Pemeriksaan
Motilitas merupakan salah satu kriteria penentu kualitas semen yang dilihat dari
banyaknya spermatozoa yang motil progresif dibandingkan dengan seluruh spermatozoa yang
ada dalam satu pandang mikroskop. Menurut Evans dan Maxwell (1987) terdapat tiga tipe
pergerakan spermatozoa yaitu pergerakan progresif (maju ke depan), pergerakan rotasi (gerakan
berputar) dan osilator atau konvulsif tanpa pergerakan ke depan atau perpindahan posisi. Skala
prosentase pergerakan dari 0 sampai 100 atau 0 sampai 10 merupakan penilaian standar untuk
mencapai tujuan bersama. Penentuan kualitas semen berdasarkan motilitas spermatozoa dengan
nilai 0 sampai 5 yakni: (0) spermatozoa imotil atau tidak bergerak; (1) gerakan berputar
ditempat; (2) gerakan berayun atau melingkar, kurang dari 50% bergerak progresif; (3) antara 50
- 80% spermatozoa bergerak progresif; (4) pergerakan progresif yang gesit dengan 90% sperma
motil dan nilai (5) gerakan sangat progresif menunjukkan 100% motil aktif (Toelihere, 1981).
Aplikasi teknologi IB memerlukan semen berkualitas baik, terutama motilitas tinggi, dan
abnormalitas rendah dengan konsentrasi cukup. Parameter-parameter tersebut sangat penting
dalam menentukan fertilitas pejantan, sehingga diperhitungkan dalam pembuatan semen cair dan
beku untuk program IB. Dimensi (ukuran) spermatozoa bisa menjadi salah satu parameter dalam
menilai kualitas semen terkait dengan abnormalitas (morfologi) dan efek dari teknik pengolahan
spermatozoa (Yudi et al., 2010). Menurut Chenoweth (2005) yang menyatakan bahwa
abnormalitas spermatozoa terbagi dalam dua katagori, yakni berdasarkan sekuen proses
pembentukan spermatozoa (primer dan sekunder) dan berdasarkan dampaknya bagi fertilitas.
Katagori kerusakan spermatozoa bersifat primer adalah yang terjadi pada saat spermatogenesis,
sedangkan sekunder jika kejadiannya setelah spermiasi. Pengelompokkan kelainan mayor dan
minor didasarkan pada dampaknya terhadap fertilitas jantan tersebut. Morfologi kepala yang
dominan mempengaruhi fertilitas adalah kepalaberbentuk pear shaped. Spermatozoa dengan
abnormalitas bagian kepala akan menghasilkan embrio berkualitas rendah dan mudah
berdegenerasi, atau tidak mampu memfertilisasi ovum. Spermatozoa dengan abnormalitas kepala
dapat menyebabkan kelainan pada hasil fertilisasi, misalnya gangguan kondensasi DNA,
kelainan pembentukan pronukleus, dan gangguan perkembangan embrio (Saacke, 2008).
Penurunan suhu semen dari 5C ke – 196C dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama melalui penguapan semen oleh uap nitrogen cair. Setelah itu dicelupkan (direndam)
dalam gas Nitrogen cair di dalam Container. Siapkan kotak styrofoam, tempatkan kotak logam
pada bagian d asarnya. Kemudian rak besi diberdirikandi atas kotak logam. Susun straw di atas
rak besi. Atur agar jangan sampai bertumpuk. Tuangkan 2,5 liter gas Nitrogen cair ke dalam
kotak logam secara hati hati menggunakan corong plastik besar yang disambung dengan
selang plastik. Penuangan gas Nitrogen dilakukan melalui sisi dalam kotak styrofoam agar
gas cair tersebut tidak mengenai straw. Biarkan gas Nitrogen menguapi straw, yang berjarak
sekitar 3 – 5 cm dari permukaan cairan, selama 7 – 8 menit. Suhu uap Nitrogen saat itu antara
-80°C sampai -100°C Masukkan straw-straw yang telah membeku ke dalam goblet dengan
menggunakan pinset. Dan kemudian goblet-goblet tersebut ditempatkan di dalam canister.
Masukkan canister ke dalam container yang sudah berisi Nitrogen cair. Tutup container tersebut.
Setelah semen terrendam selama 30 menit, ambil satu straw dengan menggunakan pinset.
Rendam dalam air hangat (38°C) selama 30 detik. Gunting bagian ujung straw dan teteskan
isinya pada gelas objek yang bersih, dan amati daya hidupnya. straw ditempatkan di dalam
tabung-tabung plastik (goblet) dan kemudian beberapa goblet ditempatkan di dalam
canister dan disimpan di dalam container berisi larutan N2 Cair. Goblet adalah suatu silinder
atau tab ung plastik yang mempunyai dasar yang tidak tembus cairan dengan ukuran ku rang
lebih setengah panjang canister. Dalam setiap goblet dimasukkan 15 buah mini goblet yang
masing-masing memuat 14 buah straw. Kadang-kadang tidak digunakan mini goblet, maka
satu goblet dapat menampung sekitar 100 straw.