Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH TREND ISSUE (AIDS)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Dosen Pembimbing
Ns. Ika Mustafida.,S.Kep

DiSusun Oleh
Kelompok 5
Ni Luh Gede Lyra A.P 181110
Sherlina 181076
Shilvi Nursavitri 181080
Siti Khodijah Fatimah M 181037
Siti Rahma 181158
Wa Ode Rizma R 181161
Yuli Wulandari 181123
Aditiya Pramono 181083
Ahtalita 181084
Alfa Ayu Clara T 181125
Annisa Oktavia A.P 181086
Armiyani 181087
Bastian Prambudi 181008
Birgita Novanti A 181129

FAKULTAS D-III KEPERAWATAN


STIKes RS HUSADA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah,
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah atau
laporan kasus tepat waktu , dengan judul kasus “AIDS”.

Makalah ini telah dibuat dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 07 April 2020

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan Medikal Bedah I1 merupakan salah satu mata kuliah
di fakultas atau prodi keperawatan, salah satunya di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Rumah Sakit Husada Jakarta. Keperawatan Medikal Bedah
berfokus kepada patologi dari sebuah penyakit, namun belum semua
penyakit dipelajari.
Salah satu penyakit yang disebabkan karena adanya pertumbuhan
sel yang tidak normal adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome atau
yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno
deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus. Dapat dikatakan HIV
adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia
sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai
penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit
yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS.
Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum
akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan
pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang
dikenal dengan nama Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP), dan sejenis
kanker kulit yang langka yaitu Kaposi’s Sarcoma (KS). Biasanya penyakit
ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis
mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat
sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa
mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi
penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini
sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah
masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)
sampai timbulnya penyakit.

1.2 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami
tentang asuhan keperawatan pada klien HIV/AIDS.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan dan RumahSakit
Merupakan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bagi
perawat yang ada di Rumah Sakit dalam upaya meningkatkan
suatu pelayanan kesehatan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Merupakan salah satu masukan untuk sumber informasi,
bacaan serta acuan tentang pengetahuan asuhan keperawatan pada
klien dengan HIV/AIDS.
4. Bagi Klien
Sebagai pedoman atau ucapan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada klien khusus nya mereka yang
mengalami HIV/AIDS.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien
yang tertera dikasus yaitu HIV/AIDS.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien
dengan HIV/AIDS
b. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada
klien dengan HIV/AIDS
c. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien
dengan HIV/AIDS
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada
klien dengan HIV/AIDS
BAB II

AIDS
(ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME)

2.1 Pengertian AIDS


AIDS (Acquired ImmunoDeficiency Syndrome) adalah dampak
atau efek dari perkembangbiakan virus dalam tubuh makhluk hidup. AIDS
disebabkan oleh melemahnya atau rusaknya sistem kekebalan tubuh ,
karena sel CD4 pada sel darah putih banyak dirusak oleh virus HIV.

2.2 Etiologi AIDS


AIDS disebabkan oleh virus HIV, HIV menyerang sel darah putih
yang bernama sel CD4 sehingga merusak sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan
kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun. Sehingga, semua penyakit dapat dengan mudah
menyerang tubuh, lambat laun tubuh menjadi lemah dan kurus, pada
akhirnya penderita AIDS akan meninggal.

2.3 Manifestasi Klinis AIDS


Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini:
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal
penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda
dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan,
serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga
wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%
dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy
didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk
juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem
pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan
lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central
yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah
berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota
gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan
menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki,
reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah
dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan
virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan
berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut
pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar
retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak
jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah
penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan
rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory
disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur
(abnormal).

1) Gejala awal : 0-1 bulan


Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan
disebut sebagai infeksi HIV akut. Sistem kekebalan tubuh, sebagai
bagian dari pertahanan tubuh, mengembangkan antibodi terhadap HIV.
Proses tersebut terlihat dari antibodi yang disebut serokonversi.
Gejala meliputi demam, sakit kepala, nyeri tubuh, sakit
tenggorokan,pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kulit, masalah
sistem pencernaan. Gejala-gejala ini cenderung tidak diperhatikan atau
disalahartikan sebagai penyakit lain yang juga menunjukkan berbagai
gejala yang sama. Tes HIV dilakukan sebelum serokonversi tidak
membantu dalam mendeteksi virus. Pada beberapa wanita, serokonversi
dapat terjadi dalam waktu satu bulan.

