1302 2953 2 PB PDF
1302 2953 2 PB PDF
M. Yusri
ABSTRACT
Kata-kata Kunci :
UUPK, Etika Bisnis Islam, Maslahat.
M. Yusri, Kajian Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Hukum Islam 367
363
untuk mendapatkan keamanan produk dan Disamping itu, di dalam Islam Informasi
lingkungan sehat; (4) Hak untuk mendapatkan produk yang diberikan kepada konsumen tidak
advokasi dan penyelesaian sengketa; (5) Hak hanya berhubungan dengan kuantitas dan
untuk mendapatkan perlindungan dari kualitas suatu barang (UUPK Pasal 4 huruf C),
penyalahgunaan keadaan; (6) Hak untuk akan tetapi juga berkaitan dengan efek samping
mendapatkan ganti rugi akibat negatif dari suatu atau bahaya pemakaian, kepercayaan terhadap
produk. agama tertentu, seperti informasi halal atau
Berdasarkan hak-hak di atas, dalam haramnya suatu produk. Resiko pemakaian
kajian fiqih Islam kebenaran dan keakuratan barang dikenakan pada pelaku usaha sebagai
informasi ketika seorang pelaku usaha penyebab kerugian karena melanggar prinsip
mempromosikan barang dagangannya hati-hati atau sewenang-wenang dalam
menempati kajian yang signifikan. Islam tidak penggunaan hak.
mengenal istilah bahwa konsumen yang harus Dalam persoalan pemenuhan hak
berhati-hati atau sebaliknya pelaku usahalah konsumen terhadap harga yang tidak normal
yang harus berhati-hati. Di dalam Islam yang dipasar, sebenarnya fiqih Islam telah
berlaku adalah prinsip keseimbangan. Disni menawarkan banyak solusi, yaitu dengan
antara keduabelah pihak konsumen maupun pelanggaran praktik ribawi, pelanggaran
pelaku usaha harus sama-sama berhati-hati. monopoli dan persaingan tidak sehat
UUPK Pasal 18, mengatur hal menyangkut (Muhammad, 2004:213). Demikian hal yang
dengan adanya pencantuman klausula baku atau menyangkut hak-hak konsumen dalam Islam.
pernyataan selanjutnya setelah perjanjian awal Sebagai bentuk keseimbangan, konsumen pun
oleh pelaku usaha tentang suatu produk yang hal harus dibebani dengan kewajiban yang
ini hanya dilakukan secara sepihak. Seperti walaupun tidak dijelaskan secara spesifik, akan
misalnya bentuk promosi kartu seluler yang tetapi penulis dapat menjelaskannya sebagai
menurut penjelasan dalam iklan, menyediakan berikut: (1) Beritikad baik dalam melakukan
Talk Mania (TM), telfon sepuasnya hanya transaksi barang dan/atau jasa; (2) Mencari
dengan harga 5000 rupiah. Setelah selang informasi dalam berbagai aspek dari suatu
beberapa waktu disaat taraf konsumen barang dan/atau jasa yang akan dibeli atau
meningkat, barulah dikeluarkan informasi digunakan; (3) Membayar sesuai dengan harga
selanjutnya yang berbentuk iklan atau media atau nilai yang telah disepakati dan dilandasi
cetak dengan pernyataan “Talk Mania (TM) rasa saling rela, yang terealisasi dengan adanya
berlaku hanya sampai dengan tanggal yang ijab dan qabul; (4) Mengikuti penyelesaian
ditentukan.” Hal ini bertentangan dengan apa hukum terhadap sengketa yang terkait dengan
yang diatur dalam Islam yang dapat perlindungan konsumen.
diidentifikasi melalui kaidah ushûl yaitu; Untuk dapat mewujudkan perlindungan
ﻻ
َ ﺺ ِ ﺼﺨ ﱠ
َ ﻦ اﻟ ُﻤ
ِﻋَ ﺚ
ِ ﺤ
ْ ﻞ اﻟ َﺒ
َ ﻞ ﺑِﺎ ﻟﻌَﺎ ِّم َﻗ ْﺒ
ُ اﻟ َﻌ َﻤ terhadap konsumen, disamping hal-hal yang
ﺠ ْﻮ ُز
ُ َﻳ telah dibahas pada pembahasan sebelumnya,
Pelaksanaan yang belum dibahas maka hal ini sangat tergantung pula pada
pengkhususannya maka tidak diperbolehkan kewajiban dan tanggungjawab yang harus
(Usman, 2002:43). dipenuhi oleh pelaku usaha terhadap konsumen.
Dalam hal ini berarti konsepsi hukum Dalam ketentuan UUPK Pasal 27 huruf (e)
Islam memahami hubungan kontraktual kedua disebutkan bahwa, Pelaku usaha yang
belah pihak dapat dianggap baik, jujur, adil dan memproduksi barang dibebaskan dari
seimbang jika mengetahui hakikat dan kondisi tanggungjawab atas kerugian yang diderita
persetujuan yang disepakati pada awal proses konsumen apabila; lewat jangka waktu
transaksi atau promosi (umum). Karena tidak penuntutan 4 tahun sejak barang dibeli atau
terdapat pengkhususan pada perjanjian awal lewatnya jangka waktu yang diperjanjikan.
untuk memberlakukan produk dengan batas Dalam Islam, segala perbuatan yang dapat
waktu tertentu. merugikan satu pihak tidak dibatasi
pertanggungjawabannya dengan adanya jangka
Menurut yang diatur dalam UUPK Menurut yang diatur dalam Islam
Hak konsumen maupun pelaku usaha Hak konsumen maupun pelaku usaha tidak
bersifat mutlak ditentukan dalam bersifat mutlak dan ditentukan oleh syara’
Undang-Undang /UUPK
Hak informasi yang diterima konsumen Hak informasi yang diterima konsumen
menyangkut dengan kualitas dan selain menyangkut kualitas dan kuantitas
kuantitas produk juga termasuk informasi kehalalan suatu
produk
Hak konsumen dalam kebebasan Hak konsumen dalam kebebasan memilih
memilih barang diukur dengan nilai barang, selain diukur dengan nilai tukar
tukar yang pantas terhadap suatu produk juga mempertimbangkan hak orang lain
yang terlebih dahulu melakukan penawaran
terhadap suatu produk
Kewajiban pelaku usaha dalam Kewajiban pelaku usaha dalam beriktikad
beriktikad baik dimulai sejak barang baik dimulai sejak barang dirancang sampai
dirancang sampai pada tahap purna pada tahap purna penjualan
penjualan
M. Yusri, Kajian Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Hukum Islam 365
Kewajiban bagi konsumen dalam Kewajiban bagi konsumen dalam beriktikad
beriktikad baik dimulai saat terjadinya baik dimulai sebelum transaksi maupun saat
transaksi transaaksi.
Dari semua persamaan dan perbedaan yang tidak hanya berpengaruh kepada kedua
yang penulis tuangkan pada tabel di atas, dapat belah pihak diantara konsumen dan pelaku
diketahui bahwa segala bentuk hak baik bagi usaha namun juga keterlibatan sosial
konsumen maupun pelaku usaha dalam Islam masyarakat dan agama.
diatur oleh syara’. Dalam hal memproduksi
suatu produk baik berupa barang maupun jasa, DAFTAR PUSTAKA
kehalalan dan kemaslahatan produk sangat
diutamakan. Ahmadi Miru, Sutarman Yodo. (2004). Hukum
Perlindungan Konsumen. Jakarta: Raja
KESIMPULAN Grafindo.
Alma, H. Bukhari. (1997). Pengantar Bisnis.
Defenisi konsumen yang diatur dalam Bandung: CV. Alfabeta.
UUPK maknanya lebih sempit dibandingkan Al-Wasith, Mu’jam. (1972). Majma ‘al Lughat
dengan pemaknaan terhadap pelaku usaha (tidak al Arabiyyah. Mesir: Dar al-Ma’rifah.
seimbang). Pengertian yang seimbang dari Anshorullah, Najamuddin. Prinsip Pelaku
keduanya akan membawa pengaruh positif usaha Dalam Islam, diakses pada tanggal
terhadap cakupan konsumen yang harus 07 November 2007 dari
dilindungi sebagaimana yang di atur dalam http://www.google.com/Prinsip-prinsip
hukum Islam. Namun sepanjang penelitian ini, Pelaku usaha Dalam Islam.
penulis menemukan beberapa ketidaksepakatan Brown dan Patrello, diedit dalam H. Buchari
hukum Islam terhadap UUPK yang selama ini Alma. (1997). Pengantar Bisnis.
diberlakukan terhadap umat Islam di Indonesia. Bandung: CV. Alfabeta.
UUPK Pasal 18, mengatur hal De George, Richard T. (2002). Business Ethics.
menyangkut dengan adanya pencantuman Diedit dalam Drs. Muhammad, R.
klausula baku atau pernyataan selanjutnya Lukman Faurani, Visi Al-Quran tentang
setelah perjanjian awal oleh pelaku usaha Etika dan Bisnis. Jakarta: Salemba
tentang suatu produk yang hal ini hanya Diniyah.
dilakukan secara sepihak. Hal ini bertentangan Keraf, A. Soni. (1997). Bisakah Bisnis Berjalan
dengan apa yang diatur dalam Islam bahwa tanpa Moralitas?. Diedit dalam H.
hubungan kontraktual kedua belah pihak dapat Buchari Alma. Pengantar Bisnis.
dianggap baik, jujur, adil dan seimbang jika Bandung: CV. Alfabeta.
mengetahui hakikat dan kondisi persetujuan Muhammad dan Alimin. (1994). Etika dan
yang disepakati pada awal proses transaksi atau Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi
promosi (umum). Karena tidak terdapat Islam. Yogyakarta.
pengkhususan pada perjanjian awal untuk Qardhawi, Yusuf. (1997). Nilai dan Moral
memberlakukan produk dengan batas waktu dalam Ekonomi Islam. Terj. Didin
tertentu. Hafidhuddin, Setiawan Bodiutomo, Aunur
Selain itu, dari beberapa kewajiban pelaku Rofiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Robbani
usaha yang diatur dalam pasal 27 UUPK, dapat Press.
dilihat bahwasanya pengaruh negatif yang akan Sidharta. (2000). Hukum Perlindungan
timbul dari kewajiban-kewajiban tersebut jika Konsumen Indonesia. Jakarta: PT.
terjadi pelanggaran, hanya mengikutkan dua Grasindo.
belah pihak diantara konsumen dan pelaku Usman, Mukhlis. (2002). Kaidah-Kaidah
usaha. Di dalam etika Islam di bidang bisnis Ushuliyah Dan Fiqhiyah. Jakarta : PT
sebuah kewajiban yang dipenuhi atau dilanggar, Raja Grafindo Persada.
akibatnya harus dengan berbagai pertimbangan