Anda di halaman 1dari 7

Putaran Uruguay dalam GATT dimulai September 1986 sampai 1993 (selama 87 bulan).

Putaran ini
adalah yang paling ambisius dari semua putaran GATT dan diharapkan untuk memperluas
kompetensinya sehingga tidak hanya meliputi perdagangan barang saja melainkan juga mencakup
masalah penting seperti perdagangan jasa,modal atau investasi, kekayaan intelektual, tekstil,
penyelesaian sengketa dagang dan perdagangan hasil pertanian. Kesepakatan dibidang pertanian
dalam putaran Uruguay terus merupakan kesepakatan liberalisasi perdagangan yang paling
menonjol sepanjang sejarah negoisasi dagang. Tujuan dari kesepakatan ini adalah untuk
meningkatkan akses terhadap produk pertanian, mengurangi bantuan dalam negeri terhadap sektor
pertanian dalam bentuk subsidi harga dan kuota, mengurangi secara bertahap subsidi ekspor
terhadap produk pertanian dan menyelaraskan sejauh mungkin kebijaksanaan sanitasi di antara
negara anggota.

Secara de facto GATT berfungsi sebagai salah satu organisasi, yang telah melaksanakan delapan
putaran pembicaraan mengenai berbagai masalah perdagangan dan penyelesaian sengketa
perdagangan internasional. Putaran Uruguay yang telah selesai pada tanggal 15 Desember 1993,
setelah mengadakan negosiasi selama tujuh tahun, menghasilkan kesepakatan diantara 117 negara
anggota (termasuk Amerika serikat) untuk menurunkan (mengurangi) hambatan perdagangan dan
untuk menciptakan aturan perdagangan internasional yang lebih komprehensif dan dapat
dilaksanakan. Kesepakatan yang muncul dari putaran ini, the final act embodying the result of the
Uruguay round of multilateral trade negotiation, ditandatangani pada april 1994. Kesepakatan
tersebut disetujui dan dilaksanakan oleh kongres Amerika serikat pada bulan Desember 1994, dan
mulai diberlakukan pada Januari 1995. Sementara GATT hanyalah serangkaian aturan kesepakatan
yang dipatuhi oleh negara anggota, WTO adalah sebuah organisasi. WTO memperluas cakupan
masalahnya dari perdagangan barang ke perdagangan di sektor jasa dan hak atas kekayaan
intelektual. Kesepakatan di WTO pada umumnya bersifat multilateral seperti mekanisme pada GATT.

Sengketa dagang terjadi sekitar tahun 2007 antara RI-Tiongkok terkait dengan saling penolakan
terhadap sejumlah produk makanan. Saat itu ramai dimunculkan dalam media massa bahwa produk
impor asal tiongkok dan demikian pula Tiongkok menemukan produk impor asal Indonesia yang
tidak memenuhi syarat. Kasus sengketa ini tidak hanya terjadi di antara dua negara ini saja seperti
kasus di atas, tetapi bisa terjadi di negara mana saja yang mengadakan perjanjian dagang atau
melanggar ketentuan dagang dunia sesuai aturan WOT/GATT. Malah majalah Tempo, alternatif
mengatakan jumlah sengketa dagang internasionalml meningkat setelah adanya krisis moneter pada
tahun 1998.

Sifat dari mekanisme penyelesaian sengketa dalam GATT terletak pada prosedurnya. Prosedur
penyelesaian sengketa dalam GATT dapat dikelompokkan ke dalam dua macam prosedur:

Pertama, di antara tahun 1948 – 1978. Dalam kurun waktu ini, prosedur penyelesaian sengketa
GATT dapat dikelompokkan sebagai 'penyelesaian sengketa secara diplomatik', diselesaikan antara
kedua pemerintahan yang sedang dalam sengketa.

Kedua, kurun waktu antara tahun 1980 – 1994. Dalam kurun waktu ini prosedur penyelesaian
sengketa GATT beralih dari semula yang bersifat diplomatik menjadi penyelesaian sengketa secara
hukum (judicial or juridical settlement of disputes).

Namun demikian ada dua pasal, yakni pasal XXII dan XXIII GATT yang dapat dirujuk dalam hal
adanya sengketa dagang. Jadi dalam GATT pada prinsipnya ada dua cara penyelesaian sengketa
dagang internasional, yakni:
1. Melalui jalur diplomatik,
2. Melalui jalur “contracting party” GATT.

Negara anggota peserta kesepakatan dagang pada GATT diharapkan menyelesaikan sendiri masalah
sengketa yang dialaminya melalui konsultasi secara bilateral. Hal ini sesuai dengan bunyi 0asal XXII
GATT. Mereka disyaratkan untuk memberikan pertimbangan simpatik (sympathetic
consideration( terhadap setiap sengketa mengenai segala sesuatu hal yang menyangkut pelaksanaan
GATT.

Apabila cara di atas tidak memuaskan atau tidak dijalani oleh ke dua belah pihak yang bersengketa,
maka mereka dapat menyelesaikan masalah sengketa dagangnya melalui GATT. Untuk jalur ini salah
satu pihak atau kedua-duanya harus mengajukan keberatan (komplain) kepada GATT (yang dalam
hal ini kepada badan dalam GATT yang disebut contracting party). Selanjutnya contracting party,
sesuai dengan sifat dan beratnya sengketa dapat membentuk satu working party (satuan tugas) atau
satu panel dari beberapa negara, yang dibentuk khusus untuk satu sengketa. Anggota dari satuan
tugas berasal dari negara yang mengalami sengketa dan dari GATT, sedangkan anggota dari satu
panel tidak hanya dari negara yang bersengketa tetapi juga dari negara ke tiga. Tugas mereka
adalah:

1. Mempertimbangkan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan oleh negara yang bersengketa


2. Memberi rekomendasi dan putusan kepada the contracting party.

Pembentukan satu satuan tugas atau pun panel dalam menyelesaikan sengketa dagang ini kemudian
diikuti oleh sengketa-sengketa selanjutnya dan telah menjadi praktek kebiasaan dalam GATT.

Dengan atau tanpa pembentukan satuan tugas atau panel, contracting party GATT dapat:

1. Mengeluarkan rekomendasi kepada negara yang sedang bersengketa;atau


2. Memberikan putusan pada satu sengketa;atau
3. Memberi wewenang kepada satu negara peserta untuk menangguhkan penerapan konsesi
atau kewajibannya kepada pihak lainnya berdasarkan perjanjian GATT.

Kerjasama perdagangan antar negara bisa dilaksanakan oleh dua negara (bilateral), seperti misalnya
Amerika serikat - Kanada, Australia – New Zealand, Indonesia – Cina, ataupun yang bersifat
internasional seperti misalnya General Agreement on tariffs and trade (GATT), World Trade
Organization (WTO) . Kerjasama perdagangan (ekonomi) yang paling erat mempunyai sifat sama
seperti satu halnya satu negara seperti European Union (EU) dan Australia New Zealand Closed
Economic Agreement (ANZCERTA). Yang terakhir ini sering dikenal sebagai integrasi ekonomi.

Dibawah ini adalah beberapa di antara kerjasama perdagangan diluar naungan PBB berdasarkan atas
keikutsertaan dan jaraknya dari Indonesia.

1. Asean Free Trade Area (AFTA). Adalah satu perjanjian dagang untuk mendorong manufaktur
di seluruh negara-negara anggota ASEAN. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 28 Januari
1992 di Singapura. Ketika AFTA pada awalnya ditandatangani, ASEAN hanya terdiri dari
enam negara, yakni Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Vietnam
masuk pada tahun 2995, laos dan Myanmar pada tahun 1997, dan Kamboja pada tahun
1999.
Tujuan utama dari AFTA adalah untuk meningkatkan Daya saing ASEAN di pasar dunia
melalui penurunan hambatan perdagangan, tarif dan nontarif, dan menarik lebih banyak
investasi asing melalui apa yang disebut dengan Common Effective Prefential Tariff (CEPT)
yakni, tarif impor 0-5 persen berlaku untuk perdagangan antar negara anggota ASEAN .
Masing-masing negara ASEAN bebas menentukan tarif untuk barang dari luar anggota.
Negara anggota diberikan tiga jenis perkecualian, yakni pengecualian sementara (untuk
barang yang sementara harus dilindungi, tetapi kemudian akan memenuhi ketentuan tarif
yang berlaku), untuk barang hasil pertanian yang sensitif seperti beras, dan perkecualian
umum (yang dianggap perlu dengan alasan keamanan, moral publik, perlindungan atas
kehidupan umat manusia, binatang atau tanaman, perlindungan barang antik, bersejarah
dan bernilai arkeologi).
Setelah beberapa tahun berjalan, aktivitas baru itu meliputi penghapusan hambatan
perdagangan yang nontarif, penyeragaman dan harmonisasi sistem pabean, sistem
penilaian, dan prosedur dan pengembangan sertifikasi standar produk. Semua anggota
ASEAN telah sepakat untuk menerapkan tarif impor nol persèn untuk perdagangan antar
anggota pada tahun 2010 kecuali untuk Kamboja, laos, Myanmar dan Vietnam yang
diberikan waktu sampai tahun 2015 untuk mematuhinya.

2. Asia Pasific Economic Coperation (APEC). APEC adalah forum utama untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, kerja sama, Perdagangan dan investasi di wilayah Asia dan pasifik
dan satu-satunya blok antarpemerintah di dunia yang berdasarkan atas janji yang tidak
mengikat, dialog terbuka dan kesamaan derajat dari semua peserta. APEC tidak mempunyai
pakta kewajiban bagi setiap anggota. Keputusan dan janji dalam APEC dicapai lewat
konsensus dan atas sukarela. APEC mempunyai 21 anggota yang disebut 'member
economies'. Ke 21 member economies’ tersebut adalah Australia, Amerika serikat, Brunei
Darussalam, Chili,RRC (dulu), Hongkong, Cina, Indonesia, Jepang, Kanada, Republik Korea
Selatan, Malaysia, Meksiko, New Zealand, Papua New Guinea, Peru, Filipina, federasi Rusia
(dulu), Singapura, Taipei, Thailand dan Vietnam.
APEC mempunyai visi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan,serta memperkuat komunitas di Asia Pasifik melalui misinya, yakni
pengurangan tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia Pasifik, menciptakan
perekonomian dalam negeri yang efisien dan peningkatan ekspor.

3. South Asian Asssociation for Regional Cooperation. Disingkat dengan SAARC, adalah satu
organisasi di bidang ekonomi dan politik dari delapan Negara-negara Asia Selatan. Kerja
sama regional ini didirikan pada 8 Desember 1985 oleh Bangladesh, Bhutan, Maldives,
Nepal, Pakistan, India, dan Srilangka. Pada April 2007 Afganistan masuk menjadi nomor
delapan dari organisasi regional ini. Australia, Cina, Uni Eropa, Jepang, Mauritius, Myanmar
(Burma), Indonesia, Korea Selatan, Amerika serikat telah menyatakan keinginan mereka
untuk menjadi anggota peninjau, sedangkan Afrika Selatan ingin berpartisipasi dalam rapat.
Tujuan dari asosiasi ini, antara lain, meliputi usaha bersama untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk di Asia Selatan, percepatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial dan budaya, meningkatkan percaya diri kolektif dari negara-negara di Asia Selatan di
forum internasional, dan mendorong kerja sama aktif dan solidaritas di bidang ekonomi,
sosial, budaya, dan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.

4. Australia New Zealand Closed Economic Agreement (ANZCERTA). Adalah perjanjian dagang
bilateral antara Australia dan New Zealand, yang efektif berlaku sejak 1983, dan mencakup
hampir semua masalah perdagangan barang (termasuk hasil-hasil pertanian), dan jasa
(termasuk Investasi, penerbangan dan jasa lainnya).
Semua barang (dengan beberapa pengecualian) yang dapat diperdagangkan di satu negara
dapat juga diperdagangkan secara legal di negara lainnya. Dewasa ini hampir semua
perdagangan jasa antar dua negara ini bersifat terbuka.
Prinsip dasar dari ANZCERTA adalah perlakuan nasional (nasional treatment), akses ke
pasar, hak untuk masuk pasar tanpa hambatan,dan perlakuan yang paling menguntungkan
(most favoured nation).

5. The North American Free Trade Agreement (NAFTA). Adalah satu perjanjian dagang yang
ditandatangani oleh Amerika serikat, Kanada, dan Meksiko yang menimbulkan blok dagang
tiga negara di Amerika Utara. Perjanjian tersebut mulai efektif sejak 1 Januari 1994. NAFTA
ini mempunyai dua perjanjian tambahan,the North American Agreement on Enviromental
Cooperation (NAAEC – Perjanjian kerja sama lingkungan Amerika Utara) dan the North
American Agreement on Labour Coperation (NAALC- perjanjian kerja sama perburuhan
Amerika Utara). NAFTA bertujuan untuk menghilangkan hambatan perdagangan dan
investasi diantara Amerika serikat, Kanada, dan Meksiko. NAFTA juga bertujuan untuk
menghilangkan hambatan perdagangan nontarif di antara negara anggota.
Para ahli mempunyai pandangan yang bervariasi mengenai akibat baik/buruk dari NAFTA.
Beberapa ahli mengatakan bahwa NAFTA mempunyai pengaruh positif terhadap Meksiko,
yakni tingkat kemiskinan menurun dan pendapatan riil meningkat ( dalam bentuk harga-
harga yang lebih murah, khususnya harga makanan). Ahli lain berpendapat bahwa NAFTA
telah menguntungkan pengusaha dan kaum elite di ketiga negara anggota, namun berakibat
buruk terhadap petani Meksiko karena harga makanan yang jatuh sebagai akibat impor yang
murah dari Amerika serikat dan berpengaruh negatif terhadap buruhnya Amerika serikat di
bidang manufaktur dan industri perakitan yang kehilangan kerja mereka. Kritik telah
dilontarkan bahwa NAFTA telah berakibat meningkatkan ketimpangan pembagian
pendapatan di Amerika serikat dan Meksiko. Beberapa ahli ekonomi yakin bahwa NAFTA
tidak cukup cepat untuk menyamakan tingkat penghasilan nasional atau mengurangi tingkat
kemiskinan secara berarti.
Seperti dikatakan di atas bahwa NAFTA mempunyai dua perjanjian tambahan,yakni
mengenai lingkungan dan pembunuhan.

6. Uni Eropa (UE atau European Union yang disingkat EU). Adalah sebuah organisasi antar
pemerintahan dan supranasional, yang terdiri dari berbagai Negara-negara Eropa, yang sejak
1 Januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota. Sampai saat ini Uni Eropa telah Berevolusi
dari sebuah badan perdagangan menjadi sebuah kerja sama ekonomi dan politik. Lembaga
organ ekonomi dan politik penting di dalam UE yang telah di bentuk adalah Komisi Eropa,
Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Terdapat pula
Parlemen Eropa yang anggota-anggotanya di pilih langsung oleh warga negara anggota.
Kebijakan UE ke dalam meliputi pemberlakuan satu unit mata uang (Euro), undang-
undang kompetisi, kontrol bantuan negara dan liberalisasi, harmonisasi hukum melalui
proses legislatif sehingga hukum Uni Eropa semakin terasa hadir dalam sistem-sistem negara
anggota, dan negara-negara anggota bertemu sebagai Dewan Uni Eropa untuk bekerja sama
dan mengoordinasikan kebijakan-kebijakan dalam negeri mereka. Sedangkan kebijakan UE
keluar dengan membentuk sebuah pasar tunggal dan memberlakukan tarif bea cukai
bersama dengan posisi yang sama dalam perundingan-perundingan perdagangan
internasional, pendanaan untuk program-program di negara-negara calon anggota dan
negara-negara Eropa Timur lainnya, serta bantuan ke banyak negara berkembang.
Bila dianggap sebagai satu kesatuan, Uni Eropa memiliki ekonomi terbesar di dunia.
Ekonomi UE di harapkan tumbuh lebih jauh dalam dekade berikutnya sejalan dengan lebih
banyak negara bergabung dalam persatuan ini dan terlebih lagi negara-negara baru ini
biasanya lebih miskin dari rata-rata UE, dan oleh karena itu diharapkan pertumbuhan GDP
yang cepat akan membantu dinamika Uni Eropa.

Menurut teori integrasi ekonomi (Economic Integration) dari bela balasa 1961 (seperti pada
internet) ada enam tahapan kerja sama perdagangan untuk menuju ke integrasi ekonomi. Masing-
masing tahapan diuraikan secara singkat berikut ini.

Tahap pertama adalah Preferential Trading Area (PTA).

Sering juga disebut sebagai Preferential Trade Agreement (PTA) yang merupakan kelompok (blok)
perdagangan yang memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis produk tertentu kepada
negara anggota, dilaksanakan dengan. Cara mengurangi tarif (tidak menghapuskan tarif sampai
menjadi nol(.

Tahap Kedua adalah Free Trade Area (FTA)

Beberapa negara sepakat untuk menghilangkan tarif, kuota, dan preferensi kepada sebagian
besar (kalau tidak seluruh) barang dan jasa yang diperdagangkan di antara mereka. Namun kalau
struktur perekonomian mereka bersifat kompetitif, maka bentuk yang lebih sesuai adalah custom
union (uni daerah pabean). Berbeda hanya dengan Uni pabean, FTA tidak mempunyai tarif eksternal
bersama (kebijaksanaan yang sama untuk negara bukan anggota), yang berarti kuota dan pabean
yang berbeda.

Tujuan dari FTA adalah untuk menurunkan hambatan perdagangan sehingga volume perdagangan
meningkat karena spesialisasi, pembagian kerja, dan yang terpenting melalui teori keuntungan
komparatif.

Tahap ketiga adalah Custom Union.

Adalah satu perjanjian dagang dimana sejumlah negara memberlakukan perdagangan bebas di
antara mereka dan menerapkan serangkaian tarif bersama terhadap barang dari negara lain. Custom
Union ini adalah bentuk antara dari integritas ekonomi, yakni bentuk antara dari perdagangan bebas
di Antara Anggota, tetapi tidak ada sistem tarif bersama, dengan bentuk pasar bersama (Common
Market), yang menerapkan tarif bersama dan memperkenankan pergerakan bebas dari pada sumber
daya termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara anggota.
Tujuan pendirian Custom Union biasanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mendekatkan
hubungan diplomatik di antara negara anggota. Contoh custom union yang terkenal adalah
Zollverein, satu organisasi pada abad 19 yang dibangun oleh beberapa negara bagian Jerman.
European Community, yang telah melampaui tahap custom union dalam menuju integrasi ekonomi
penuh, European Union, dan North American Free Trade Agreement (NAFTA).

Tahap keempat adalah Single Integrated Market (Common Market)

Satu pasar tunggal bersama adalah sejenis blok dagang yang merupakan gabungan dari custom
union dengan kebijaksanaan bersama terhadap produk, dan pergerakan yang bebas atas faktor
produksi (modal dan tenaga kerja) dan wirausaha. Tujuan agar terjadi pergerakan bebas dari modal,
tenaga kerja, barang, dan jasa di antara negara anggota adalah agar memudahkan bagi mereka
untuk mencapai efisiensi ekonomi yang lebih tinggi.

Kadang-kadang pasar tunggal dianggap sebagai bentuk selangkah lebih maju dari common market
(pasar bersama). Dibandingkan dengan pasar bersama, satu pasar tunggal membutuhkan lebih
banyak usaha untuk menghilangkan hambatan fisik (di perbatasan), teknis(standar), dan fiskal
(perpajakan) diantara negara anggota. Hambatan-hambatan ini mempersulit kebebasan gerak dari
pada faktor produksi. Sebagai contoh, pembentukan pasar tunggal Uni Eropa yang dimulai pada
tahun 1967 dengan target selesai pada 31 Desember 1992. Pada 1 Januari 1993 hanya baru sekitar
90 sampai 95 persen dari semua peraturan yang diterapkan oleh seluruh negara anggota.
Kebijaksanaan yang tercakup di dalamnya adalah, antara lain, menghapus pengawasan di daerah
perbatasan, persyaratan kualifikasi keahlian agar diterima dan dilaksanakan di semua pasar negara
anggota, pemberlakuan standar tunggal untuk harmonisasi produk, pergerakan bebas dari modal
antar negara, penghapusan subsidi untuk industri tertentu, Harmonisasi pajak pertambahan nilai
dan Cuma di semua pasar negara anggota, dan sebagainya.

Tahap kelima adalah Economic and Monetary Union (kesatuan ekonomi dan moneter).

Merupakan satu blok dagang seperti pasar tunggal dengan kesatuan moneter untuk semua negara
anggota. Bentuk ini harus dibedakan dari hanya menerapkan mata uang bersama seperti yang
dilakukan oleh Latin Monetary Union pada tahun 1980an yang tidak diikuti oleh adanya pasar
tunggal. Contoh yang baik adalah Uni Eropa, ada pasar tunggalnya dan memakai satu kesatuan
moneter (Euro).

Tahap keenam adalah Complete Economic Integration.

Ini adalah tahap akhir dari integrasi ekonomi. Pada tahap ini, tidak lagi diperlukan kebijaksanaan
pengawasan ekonomi kepada unit-unit yang bergabung; mereka telah menjadi satu kesatuan
moneter dan fiskal secara penuh atau mendekati penuh. Uni Eropa adalah satu contoh yang baik
mengenai integrasi ekonomi penuh.
Kesimpulan

Globalisasi ekonomi/perdagangan mempunyai kebaikan dan keburukan. Memberantas korupsi dan


keadaan yang menimbulkan biaya tinggi dalam perekonomian Indonesia bisa meningkatkan efisiensi
ekonomi, dan ini sejalan dengan dasar logika dari globalisasi. Masalah perdagangan dunia setelah
perang dunia II mirip dengan perekonomian Indonésia di masa lalu, yakni dihambat oleh berbagai
aturan tarif dan nontarif, dan untuk memperbaikinya dibentuklah, salah satunya, the General
Agreement on Tariffs and Trade (GATT), yang tugas utamanya adalah menjadikan perekonomian
lebih bebas (freeer) dengan prinsip tanpa diskriminasi dan menguntungkan negara yang kurang
berkembang dengan melalui kesepakatan dagang multilateral.

Seiring dengan makin banyaknya negara yang ikut dalam negosiasi dagang internasional makin
banyak juga terjadi sengketa dagang di antara mereka. Semula kebanyakan penyelesaian sengketa
dagang melalui jalur diplomasi atau namun kemudian beralih menjadi lebih banyak melalui jalur
hukum antara negara yang bersengketa.

Kesepakatan yang dibentuk antar negara di mana terjadi perdagangan bebas di antara mereka dan
dengan berbagai hambatan untuk negara bukan anggota ternyata merupakan blok-blok dagang,
sehingga Perdagangan dunia bukannya menjadi lebih bebas melainkan berkotak-kotak dalam blok-
blok dagang. Untunglah perkembangan yang terjadi kemudian adalah satu negara atau satu blok
dagang mengadakan kesepakatan untuk membentuk daerah perdagangan bebas, sehingga
perdagangan dunia terdiri dari beberapa wilayah perdagangan bebas seperti AFTA, APEC, NAFTA, UE
dan sebagainya. Perkembangan kesepakatan dagang internasional ini tampaknya mirip seperti
perkembangan menuju satu pasar tunggal seperti halnya UE, yaitu integrasi ekonomi.
Perkembangan seperti ini memberikan indikasi bahwa globalisasi perdagangan yang benar-benar
bebas dari hambatan masih jauh di masa datang.

Anda mungkin juga menyukai