Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA TERKAIT HAM

Dosen Pengampu:
Dr. Yasniwati, SH, MH

Oleh :
Alvina Rasheeda Basri
1911223010

Program Studi Gizi


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
RANGKUMAN Karena itu, digunakan istilah ‘the rule of just law’.
Dalam istilah ‘the rule of law and not of man’
Penegakan Hukum dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pada
Penegakan hukum adalah proses hakikatnya pemerintahan suatu negara hukum modern
dilakukannya upaya untuk tegaknya atau itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebaliknya adalah ‘the rule by law’ yang dimaksudkan
sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau sebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan
hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan hukum sekedar sebagai alat kekuasaan belaka.
bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut
subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan HAM
oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki
sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam oleh setiap pribadi manusia secara kodrati sebagai
arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas, anugerah dari Tuhan, mencangkup hak hidup, hak
proses penegakan hukum itu melibatkan semua kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki sesuatu. Ini
subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada
saja yang menjalankan aturan normatif atau makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu eksistensi pribadi manusia itu sendiri.
dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum
yang berlaku, berarti dia menjalankan atau Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental
menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari (pokok), yaitu :  Hak Hidup (life), Hak Kebebasan
segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya (liberty), Hak Memiliki (property). Dalam perjalanan
diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum kehidupan manusia, hak asasi manusia digolongkan
tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa menjadi beberapa macam, yaitu: hak asasi pribadi,
suatu aturan hukum berjalan sebagaimana hak asasi politik, hak asasi hukum, hak asasi ekonomi,
seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum hak asasi peradilan, dan hak asasi sosial budaya.
itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu
diperkenankan untuk menggunakan daya paksa. Dasar Hukum yang mengatur tentang HAM:
1. Pembukaan UUD 1945 alinea ke 1 dan 4
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula 2. UUD 1945  pasal 28 A sampai 28 J
ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari segi
3. Tap. MPR No. XVII/1996 tentang pandangan
hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga
mencakup makna yang luas dan sempit. Dalam arti dan sikap  bangsa Indonesia terhadap HAM
luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai 4. Batang Tubuh UUD 1945
keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan Secara garis besar hak-hak asasi manusia
formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup tercantum dalam pasal 27 sampai 34 dapat
dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, dikelompokkan menjadi :
penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan
peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu, 28),
penerjemahan perkataan ‘law enforcement’ ke dalam
b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33,
bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan
‘penegakan hukum’ dalam arti luas dan dapat pula 34),
digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29,
sempit. Pembedaan antara formalitas aturan hukum 31, 32),
yang tertulis dengan cakupan nilai keadilan yang d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan
dikandungnya ini bahkan juga timbul dalam bahasa 30).
Inggeris sendiri dengan dikembangkannya istilah 5. UU no 39 tahun 1999 tentang HAM, dimana UU
‘the rule of law’ versus ‘the rule of just law’ atau
mencakup HAM, perlindungan HAM, dan
dalam istilah ‘the rule of law and not of man’ versus
istilah ‘the rule by law’ yang berarti ‘the rule of menghargai hak asasi orang lain, serta peran
man by law’. Dalam istilah ‘the rule of law’ Komnas HAM.
terkandung makna pemerintahan oleh hukum, tetapi 6. UU no 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,
bukan dalam artinya yang formal, melainkan pengadilan untuk tindak pidana HAM berat
mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung 7. Keppres RI no 50 tahun 1993 tentang Komnas
di dalamnya. HAM, pembentukan serta rincian tugas,
wewenang dan fungsi.
Dalam penegakan HAM di Indonesia perangkat Kedua, hak untuk hidup, hak untuk tidak dipaksa,
ideologi Pancasila dan UUD 1945 harus dijadikan hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak
acuan pokok, karena secara terpadu nilai-nilai dasar beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
yang ada di dalamnya merupakan The Indonesia diakui sebagai pribadi dan persamaan untuk tidak
Bill Of Human Right. dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dapat
di kecualikan dalam hal pelanggaran berat terhadap
A. Penerapan Hukum Pada Pelanggaran Hak hak asasi manusia yang digolongkan ke dalam
Asasi Manusia kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia telah ada
sejak disahkannya Pancasila sebagai dasar Ketiga, dalam Pasal 7 dinyatakan, bahwa setiap
pedoman negara Indonesia, meskipun secara orang berhak untuk menggunakan semua upaya
tersirat.Baik yang menyangkut mengenai hubungan hukum nasional dan forum internasional atas
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, maupun semua pelanggaran hak asasi manusia yang di
hubungan manusia dengan manusia. Hal ini jamin oleh hukum Indonesia oleh negara Republik
terkandung dalam nilai-nilai yang terkandung Indonesia menyangkut Hak Asasi Manusia menjadi
dalam sila-sila yang terdapat pada pancasila. Dalam hukum nasional.
Undang- Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, pengaturan mengenai Hak Asasi Keempat, di dalam Pasal 104 diatur tentang
Manusia ditentukan dengan berpedoman pada pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai berikut :
deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia
Bangsa. Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa yang berat di bentuk pengadilan dalam ayat (1) di
tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi bentuk dengan Undang- Undang dalam jangka
terhadap wanita, konvensi Perserikatan Bangsa waktu paling lama 4 tahun sebelum terbentuk
Bangsa tentang hak-hak anak dan berbagai pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai mana
instrumen internasional lain yang mengatur dimaksudkan dalam ayat (2) di adili oleh
mengenai Hak Asasi Manusia. Materi Undang- pengadilan yang berwenang.
Undang ini tentu saja harus disesuaikan dengan
kebutuhan hukum masyarakat dan pembangunan Selanjutnya Pasal 104 ayat (1) Undang- Undang
hukum nasional yang berdasarkan pancasila dan No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang- Undang Dasar 1945. menyatakan bahwa yang berwenang mengadili
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah
Sedangkan di dalam Undang- Undang Dasar 1945 pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada tanggal 8
(yang telah diamandemen), masalah mengenai Oktober 1999 ditetapkan Peraturan Pemerintah
Hak Asasi Manusia dicantumkan secara khusus Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1tahun
dalam bab XA pasal 28A sampai dengan 28J 1999 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia yang
yang merupakan hasil amandemen kedua tahun bertugas menyelesaikan perkara pelanggaran Hak
2000.9Pemerintah dalam hal untuk melaksanakan Asasi Manusia yang berat. Namun Peraturan
amanah yang telah diamanatkan melalui TAP MPR Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1
tersebut di atas, di bentuklah Undang- Undang No. Tahun 1999 tentang pengadilan hak asasi manusia
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pada yang dinilai tidak memadai, sehingga tidak
tanggal 23 September 1999 telah disahkan Undang- disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Indonesia menjadi Undang-Undang dan oleh
Manusia yang mengatur beberapa hal penting yang karena itu Peraturan Pemerintah Pengganti
menyangkut Pengadilan Hak Asasi Manusia. Undang-Undang tersebut di cabut.

Pertama, definisi pelanggaran Hak Asasi Pada tanggal 23 November 2000 di tetapkan
Manusia dideskripsikan sebagai setiap perbuatan Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai pengganti
negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau Perpu No. 1 Tahun 1999.
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Pengadilan Hak Asasi Manusia bertugas
Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang menyelesaikan perkara pelanggaran Hak Asasi
yang dijamin oleh Undang- Undang ini, dan tidak Manusia yang berat dalam hal ini adalah kejahatan
mendapatkan atau di khawatirkan tidak akan genosida yaitu penghancuran atau pemusnahan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku kelompok etnis, kelompok agama dengan melakukan
(pasal 1 ayat 6). perbuatan membunuh anggota kelompok.
Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang
berat terhadap anggota-anggota
kelompok.Menciptakan kondisi kehidupan yang maupun pada sisi lain terbangunnya ruang publik
bertujuan mengakibatkan kelompok tersebut yang lebih terbuka bagi perjuangan Hak Asasi
musnah.Memaksakan tindakan- tindakan yang Manusia dalam kurun waktu beberapa tahun
bertujuan mengenai kelahiran dalam kelompok belakangan ini.
tersebut. Memindahkan secara paksa anak-anak
dari kelompok tertentu ke kelompok lain. B. Lembaga Yang Dapat Mengadili Hak Asasi
Manusia
Kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu perbuatan Negara Republik Indonesia adalah negara yang
yang dilaksanakan sebagai bagian dari serangan berdasarkan atas hukum. Segala sesuatu yang
yang meluas ataupun sistematik yang diketahuinya berkenaan dengan pelaksanaan sendi-sendi
bahwa akibat serangan itu ditujukan secara kehidupan bernegara di negara ini harus tidak
langsung terhadap penduduk sipil, berupa bertentangan dengan nilai-nilai, norma-norma dan
pembunuhan, pemusnahan, pembudakan, kaidah-kaidah yang ada dalam kegiatan-kegiatan
pengusiran atau pemindahan penduduk secara bernegara, Indonesia yang menyatakan dalam
paksa, perampasan kemerdekaan atau kebebasan pedoman dasar konstitusi bahwa Indonesia adalah
fisik secara sewenang-wenang, penyiksaan, negara hukum, berarti tiada kebijakan ataupun
pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara wewenang dan amanah tanpa berdasarkan hukum.
paksa, pemaksaan kehamilan, sterilisasi paksa, atau
bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, Lembaga pengadilan yang ada di negara
penganiayaan terhadap kelompok tertentu atau Indonesia merupakan bagian dari fungsi
perkumpulan yang didasari persamaan paham yudikatif yang telah diamanahkan oleh konstitusi.
politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis Keberadaan pengadilan yaitu sebagai wadah
kelamin maupun alasan lain yang telah diakui untuk menegakkan hukum yang ada di negara ini.
secara Universal sebagai hal yang dilarang oleh
hukum internasional, penghilangan orang secara Lembaga pengadilan adalah suatu lembaga
paksa kejahatan apartheid. yang mempunyai peran untuk mengadili dan
menegakkan kaidah-kaidah hukum yang berlaku
Dari berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi di wilayah negara hukum nasional dan fungsi
Manusia berat yang terjadi tersebut telah dari pada lembaga pengadilan sebagai wilayah
mendorong munculnya suatu usulan untuk guna mendapatkan simpul keadilan yang tiada
membantu pengadilan Hak Asasi Manusia ad hoc sewenang-wenang.Dalam lingkungan peradilan di
untuk kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia Indonesia, mengenai masalah-masalah Hak Asasi
berat di Aceh. Permintaan Dewan Perwakilan Manusia dewasa ini, sedang bagitu semarak di
Rakyat mengajukan usulan kepada Presiden wacanakan bukan hanya saja dalam wahana
Republik Indonesia untuk membentuk pengadilan seminar, diskusi, semiloka bahkan di dalam
Hak Asasi Manusia ad hoc telah disampaikan oleh praktisi pengembala hukum itu sedang menjadi
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. topik yang sering dibicarakan dan diperdebatkan.
Hak Asasi Manusia sekarang di dunia telah
“Ketika pelanggaran atau kejahatan hak asasi menjadi suatu isu global meskipun perkembangan
manusia amat luas, pengabaian memang Hak Asasi Manusia telah lama.
seharusnya bukan merupakan pilihan, sekalipun
upaya menyelesaikan masa lalu tidaklah Indonesia seperti negara lain yang memiliki
sederhana. kepekaan dan tanggung jawab terhadap
Dalam sebuah dunia yang sejak perang dunia ke- pelaksanaan nilai-nilai kemanusiaan yang ada di
II disibukkan dengan penyebaran isu demokratisasi dalam pancasila tentu tidak dapat diam dengan
dan penghormatan terhadap martabat manusia, seribu bahasa berkenaan dengan pelaksanaan Hak
dilama antara proses penegakan keadilan dan Asasi Manusia di wilayah Indonesia. Indonesia
kepentingan politik antara masa transisi, sebagai negara yang memiliki kultur nilai-nilai
melahirkan apa yang oleh Tina Rosenberg disebut yang begitu menghormati dan menghargai arti
sebagai dimana besar moral, politik dan filosofis dasar manusia yang telah di buktikan oleh historis
abad ini”. Indonesia yang panjang, bahwa Indonesia suatu
wilayah yang menjunjung tinggi nilai-nilai
Sungguhpun Begitu, prospek penegakan Hak kemanusiaan dengan kekhasan yang beraneka
Asasi Manusia kedepan tentu akan lebih baik dan ragam budayanya tetapi dengan sesuai nilai-nilai
cerah, mengingat pada satu sisi proses budaya nusantara telah melaksanakan dalam
institusional Hak Asasi Manusia, antara lain kehidupan sehari-harinya dalam bermasyarakat
melalui pembaruan serta pembentukan hukum berbangsa dan bernegara dengan bermartabat
terus menunjukkan kemajuan yang berarti,
tanpa harus menghilangkan nilai-nilai budaya Lembaga yang dapat mengadili pelanggaran
nusantara yang telah menempatkan posisi Hak Asasi Manusia di Indonesia ada empat
manusia di dalam bingkai yang harmonis dan lingkungan peradilan sesuai dengan Undang-
kesetaraan yang sesuai dengan masyarakat Undang yaitu :
Indonesia. 1) Pengadilan Umum.
2) Pengadilan Militer.
Negara Indonesia, pengadilan mengenai 3) Pengadilan Agama.
masalah berkaitan dengan pelanggaran, 4) Pengadilan Niaga.
pelecehan, dan kejahatan Hak Asasi Manusia
telah ada dan di atur namun hukum yang Dalam wilayah empat pengadilan tersebut para
mengatur tentang pelanggaran ataupun pelanggaran Hak Asasi Manusia dapat di adili
kejahatan Hak Asasi Manusia masih bersifat sesuai dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia
umum yaitu terdapat dalam Kitab Undang- yang dilakukannya di dalam wilayah hukum
Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia. Indonesia, tentu berdasarkan peraturan hukum di
Namun dalam pelaksanaannya peraturan hukum atas para pelaku pelanggaran terhadap Hak Asasi
yang mengatur tentang itu belum mampu Manusia di negara Indonesia dapat dijatuhkan
mengakomodir segala permasalahan- hukuman dengan tampa pandang bulu dan pilih
permasalahan Hak Asasi Manusia yang kian kasih karena di mata hukum bagi pelanggaran Hak
hari kian berkembang dengan seiring era Asasi Manusia adalah pelanggaran hukum yang
globalisasi dan peradaban manusia di dunia serius dan harus segera di hukum, supaya manusia
ini.Undang-Undang Dasar 1945 yang telah tidak mudah melakukan pelanggaran-pelanggaran
diamandemen perihal tentang pengadilan yaitu hukum khususnya pelanggaran terhadap Hak
termasuk dalam kekuasaan kehakiman yang Asasi Manusia di Indonesia, memberikan terapi
mana kekuasaan itu merdeka terlepas dari “traumatic phsicology” bagi manusia lain.
pengaruh kekuasaan pemerintah, harus ada
jaminan Undang-undang tentang kedudukan Pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia
para hakim. sekarang telah memasuki babak baru dengan telah
diselesaikannya Amanat Undang-Undang No. 39
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
Hak Asasi Manusia yang membahas tentang menegaskan pemerintah sebagai penyelenggara
pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia negara dan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
terdapat dalam pasal 104 yang berbunyi: badan legislatif guna membuat suatu perundang-
1. Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi undangan yang berkaitan dengan pengadilan
Manusia yang berat di bentuk pengadilan Hak terhadap para pelaku pelanggaran kejahatan Hak
Asasi Manusia di lingkungan pengadilan Asasi Manusia di Indonesia.
umum.
2. Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat Pengadilan Hak Asasi Manusia diatur dalam
(1) dibentuk dengan Undang-undang dalam Undang- Undang no. 26 tahun 2000 tentang
jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun. pengadilan Hak Asasi Manusia. Keberadaannya
3. Sebelum terbentuk pengadilan Hak Asasi secara hukum “menjawab” bahwa Indonesia mau
Manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat dan mampu dengan sungguh- sungguh mengadili
(2), maka kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
Manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berat, seperti yang diamanatkan Deklarasi Hak
di adili oleh pengadilan yang berwenang. Asasi Manusia dan berbagai intrumen
internasional serta Peradilan Pidana Internasional.
Pasal 104 bahwa yang dimaksud dengan Ada keistimewaan Pengadilan Hak Asasi
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat Manusia Indonesia yang menganut asas
adalah pembunuhan massal (genocide), “retroaktif”,yaitu mengadili pelanggaran Hak
pembunuhan sewenang-wenang atau diluar Asasi Manusia yang berat , yang dilakukan
putusan pengadilan (arbitrary / extra judicial sebelum Undang-Undang nomor 26. tahun 2000,
killing), penyiksaan, penghilangan orang secara hal ini dimungkinkan dengan usul Dewan
paksa, pembudakan, atau diskriminasi yang Perwakilan Rakyat dan keputusan Presiden.
dilakukan secara sistematis (systematic Pengadilan Hak Asasi Manusia yang retroaktif ini
descrimination), berkenaan dengan pengadilan dinamakan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad
yang berwenang yaitu meliputi empat Hoc.
lingkungan pengadilan sesuai dengan UU
No.14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan
pokok kekuasaan kehakiman diubah UU No. 35
Tahun 1999.
Pengadilan di Indonesia, mulanya pengadilan yang
menangani pelanggaran Hak Asasi Manusia penerapan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
berjumlah banyak seperti kasus perceraian oleh dalam peradilan Hak Asasi Manusia, yaitu bagi
pengadilan agama, kasus kriminal oleh pengadilan hakim peradilan HAM ad hoc adalah harapan agan
umum, kasus persengketaan niaga oleh pengadilan hakim ad hoc diberi kebebasan untuk menentukan
niaga tidak menjadikan di masa depan pengadilan suatu “dissenting apinion” sebagai cermin
Hak Asasi Manusia di Indonesia surut dalam akuntabilitas terhadap publik tentunya dengan tidak
perkembangan ke depannya, Pancasila sebagai mengadakan penyimpangan distrem dari KUHAP,
falsafah bangsa dan Mukadimah Undang-Undang sikap objektif harus tercermin dari hakim ad hoc
Dasar 1945 sudah mengandung nilai-nilai yang jauh dari kontaminasi politik.
perlindungan Hak Asasi Manusia. Mengenai
perjuangan perlindungan Hak Asasi Manusia dalam (1) Peranan Komnas HAM
dunia peradilan mulai terwujud dengan di Komisi nasional Hak Asasi Manusia adalah
undangkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat
1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM), dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi
kemudian disusul dengan Undang-Undang Nomor untuk melaksanakan pengkajian, penelitian,
26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi penyuluhan, pemantauan, dan mediasi Hak Asasi
Manusia sebagai perwujudan pasal 104 Undang- Manusia. Peran komisi nasional Hak Asasi Manusia
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi sebagai mana yang diamanahkan dalam Undang-
Manusia.Kegiatan kepemerintahan ini merupakan Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
perkembangan hukum yang mencerminkan Manusia pada Bab VII pasal 75 sampai pasal 103.
wawasan perikemanusiaan yang berakar dalam
budaya bangsa yang hakikatnya merupakan ekpresi Pasal 75 menyatakan :
penghargaan terhadap nilai-nilai Hak Asasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
Manusia yang terkandung dalam pancasila sebagai HAM) bertujuan :
pandangan hidup bangsa. a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan Hak Asasi Manusia sesuai dengan
Pengadilan Hak Asasi Manusia Indonesia mulai pancasila Undang- Undang Dasar 1945 dan
digelar untuk pertama kalinya pada tanggal 14 piagam perserikatan bangsa-bangsa, serta
Maret 2002 yang mengadili perkara pelanggaran Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia; dan
Hak Asasi Manusia yang berat di Timor-Timur b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan
pasca jejak pendapat, yang akan disusul dengan Hak Asasi Manusia guna berkembangnya
kasus terhadap pelanggaran berat Hak Asasi pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
Manusia lain di tanah air. Terhadap pelanggaran kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
Hak Asasi Manusia berat yang dilakukan sebelum bidang kehidupan.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 dilakukan
oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Bahwa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
permanen. (Komnas HAM) mempunyai tujuan untuk
mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
Penerapan peradilan Hak Asasi Manusia (HAM) terciptanya penegakan Hak Asasi Manusia di
bersifat ad hoc sesuatu yang baru dalam peradilan Indoneisa tidak terlepas dari pancasila, Undang-
di Indonesia, yang tidak saja mendapat perhatian Undang Dasar 1945, piagam PBB dan Deklarasi
di tanah air bahkan sampai manca negara.Demi Universal Hak Asasi Manusia. Kemudian daripada
kredibilitas dan jati diri yang berwibawa dan adil itu juga meningkatkan perlindungan dan penegakan
dari peradilan Hak Asasi Manusia Indonesia. Hak Asasi Manusia agar secara pribadi manusia
Banyak pakar dan ilmuwan yang mendalami berkembang seutuhnya.
intrumen Hak Asasi Manusia Internasional, Pasal 76 :
termasuk implementasinya dalam dunia peradilan 1) Untuk mencapai tujuannya Komisi Nasional Hak
Hak Asasi Manusia ad hoc di Indonesia yang Asasi Manusia melaksanakan fungsi pengkajian,
sangat berharga. penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan
mediasi tentang Hak Asasi Manusia.
Menurut Indriyanto Seno Adji : Secara ketat 2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
sistem hukum pidana Indonesia yang konkordansi beranggotakan tokoh masyarakat yang
dengan Belanda memberikan “legality principle” propesional berdedikasi dan berintegritas tinggi,
sebagai salah satu pilar utama bagi setiap negara menghayati cita-cita negara hukum dan negara
yang mengakui dan menghargai suatu kesejahteraan yang berintikan keadilan,
“supremacy of law”, juga mengingatkan beberapa menghormati Hak Asasi Manusia dan kewajiban
hal dalam dasar manusia.
Manusia;
3) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia c. Pemanggilan kepada pihak pengadu atau
berkedudukan di ibukota negara Republik korban maupun pihak yang diadukan untuk
Indonesia. dimintai dan didengar keterangannya;
4) Perwakilan komisi nasional Hak Asasi Manusia d. Pemanggilan saksi untuk dimintai dan di
dapat didirikan di daerah. dengar kesaksiannya, dan kepada saksi
pengadu diminta menyerahkan bukti yang
Menurut pasal 76 guna mencapai arah tujuannya diperlukan;
komnas HAM harus melaksanakan fungsi e. Peninjauan di tempat kejadian dan tempat
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, lainnya yang dianggap perlu;
mediasi mengenai Hak Asasi Manusia dalam f. Pemanggilan terhadap pihak terkait untuk
melaksanakan fungsi tersebut Komisi Nasional Hak memberikan keterangan secara tertulis atau
Asasi Manusia harus terdiri dari tokoh masyarakat menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai
yang berdedikasi dan integritas tinggi serta dengan aslinya dengan persetujuan ketua
menghayati cita-cita negara ini yang berdasarkan pengadilan;
keadilan serta menghormati nilai-nilai Hak Asasi g. Pemeriksaan setempat terhadap rumah,
Manusia. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pekarangan, bangunan, dan tempat-tempat
berada di ibukota negara dapat juga di dirikan di lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak
daerah sebagai perwakilan komisi Nasional Hak tertentu dengan persetujuan ketua pengadilan;
Asasi Manusia. h. Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan
ketua pengadilan terhadap perkara tertentu
Untuk melaksanakan keempat fungsi Komisi yang sedang dalam proses peradilan, bilamana
Nasional Hak Asasi Manusia haruslah sesuai dalam perkara tersebut terdapat pelanggaran
dengan amanah undang-undang fungsi Komisi Hak Asasi Manusia dalam masalah publik dan
Nasional Hak Asasi Manusia haruslah pengkajian acara pemeriksaan oleh pengadilan yang
atau penelitian (Research and Study), bertugas dan kemudian pendapat komnas HAM tersebut
berwenang melakukan: wajib diberitahukan oleh hakim kepada para
a. Pengkajian dan penelitian berbagai instrumen pihak.
internasioanl Hak Asasi Manusia dengan tujuan
memberikan saran-saran mengenai
kemungkinan aksesi dan atau relatifikasi; Kemudian untuk melaksanakan fungsi mediasi
b. Pengkajian dan penelitian berbagai peraturan (mediation), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
perundang-undangan untuk memberikan bertugas dan berwenang melakukan :
rekomendasi mengenai pembentukan, a. Perdamaian kedua belah pihak.
perubahan dan pencabutan peraturan b. Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi,
perundang-undangan yang berkaitan dengan negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli.
Hak Asasi Manusia; c. Pemberian saran kepada para pihak untuk
c. Penerbitan hasil pengkajian dan penelitian; menyelesaikan sengketa melalui pengadilan.
d. Studi kepustakaan, studi lapangan, dan studi d. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus
banding di negara lain mengenai Hak Asasi pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada
Manusia; pemerintah untuk ditindak lanjuti penyaksiannya.
e. Pembatasan berbagai masalah yang berkaitan e. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus
dengan perlindungan, penegakan, dan pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada Dewan
pemajuan Hak Asasi Manusia; Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk
f. Kerja sama pengkajian dan penelitian dengan ditindak lanjuti.
organisasi, lembaga atau pihak lainnya, baik
tingkat nasional, regional, maupun Pasal 77 menyatakan :
internasional dalam bidang Hak Asasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berasaskan
Manusia. pancasila. Mengandung pengertian bahwa landasan
hukum komnas HAM adalah berasaskan pancasila
Untuk melaksanakan bidang penyuluhan yaitu yang berarti komnas HAM menjalankan peran
(education) Komisi Nasional Hak Asasi fungsi dan tugasnya tentunya dengan mengamalkan
Manusia bertugas dan berwenang melakukan : nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila dari
a. Pengamatan pelaksanaan Hak Asasi Manusia sila ke-1 hingga sila ke-5. Di saat menjalankan
dan penyusunan laporan hasil pengamatan perannya komnas HAM dalam menegakkan Hak
tersebut; Asasi Manusia sesuai dengan tatanan nilai-nilai yang
b. Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap ada di wilayah Indonesia selaras dengan falsafah
peristiwa yang timbul dalam masyarakat yang bangsa Indonesia Pancasila, bukan berpanutan pada
berdasarkan sifat atau lingkungannya patut di paham selain paham pancasila, yang nantinya
duga terhadap pelanggaran Hak Asasi
penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia sesuai Pasal 83 menyatakan :
dengan pedoman- pedoman yang ada di dalam 1. Anggota Komisi Nasional Hak Asasi
masyarakat Indonesia. Hak Asasi Manusia Manusia berjumlah 35 orang yang dipilih
bercirikan nilai-nilai falsafah bangsa. oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia berdasarkan usulan Komisi
Landasan hukum komnas HAM, pada awalnya, Nasional Hak Asasi Manusia dan
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dilahirkan diresmikan oleh Presiden selaku kepala
dengan keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 negara. Yang dimaksud dengan
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Sejak “disesuaikan oleh Presiden” adalah dalam
1999 keberadaan Komnas HAM di dasarkan pada bentuk keputusan presiden penyesuaian oleh
Undang-undang yakni Undang-undang Nomor 39 Presiden dikaitkan dengan kemandirian
tahun 1999 yang juga menetapkan keberadaan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
tujuan fungsi, keanggotaan, asas kelengkapan, serta (Komnas HAM). Usulan yang dimaksud,
tugas dan wewenang Komnas HAM. Disamping harus menampung seluruh aspirasi dari
kewenangan menurut Undang- Undang Nomor 39 berbagai lapisan masyarakat sesuai dengan
tahun 1999, juga berwenang melakukan syarat-syarat yang ditetapkan yang
penyelidikan terhadap pelanggaran Hak Asasi jumlahnya paling banyak 10 orang.
Manusia yang berat dengan dikeluarkannya
Undang- Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Lembaga Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
pengadilan Hak Asasi Manusia. dalam menanggapi pelanggaran Ham biasa dapat
menyerahkan perkara-perkara tersebut ke
Komnas HAM adalah lembaga yang berwenang pengadilan umum guna untuk diproses secara
menyelidiki pelanggaran Hak Asasi Manusia yang hukum, sedang dalam menangani pelanggaran Hak
berat dalam melakukan penyelidikan ini Komisi Asasi Manusia berat Komisi Nasional berwenang
Nasional Hak Asasi Manusia dapat membentuk menyelidiki pelanggaran Hak Asasi tersebut, dalam
Tim ad hoc yang terdiri atas Komnas HAM dan melakukan penyelidikan ini Komisi Nasional Hak
unsur masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi, Asasi Manusia juga dapat membentuk Tim ad hoc
tugas dan wewenang guna mencapai tujuannya yang terdiri atas Komisi Nasional Hak Asasi
komnas HAM menggunakan sebagai acuan Manusia atau unsur masyarakat.
instrumen-instrumen yang berkaitan dengan Hak
Asasi Manusia, baik nasional maupun C. Kendala Dalam Menyelesaikan Pelanggaran
internasional yaitu : Hak Asasi Manusia di Indonesia
1. Instrumen nasional terdiri dari : Pelanggaran Hak Asai Manusia yang terjadi di
a. Undang-Undang Dasar 1945 beserta Indonesia terutama di daerah- daerah telah sangat
amandemennya. menyesakkan sanubari bangsa indonesia selaku
b. Tap MPR No. XVII/MPR/1998. bangsa yang menjunjung tinggi nilai dan harkat serta
c. UU No. 39 tahun 1999 martabat seorang manusia di muka bumi ibu pertiwi.
d. UU No. 26 tahun 2000 Peristiwa- peristiwa dari waktu ke waktu masih saja
e. Peraturan perundang-undangan nasional terus berlangsung walau instens terjadinya
lain yang terkait. mengalami suatu saat pasang surut adakalanya
2. Instrumen Internasional : kejadian pelanggaran Hak Asasi Manusia rendah dan
a. Piagam PBB, 1945. di lain waktu meningkat. Tentu ini menjadi pekerjaan
b. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia rumah (PR) bagi bangsa Indonesia yang berbudi
1948. luhur berdasar kan nilai- nilai yang terkandung pada
c. Instrumen internasional lain mengenai Pancasila yang di jabarkan dengan 5 butir kalimah
Hak Asasi Manusia yang telah disahkan syahdu.
dan diterima Indonesia.
Negara Indonesia dalam hal ini pemerintah yang
Pasal 78 menyatakan : memempunyai amanah dari rakyat, yang mana
1) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia amanah itu untuk meninggikan kesehjahteraan dan
mempunyai kelengkapan yang terdiri dari : kedamaian antar sesama masyarakat sudah
a) Sidang Paripurna; dan seyoyanya berikhtiar untuk mencari cara
b) Sub Komisi penyelesaikan yang mengedepankan sisi- sisi
2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia kemanusiaan yang beradab dan berkepribadian luhur.
mempunyai sebuah sekretariat jenderal Memang dalam rangka untuk mengurangi sampai
sebagai unsur pelayanan. menghapuskan bentuk-bentuk pelanggaran Hak
Asasi Manusia bukan suatu pekerjaan yang mudah
dan asal-asalan melainkan dibutuhan suatu kinerja mengakibatkan tidak dapat terselesaikannya
dari segala elemen bangsa Indonesia untuk permasalahan di Indonesia seperti dalam hal
menciptakan suasana yang kondunsif bagi pengambilan kebijakan- kebijakan yang dilakukan
penegakan Hak Asasi Manusia tentu dengan oleh pemerintah tidak mengenai dan menyentuh
penyelasaian yang demokratis, komprehensif dan dasar permasalah “basic problem” yang ada di
menyentuh hati nurani masyarakat itu sendiri. wilayah daerah rawan terjadinya pelanggaran Hak
Asasi Manusia.
Permasalahan di wilayah NKRI yang berkenaan
dengan kasus- kasus kekerasan yang Dalam rangka penegakan hukumnya pemerintah
mengakibatkan bermuara pelanggaran Hak Asasi hanya sekedar menyelesaikan masalah pada lapisan
Manusia harus dapat menguraikan variabel- kulitnya saja “liptsic spare” seperti sidang
variabel mengapa terjadi pelanggaran tersebut, pengadilan Hak Asasi Manusia yang terkesan
dalam hal untuk mencari akar permasalahan tentu sandiwara politik, diadili prajurit yang berpangkat
harus di identifikasi terlebih dahulu dengan rendah sebagai pelaku pelanggaran Hak Asasi
menelusuri data- data yang ada di dalam Manusia. Dalam hal untuk mengusut pelanggaran
masyarakat, sebab di sana sesungguhnya endapan Hak Asasi Manusia bagi para “actor eksekutif”
dilema- dilema yang harus di aktualisasi guna terkesan bertele- tele dan lamban sehingga
terselesaikan. memunculkan “stereothipe” masyarakat terhadap
yang berat maka perkara pelanggaran Hak Asasi
Permasalahhan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Manusia dilakukan di pengadilan umum dimana
wilayah Indonesia memang sudah menjadi topik terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia itu
aktual yang selalu di bicarakan untuk dicarikan terjadi.Di dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun
upaya- upaya penyelesaiannya namun hingga saat 2000 pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
ini, dari masa reformasi hingga masa pasca tsunami 1999 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia.
masih saja dan belum terselesaikan, ini haruslah Sarana penyelesaian terhadap pelanggaran Hak
dicermati dan di pahami dengan seksama oleh Asasi Manusia yang berat adalah sebagai berikut :
semua pihak. Dari zaman Kepresidenan BJ
Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Pasal 4 :
Soekarnoputri, hingga sekarang pada masa Pengadilan Hak Asasi Manusia bertugas dan
pemerintahan Joko Widodo memimpim bukan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara
tidak pernah di selesaikan melalui kebijakan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat.
kebijakan pusat yang mencoba untuk untuk
mengakomodir semua kepentingan dan hasrat Yang dimaksud dengan memeriksa dan
masyarakat lokal, masih saja belum cukup dalam memutuskan dalam ketentuan ini adalah termasuk
rangka untuk menyelesaikan masalah-masalah penyelesaian perkara yang menyangkut konpensasi,
pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. restitusi, dan rehabilitasi sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. Pelanggaran Hak Asasi
Ada beberapa hal yang harus dicermati oleh Manusia berat terdiri dari kejahatan genosida dan
pemerintah dalam hal ini sebagai pembuat kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan genosida
kebijakan eksekutif dan sebagai aparatur negara dan kejahatan terhadap kemanusiaan sesuai dengan
yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus “Roma Stalute of the International Criminal Count ”
menerapkan asas “good geverment”, masyarakat kejahatan genosida adalah setiap pembuatan yang
sebagai “public actor” di lapangan, aparat dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan
keamanan sebagai petugas keamanan di wilayah atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
dan lapisan masyarakat lainnya yang dapat bangsa, ras, kelompok, etnis, kelompok Agama
menjadi faktor kendala- kendala terhadap dengan cara :
penegakan Hak Asasi Manusia disana yang i. Pembunuhan anggota kelompok.
disebabkan oleh diantaranya: ii. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental
D. pemeritah selaku “policy obligation”; yang berat terhadap anggota-anggota
E. TNI POLRI sebagai petugas keamanan; kelompok.
F. masyarakat selaku “civil actor”; iii. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok
G. kelompok dalam masyarakat; yang akan mengakibatkan kemusnahan secara
fisik, baik seluruh atau sebagiannya.
Pemerintah adalah salah satu penyebab dapat iv. Memaksakan tindakan-tindakan yang
terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh bertujuan mencegah kelahiran di dalam
karena itu memunculkan kendala- kendala yang kelompok.
v. Memindahkan secara paksa anak-anak dan
kelompok tertentu kelompok yang lain.
