adalah proses interaaksi baik antara pendidik dan
peserta didik, antara sesama pendidik maupun peserta didik dengan lingkungannya.
Dengan cara tersebut dimungkinkan kemampuan peserta didik akan berkembang
baik secara mental-spiritual, intelektual, emosional, sosial dan fisik.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran dikatakan inspiratif jika proses pembelajaran memungkinkan
peserta didik untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran
peserta didik harus membuka peluang agar peserta didik dapat melakukan sesuatu
terkait dengan pembelajaran. Peserta didik dimotivasi untuk mengembangkan
inspirasinya sendiri, sehingga pengetahuan, keterampilam dan pengalamannya
dapat dikembangkan sendiri bermakna, dan kontekstual.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran harus memungkinkan seluruh potensi peserta didik dapat
dikembangkan. Hal ini hanya akan mungkin terjadi jika proses pembelajaran
disekolah tidak menegangkan, tidak menakutkan, tetapi menyenangkan,
menggembirakan bagi peserta didik. Proses pembelajaran yang menyenangkan atau
bermakna bisa dilakukan pendidik dengan cara, pertama dengan menata ruangan
yang apik dan menarik, yaitu memenuhi unsur kesehatan, seperti ventilasi, cahaya
dan lain-lain yang memenuhi unsur keindahan seperti kebersihan, cat tembok yang
segar, lukisan yang cocok, dan lain-lain. Kedua, pengelolaan pembelajaran yang
hidup dan bervariasi, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran, media
pembelajaran dan sumber belajar yang relevan serta kontekstual. Namun yang
paling mudah untuk mendapatkan suasana pembelajaran yang menyenangkan
adalah sikap pendidik sendiri, masuklah ruang kelas dengan senyum sebab senyum
dapat membuat suasana terasa damai tidak menakutkan, menerima peserta didik
seperti apa adanya tidak perlu menuntut ini dan itu, menyapa setiap peserta didik
dengan ramah sebagai bentuk memberi perhatian. komunikasi pendidik dan
peserta didik harus dialogis, lancar dan tanpa beban, sehingga peserta didik harus
dialogis, lancar dan tanpa beban, sehingga peserta didik merasa di dalam ruangan
seperti di rumahnya.
d. Menantang
Proses pembelajaran haruslah membuat peserta didik tertantang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan keterampilan aplikatif dan
keterampilan bersosial. Kemampuan tesebut dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan mengembangkan rasa ingin tahu dengan kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif dan analitis. peserta didik perlu dilatih untuk belajar berpikir
(learning how to learn) dan belajar melakukan sesuatu (learning how to do).
e. Motivasi
Motivasi adalah daya dorong yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak
atau melakukan sesuatu. Terkait dengan proses pembelajaran, pendidik amat
berperan dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, dengan jalan
menunjukkan pentingnya pengalaman materi bagi kehidupan peserta didik
dikemudian hari.
Prinsip penggunaan strategi yang digunakan pada Taman Kanak-kanak tidak
terlepas dari prinsip pembelajaran di taman kanak-kanak, yaitu:
1. Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
2. Pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.
3. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak baik fisik maupun psikologis
secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai