Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan Medikal Bedah I1 merupakan salah satu mata kuliah
di fakultas atau prodi keperawatan, salah satunya di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Rumah Sakit Husada Jakarta. Keperawatan Medikal Bedah
berfokus kepada patologi dari sebuah penyakit, namun belum semua
penyakit dipelajari.
Beberapa sistem organ dari tubuh manusia yang sudah dipelajari
dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 ini ialah, sistem
pernapasan, sistem pencernaan, sistem integumen, Sistem imunologi,
sistem kardiovaskuler, sistem persepsi sensori dengan berbagai penyebab
patologis seperti peradangan/infeksi, kongenital,neoplasma dan trauma.
Salah satu penyakit yang disebabkan karena adanya pertumbuhan
sel yang tidak normal adalah FAM (Fibroadenoma Mammae). FAM
adalah salah satu jenis tumor jinak, biasanya tidak terasa sakit dan mudah
bergeser saat disentuh.
Dengan adanya laporan kasus mengenai tumor mammae atau FAM
yang ditemukan di ruang operasi Rumah Sakit Husada Jakarta, diharapkan
kami dan pembaca dapat lebih memahami dari segi materi maupun asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien penderita FAM atau tumor
mammae.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud tumor mammae?
2. Bagaimana anatomi mammae atau payudara?
3. Bagaimana manifestasi klinis tumor mammae?
4. Bagaimana patofisiologi dan pathway dari tumor mammae?
5. Bagaiamana penatalaksanaan dari tumor mammae?
6. Sebutkan Klasifikasi dari tumor mammae!
2

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan tumor mammae
2. Untuk menjelaskan anatomi dari mammae atau payudara
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tumor mammae
4. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway dari tumor mammae
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari tumor mammae
6. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari tumor mammae
7. Untuk mengetahui pelet steril
8. Untuk mengetahui vaksin
3

BAB II

AIDS
(ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME)

2.1 Pengertian AIDS


AIDS (Acquired ImmunoDeficiency Syndrome) adalah dampak
atau efek dari perkembangbiakan virus dalam tubuh makhluk hidup. AIDS
disebabkan oleh melemahnya atau rusaknya sistem kekebalan tubuh ,
karena sel CD4 pada sel darah putih banyak dirusak oleh virus HIV.

2.2 Etiologi AIDS


AIDS disebabkan oleh virus HIV, HIV menyerang sel darah putih
yang bernama sel CD4 sehingga merusak sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan
kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun. Sehingga, semua penyakit dapat dengan mudah
menyerang tubuh, lambat laun tubuh menjadi lemah dan kurus, pada
akhirnya penderita AIDS akan meninggal.

2.3 Manifestasi Klinis AIDS


Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini:
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
4

lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal


penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda
dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan,
serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga
wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%
dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy
didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk
juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem
pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan
lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central
yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah
berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota
gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan
menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki,
reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah
dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan
virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan
berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut
pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar
retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak
jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah
penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan
5

rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory


disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur
(abnormal).

1) Gejala awal : 0-1 bulan


Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan
disebut sebagai infeksi HIV akut. Sistem kekebalan tubuh, sebagai
bagian dari pertahanan tubuh, mengembangkan antibodi terhadap HIV.
Proses tersebut terlihat dari antibodi yang disebut serokonversi.
Gejala meliputi demam, sakit kepala, nyeri tubuh, sakit
tenggorokan,pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kulit, masalah
sistem pencernaan. Gejala-gejala ini cenderung tidak diperhatikan atau
disalahartikan sebagai penyakit lain yang juga menunjukkan berbagai
gejala yang sama. Tes HIV dilakukan sebelum serokonversi tidak
membantu dalam mendeteksi virus. Pada beberapa wanita, serokonversi
dapat terjadi dalam waktu satu bulan.

2) Gejala terakhir : 1 bulan – 10 tahun


Setelah tingkat gejala di atas dapat diturunkan dengan obat-obatan,
penyakit ini masuk ke dalam fase asimptomatik. Tidak ada gejala HIV
yang diperlihatkan setelah 1 tahun.
Tahap tanpa gejala dapat berlangsung selama sekitar 10 tahun.
Dengan demikian,seseorang yang positif HIV tidak menunjukkan
gejala HIV selama sekitar 10 tahun setelah terkena gejala seperti flu
biasa. Tetapi meski demikian, virus tetap ada dalam tubuh mereka,
mereka tidak sadara secara terus-menerus menularkan vrus kepada
orang lain melalu hubungan badan tanpa pengaman dan juga melalui
transfusi darah atau melalui berbagi jarum suntik. Jika seorang wanita
hamil, anak-anak mereka ikut terkena HIV/AIDS. Setelah 5-6 tahun,
wanita yang mengidap HIV positif mungkin terlihat pada penurunan
berat bdaan, kehilangan nafsu makan, masalah sistem pencernaan,
infeksi kulit, tetapi hal ini biasanya diabaikan atau disalahartikan.
6

2.4 Patofisiologi dan Pathway AIDS


7

2.5 Cara Penularan AIDS


HIV merupakan penyakit menakutkan dan masih menjadi salah
satu penyebab utama kematian baik di negara berkembang maupun negara
maju. Virus HIV ditularkan melalui:
1. Melalui kontak hubungan badan (hubungan sexual) dengan
seorang penderita yang telah terinfeksi HIV
2. Melalui jarum suntik atau alat tusuk lain yang telah dipakai atau
bekas dipakai orang yang terinfeksi HIV
3. Melalui transfusi darah yang tercemar HIV
4. Melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang
dikandungnya
5. Air susu ibu pengidap AIDS kepada anak susuannya
Penularan HIV pada manusia adalah melalui kontak dengan cairan
yang mengandung sel terinfeksi atau partikel virus, cairan tubuh di sini
adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu.
Dalam konsentrasi yang lebih rendah, virus juga terdapat pada air
mata, air kemih dan air ludah.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV:

a) ELISA

b) Western blot

c) P24 antigen test

d) Kultur HIV

b. Tes untuk deteksi gangguan system imun.

a) Hematokrit.

b) LED

c) CD4 limfosit

d) Rasio CD4/CD limfosit


8

e) Serum mikroglobulin B2

f) Hemoglobulin

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan,

perawatan/rehabilitasi dan edukasi.

a) Pengobatan

Obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita HIV antara lain:

1) Obat Retrovirus

1. Zidovudine (AZT)

Berfungsi sebagai terapi pertama anti retrovirus. Pemakaian obat

ini dapat menguntungkan diantaranya yaitu Dapat

memperpanjang masa hidup (1-2 tahun), mengurangi frekuensi

dan berat infeksi oportunistik, menunda progresivitas penyakit,

memperbaiki kualitas hidup pasien, mengurangi resiko penularan

perinatal, mengurangi kadar Ag p24 dalam serum dan cairan

spinal. Efek samping zidovudine adalah: sakit kepala, nausea,

anemia, neutropenia, malaise, fatique, agitasi, insomnia, muntah

dan rasa tidak enak diperut. Setelah pemakaian jangka panjang

dapat timbul miopati. Dosis yang se006Barang dipakai 200mg po

tid, dan dosis diturunkan menjadi 100mg po tid bila ada tanda-

tanda toksik.

2. Didanosine ( ddl ), Videx


9

Merupakan terapi kedua untuk yang terapi intoleransi terhadap

AZT, atau bisa sebagai kombinasi dengan AZT bila ternyata ada

kemungkinan respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda

infeksi oportunistik respon terhadap AZT menurun. Untuk

menunda infeksi oportunistik pada ARC dan asimtomatik

hasilnya lebih baik daripada AZT. Efek samping: neuropati

perifer, pankreatitis (7%), nausea, diare. Dosis: 200mg po bid

( untuk BB >60kg), 125mg po bid (untuk BB < 60kg) Mulanya

hanya dipakai untuk kombinasi denganAZT. Secara invitro

merupakan obat yang paling kuat, tapi efek samping terjadinya

neuropati ( 17-31%) dan pankreatitis. Dosis : 0,75mg po tid.

2) Obat-obat untuk infeksi oportunistik

1. Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila cCD4, 250

mm/mm3. Dengan kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2

tablet, atau dengan aerosol pentamidine 300mg, dan dapsone

atau fansidar.

2. Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien

anergik. Dipakai INH 300mg po qd dengan vit.b6, atau

rifampisin 600mg po qd bila intolerans INH.

3. Profilaksis untuk MAI (mycobacterium avium intracelulare),

bila CD4 , 200/mm3, dengan frukanazol po q minggu, bila

pernah menderita oral kandidiasis, sebelumnya.

4. Belum direkomendasikan untuk profilaksis kandidiasis, karena

cepat timbul resistensi obat disamping biaya juga mahal.


10

3) Obat untuk kanker sekunder

Pada dasarnya sama dengan penanganan pada pasien non HIV.

Untuk Sakorma Kaposi, KS soliter:radiasi, dan untuk KS

multipel:kemoterapi. Untuk limfoma maligna: sesuai dengan

penanganan limfoma paa pasien non HIV.

4) Pengobatan simtomatik supportif

Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus diberikan

pada seseorang yang telah menderita ADIS, antara lain yang sering

yaitu: analgetik, tranquiller minor, vitamin, dan transfusi darah.

2.8 Komplikasi

1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV
oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan
dan cacat.
2. Neurologik
Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung
Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek
perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
3. Enselophaty akut
Karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan
efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
11

4. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik,


dan maranik endokarditis.
5. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
6. Gastrointestinal
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora
normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan
berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
7. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
8. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit
dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal.
9. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus,
virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek
nafas pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
10. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan
dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan
sepsis.
11. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek
kebutaan
Pendengaran : Otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
12

BAB III

KASUS

3.1 Kasus (Trend dan Issue)


Tn. Am, 28 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan diare dan
demam ± sejak 1 bulan yang lalu, sudah berobat ke puskesmas tetapi tidak
sembuh-sembuh. Perawat X melakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/70 mmHg, N 104 x/menit, RR 25 x/menit, S 380C, BB 39 kg sebelum
mengalami diare BB 49 kg, TB 159 kg, terdapat kandidiasis di mulut.
Menurut Tn. Am ia merokok sejak usia 6 tahun dan menggunakan narkoba
sejak usia 14 tahun dengan jenis putau dan suntik. Diagnosa medis
sementara SIDA. Tn. Am direncanakan akan dilakukan Test ELISA dan
Western Blot. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 9,6 gr %, leukosit
4.700/mm3, hematokrit 29%, trombosit 202 ribu/mm3, gula darah sewaktu
100 mg/dl, SGOT 117 UI, SGPT 51 UI. Hitung jenis eosinofil -, batang 4
%, segmen 78%, limfosit 12 %, monosit 6%, elektrolit natrium 123
Meq/L, kalium 3,6 Meq/L, clorida 98 Meq/L, rasio CD4 : CD8 menurun.
Tn. Am mendapat terapi golongan antiretroviral.

3.2 Pembahasan Kasus


1. Identifikasi kata kata yang tidak dimengerti, buat deskripsi
penjelasannya
a. ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). ELISA
merupakan tes HIV yang umumnya digunakan sebagai
langkah awal untuk mendeteksi antibodi HIV. Sampel darah
yang telah diambil akan dibawa ke laboratorium dan
dimasukkan ke dalam wadah yang telah diberi antigen HIV.
13

Selanjutnya, enzim akan dimasukkan ke dalam wadah tersebut


untuk mempercepat reaksi kimia antara darah dan antigen.
b. Western Blot. Tes yang dilakukan dengan menggunakan
metode pemisahan protein antibodi yang diekstrak dari sel
darah. Sebelumnya, tes ini juga digunakan untuk
mengonfirmasi hasil tes ELISA, namun saat ini Western Blot
sudah jarang digunakan sebagai tes HIV.
Hasil tes ELISA umumnya akan keluar dalam 2-4 hari, hasil
tes Western Blot atau IFA membutuhkan waktu 1-2 minggu.
c. AntiRetroviral (ART) ,yaitu berarti mengobati infeksi HIV
dengan beberapa obat. Karena hiv adalah retrovirus, obat ini
biasa disebut sebagai obat Antiretnoviral (ARV) . ARV tidak
membunuh virus, namun ART dapat melambatkan
pertumbuhan virus.
d. Jenis –jenis obat ARV
a) Nucleoside reverse transciptase inhibitor (NRTI)
Obat ini dikenal sebagai analog nukleosida yang
menghambat proses perubahan RNA virus menjadi DNA.
Obat golongan ini termasuk (ZDV/AZT)
b) Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Obat yang berbeda dengan golongan nevirepine(NVP).
c) Protease Inhibitor(PI)
Yaitu obat yang bekerja menghambat enzim protease
yang memotong rantai panjang asam amino menjadi protein
lebih kecil. Obat yang termasuk dalam golongan ini yaitu:
Saquinavir(SQV),Ritonavir(RTV).

Nama obat Jenis obat Kemunkinan efek  Berapa


samping kali/hari
AZT RTI Mual,muntah,sakit  2-3x/hari
kepala
ddC RTI Luka dimulut,kelainan  3x/hari
saraf teoi,radang
pankreas
Saquinavir PI Diare dan mual 2-3x/hari
14

Ritonavir PI Mual 2x/hari


,diare,lemah,muntah,mati
rasa

e. Kandidiasis merupakan sekelompok infeksi yang disebabkan


oleh Candida albicans ataupun spesies lain dari genus
kandida. Organisme ini khususnya menginfeksi kulit, kuku,
membran mukosa, dan traktus gastrointestinal, tetapi
organisme ini juga dapat menyebabkan penyakit sistemik.
f. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Sebelumnya, penyakit itu
disebut SIDA (singkatan untuk Prancis: Syndrome d’Immuno
Deficiency Acquise), tetapi nama itu bertepatan dengan nama
Swedish International Development Agency SIDA dan nama
CIDA (Kanada). disebut “Si multi” harus secara seragam
disebut AIDS untuk menghindari kebingungan dan cocok
dengan nama internasional.
g. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau
human immunodeficiency Virus. Virus AIDS menyerang sel
darah putih khusus yang disebut dengan T-Iymphocytes.
h. Ada dua jenis utama T-cells:
a) sel-sel CD4, disebut juga sel-sel T4, adalah sel-sel
penolong (helper). Mereka ini adalah sel-sel yang akan
maju pertama kali jika terdapat infeksi dalam tubuh
kita.
b) sel-sel CD8, disebut juga sel-sel T8, merupakan sel-sel
supressor, sebagai bala bantuan bagi sel-sel CD4 yang
telah maju duluan. Fungsi lain sel-sel CD8 juga
sebagai team pembunuh, yang membunuh sel-sel
kanker atau bahkan sel tubuh yang terinfeksi penyakit
atau virus.
15

i. Perbandingan (rasio) CD4 dan CD8 dalam kondisi normal


seharusnya adalah jumlah CD4 lebih banyak daripada CD8,
mirip dalam sistem pertahanan negara kan, prajurit selalu
lebih banyak dari pada pasukan khusus. Setelah terjadinya
infeksi HIV, sel-sel CD4 akan berkurang secara drastis,
karena virus HIV secara khusus akan “memakan” sel-sel
CD4. Sehingga perbandingan antara CD4 dan CD8 akan
menjadi tidak imbang. Misalnya saat pemeriksaan CD4
diperoleh hasil jumlah CD4 200, ini artinya jumlah sel-sel
CD4 hanya sekitar 14-15% dari total lymphocytes. Dalam
kondisi normal (tanpa suatu infeksi), jumlah CD4 adalah 460-
1600, ada sumber lain yang mengatakan sekitar 500-1500.

3.3 Asuhan Keperawatan


Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 01 April 2020


Tanggal Masuk : 28 Maret 2020
Ruang/Kelas : Melati C Bed LC22/Kelas 2
Nomor Register : 02089711
Diagnosa Medis : SIDA

A. Identitas Pasien
Nama : Tn.Am
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Usia : 28 Tahun
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Serabutan
Pendidikan : SMP
Alamat : Jalan. PAM 1 Gg.Tawes No.9 014/008
Cempaka Baru Jakarta Pusat
B. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan sekarang


16

1. Keluhan utama : Diare dan demam


a) Kronologi keluhan : perut terasa sakit dan suhu badan
meningkat
b) Faktor pencetus : karna mengonsumsi narkoba dan
merokok
c) Timbulnya keluhan : bertahap
d) Lamanya :  1 bulan
e) Upaya mengatasi : berobat ke puskesmas
b. Riwayat Kesehatan Masa lalu
1) Riwayat penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan )
Tidak ada
2) Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
Tidak ada
3) Riwayat pemakaian obat
Narkoba jenis putau dan suntik

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (genogram dan Keterangan tiga


generasi dari klien)

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang


menjadi faktor resiko
Tidak ada
e. Riwayat psikososial dan spiritual
1) Adakah orang terdekat dengan klien : istri pasien
2) Interaksi dalam keluarga :
a) Pola Komunikasi :duaarah
b) Pembuatan Keputusan : istri pasien
c) Kegiatan kemasyarakatan : tidak ada
3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga
Klien ingin segera pulang
4) Masalah yang mempengaruhi klien
17

Klien ingin cepat sembuh


5) Mekanisme koping terhadap stress
Tidur dan mengonsumsi obat
6) Sistem nilai kepercayaan :
a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
tidak ada
b) Aktifitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan :
berdoa dan beribadah
7) Kondisi lingkungan Rumah : baik
8) Pola Kebiasaan
HAL YANG DIKAJI Sebelum Di rumah
sakit / sakit
sebelum di rs
1. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan: ...x... 1x/hari 1x/hari

b. Nafsu makan: baik/tidak Tidak baik Tidak baik


Alasan:... (Lesi)
(mual,muntah,sariawan)

½porsi ½ porsi
c. Porsi makanan yang dihabiskan
d. Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
e. Makanan yang membuat alergi Tidak ada Tidak ada
f. Makanan pantangan
g. Makanan diet Tidak ada Tidak ada
h. Penggunaan obat-obatan sebelum Tidak ada Tidak ada
makan Tidak ada Tidak ada
i. Penggunaan alat bantu (NGT,dll)
Tidak ada Tidak ada
2. Pola Eliminasi
a. B.A.K:
1. Frekuensi:...x/hari
2. Warna: ................ 4-6x/hari 4-8x/hari
Tidak tentu Tidak tentu

3. Keluhan : ............ Kuning Kuning


4. Penggunaan alat bantu
(kateter,dll)
b. B.A.B Cair Cair
1. Frekuensi:...x/hari Tidak ada Tidak ada
2. Waktu : ............... Tidak ada Tidak ada
(pagi,siang,malam,tidak 2 x/hari 1 x/hari
tentu) Pagi,sore Pagi
3. Warna : ...............
2x/hari 2x/hari
18

Pagi,sore Pagi, sore

4. Konsistensi : ......... 3x/minggu 1x/minggu


5. Keluhan : ...............
6. Penggunaan laxatif : .... 2 jam/hari 1jam/hari
3. Pola Personal Hygiene ±7 jam/hari ±8 jam/hari
a. Mandi
1. Frekuensi : ...x/hari Tidak Tidak
Tidsk ada Tidak ada
2. Waktu : pagi/siang/malam
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
b. Oral Hygiene
1. Frekuensi : ...x/hari
2. Waktu : pagi/siang/setelah
makan
c. Cuci Rambut
1. Frekuensi : ...x/hari Ya Tidak
4. Pola Istirahat dan Tidur 2bungkus/hari Tidak ada
a. Lama tidur siang : ...jam/hari ±22 tahun Tidak ada
b. Lama tidur malam : ...jam/hari Ya Tidak
c. Kebiasaan sebelum tidur : ...... sering Tidak ada
5. Pola Aktivitas dan Latihan ±14 tahun Tidak ada
a. Waktu bekerja :pagi/siang/malam
b. Olah raga : ya/tidak
c. Jenis olah raga : ........
d. Frekuensi olah raga : ...x/minggu
e. Keluhan dalam beraktivitas
(pergerakan
tubuh/mandi/mengenakan
pakaian/sesak setelah
beraktivitas,dll)
6. Kebiasaan yang Mempegaruhi
kesehatan
a. Merokok : ya/tidak
1. Frekuensi : ........
2. Jumlah : ........
3. Lama pemakaian :
b. Minuman keras/NABZA:
ya/tidak
1. Frekuensi : ....................
2. Jumlah : ........................
3. Lama pemakaian : .......

C. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
19

Hasil

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 9,6 g/dl 13.5-18.0
Jumlah Leukosit 4.700 10^3/mL 4.00-10.50
29 % 42.0-52.0
Hemotokrit
202
Jumlah Trombosit 10^3/mL 163-337
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na)
123
mEq/L 135-147
Kalium (K)
3,6
mEq/L 3.5-5.0
Klorida (Cl)
98
mEq/L 96-108
Glukosa Sewaktu
100
mg/dL 70-200

BAB IV

LUMPEKTOMI
20

4.1 Pengertian Lumpektomi

Lumpektomi merupakan operasi pengangkatan sebagian dari


payudara dimana pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara.
Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya
lumpektomi direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang
dari 2cm dan letaknya dipinggir payudara.

4.2 Prosedur Lumpektomi

Bedah lumpektomi dilakukan dibawah anestesi(bius) lokal ataupun


total dan membutuhkan waktu antara satu sampai dua jam, Penjepit
metalik kecil akan dimasukkan untuk memberikan tanda area serta
mempermudah terapis melakukan perawatan.
21

Simpul limfe atau kelenjar getah bening juga akan diperiksa saat
jaringan payudara diangkat, irisan akan dilakukan di bawah ketiak atau
dengan membuat irisan terpisah di bawah tangan. Cairan biru atau zat
radioaktif akan disuntikkan disekitar putting. Zat tersebut akan diserap
limfe dan akan membantu mengidentifikasi simpul limfe mana yang harus
diangkat, prosedur ini juga disebut biopsy simpul limfe.
Jaringan yang diangkat akan dikirim ke laboratorium patologi dan
diuji untuk mengidentifikasikan tipe tumor, sampul limfe yang telah
mengandung sel tumor, serta menguji tumor terhadap sensitivitas
hormonal.

Anda mungkin juga menyukai