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang ini mulai berlaku pengadilan Hak Asasi
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan Manusia sebagai mana dimaksud dalam pasal 4
secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa: dibentuk di Jakarta Pusat, Surabaya, Medan
a) Pembunuhan. dan Makasar.
b) Pemusnahan. 2. Daerah hukum pengadilan Hak Asasi Manusia
c) Perbudakan. sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berada
d) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara pada pengadilan negeri di:Jakarta Pusat yang
paksa. meliputi wilayah daerah khusus Ibukota
e) Perampasan kemerdekaan atau perampasan Jakarta, Propinsi Jawa Barat, Banten, Sumatra
kebebasan fisik lain secara sewenang dan yang Selatan, Lampung, Bengkulu, Kalimantan Barat
melanggar asas-asas ketentuan pokok hukum dan Kalimantan Tengah.
internasional. a. Surabaya yang meliputi Propinsi Jawa Timur,
f) Penyiksaan. Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,
g) Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
secara paksa, pemaksaan kehamilan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau b. Makassar yang meliputi Propinsi Sulawesi
bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
setara. Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku
h) Penganiayaan terhadap suatu kelompok Utara, Irian Jaya.
tertentu atau perkumpulan yang di dasari c. Medan yang meliputi Propinsi Sematra Utara,
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, Daerah Istimewa Aceh, Riau, Jambi, dan
etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau Sumatra Barat.
alasan lainnya yang telah diakui secara
universal sebagai hal yang dilarang menurut Pasal 47
hukum internasional. 1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat yang
i) Penghilangan orang secara paksa. terjadi sebelum berlakunya Undang- undang ini
j) Kejahatan apartheid. tidak menutup kemungkinan penyelesaian
dilakukan oleh Komisi Kebenaran dan
Pasal 43 Rekonsiliasi.
1) Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat 2. Komisi kebenaran dan rekonsiliasi sebagaimana
yang terjadi sebelum di undangkannya dimaksud dalam ayat (1) dibentuk dengan
undang- undang ini, diperiksa dan diputuskan Undang-undang.
pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc.
2) Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc KESIMPULAN DAN SARAN
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) A. Kesimpulan
dibentuk atas usul Dewan Perwakilan Rakyat 1. Penerapan hukum kepada pelanggaran Hak
Republik Indonesia berdasarkan peristiwa Asasi Manusia di Indonesia ini berpedoman
tertentu dengan keputusan Presiden. pada Undang- Undang No. 26 Tahun 2000
3) Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc tentang pengadilan Hak Asasi Manusia, di
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berada mana dalam Undang-undang tersebut disebut
dilingkungan peradilan umum. tentang pengadilan ad hoc yang dipakai untuk
mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia
Dapat dijabarkan bagi pelanggaran Hak Asasi di Indonesia.
Manusia yang berat yang terjadi sebelum adanya 2. Lembaga yang mengadili para pelanggar Hak
Undang- Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Asasi Manusia adalah pengadilan Ad Hoc Hak
pengadilan Hak Asasi Manusia dapat diperiksa Asasi Manusia, yang tidak beda dengan
dan diputuskan dalam pengadilan Hak Asasi pengadilan biasa, khususnya pengadilan
Manusia ad hoc. Dalam hal Dewan perwakilan pidana. Sebab pada hakekatnya pengadilan
Rakyat Republik Indonesia mengusulkan di pidana juga mengadili pelanggaran Hak Asasi
bentuk pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc, Manusia yang bersifat khas adalah bahwa
Dewan Perwakilan Rakyat mendasarkan pada pelanggaran Hak Asasi Manusia berkaitan
dugaan telah terjadinya pelanggaran Hak Asasi dengan kesepakatan internasional.
Manusia yang berat dibatasi pada locus dan
tempos delicti tertentu yang terjadi sebelum di
undangkannya Undang- undang ini. Serta
pengadilan Hak Asasi Manusia ad hoc ini berada
di lingkungan peradilan umum.

Pasal 45 3. Untuk menyelesaikan kasus pelanggaran Hak


1. Untuk pertama kali pada saat Undang-undang Asasi Manusia yang terjadi di wilayah
Indonesia yaitu melalui pengadilan Ad Hoc tentunya dengan terjadinya apabila didukung
apabila waktu terjadinya pelanggaran Hak oleh peraturan perundang-undangan yang
Asasi Manusia sebelum Undang- Undang No. berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi
26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi dalam hal ini pemerintah perlu untuk berbuat
Manusia dan apabila terjadinya pelanggaran suatu instrumen perundang-undangan yang dapat
Hak Asasi Manusia tersebut setelah Undang- berlaku surut (rekroaktif) dalam Undang-
undang ini maka diselesaikan melalui Undang pengadilan Hak Asasi Manusia.
pengadilan Hak Asasi Manusia dan apabila 2. Pada era reformasi sekarang ini, pelanggaran
terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia seperti apapun bentuknya,
tersebut sebelum Undang-undang ini dapat harus dapat diproses melalui peradilan, maka
juga diselesaikan melalui alternatif perlu juga di buat sarana yang akan mendukung
penyelesaian yaitu melalui Komisi Kebenaran masalah penegakan Hak Asasi Manusia. Hal ini
dan Rekonsiliasi yang ditetapkan oleh sudah dilakukan oleh pemerintah dengan
Undang- Undang. pembentukan komnas HAM.
3. Berkaitan dengan kasus pelanggaran Hak Asasi
B. Saran Manusia di NKRI, apabila proses upaya
1. Meskipun masalah pelanggaran Hak Asasi penyelesaian melalui pengadilan dapat berjalan
Manusia selalu saja mengundang suatu dengan fair, maka akan menjadi tonggak sejarah
perdebatan, tetapi lepas dari kontroversi yang perjuangan yang akan Hak Asasi Manusia bagi
akan muncul dikemudian hari, proses terhadap bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu,
peradilan Hak Asasi Manusia harus tetap diperlukan kualitas para aparat penegak hukum
berjalan dengan objektif dan fair. Hal ini yang memahami nilai-nilai yang berkenaan
dengan Hak Asasi Manusia.

Anda mungkin juga menyukai