PEMBAHASAN
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling
penting, karena :
a) Sebagai Pelaksana
Artinya seorang perawat dapat melaksanakan tindakan keperawatan
( tindakan kolaborasi )dalam pemberian obat dengan prinsip 12 B.
b) Sebagai Pengelola
Dapat mengatur pemeliharaan, tempat persediaan / penyimpanan obat.
c) Sebagai Pendidik
Dapat menjelaskan kepada pasien tentang fungsi obat, reaksi dan efek
samping obat agar menimbulkan sikap kooperatif pasien.
d) Sebagai Peneliti
Dapat mengamati reaksi pasien setelah memberikan obat.
a) Benar Klien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas
klien, dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa
klien akan menjawab dengan nama sembarang atau tidak berespon,
maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap klien pada setiap
kali pengobatan. Pada keadaan gelang identifikasi hilang, perawat
harus memastikan identitas klien dan meminta klien menyebutkan
namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadan
gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien
sebelum setiap obat diberikan.
b) Benar Obat
f) Benar Dokumentasi
i) Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa vital sign sebelum pemberian obat.
j) Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat atau memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
a) Identifikasi pasien
- Usia : Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansia
- Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.
- Pola kebiasaan : Kebiasaan pasien pada waktu minum obat,
misalnya dengan memakai air minum, pisang dan lain-lain.
- Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap obat.
b) Keadaan obat/identifikasi obat
- Dosis obat sesuai umur pasien
- Bentuk obat apakah padat , cair suspense
- Pengunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau dikunyah.
e) Keadaan Pasien
Hal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang menjalani terapi
khusus :
a) Tersedianya rencana kebutuhan obat dengan jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kefarmasian di Apotek.
b) Terlaksananya pengadaan obat yang efektif dan efisien.
c) Terjaminnya penyimpanan obat dengan mutu yang baik.
d) Terjaminnya pendistribusian / pelayanan obat yang efektif.
e) Terpenuhinya kebutuhan obat untuk mendukung pelayanan kefarmasian
sesuai jenis, jumlah dan waktu yang dibutuhkan.
f) Tersedianya sumber daya manusia dengan jumlah dan kualifikasi yang
tepat.
g) Digunakannya obat secara rasional
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Pengelolaan Obat mempunyai
empat kegiatan yaitu :
a) Pengelolaan Organisasi
b) Pengelolaan Keuangan untuk menjamin pembiayaan dan
kesinambungan
c) Pengelolaan informasi
d) Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa prinsip utama dari empat kegiatan
pengelolaan obat adalah adanya keterkaitan dan keterpaduan pada semua
kegiatan. Sebagai suatu sistem, maka keempat kegiatan tersebut dapat dilihat
sebagai rangkaian proses dari masukan – proses – luaran. Dengan demikian
fungsi seleksi merupakan proses yang mengolah masukan yang berasal dari
penggunaan obat dan menghasilkan luaran yang selanjutnya diproses pada
kegiatan pengadaan dan seterusnya.
- Seleksi
Meliputi kegiatan penetapan masalah kesehatan, keadaan sosial ekonimi
masyarakat, pemilihan jenis obat, serta penetapan jenis obat apa yang
harus tersedia.
- Pengadaan
Meliputi perhitungan kebutuhan dan perencanaan pengadaan, pemilihan
cara pengadaan, pelaksanaan pembelian, penerimaan dan pemeriksaan
serta melakukan jaminan mutu.
- Distribusi
Meliputi kegiatan pengendalian persediaan obat, dan penyimpanan.
- Penggunaan
Meliputi pelayanan farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, Masning.2012.
PengelolaanObat.http://masningasiyah.blogspot.com/p/pengelolaan-obat.html
(diakses pada tanggal 9 Mei 2015)