Anda di halaman 1dari 25

Resume Jurnal tentang Hubungan Obesitas dengan Kanker Payudara

Mata Kuliah Epidemiologi Gizi

Kelas A

Astagina Sekar Sakti (1710714059)

Dosen Pengampu: Dian Luthfiyani, S.Gz. M.Gizi

Program Studi S-1 Ilmu Gizi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2019
Nama Topic Title 1 Title 2
Astagina Sekar Sakti Breast Cancer Visceral Obesity and Relation between
Breast Cancer Risk Obesity and Breast
Cancer in Young
Women
REVIEW JURNAL I

Visceral Obesity and Breast Cancer Risk

Latar Belakang
Wanita dapat mengalami kenaikan lemak di area atas tubuh seperti perut, pundak, dan
tengkuk (obesitas android), atau di area bawah tubuh seperti bokong dan paha (obesitas
gynoid).
Tiga studi telah menyatakan korelasi antara risiko kanker payudara dan distribusi lemak
tubuh bagian atas. Obesitas android juga telah dikaitkan dengan prognosis pada pasien kanker
payudara dan dengan risiko kanker endometrium.
Saat ini, investigator menggunakan computed tomography (CT) scan menyatakan bahwa
seseorang dengan obesitas abdominal dapat memiliki lemak subkutan yang tinggi(trunk-
abdominal obesity) atau lemak visceral yang tinggi. Obesitas visceral telah dinyatakan dapat
menyebabkan resistensi insulin, intoleran glukosa, dan penurunan plasma HDL yang tinggi
dibandingkan trunk abdominal obesity dan obesitas gluteoformal.
Gangguan pada hormon seks seperti sex hormone binding globulin (SHBG) dan estrogen
yang tidak terikat protein sering terjadi pada pasien dengan kanker payudara dibandingkan
pada subyek kontrol. Wanita dengan kanker payudara memiliki kadar estradiol yang tidak
terikat protein lebih tinggi dan kadar SHBG yang lebih rendah dibangindkan subyek kontrol.
Karena risiko kanker payudara dan abnormalitas hormon seks yang terjadi pada pasien
dengan kanker payudara telah dibuktikan dengan wanita dengan distribusi lemak bagian atas
tubuh, kami ingin menentukan apakah obesitas visceral berkorelasi dengan risiko kanker
payudara.

Pasien dan Metode


Kami merekrut 40 wanita dengan diagnosis karsinoma payudara untuk penelitian di H. Lee
Moffitt Cancer Center and Research Institute antara Agustus 1992 dan Januari 1993. Hanya
pasien yang baru didiagnosis yang diikutkan ke dalam penelitian.
Subyek kontrol direkrut secara acak melalui iklan di koran dari populasi wanita sehat yang
ada di area Tampa Bay. Sebanyak 85 orang telah disampel dan diundang untuk berpartisipasi
dalam penelitian, namun hanya 77 orang yang melakukan CT scan dikarenakan 8 orang
sisanya memiliki konflik pada jadwal melakukan CT scan dan claustrophobia. Dari populasi
tersebut hanya 40 subyek kontrol yang memiliki kecocokan pada umur, berat badan, dan
lingkar pinggang dengan pasien. Wanita dengan umur 25-75 dan semua ras diikutsertakan,
kecuali wanita hamil, wanita yang mengalami penurunan atau kenaikan berat badan lebih dari
2,5 kg dalam 4 bulan, wanita dengan terapi penurunan kolesterol, dan wanita dengan kondisi
medis yang membatasi pengukuran ntropometri dan lainnya.
Semua partisipan diwawancarai untuk mendapatkan informasi mengenai pengobatan
termasuk suplemen hormonal, penyakit medis, dan keturunan kanker. Penukuran
antropometri dilakukan dan dilakukan juga CT scan.
CT scan dilakukan dengan Siemens Hi-Q Scanner dan teknisi CT scan tidak mengetahui
status partisipan.
Pengukuran Antropometri
Tinggi badan subyek diukur tanpa menggunakan alas kaki, kaki didekatkan, dengan tumit da
punggung menempel pada papan vertikal. Berat badan diukur menggunakan timbangan
elektronik. Dilakukan juga pengukuran lingkar pinggang. Ketebalan skinfold diukur,
persentase lemak tubuh juga ditentukan.

Pertimbangan Statistik
Pasien dicocokan dengan subyek kontrol dengan rasio 1:1 berdasarkan umur, berat badan,
dan lingkar pinggang. Odd ratio dihitung menggunakan nilai rata-rata semua subyek pada
rasio visceral-to-total-fat-area (VT) dan rasio subcutaneus-to-visceral-fat-area (SV) untuk
perbandingan antara pasiendengan subyek kontrol. Hubungan antara rasio VT dan kovariasi
lainnya, rasio SV dan kovariasi lainnya, dan risiko kanker payudara dievaluasi menggunakan
analisis regresi logistik.

Hasil
Walaupun total lemak area abdomen yang diukur menggunakan CT scan sama antara pasien
dengan kanker payudara dan subyek kontrol, jumlah lemak visceral pada pasien dengan
kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan subyek kontrol. Rasio VT pada pasien
kanker payudara lebih tinggi dibandingkandengan subyek kontrol, namun rasio SV pada
pasien kanker payudara lebih rendah dibandingkan dengan subyek kontrol.
Pada rasio VT lebih dari 0,24 risiko kanker payudara sebesar 9,5. Pada raso SV sebesar 3,64
risiko kanker payudara sebesar 8,5.
Berdasarkan hasil CT scan, pasien kanker payudara dengan subyek kontrol memiliki total
lemak yang sama (lemak visceral dan subkutan), namun pasien dengan kanker payudara
memiliki tital lemak visceral yang lebih tinggi daripada subyek kontrol.
Kami menemukan bahwa penambahan umur berkorelasi dengan lokalisasi lemak visceral
pada semua subyek penelitian. Derajat peningkatan obesitas visceral dengan pertambahan
umur lebih jelas pada pasien kanker payudara.
Derajat obesitas visceral pada pasien kanker payudara tidak berkorelasi dengan ukuran tumor,
tingkat reseptor estrogen dan progesteron, atau s-phase fraction.

Diskusi
Penggunaan CT scan telah memberikan dan menambahkan wawasan pada lokalisasi dan
kuantifikasi lemak tubuh. Wanita dengan obesitas android telah disubklasifikasi menjadi
trunk-abdominal obesity (kadar lemak subkutan tinggi) dan deep abdominal obesity (kadar
lemak visceral tinggi. Dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa wanita dengan kanker
payudara memiliki lebih banyak lemak visceral dibandingkan dengan subyek kontrol apabila
dicocokan dengan umur, berat badan, dan lingkar pinggang.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa CT merupakan metode yang akuran dan
reproduktif dalam pengukuran lemak tubuh. CT tubuh berkorelasi baik dengan metode
pengukuran lainnya, seperti densitometry, total air tubuh, dan nilai potassium tubuh.
Penelitian terkini juga menunjukkan bahwa CT lebih akurat dan lebih reproduktif
dibandingkan pengukuran pinggang sampai pinggul dan densitometri dalam medeskripsikan
kandungan dan distribusi lemak tubuh.
Penelitian sebelumnya menunjukkan perbedaan distribusi lemak pada subkutan dan visceral
antara pria dan wanita; wanita memiliki SV lebih tinggi dibandingkan pria.
Pengenalan pada dua tipe obesitas memiliki implikasi penting pada abnormalitas metabolik.
Seseorang dengan obesitas visceral memiliki tingkat resistensi insulin dan intoleransi glukosa
yang lebih tinggi dan kadar HDL plasma yang lebih rendah dibandingkan dengan seseorang
yang memiliki obesitas gynoid. Relevansi pada risiko kanker payudara ditemukan bahwa
terdapat korelasi positif antara kadar SHBG dan ekskresi insulin, dimana keduanya
mengalami penurunan pada obesitas abdominal.
Fraksi tidak terikat pada estrogen merupakan komponen aktif yang ada untuk bertindak pada
payudara. Estrogen berkatan dengan SHBG dan albumin; dan sisanya tidak berikatan. Bukti
menunjukkan bahwa hormon steroid yang berikatan dengan SHBG tidak digunakan
oleh sebagian besar jaringan target, sedangkan bagian yang tidak berikatan digunakan. Oleh
karena itu, kadar SHBG dapat menentukan kadar strogen yang berinteraksi dengan payudara.
Distribusi lemak tubuh dapat mempengaruhi kadar SHBG. Wanita dengan lokalisasi lemak
atas tubuh memiliki kadar SHBG yang rendah. Kurangnya SHBG akibat lokalisasi lemak atas
tubuh dan obesitas visceral kemungkinan dapat menambah risiko terjadinya kanker payudara.
Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa lemak visceral yang diukur dengan CT
scan berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Gangguan hormon seks pada wanita
dengan obesitas visceral dan lokalisasi lemak tubuh atas dapat menjelaskan penemuan ini.
REVIEW JURNAL II
Relation between Obesity and Breast Cancer in Young Women

LATAR BELAKANG
Antara obesitas dan kanker payudara tidak berhubungan secara terang-terangan. Beberapa
penelitian menemukan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita postmenopause yang
obesitas, penelitian lain hanya menemukan sedikit atau tidak ada hubungan. Beberapa
penelitian case-control dan cohort menghubungkan obesitas dengan menurunnya risiko
kanker payudara pada wanita muda. Efek yang tampaknya melindungi ini telah ditemukan
untuk mengurangi risiko kanker payudara 34 persen hingga 60 persen di antara studi yang
melaporkan hasil yang signifikan. Namun, penelitian lain tidak dapat mengonfirmasi
penemuan ini.
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut hubungan antara ukuran tubuh dan
risiko kanker payudara di antara wanita berusia 45 tahun atau lebih muda dengan menilai
ukuran tubuh pada beberapa titik waktu dalam kehidupan seorang wanita. Asosiasi ini
mungkin bervariasi berdasarkan usia.

MATERIAL DAN METODE


Penentuan Kasus
Kasus kanker payudara invasif dan in situ diidentifikasi melalui Seattle-Puget Sound branch
of the population-based Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) cancer
registry. Kasus dibatasi pada wanita kulit putih berbahasa Inggris yang lahir setelah tahun
1944 yang didiagnosis kanker payudara invasif primer atau in situ antara 1 Januari 1983
sampai 30 April 1990. Penelitian ini terbatas pada wanita yang tinggal di tiga daerah
kabupaten di sekitar Seattle, Washington. Dari 1.011 kasus yang berpotensi memenuhi syarat
yang diidentifikasi, ada 953 (94,3 persen) kasus pada saat kontak untuk wawancara. Kami
tidak menerima persetujuan dokter untuk menghubungi 37 (3,7 persen) kasus-kasus ini, dan
71 (7,0 persen) kasus tambahan menolak partisipasi atau mangkir. Sebanyak 845 kasus
(83,6 persen) berhasil diwawancarai.
Penentuan Kontrol
Subjek kontrol diidentifikasi menggunakan metode Waksberg pemanggilan digit acak dengan
faktor pengelompokan 2. Sebuah prosedur dilakukan untuk memilih wanita dengan distribusi
umur yang sama dengan kelompok kasus. Kelompok kasus terdiri dari wanita kulit putih
yang tinggal di tiga kabupaten tempat penelitian yang lahir setelah tahun 1944, berbahasa
Inggris, tidak menderita kanker payudara, dan mempunyai telepon di rumahnya.
Beberapa usaha dilakukan untuk menghubungi subyek potensial. Sebanyak 4% (n=1.096)
dari 27.228 nomor telepon tidak dapat dihubungi. Dari sisa 26.132 nomor telepon, 52,3%
(n=13.661) dinyatakan nonresidensial. Setidaknya 87% (n=10.817) nomor yang dapat
dihubungi tidak memiliki wanita dengan umur yang cocok. Sebanyak 3, % (n = 415) dari
semua rumah yang dihubungi tidak ditentukan. Dari 1.239 wanita yang memenuhi syarat
yang diidentifikasi, 106 (8,6 persen) menolak partisipasi selama proses penyaringan, 172
(13,9 persen) menolak ketika dihubungi untuk wawancara atau mangkir, dan 961 (77,6
persen) berhasil diwawancarai.
Pengumpulan Data
Setiap subyek kasus diberi tanggal referensi yang didefinisikan sebagai tanggal diagnosis
kanker payudaranya, di luar informasi paparan mana yang tidak dikumpulkan.
Subyek kontrol diberi tanggal referensi yang sesuai untuk distribusi tanggal referensi kasus
dalam setiap usia dan tingkat kabupaten. Kelompok kasus dan kontrol diwawancarai antara
Oktober 1986 dan Maret 1992. Rata-rata, kelompok kasus diwawancarai beberapa bulan
sebelum kelompok kontrol dengan tanggal referensi yang sebanding. Kuesioner pengumpulan
data diberikan secara langsung dan mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor
demografis, riwayat reproduksi, riwayat medis, olahraga, dan riwayat keluarga kanker
payudara, serta riwayat berat badan dan tinggi badan.
Penentuan Ukuran Tubuh
Responden ditanyai tentang ukuran tubuh mereka, termasuk tinggi saat dewasa, berat
referensi, berat maksimum seumur hidup, dan berat pada usia 18 tahun. Berat referensi
didefinisikan sebagai berat 1 tahun sebelum diagnosis untuk kasus dan berat pada tanggal
yang sebanding untuk kontrol. Semua variabel berat badan dikombinasikan dengan tinggi
badan orang dewasa untuk membuat variabel indeks massa tubuh (IMT), dihitung sebagai
berat dalam kilogram dibagi dengan tinggi dalam meter kuadrat. Data pada variabel ukuran
tubuh dikategorikan ke dalam kuintil berdasarkan distribusi di antara kontrol. Karakterisasi
variabel perubahan tahunan rata-rata dalam IMT dihitung untuk
memeriksa apakah ada peningkatan IMT dari usia 18 tahun hingga tanggal referensi dikaitkan
dengan risiko kanker payudara. Variabel ini dikategorikan pada dasar apakah perubahan BMI
negatif, tetap konstan, sedikit positif, atau menunjukkan peningkatan rata-rata yang besar.
Analisis Data
Regresi logistik digunakan untuk memperkirakan peluang rasio untuk kanker payudara terkait
dengan setiap kategori ukuran tubuh setelah penyesuaian untuk kovariat. Estimasi parameter
dihitung menggunakan estimasi kemungkinan maksimum. Interval kepercayaan sembilan
puluh lima persen didasarkan pada kesalahan standar koefisien dan perkiraan normal.
Variabel berikut dimasukkan dalam model sebagai perancu potensial: usia pada tanggal
referensi, pendapatan tahunan, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan subjek, status
perkawinan, usia saat menarche, status menstruasi, paritas, usia kehamilan jangka penuh
pertama, usia pada awal penggunaan kontrasepsi oral, riwayat aborsi yang diinduksi (pernah /
tidak pernah), menyusui, merokok, penggunaan alkohol, olahraga, riwayat keluarga kanker
payudara, dan usia di mana tinggi maksimum dicapai. Sebuah variabel dimasukkan sebagai
perancu potensial dalam model akhir jika itu mengubah rasio peluang untuk variabel ukuran
tubuh setidaknya 5 persen. Model terpisah digunakan untuk menilai tren lintas level BMI
dengan menguji signifikansi statistik dari satu variabel bernilai lima variabel tren Linier (1, 2,
dll.) Yang mewakili kategori paparan.
Tes untuk modifikasi efek (yaitu, adanya hubungan yang berbeda antara BMI dan kanker
payudara antar kelompok) termasuk penambahan interaksi istilah untuk usia, usia saat
menarche, paritas, penggunaan alkohol, dan olahraga sesuai model. Hubungan antara IMT
dan kanker payudara dalam subkelompok populasi (misalnya, kelompok umur) dimodelkan
dengan memasukkan istilah interaksi antara IMT (didefinisikan secara kategoris) dan
subkelompok yang diminati. Prosedur ini menghasilkan perkiraan rasio peluang untuk setiap
kategori penggunaan IMT dalam setiap subkelompok.
HASIL
Subyek kasus berumur lebih tua daripada subyek kontrol. Peningkatan signifikan pada risiko
kanker payudaraditemukan pada wanita yang mulai menstruasi pada umur 12 tahun, wanita
yang masih menstruasi pada tanggal referensi, dan wanita yang tidak memiliki anak.tidak ada
perbedaan yang ditemukan pada subyek kasus dan kontrol dalam hal gaya hidup, termasuk
merokok, konsumsi alkohol, dan olahraga. Kasus dengan kerabat tingkat pertama yang
pernah didiagnosis dengan kanker payudara memiliki sekitar empat kali lipat peningkatan
risiko penyakit ini. Tidak ada perbedaan antara kasus dan kontrol pada ukuran status sosial
ekonomi, termasuk pendidikan, status perkawinan, dan pendapatan.
Tinggi badan tidak berhubungan dengan risiko. Wanita dalam kuintil tertinggi dari beberapa
ukuran tubuh, termasuk berat badan pada tanggal referensi, IMT pada tanggal referensi, IMT
pada usia 18, dan IMT seumur hidup maksimum, memiliki risiko kanker payudara yang lebih
rendah dibandingkan dengan perempuan dalam kuintil terendah. Wanita di kuintil tertinggi
BMI pada tanggal referensi memiliki sekitar 33 persen pengurangan risiko kanker payudara
sebelum usia 45 tahun, setelah penyesuaian untuk usia dan usia saat menarche. Semua
variabel ukuran tubuh kecuali IMT pada usia 18 tahun menunjukkan tren penurunan rasio
peluang untuk risiko kanker payudara saat berat badan atau IMT meningkat.
Peningkatan BMI rata-rata tahunan yang besar sejak usia 18 tahun sampai tanggal referensi
berhubungan dengan penurunan risiko kanker payudara.
Untuk wanita berusia 21-35 tahun, kuintil tertinggi BMI maksimum seumur hidup dikaitkan
dengan penurunan 70 % risiko dibandingkan kuintil BMI terendah. Di antara wanita berusia
36-45 tahun, polanya berbeda, dengan peningkatan risiko seiring peningkatan BMI.

DISKUSI
Temuan umum dari penelitian ini yaitu peningkatan ukuran tubuh berbanding terbalik dengan
risiko kanker payudara di kalangan wanita muda konsisten dengan temuan beberapa studi
sebelumnya tentang wanita premenopause atau lebih muda tetapi bertentangan dengan hasil
penelitian lain di mana tidak ada hubungan signifikan yang ditemukan.
Penelitian mengenai hubungan tinggi badan dengan risiko pada wanita muda memberikan
hasil yang beragam. Tinggi badan yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kanker
payudara dalam tujuh penelitian, tidak signifikan pada dua penelitian, dan berhubungan pada
penurunan risiko pada dua penelitian. Pada penelitian ini, tinggi badan tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan risiko kanker payudara. Temuan unik dari penelitian ini
adalah usia dapat memodifikasi hubungan antara massa tubuh dan risiko kanker payudara.
Key dan Pike telah mengajukan penjelasan yang dapat mengklarifikasi efek obesitas pada
risiko kanker payudara pada wanita yang lebih muda. Dalam ulasan mereka, Key dan Pike
menunjukkan bahwa kombinasi estrogen dan progesteron menginduksi mitosis sel-sel
payudara normal dan kanker. Obesitas pada wanita yang berada di usia subur dapat
menciptakan amenore atau periode menstruasi yang tidak konsisten dengan memperpendek
fase luteal dari siklus, yaitu ketika progesteron diproduksi dan mitosis terjadi. Pengurangan
ini dalam progesteron menurunkan derajat mitosis sel payudara, dengan demikian
menghasilkan efek perlindungan terhadap kanker payudara. Hipotesis ini memiliki beberapa
dukungan dalam literatur.
Penelitian ini merupakan salah satu penelitian yang memeriksa perubahan IMT pada wanita
muda. Rata-rata kenaikan tahunan pada IMT setidaknya 0,25 dari umur 18 sampai umur
referensi berhubungan dengan penurunan risiko kanker payudara sebanyak 30%.
Semua hubungan antara IMT dengan risiko kanker payudara menjadi lebih kuat apabila
dihubungkan dengan umur menarche. Literatur menunjukkan bahwa menarche yang lebih
awal berhubungan dengan kenaikan risiko kanker payudara dan peningkatan massa tubuh
prapubertal berhubungan pada menarche yang lebih awal.
Keterbatasan potensial dari penelitian ini adalah kemungkinan bias terdeteksi. Beberapa
penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa tumor yang lebih kecil terdeteksi lebih sering
dalam wanita kurus.
Dapat juga terjadi bias pada respons yang mempengaruhi penelitian ini. Kami hanya bisa
wawancara 83,6 % dari semua kasus yang diidentifikasi. Hampir 6 % subjek telah meninggal
pada saat keluarga mereka dihubungi. Ada kemungkinan bahwa subjek kontrol kurang
merepresentasikan persentase wanita gemuk dalam populasi dari mana
mereka disampel.
Karena pengumpulan data mengandalkan memori subjek untuk informasi tentang banyak
variabel kunci, termasuk berat pada titik waktu yang berbeda, daya ingat yang buruk
mungkin telah menyebabkan kesalahan klasifikasi, termasuk kemungkinan kesalahan
klasifikasi diferensial. Untuk mengurangi masalah ini, pewawancara studi menggunakan
beberapa metode untuk meningkatkan daya ingat, termasuk penggunaan kalender dan
menanyakan ukuran pakaiannya di berbagai titik dalam kehidupan dirinya.
Tidak ada faktor yang diukur selain usia dan usia menarche yang membingungkan hubungan
antara ukuran tubuh dan risiko kanker payudara. Mungkin keterbatasan analisis ini adalah
kurang dimasukkannya variabel diet sebagai pembaur. Jika asupan nutrisi tertentu berperan
dalam hubungan antara risiko kanker payudara dan ukuran tubuh, maka asupan nutrisi yang
berlebihan dapat meningkatkan ukuran tubuh dan mengurangi risiko kanker payudara di
antara wanita yang lebih muda. Ukuran tubuh yang lebih besar cenderung terkait dengan
asupan kalori dan lemak yang lebih besar, yang belum teramati terkait dengan penurunan
risiko kanker payudara.
Karena ukuran sampel yang besar, penelitian ini memberikan beberapa bukti terkuat yang
memverifikasi bahwa peningkatan massa tubuh dapat melindungi terhadap kanker payudara
pada wanita muda. Penelitian selanjutnya yang menyelidiki asosiasi antara obesitas dan
kanker payudara pada wanita muda harus berusaha menjelaskan perbedaan yang terlihat pada
wanita berusia kurang dari 35 tahun berlawanan dengan wanita berusia 35 tahun atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai