TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Paru
1. Definisi
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan yang menyerang organ paru
secara primer. Kanker paru primer yaitu keganasan yang berasal dari paru. Menurut
klasifikasi WHO terdapat empat tipe sel keganasan primer di paru yaitu karsinoma sel
kecil, karsinoma sel skuamosa atau epidermoid, adenokarsinoma dan karsinoma sel
besar. Berbagai keterbatasan sering menyebabkan dokter spesialis Patologi Anatomi
mengalami kesulitan menetapkan jenis sitologi/histologi yang tepat. Karena itu, untuk
kepentingan pemilihan jenis terapi minimal harus ditetapkan apakah termasuk kanker
paru karsinoma sel kecil atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil. Sekitar 85-
90% kanker paru adalah kanker paru bukan sel kecil. Kanker paru adalah keganasan
yang berasal dari luar paru (metastasis tumor paru) maupun yang berasal dari paru
sendiri, dimana kelainan dapat disebabkan oleh kumpulan perubahan genetika pada
sel epitel saluran nafas, yang dapat mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat
dikendalikan. Kanker paru primer yaitu tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus
atau karsinoma bronkus (Purba, 2015).
2. Etiologi
Paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat karsinogenik merupakan
faktor risiko utama selain adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan
lain- lain (Husen, 2016). Merokok diduga menjadi penyebab utama kanker paru
(Riskesdas, 2013). Namun, tidak semua orang yang terkena kanker paru-paru adalah
perokok. Banyak orang dengan kanker paru adalah mantan perokok, tetapi sebagian
lain tidak pernah merokok sama sekali. Kanker paru dapat disebabkan oleh polusi
udara, paparan zat karsinogenik di tempat kerja seperti asebstos, kromium,
hidrokarbon polisiklik dan gas radon yang ditemukan secara alami dalam batu, air
tanah dan tanah (Purba, 2015) serta perokok pasif. Perokok pasif adalah orang yang
menghirup asap rokok dari orang lain. Risiko kanker paru dapat terjadi pada anak
anak yang terpapar asap rokok selama 25 tahun. Wanita yang hidup dengan pasangan
perokok juga terkena risiko kanker paru 2-3 kali lipat.
Pada usia muda terjadi perubahan gen tertentu sehingga menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak normal dan dapat berlanjut menjadi kanker. Beberapa gen
berisi instruksi untuk mengontrol ketika sel-sel tumbuh, membelah untuk membuat
selsel baru dan untuk mati. Kanker dapat disebabkan oleh perubahan DNA yang
mengaktifkan onkogen atau mematikan gen supresor tumor. Beberapa orang mewarisi
mutasi DNA dari orang tua mereka yang sangat meningkatkan risiko mereka untuk
menderita kanker tertentu. Hal ini sangat berperan pada beberapa keluarga dengan
riwayat kanker paru (Husen, 2016)
3. Patogenesis
Terjadinya kanker paru didasari dari tampilnya gen supresor tumor dalam
genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara
menghilangkan (delesi) atau penyisipan (insersi) sebagian susunan pasangan basanya,
tampilnya gen erbB1 dan atau erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel
untuk mati secara alamiah,programmed cell death). Perubahan tampilan gen ini
menyebabkan sel sasaran, yaitu sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat
pertumbuhan otonom (Amin, 2006)
4. Faktor resiko
Faktor risiko dari kanker paru ada tiga,yaitu merokok, gas radon dan riwayat
keluarga dengan kanker paru. Merokok merupakan faktor risiko utama dari kanker
paru. Seorang perokok lebih berisiko 10 hingga 20 kali terkena kanker paru atau
meninggal akibat kanker paru tersebut dibanding dengan orang yang tidak
merokok.Merokok juga menyebabkan kanker laring, mulut, tenggorokan, esofagus,
kandung kemih, ginjal, pankreas, serviks, dan juga acute myeloid leukemia.Merokok
dari bekas rokok orang lain( secondhand smoke ) juga mengakibatkan kanker paru
(CDC, 2010). Gas Radon juga menyebabkan kanker paru. Gas ini biasanya
ditemukan di dalam rumah. Gas ini tidak berbau, tidak berwarna yang keluar dari
batu atau debu dan bisa terperangkap dalam rumah atau bangunan. Gas radon
merupakan penyebab kedua dari kanker paru setelah merokok (CDC, 2010).
Risiko kanker paru akan meningkat apabila orang tua ataupun saudara
pernah menderita penyakit kanker paru. Bisa karena di dalam keluarga saling berbagi
kebiasaan, misalnya merokok. Bisa juga karena tinggal di dalam lingkungan yang
sama di mana ada karsinogen, yaitu gas radon. Selain itu, bisa juga karena penyakit
ini diturunkan dalam gen mereka (CDC, 2010).
5. Manifestasi Klinis
Gejala klinis penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya,
terdiri dari keluhan subjektif dan gejala objektif. enurut Van Cleave dan Cooley
(2004), sebagian kecil pasien datang dengan gejala lokal yang berkaitan dengan
tumor primer, tetapi kebanyakan hadir dengan gejala sistemik atau gejala metastasis
nonspesifik.15 Dari anamnesis akan didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit,
serta faktor–faktor lain yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan
utama dapat berupa :
1) Batuk kronik
Batuk kronik merupakan gejala yang sering tampak dan paling menyedihkan pada
orang dengan kanker paru. Batuk bisa dengan atau tanpa dahak, dahak dapat
berwarna putih atau purulen. Batuk hadir pada 65-75% dari pasien dengan kanker
paru dan lebih dari 25% memiliki batuk produktif.
2) Batuk darah
Batuk darah merupakan keluhan utama dari 6-35% pasien kanker paru. Sekitar
20-30% pasien akan mengalami hemoptysis, dengan 3% mengalami batuk darah
yang parah.
3) Sesak napas
Sesak napas menjadi gejala yang muncul di awal pada 60% pasien kanker paru.
Hal ini terjadi karena oklusi tumor pada saluran pernapasan utama atau parenkim
paru, efusi pleura, pneumonia, serta komplikasi terapi baik kemoterapi maupun
radioterapi seperti pneumonitis.
4) Nyeri dada
Nyeri dada adalah gejala yang umum terjadi pada sekitar 50% pasien pada saat
diagnosis. Ketidaknyamanan sering tidak jelas dan hilang timbul. Invasi dinding
dada seringkali ditandai dengan nyeri pleuritis yang menetap
5) Sindroma Pancoast
Sindroma Pancoast timbul dari lesi pada sulkus superior paru dengan keterlibatan
pleksus brakialis dan saraf simpatis servikal. Gejala yang tampak terutama berupa
nyeri hebat di daerah bahu yang memancar ke arah ketiak dan ada pula sepanjang
ulnar dan otot-otot tangan, atrofi otot lengan dan tangan, serta sindroma Horner.
6) Lain-lain
Pembesaran kelenjar getah bening terjadi di pangkal leher. Suara serak terjadi
karena paralisis nervus laringeus rekurens dan terjadi pada 2-18% pasien. Sulit
atau sakit saat menelan pada pasien dengan obstruksi esophagus juga sering
terjadi. Selain itu, terdapat edema pada wajah dan plethora serta dilatasi vena pada
tubuh bagian atas, bahu, dan lengan pada pasien dengan obstruksi vena kava
superior. Selain itu juga terdapat gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :
• Berat badan berkurang
• Nafsu makan hilang
• Demam hilang timbul
• Sindrom paraneoplastik, seperti Cushing’s syndrome,
hiperkalsemia, hypertrophic pulmonary osteoartheopathy, trombosis vena
perifer dan sindroma neurologis
6. Pengobatan Kanker Paru
Tujuan pengobatan kanker paru adalah kuratif, paliatif dan suportif.
Terdapat perbedaan fundamental dari Non Small Cell Lung Carcinoma (NSCLC)
dengan Small Cell Lung Carcinoma (SCLC), sehingga pengobatannya harus
dibedakan. Pengobatan Non Small Cell Lung Carcinoma (NSCLC) meliputi terapi
bedah yang merupakan pilihan pertama pada stadium I atau II pada pasien yang
adekuat sisa cadangan parenkim parunya. Survival pasien pada stadium I mendekati
60%, pada stadium II 26-37%. Pada stadium III A masih ada kontroversi mengenai
keberhasilan operasi bila kelenjar mediastinum ipsilateral atau dinding torak terdapat
metastasis. Pada stadium IIIb dan IV tidak dioperasi, tetapi dilakukan Combined
Modality Therapy yaitu gabungan radiasi, kemoterapi dengan operasi (Amin,2006).
Untuk jenis Small Cell Lung Carcinoma (SCLC), dibagi dua, yaitu
limitedstage disease yang diobati dengan tujuan kuratif ( yaitu kombinasi kemoterapi
dan radiasi ) dan angka keberhasilan terapi sebesar 20% serta extensive-stage disease
yang diobati dengan kemoterapi dan angka respon terapi inisial sebesar 60-70% dan
angka respon terapi komplit sebesar 20-30%. Angka median-survival time untuk
limited-stage adalah 18 bulan dan untuk extensive-stage disease adalah 9 bulan
(Amin,2006)
B. Kemoterapi
1. Pengertian
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti radiasi
atau operasi yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi yang bersifat sistemik,
yang berrati obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang
telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007)
2. Tujuan Penggunaan Kemoterapi
a. Terapi Adjuvant
Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi dapat sendiri atau bersamaan dengan
radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel kanker yang telah metastase.
b. Terapi Neodjuvant
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor,
biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
c. Kemoterapi Primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinankecil untuk
diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya
d. Kemoterapi Induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dan beberapa terapi berikutnya
e. Kemoterapi Kombinasi
Menggunakan 2 ataulebih agen kemoterapi ( Rasjidi, 2007)
3. Cara Kerja
Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel ynag
teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel lain akan
mati. Sel yang abnormal akan membelah diri dan berkembang secara tidak terkontrol,
yang pada akhirnya akan terjadi suatu masa yang dikenal sebagai tumor ( Rasjidi,
2007)
Siklus sel sederhana dibagi menjadi 5 tahap yaitu :
1. Fase G0, dikenal juga sebagai fase istirahat. Ketika sinyal untuk berkembang, sel
ini akan memasuki fase G1
2. Fase G1, pada fase ini sel suap untuk membelah diri yang diperantarai oleh
beberapa protein penting untuk bereproduksi. Fase ini berlangsung 18-30 jam
3. Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan di kopi yang
berlangsung selama 18-20 jam
4. Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlangsung 2-10 jam
5. Fase M, sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 30-60 menit
Siklus sel sangat penting untuk kemoterapi, sebab obat kemoterapi mempunyai
target dan efek merusak yang berbeda bergntung pada siklus selnya. Obat
kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi (bukan pada fase G0),
sehingga sel tumor yang aktif merupakan target utama dari kemoterapi namun
oleh karena itu sel yangs ehat juga bisa bereproduksi,maka tidak tertutup
kemungkinan mereka juga akan terpengaruh oleh kemoterapi, yang akan muncul
sebagai efek samping obat ( Rasjidi, 2007)
4. Efek Samping
Wijayanti (2007) menyebutkan beberapa dampak psikologis pasien kanker diataranya
sebagai berikut :
a. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan pada penderita kanker bisa terjadi karena proses kognitif pada
penderita yang berupa pikiran bahwa usahanya selama ini untuk memperpanjang
hidupnya menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan ( mual, muntah,
rambut rontok, diare kronis, kulit menghitam, pusing dan kehilangan energy).
b. Kecemasan
c. Rasa malu
d. Amarah
e. Stres
f. Depresi
g. Harga diri
Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :
a. Masing masing agen memiliki toksisitas spesifik terhadap organ tubuh
tertentu
b. Dosis
c. Jadwal pemberian
d. Rute pemberian (iv,im,oral,drip infus)
e. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungang efek toksisitas pada
organ tertentu.
C. Farmakoekonomi
1. Definisi
BIAYA Rx OUTCOMES