1 Menghitung pernapasan
Menghitung pernafasan adalah suatu tindakan dalam menghitung
jumlah pernafasan pasien dalam 1 menit. Pernafasan adalah peristiwa
mengambil oksigen (menarik nafas/ inspirasi)dan mengeluarkan.
Persiapan alat :
Jam tangan dengan jarum petunjuk detik
Pena dan buku catatan
Jangan memberitahu klien bahwa perawat akan menghitung frekuensi
pernafasan.
Tujuan :
a. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga
meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru
d. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi
yang menetap
Indikasi :
a. Pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan
b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Alat dan Bahan :
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut
Cara kerja/Prosedur :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Dudukkan pasien
3. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur
tempat tidur
4. Untuk posisi semi fowler (30-45) dan untuk fowler (90)
5. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
Tujuan :
a. Mobilisasi
b. Memberikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c. Memudaan perawatan misalnya memberikan makan
Cara kerja/Prosedur:
a. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat
(45-90 derajat)
b. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika
tubuh bagian atas klien lumpuh
c. Letakkan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan
klien, menaikkan lutut dari tempat tidur yang rendah
menghindari adanya tekanan di bawah jarak poplital (dibawah
lutut)
Sputum adalah bahan atau cairan yang dihasilkan dari paru dan
trakea yang kemudian dikeluarkan melalui mulut. (Dorland, 1992)
Sputum juga dapat diartikan sebagai suatu cairan yang diproduksi dalam
alveoli dan bronkioli. Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan harus
benar-benar dari trakea dan bronki bukan berupa air ludah. Sputum
berbeda dengan dengan ludah, cairan sputum lebih kental dibandingkan
dengan air ludah dan tidak terdapat gelembung-gelembung busa
diatasnya , sedang pada air ludah akan membentuk gelembung-gelembung
jernih dibagian atas permukaan cairan. Secara mikroskopik ludah akan
menunjukkan gambaran sel-sel gepeng sedangkan pada sputum tidak
ditemukan hal tersebut. (widman,1994)
2. Pengambilan sputum
Sebelumnya jelaskan terlebih dulu kepada klien tentang apa yang
akan dilakukan, berikan informasi dan intruksi kepada klien bahwa
jangan menyentuh bagian dalam specimen, menjaga bagian luar
wadah sputum tidak terkena sputum.
a) Posisikan klien pada posisi fowler atau semifowler
b) Minta klien untuk berkumur dengan obat kumur yang telah
disediakan
c) Pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah tersebut
untuk klien Letakkan wadah sputum yang sudah dibuka dekat
dengan mulut dan keluarkan sputum kedalam wadah yang telah
disediakan . pastikan sputum tidak terkena bagian luar wadah
sputum
d) Minta klien untuk menarik nafas dalam 2-3 kali setiap kali
hembuskan nafas dengan kuat dan membatukkan sputum
e) Tutup rapat wadah tersebut, untuk mencegah adanya penyebaran
mikroorganisme secara tidak sengaja ketempat lain
f) Lepas dan buang sarung tangan.
g) Beri label yang berisi nama, alamat tanggal pengambilan serta
nama pengirim
h) Dokumentasikan smua informasi yang relevan meliputi
jumlah , warna, dan konsistensi.
3. Pembuatan preparat
a) Ambil wadah sputum dan kaca objek yang beridentitas sama
dengan wadah sputum
b) Panaskan ose diatas nyala api spritus sampai merah dan
kemudian didinginkan
c) Ambil sputum dengan menggunakan ose
d) Buatlah hapusan diatas kaca objek dengan ukuran 2-3cm
e) Keringkan hapusan sputum dengan suhu kamar
f) Setelah setengah kering lewatkan preparat berisi hapusan
sputum tersebut diatas nyala api spritus sebanyak 3x selama 3-5
detik untuk difiksasi
g) Setelah itu hapusan langsung diwarnai dengan pewarna Ziehl
Neelsen
Nasal kanul adalah salah satu jenis alat yang digunakan dalam
pemberian oksigen. Nasal kanul terdiri dari sepasang tube dengan
panjang ± 2 cm yang dipasangkan pada lubang hidung pasien dan tube
dihubungkan secara langsung menuju oxygen flow meter. Alat ini
dapat menjadi alternatif bagi pasien yang membutuhkan konsentrasi
oksigen (O2) rendah. Nasal kanul arus rendah mengalirkan oksigen ke
nasofaring dengan aliran 1-6 liter/menit dengan fraksi oksigen (O2)
(Fi-O2) antara 24-44%. Aliran yang lebih tinggi tidak meningkatkan
fraksi oksigen (O2) (FiO2) secara bermakna diatas 44% dan dapat
mengakibatkan mukosa membran menjadi kering. Adapun keun-
tungan dari nasal kanul yaitu pemberian oksigen (O2) yang stabil serta
pemasangannya mudah dan nyaman oleh karena pasien masih dapat
makan, minum, bergerak dan berbicara. Walaupun nasal kanul
nyaman digunakan tetapi pemasangan nasal kanul dapat me-
nyebabkan terjadinya iritasi pada mukosa hidung, mudah lepas, ti-dak
dapat memberikan konsentrasi oksigen (O2)lebih dari 44% dan tidak
dapat digunakan pada pasien dengan obstruksi nasal.
Fase Kerja :
a. Cuci tangan
b. Gunakan handscone
c. Mengatur posisi klien
d. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan
volume air steril dalam tabung pelembab
(humidifier) sesuai ketentuan
e. Kaji kelancaran aliran oksigen (dengan
menggunakan punggung tangan apakah sudah ada
aliran udara yang keluar dari nasal kanul)
f. Atur aliran oksigen sesuai dengan indikasi atau
instruksi
g. Pasang nasal kanul pada hidung klien dan atur
pengikatan agar lebih merasa nyaman
h. Lepas handscone, cuci tangan
a. Kertas tissue
b. Bengkok
c. Perlak dan pengalas
d. Handuk
e. Sputum pot berisi desinfektan / lisol 2-3%
f. Cepuk sputum untuk pemeriksaan diagnostik (jika diperlukan)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menghitung pernafasan adalah suatu tindakan dalam menghitung
jumlah pernafasan pasien dalam 1 menit..
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Sedangkan semi fowler
adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat.
Sputum adalah bahan atau cairan yang dihasilkan dari paru dan trakea
yang kemudian dikeluarkan melalui mulut. (Dorland, 1992). Sputum yang
memenuhi syarat pemeriksaan harus benar-benar dari trakea dan bronki
bukan berupa air ludah.
Nasal kanul adalah salah satu jenis alat yang digunakan dalam
pemberian oksigen. Nasal kanul terdiri dari sepasang tube dengan panjang
± 2 cm yang dipasangkan pada lubang hidung pasien dan tube
dihubungkan secara langsung menuju oxygen flow meter.
Latihan nafas dalam adalah bernafas dengan perlahan dan
menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat
perlahan dan dada mengembang penuh. Latihan napas ini terdiri atas
pernapasan abdominal ( diafragma) dan purse lips breathing.
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien
dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan secret
yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara di
batukkan.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah yang berjudul
“Berbagai Prosedural Keperawatan Dalam Memenuhi Gangguan
Kebutuhan Oksigen” ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/350180240/MENGHITUNG-
PERNAPASAN
https://www.academia.edu/34375576/Makalah_KDK_Posisi_Pasien
https://www.academia.edu/20617360/PEMERIKSAAN_LABORATORIU
M_DAN_PENUNJANG_SISTEM_PERNAPASAN
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/da84c70c82c9c92
3d7f3c518e03594f5.pdf
https://www.academia.edu/36980438/ANALISIS_SINTESIS_TINDAKA
N_PEMBERIAN_TERAPI_OKSIGEN
https://www.academia.edu/36038589/ASKEP_Pemenuhan_Kebutuhan_O
ksigenasi