2) Gejala terakhir : 1 bulan – 10 tahun


Setelah tingkat gejala di atas dapat diturunkan dengan obat-obatan,
penyakit ini masuk ke dalam fase asimptomatik. Tidak ada gejala HIV
yang diperlihatkan setelah 1 tahun.
Tahap tanpa gejala dapat berlangsung selama sekitar 10 tahun.
Dengan demikian,seseorang yang positif HIV tidak menunjukkan
gejala HIV selama sekitar 10 tahun setelah terkena gejala seperti flu
biasa. Tetapi meski demikian, virus tetap ada dalam tubuh mereka,
mereka tidak sadara secara terus-menerus menularkan vrus kepada
orang lain melalu hubungan badan tanpa pengaman dan juga melalui
transfusi darah atau melalui berbagi jarum suntik. Jika seorang wanita
hamil, anak-anak mereka ikut terkena HIV/AIDS. Setelah 5-6 tahun,
wanita yang mengidap HIV positif mungkin terlihat pada penurunan
berat bdaan, kehilangan nafsu makan, masalah sistem pencernaan,
infeksi kulit, tetapi hal ini biasanya diabaikan atau disalahartikan.
2.4 Patofisiologi dan Pathway AIDS
2.5 Cara Penularan AIDS
HIV merupakan penyakit menakutkan dan masih menjadi salah
satu penyebab utama kematian baik di negara berkembang maupun negara
maju. Virus HIV ditularkan melalui:
1. Melalui kontak hubungan badan (hubungan sexual) dengan
seorang penderita yang telah terinfeksi HIV
2. Melalui jarum suntik atau alat tusuk lain yang telah dipakai atau
bekas dipakai orang yang terinfeksi HIV
3. Melalui transfusi darah yang tercemar HIV
4. Melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang
dikandungnya
5. Air susu ibu pengidap AIDS kepada anak susuannya
Penularan HIV pada manusia adalah melalui kontak dengan cairan
yang mengandung sel terinfeksi atau partikel virus, cairan tubuh di sini
adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu.
Dalam konsentrasi yang lebih rendah, virus juga terdapat pada air
mata, air kemih dan air ludah.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV:

a) ELISA

b) Western blot

c) P24 antigen test

d) Kultur HIV

b. Tes untuk deteksi gangguan system imun.

a) Hematokrit.

b) LED

c) CD4 limfosit

d) Rasio CD4/CD limfosit


e) Serum mikroglobulin B2

f) Hemoglobulin

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan,

perawatan/rehabilitasi dan edukasi.

a) Pengobatan

Obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita HIV antara lain:

1) Obat Retrovirus

1. Zidovudine (AZT)

Berfungsi sebagai terapi pertama anti retrovirus. Pemakaian obat

ini dapat menguntungkan diantaranya yaitu Dapat

memperpanjang masa hidup (1-2 tahun), mengurangi frekuensi

dan berat infeksi oportunistik, menunda progresivitas penyakit,

memperbaiki kualitas hidup pasien, mengurangi resiko penularan

perinatal, mengurangi kadar Ag p24 dalam serum dan cairan

spinal. Efek samping zidovudine adalah: sakit kepala, nausea,

anemia, neutropenia, malaise, fatique, agitasi, insomnia, muntah

dan rasa tidak enak diperut. Setelah pemakaian jangka panjang

dapat timbul miopati. Dosis yang se006Barang dipakai 200mg po

tid, dan dosis diturunkan menjadi 100mg po tid bila ada tanda-

tanda toksik.

2. Didanosine ( ddl ), Videx


Merupakan terapi kedua untuk yang terapi intoleransi terhadap

AZT, atau bisa sebagai kombinasi dengan AZT bila ternyata ada

kemungkinan respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda

infeksi oportunistik respon terhadap AZT menurun. Untuk

menunda infeksi oportunistik pada ARC dan asimtomatik

hasilnya lebih baik daripada AZT. Efek samping: neuropati

perifer, pankreatitis (7%), nausea, diare. Dosis: 200mg po bid

( untuk BB >60kg), 125mg po bid (untuk BB < 60kg) Mulanya

hanya dipakai untuk kombinasi denganAZT. Secara invitro

merupakan obat yang paling kuat, tapi efek samping terjadinya

neuropati ( 17-31%) dan pankreatitis. Dosis : 0,75mg po tid.

2) Obat-obat untuk infeksi oportunistik

1. Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila cCD4, 250

mm/mm3. Dengan kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2

tablet, atau dengan aerosol pentamidine 300mg, dan dapsone

atau fansidar.

2. Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien

anergik. Dipakai INH 300mg po qd dengan vit.b6, atau

rifampisin 600mg po qd bila intolerans INH.

3. Profilaksis untuk MAI (mycobacterium avium intracelulare),

bila CD4 , 200/mm3, dengan frukanazol po q minggu, bila

pernah menderita oral kandidiasis, sebelumnya.

4. Belum direkomendasikan untuk profilaksis kandidiasis, karena

cepat timbul resistensi obat disamping biaya juga mahal.


3) Obat untuk kanker sekunder

Pada dasarnya sama dengan penanganan pada pasien non HIV.

Untuk Sakorma Kaposi, KS soliter:radiasi, dan untuk KS

multipel:kemoterapi. Untuk limfoma maligna: sesuai dengan

penanganan limfoma paa pasien non HIV.

4) Pengobatan simtomatik supportif

Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus diberikan

pada seseorang yang telah menderita ADIS, antara lain yang sering

yaitu: analgetik, tranquiller minor, vitamin, dan transfusi darah.

2.8 Komplikasi

1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV
oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan
dan cacat.
2. Neurologik
Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung
Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek
perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
3. Enselophaty akut
Karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan
efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
4. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik,
dan maranik endokarditis.
5. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
6. Gastrointestinal
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora
normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan
berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
7. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
8. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit
dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal.
9. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus,
virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek
nafas pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
10. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan
dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan
sepsis.
11. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek
kebutaan
Pendengaran : Otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
BAB III

KASUS

3.1 Kasus (Trend dan Issue)


Tn. Am, 28 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan diare dan
demam ± sejak 1 bulan yang lalu, sudah berobat ke puskesmas tetapi tidak
sembuh-sembuh. Perawat X melakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/70 mmHg, N 104 x/menit, RR 25 x/menit, S 380C, BB 39 kg sebelum
mengalami diare BB 49 kg, TB 159 kg, terdapat kandidiasis di mulut.
Menurut Tn. Am ia merokok sejak usia 6 tahun dan menggunakan narkoba
sejak usia 14 tahun dengan jenis putau dan suntik. Diagnosa medis
sementara SIDA. Tn. Am direncanakan akan dilakukan Test ELISA dan
Western Blot. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 9,6 gr %, leukosit
4.700/mm3, hematokrit 29%, trombosit 202 ribu/mm3, gula darah sewaktu
100 mg/dl, SGOT 117 UI, SGPT 51 UI. Hitung jenis eosinofil -, batang 4
%, segmen 78%, limfosit 12 %, monosit 6%, elektrolit natrium 123
Meq/L, kalium 3,6 Meq/L, clorida 98 Meq/L, rasio CD4 : CD8 menurun.
Tn. Am mendapat terapi golongan antiretroviral.

3.2 Pembahasan Kasus


1. Identifikasi kata kata yang tidak dimengerti, buat deskripsi
penjelasannya
a. ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). ELISA
merupakan tes HIV yang umumnya digunakan sebagai
langkah awal untuk mendeteksi antibodi HIV. Sampel darah
yang telah diambil akan dibawa ke laboratorium dan
dimasukkan ke dalam wadah yang telah diberi antigen HIV.
Selanjutnya, enzim akan dimasukkan ke dalam wadah tersebut
untuk mempercepat reaksi kimia antara darah dan antigen.
b. Western Blot. Tes yang dilakukan dengan menggunakan
metode pemisahan protein antibodi yang diekstrak dari sel
darah. Sebelumnya, tes ini juga digunakan untuk
mengonfirmasi hasil tes ELISA, namun saat ini Western Blot
sudah jarang digunakan sebagai tes HIV.
Hasil tes ELISA umumnya akan keluar dalam 2-4 hari, hasil
tes Western Blot atau IFA membutuhkan waktu 1-2 minggu.
c. AntiRetroviral (ART) ,yaitu berarti mengobati infeksi HIV
dengan beberapa obat. Karena hiv adalah retrovirus, obat ini
biasa disebut sebagai obat Antiretnoviral (ARV) . ARV tidak
membunuh virus, namun ART dapat melambatkan
pertumbuhan virus.
d. Jenis –jenis obat ARV
a) Nucleoside reverse transciptase inhibitor (NRTI)
Obat ini dikenal sebagai analog nukleosida yang
menghambat proses perubahan RNA virus menjadi DNA.
Obat golongan ini termasuk (ZDV/AZT)
b) Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Obat yang berbeda dengan golongan nevirepine(NVP).
c) Protease Inhibitor(PI)
Yaitu obat yang bekerja menghambat enzim protease
yang memotong rantai panjang asam amino menjadi protein
lebih kecil. Obat yang termasuk dalam golongan ini yaitu:
Saquinavir(SQV),Ritonavir(RTV).

Nama obat Jenis obat Kemunkinan efek  Berapa


samping kali/hari
AZT RTI Mual,muntah,sakit  2-3x/hari
kepala
ddC RTI Luka dimulut,kelainan  3x/hari
saraf teoi,radang
pankreas
Saquinavir PI Diare dan mual 2-3x/hari
Ritonavir PI Mual 2x/hari
,diare,lemah,muntah,mati
rasa

e. Kandidiasis merupakan sekelompok infeksi yang disebabkan


oleh Candida albicans ataupun spesies lain dari genus
kandida. Organisme ini khususnya menginfeksi kulit, kuku,
membran mukosa, dan traktus gastrointestinal, tetapi
organisme ini juga dapat menyebabkan penyakit sistemik.
f. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Sebelumnya, penyakit itu
disebut SIDA (singkatan untuk Prancis: Syndrome d’Immuno
Deficiency Acquise), tetapi nama itu bertepatan dengan nama
Swedish International Development Agency SIDA dan nama
CIDA (Kanada). disebut “Si multi” harus secara seragam
disebut AIDS untuk menghindari kebingungan dan cocok
dengan nama internasional.
g. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau
human immunodeficiency Virus. Virus AIDS menyerang sel
darah putih khusus yang disebut dengan T-Iymphocytes.
h. Ada dua jenis utama T-cells:
a) sel-sel CD4, disebut juga sel-sel T4, adalah sel-sel
penolong (helper). Mereka ini adalah sel-sel yang akan
maju pertama kali jika terdapat infeksi dalam tubuh
kita.
b) sel-sel CD8, disebut juga sel-sel T8, merupakan sel-sel
supressor, sebagai bala bantuan bagi sel-sel CD4 yang
telah maju duluan. Fungsi lain sel-sel CD8 juga
sebagai team pembunuh, yang membunuh sel-sel
kanker atau bahkan sel tubuh yang terinfeksi penyakit
atau virus.
i. Perbandingan (rasio) CD4 dan CD8 dalam kondisi normal
seharusnya adalah jumlah CD4 lebih banyak daripada CD8,
mirip dalam sistem pertahanan negara kan, prajurit selalu
lebih banyak dari pada pasukan khusus. Setelah terjadinya
infeksi HIV, sel-sel CD4 akan berkurang secara drastis,
karena virus HIV secara khusus akan “memakan” sel-sel
CD4. Sehingga perbandingan antara CD4 dan CD8 akan
menjadi tidak imbang. Misalnya saat pemeriksaan CD4
diperoleh hasil jumlah CD4 200, ini artinya jumlah sel-sel
CD4 hanya sekitar 14-15% dari total lymphocytes. Dalam
kondisi normal (tanpa suatu infeksi), jumlah CD4 adalah 460-
1600, ada sumber lain yang mengatakan sekitar 500-1500.

3.3 Asuhan Keperawatan


Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 01 April 2020


Tanggal Masuk : 28 Maret 2020
Ruang/Kelas : Melati A Bed 01/Kelas 2
Nomor Register : 02089711
Diagnosa Medis : SIDA

A. Identitas Pasien
Nama : Tn.Am
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Usia : 28 Tahun
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Serabutan
Pendidikan : SMP
Alamat : Jalan. PAM 1 Gg.Tawes No.9 014/008
Cempaka Baru Jakarta Pusat
B. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan sekarang


1. Keluhan utama : Diare dan demam
a) Kronologi keluhan : perut terasa sakit dan suhu badan
meningkat
b) Faktor pencetus : karna mengonsumsi narkoba dan
merokok
c) Timbulnya keluhan : bertahap
d) Lamanya :  1 bulan
e) Upaya mengatasi : berobat ke puskesmas
b. Riwayat Kesehatan Masa lalu
1) Riwayat penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan )
Tidak ada
2) Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
Tidak ada
3) Riwayat pemakaian obat
Narkoba jenis putau dan suntik

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (genogram dan Keterangan tiga


generasi dari klien)

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang


menjadi faktor resiko
Tidak ada
e. Riwayat psikososial dan spiritual
1) Adakah orang terdekat dengan klien : istri pasien
2) Interaksi dalam keluarga :
a) Pola Komunikasi :duaarah
b) Pembuatan Keputusan : istri pasien
c) Kegiatan kemasyarakatan : tidak ada
3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga
Klien ingin segera pulang
4) Masalah yang mempengaruhi klien
Klien ingin cepat sembuh
5) Mekanisme koping terhadap stress
Tidur dan mengonsumsi obat
6) Sistem nilai kepercayaan :
a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
tidak ada
b) Aktifitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan :
berdoa dan beribadah
7) Kondisi lingkungan Rumah : baik
8) Pola Kebiasaan
HAL YANG DIKAJI Sebelum Di rumah
sakit / sakit
sebelum di rs
1. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan: ...x... 1x/hari 1x/hari

b. Nafsu makan: baik/tidak Tidak baik Tidak baik


Alasan:... (Lesi)
(mual,muntah,sariawan)

½porsi ½ porsi
c. Porsi makanan yang dihabiskan
d. Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
e. Makanan yang membuat alergi Tidak ada Tidak ada
f. Makanan pantangan
g. Makanan diet Tidak ada Tidak ada
h. Penggunaan obat-obatan sebelum Tidak ada Tidak ada
makan Tidak ada Tidak ada
i. Penggunaan alat bantu (NGT,dll)
Tidak ada Tidak ada
2. Pola Eliminasi
a. B.A.K:
1. Frekuensi:...x/hari
2. Warna: ................ 4-6x/hari 4-8x/hari
Tidak tentu Tidak tentu

3. Keluhan : ............ Kuning Kuning


4. Penggunaan alat bantu
(kateter,dll)
b. B.A.B Cair Cair
1. Frekuensi:...x/hari Tidak ada Tidak ada
2. Waktu : ............... Tidak ada Tidak ada
(pagi,siang,malam,tidak 2 x/hari 1 x/hari
tentu) Pagi,sore Pagi
3. Warna : ...............
2x/hari 2x/hari
Pagi,sore Pagi, sore

4. Konsistensi : ......... 3x/minggu 1x/minggu


5. Keluhan : ...............
6. Penggunaan laxatif : .... 2 jam/hari 1jam/hari
3. Pola Personal Hygiene ±7 jam/hari ±8 jam/hari
a. Mandi
1. Frekuensi : ...x/hari Tidak Tidak
Tidsk ada Tidak ada
2. Waktu : pagi/siang/malam
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
b. Oral Hygiene
1. Frekuensi : ...x/hari
2. Waktu : pagi/siang/setelah
makan
c. Cuci Rambut
1. Frekuensi : ...x/hari Ya Tidak
4. Pola Istirahat dan Tidur 2bungkus/hari Tidak ada
a. Lama tidur siang : ...jam/hari ±22 tahun Tidak ada
b. Lama tidur malam : ...jam/hari Ya Tidak
c. Kebiasaan sebelum tidur : ...... sering Tidak ada
5. Pola Aktivitas dan Latihan ±14 tahun Tidak ada
a. Waktu bekerja :pagi/siang/malam
b. Olah raga : ya/tidak
c. Jenis olah raga : ........
d. Frekuensi olah raga : ...x/minggu
e. Keluhan dalam beraktivitas
(pergerakan
tubuh/mandi/mengenakan
pakaian/sesak setelah
beraktivitas,dll)
6. Kebiasaan yang Mempegaruhi
kesehatan
a. Merokok : ya/tidak
1. Frekuensi : ........
2. Jumlah : ........
3. Lama pemakaian :
b. Minuman keras/NABZA:
ya/tidak
1. Frekuensi : ....................
2. Jumlah : ........................
3. Lama pemakaian : .......

C. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
Hasil

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 9,6 g/dl 13.5-18.0
Jumlah Leukosit 4.700 10^3/mL 4.00-10.50
29 % 42.0-52.0
Hemotokrit
202
Jumlah Trombosit 10^3/mL 163-337
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na)
123
mEq/L 135-147
Kalium (K)
3,6
mEq/L 3.5-5.0
Klorida (Cl)
98
mEq/L 96-108
Glukosa Sewaktu
100
mg/dL 70-200

DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
 Ps mengeluh diare dan demam  Ps terlihat adanya kandidiasis di
sejak ± 1 bulan yang lalu mulut
 Ps mengatakan sudah berobat ke  Ttv ps : TD 110/70 mmHg, N 104
puskesmas tetapi tidak sembuh- x/menit,RR 25 x/menit, suhu 38°C
sembuh  BB : 39 Kg, TB : 159 cm
 Ps mengatakan merokok sejak
usia 6 tahun  Hasil Lab :
 Ps mengatakan menggunakan Hb 9,6 gr %
narkoba sejak usia 14 tahun Leukosit 4.700/mm3
dengan jenis putau dan suntik Hematokrit 29 %
Trombosit 202 rb
GDS 100 mg/dl
SGOT 117 UI (normal 5-40)
SGPT 51 UI (nrmal 7-56)
Eosinofil – (negative)
Batang 4%
Segmen 78%
Limfosit 12%
Monosit 6%
Elektrolit natrium 123 Meq/L
(normal 135-145)
Kalium 3,6 Meq/L
Clorida 98 Meq/L
Rasio CD4 : CD8 Menurun
 Ps mendapatkan terapi golongan
antiretroviral

ANALISA DATA
Nama klien / umur : Tn. Am / 28 tahun
No. Kamar / ruang : Pav Melati A01

No. DATA Masalah Etiologi


1 Ds :
 Pasien mengeluh Ketidakefektifan Hiperventilasi
sesak Pola Napas
 Ps mengatakan
merokok sejak usia 6
tahun
Do :
 Ttv ps :
TD 110/70 mmHg
N 104 x/menit
RR 25 x/menit
Suhu 38°C

2. Kehilangan volume
Kekurangan volume cairan aktif (output
Ds : cairan berlebih)
 Pasien mengeluh
diare dan demam
sudah kurang lebih
satu bulan

Do :
 TTV
TD 110/70 mmHg,
N 104 x/menit,
RR 25 x/menit,
Suhu 38°C
3.
 Hasil lab:
Ketidakseimbangan Penyakit kronis
Natrium 123 Meq/L
nutrisi kurang dari (HIV&AIDS)
Hematokrit 29 %
kebutuhan tubuh

DS :
 Ps mengeluh diare
sejak ± 1 bulan yang
lalu
 Ps mengatakan
menggunakan
narkoba sejak usia 14
tahun dengan jenis
putau dan suntik
 Ps mengatakan
merokok sejak usia 6
tahun

DO :
 TTV :
TD 110/70 mmHg
N 104 x/menit,
RR 25 x/menit
4. Suhu 38°C
 IMT : 15,45 (kurang)
 Hasil pemeriksaan Resiko Infeksi Ketidakadekuatan
ABCD : pertahanan
Antropometri : sekunder
BB sekarang : 39 Kg,
BB sebelumnya 49 kg
TB : 159 cm
Biokimia :
Hb 9,6 gr %,
Hematokrit 29 %
Gds 100 mg/dl
Clinis : luka sekitar
mulut
Diet : -
Ds :
 Ps mengatakan merokok
sejak usia 6 tahun
 Ps mengatakan
5. menggunakan narkoba
sejak usia 14 tahun
dengan jenis putau dan Defisiensi
suntik pengetahuan Kurang familier
Do : dengan sumber-
 Ps terlihat adanya sumber informasi
kandidiasis di mulut
 TTV:
TD 110/70 mmHg
N 104 x/menit
RR 25 x/menit
Suhu 38°C
 Hasil LAB
Leukosit 4.700/mm3
(normal 3.500-10.500)
Limfosit 12% (normal
20-40%)
Eosinofil – (negative)
Batang 4%
Segmen 78%
ELISA +

Ds :
 Ps mengatakan
merokok sejak usia 6
tahun
 Ps mengatakan
menggunakan
narkoba sejak usia 14
tahun dengan jenis
putau dan suntik
Do :
 Ttv ps : TD 110/70
mmHg, N 104
x/menit,
RR 25 x/menit, suhu
38°C
 Pasien tampak
kebinggungan
 Pasien tampak cemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)

Nama klien / umur : Tn. Am / 28 tahun


No. Kamar / ruang : Pav Melati A01

Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal


No. Nama Jelas
(P&E) Ditemukan Teratasi
1 Ketidakefektifan pola napas 01 April 2020 03 April Kelompok 5
b.d Hiperventilasi 2020

2 Kekurangan volume cairan 01 April 2020 03 April


b.d Kehilangan volume 2020
cairan aktif (output
berlebih)
3 01 April 2020 03 April
Ketidakseimbangan nutrisi 2020
kurang dari kebutuhan
tubuh b.d penyakit kronis
4 (HIV&AIDS) 01 April 2020
03 April
Risiko Infeksi b.d 2020
ketidakadekuatan
5 pertahanan sekunder 01 April 2020
03 April
2020
Defisiensi pengetahuan b.d
Kurang familier dengan
sumber-sumber informasi

RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien / umur : Tn. Am / 28 tahun
No. Kamar / ruang : Pav Melati A01
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
O P&E
1 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji ttv pasien meliputi
nafas b.d hiperventilasi keperawatan selama 3x24 jam tekanan darah, suhu,
masalah ketidakefektifan pola RR, nadi
nafas teratasi dengan kriteria hasil 2. Kaji pola napas pasien,
: pantau adanya
1. TTV pasien dalam batas perubahan pola napas
normal: 3.Ajarkan teknik
- TD : 110-139 mmhg relaksasi napas dalam
-N : 80-90x/menit 4. Berikan lingkungan
- S : 36,5-37,5˚c yang nyaman
- RR : 16-20x/menit 5. Berikan posisi semi
2. Menunjukan pola napas yang fowler
efektif secara mandiri 6. Berikan terapi
3. Menunjukkan peningkatan oksigenasi dengan
toleransi terhadap aktivitas nasal kanul
fisik seperti tidak mengalami
dispnea, nyeri dada atau
sinkope

2 Kekurangan volume Setelah dilkukan tindakan 1. Pantau ttv pasien


cairan b.d kehilangan keperawatan selama 3x24 jam meliputi tekanan
volume cairan aktif masalah kekurangan volume darah, suhu, nadi,
(output berlebih) cairan teratasi dengan kriteria pernapasan
hasil : 2. Pantau warna, jumlah,
1. TTV pasien dalam batas dan frekuensi
normal:
kehilangan cairan
- TD : 110-139 mmhg
3. Pantau hasil
-N : 80-90x/menit
- S : 36,5-37,5˚c laboratorium
- RR : 16-20x/menit (elektrolit)
2. keseimbangan cairan, hidrasi 4. Observasi turgor kulit
yang adekuat (membrane dan mukosa pasien
mukosa lembab, turgor kulit b 5. Anjurkan kompres
aik) untuk menurunkan
3. asupan cairan yang adekuat demam
6. Anjurkan untuk
memakai baju tipis
7. Anjurkan minum 2
liter/hari
8. Kolaborasikan dengan
dokter untuk
pemberian terapi

3 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau ttv pasien


kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 jam meliputi tekanan
tubuh b.d penyakit kronis masalah ketidakseimbangan darah, suhu, nadi, RR
(HIV&AIDS) nutrisi kurang dari kebutuhan 2.Kaji kemampuan pasien
tubuh teratasi dengan kriteria untuk memenuhi
hasil : kebutuhan nutrisi
1. TTV pasien dalam batas 3. Timbang berat badan
normal: pasien
- TD : 110-139 mmhg 5. Berikan edukasi
-N : 80-90x/menit kepada pasien/keluarga
- S : 36,5-37,5˚c tentang makanan yang
- RR : 16-20x/menit bergizi
2. Adanya peningkatan berat 6. Berikan edukasi yang
badan pasien tepat tentang
3. Melakukan program diit sesuai kebutuhan nutrisi
anjuran 7. Tawarkan makanan
3. Melaporan tingkat energi yang porsi besar di siang
adekuat hari ketika nafsu
makan tinggi
8. Kolaborasikan dengan
ahli gizi untuk program
diit yang sesuai dengan
program kebutuhan
protein pasien

CATATAN KEPERAWATAN hari ke-1

Nama klien / umur : Tn. Am / 28 tahun


No. Kamar / ruang : Pav Melati A01
Tgl / No. DK Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan
waktu Nama Jelas
1/04/2 1. 1. Mengkaji TTV pasien
0 Hasil: TD: 110/70 mmHg, N : 104
x/mnt, RR: 25x/mnt, S: 38°C
2. Mengkaji pola nafas pasien, dan
memantau adanya perubahan pola nafas
Hasil: RR:25x/menit, pasien terlihat
sesak
3. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas
2. dalam
1/04/2 Hasil: Pasien mengatakan lebih nyaman
0 saat bernapas

1. Memantau ttv pasien meliputi tekanan


darah, suhu, nadi, pernapasan
Hasil : TD: 110/70 mmHg, N : 104 x/mnt,
RR: 25x/mnt, S: 38°C
2. Memantau warna, jumlah, dan frekuensi
kehilangan cairan
Hasil : pasien mengatakan diare berwarna
kuning cair, selama 1 bulan
3. Memantau hasil laboratorium yang relevan
3. dengan keseimbangan cairan
Hasil : hasil lab Natrium 123 Meq/L dan
1/04/2 Hematokrit 29%
0 4. Mengobservasi turgor kulit dan mukosa
pasien
Hasil : kulit pasien terlihat kering

1. Memantau ttv pasien meliputi tekanan


darah, suhu, nadi, RR
Hasil : TD: 110/70 mmHg, N : 104 x/mnt,
RR: 25x/mnt, S: 38°C
2. Mengkaji kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
Hasil : pasien belum mampu untuk memilih
makanan yang baik untuk nutrisinya
4. Menimbang berat badan pasien
Hasil : 39 kg
5. Memberikan edukasi kepada pasien/keluarga
tentang makanan yang bergizi
Hasil : pasien dan keluarga sudah mulai
memahami tentang makanan yang bergizi
6. menawarkan makanan porsi besar di siang
hari ketika nafsu makan tinggi
Hasil : pasien hanya ingin makan ¼ porsi
7.menganjurkan kepada keluarga untuk
membawakan makanan kesukaan pasien
Hasil: keluarga mengatakan esok hari akan
membawakan sayur sop kesukaan pasien
8. kolaborasikan dengan ahli gizi untuk
program diit yang sesuai dengan program
kebutuhan protein pasien
Hasil : diit pasien telah terskrining oleh ahli
gizi sesuai dengan makanan kesukaan pasien

CATATAN KEPERAWATAN hari ke-2

Nama klien / umur : Tn. Am / 28 tahun


No. Kamar / ruang : Pav Melati A01
Tgl / No. DK Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan
waktu Nama Jelas
2/04/2 1.
0

2.
2/04/2
1. Memantau ttv pasien meliputi tekanan
0
darah, suhu, nadi, pernapasan
Hasil :
2. Memantau warna, jumlah, dan
frekuensi kehilangan cairan
Hasil : diare pasien berwarna kuning
cair, jumlahnya ± 300 cc
3. Menganjurkan kompres untuk
menurunkan demam
Hasil : suhu tubuh pasien ......
4. Menganjurkan minum 2 liter/hari
Hasil : pasien mengatakan ingin
mencoba anjuran untuk minum 2
liter/hari
5. Mengkolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian terapi
Hasil : pasien mengatakan diare sudah
3. mulai berkurang

2/04/2
0 1. memantau ttv pasien meliputi tekanan darah,
suhu, nadi, RR
Hasil :
2. mengkaji kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
Hasil : pasien sudah mampu memenuhi
kebutuhan gizinya dengan bantuan keluarga
3. memantau nilai laboratorium pasien
(elektrolit)
Hasil : Elektrolit natrium 130 Meq/L
4. menimbang berat badan pasien
Hasil : 39,5 kg
5. memberikan edukasi kepada pasien/keluarga
tentang makanan yang bergizi
Hasil : pasien dan keluarga sudah memahami
tentang makanan yang bergizi
6. menawarkan makanan porsi besar di siang
hari ketika nafsu makan tinggi
Hasil : pasien sudah mulai menghabiskan ½
porsi
7.menganjurkan kepada keluarga untuk
membawakan makanan kesukaan pasien
Hasil: keluarga membawakan sayur sop
kesukaan pasien
8. kolaborasikan dengan ahli gizi untuk
program diit yang sesuai dengan program
kebutuhan protein pasien
Hasil : diit pasien telah terskrining oleh ahli
gizi sesuai dengan makanan kesukaan pasien

CATATAN KEPERAWATAN hari ke-3

Nama klien / umur : Tn. Am / 28 tahun


No. Kamar / ruang : Pav Melati A01
Tgl / No. DK Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan
waktu Nama Jelas
3/04/2 1.
0

2.
3/04/2
1. Memantau ttv pasien meliputi tekanan
0
darah, suhu, nadi, pernapasan
Hasil:
2. Memantau warna, jumlah, dan frekuensi
kehilangan cairan
Hasil : pasien mengatakan diare berwarna
kuning cair, diare 3 kali/hari
3. Memantau hasil laboratorium yang relevan
dengan keseimbangan cairan
Hasil : hasil lab Natrium 130 Meq/L dan
Hematokrit 35 %
4. Mengobservasi turgor kulit dan mukosa
pasien
Hasil : turgor kulit dan mukosa pasien
masih tampak kering
5. Menganjurkan untuk memakai baju tipis
Hasil : pasien terlihat sudah menggunkan
baju yang tipis
6. Menganjurkan minum 2 liter/hari
Hasil : pasien terlihat sering minum air
walaupun sedikit-sedikit
7. Mengkolaborasikan dengan dokter untuk
pemberian terapi
Hasil : pasien mengatakan diare sudah
3.
berkurang 2 kali/hari
3/04/2
0

1. memantau ttv pasien meliputi tekanan darah,


suhu, nadi, RR
Hasil :
2. mengkaji kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
Hasil : pasien terlihat sudah mampu memenuhi
kebutuhan nutrisinya
4. menimbang berat badan pasien
Hasil : 39,8 kg
5. memberikan edukasi kepada pasien/keluarga
tentang makanan yang bergizi
Hasil : pasien dan keluarga sudah menerapkan
memakan makanan yang bergizi
6. menawarkan makanan porsi besar di siang
hari ketika nafsu makan tinggi
Hasil : pasien mengatakan menghabiskan 1
porsi makanan di siang hari ini
7.menganjurkan kepada keluarga untuk
membawakan makanan kesukaan pasien
Hasil: keluarga membawakan makanan
kesukaan pasien yang termasuk makanan yang
bergizi
8. kolaborasikan dengan ahli gizi untuk
program diit yang sesuai dengan program
kebutuhan protein pasien
Hasil : diit pasien telah terskrining oleh ahli
gizi sesuai dengan makanan kesukaan pasien
EVALUASI

Nama Klien / Umur :


No. Kamar / Ruang :
No. DK Hari/Tgl/Jam Evaluasi Hasil (SOAP) (Mengacu pada Paraf dan Nama Jelas
tujuan)
S:
O:
A:
P:

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai