Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MEGA OKTAVIANA MATA KULIAH : PERKEMBANGAN

NIM : 041716138 PESERTA DIDIK


UPBJJ : SURAKARTA TUGAS : II (SESI 5)
PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Tugas.2

1. Jelaskan maksud dari pernyataan "orang dewasa hanya menganggap anak-anak sebagai miniatur
orang dewasa"!
2. Apa yang dimaksud dengan hipotesis holofrase dan cara berbicara telegrafis?
3. Sebutkan karakteristik perkembangan bahasa anak SD dan berikan contohnya!

Jawaban :

1. Pernyataan “orang dewasa hanya menganggap anak-anak sebagai miniatur orang dewasa” berarti
bahwa semua keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang tampil dikemudian hari setelah
dewasa merupakan bawaan dari lahir (innate ideas), pendidikan tidak lain hanyalah upaya untuk
menarik potensi ke luar, namun tidak menambahkan sesuatu yang baru. Perkembangan dianggap
sebagai pertumbuhan semata. Jadi anak merupakan miniatur orang dewasa mengandung arti bahwa
anak berbeda secara kuantitatif dengan orang dewasa bukan secara kualitatif.

2. Menurut Santrock (1995:186) hipotesis holofrase adalah konsep bahwa satu kata tunggal digunakan
untuk mengartikan satu kalimat sempurna, ini merupakan ciri kata pertama seorang bayi.
Sedangkan, cara bicara telegrafis ialah penggunaan kata-kata yang singkat dan cepat untuk
berkomunikasi.
Untuk menyampaikan maksud atas ucapan dua kata itu, anak sangatbersandar pada gerak isyarat,
tekanan suara, dan konteks. Pada masa ini bahasa tubuh (gesture) masih berperan penting sebagai
kompensasi dari keterbatasan perbendaharaan kata yang dimiliki anak.

3. Menurut H.M. Surya (2005: 7.20) sekurang-kurangnya ada lima karakteristik utama perkembangan
bahasa dalam masa usia Sekolah Dasar yaitu:
a. Pembentukan dan Penambahan Perbendaharaan Kata
Pada umumnya perbendaharaan kata yang dimiliki anak adalah yang berkenaan, antara lain
dengan :
 Etiket atau sopan santun. Contoh : “Terima kasih”, “Apa kabar?”, “Permisi” dan
“Maaf”.
 Warna. Contoh : Merah, kuning, hijau, biru dan lain sebagainya.
 Uang. Contoh : “Dua ribu rupiah”, “Lima ribu rupiah” dan lain sebagainya.
 Waktu. Contoh : Pagi, siang, sore, malam dan lain sebagainya.
 Bahasa pergaulan, yaitu kata-kata yang biasa digunakan dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Contoh : “Main petak umpet”, “Bermain sepak bola”, “Ayo pulang
bersama” dan lain sebagainya.
 Pelajaran, yaitu kata-kata yang digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Contoh :
istilah matematika, IPS, IPA, dan bahasa, yang kemudian berkembang menjadi bahasa
keilmuan.
 Keagamaan, yaitu perbendaharaan kata yang berkenaan dengan kehidupan agama dan
keyakinan. Contoh : Mengaji, shalat, kebaktian, Tuhan dan lain sebagainya.

b. Perbaikan dalam Pengucapan


Melalui interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan sosial yang lebih luas serta
pengajaran di sekolah, anak memperbaiki cara-cara pengucapan kata secara lebih tepat.
Contoh : Anak yang awalnya belum bisa berbicara huruf ‘R’ saat prasekolah, setelah
memasuk usia Sekolah Dasar anak tersebut bisa dengan mudah mengucapkan kata-kata yang
mengandung huruf “R”.

c. Pembentukan Kalimat
Dalam masa usia sekolah, anak sudah mampu membuat kalimat dengan struktur yang benar
dan isi yang lebih komunikatif.
Contoh : Anak dapat membuat kalimat yang benar dan mudah dipahami. Seperti : “Saya
merasa lapar dan haus.”

d. Perubahan Isi Bahasa


Jika pada masa usia prasekolah, isi pesan lebih banyak berpusat pada dirinya (egosentris),
maka pada usia sekolah dasar isi pembicaraan telah bergeser dengan memberikan pengertian
terhadap orang lain. Contoh : Anak dapat menceritakan kepada orang tua apa saja yang dia
pelajari di sekolah.

e. Gaya Bahasa
Pada masa usia ini anak telah menggunakan gaya bahasa, karena adanya pengaruh perbedaan
lingkungan, seperti kelas sosial, lingkungan masyarakat, keluarga, geografis, dan adat
istiadat. Contoh : Anak yang lahir dari Suku Jawa memiliki gaya bahasa yang berbeda dari
anak yang lahir dari Suku Betawi, maupun suku-suku lain di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai