Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

A MASA HAMIL TRIMESTER III G2P1A0AH1 DI


PUSKESMAS BANGUNTAPAN

BAB I

A. Latar Belakang

Menurut Sumarmi (2017) AKI dari kepanjangan Angka Kematian Ibu merupakan
salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan, komponen indeks
pembangunan dan indeks kualitas hidup [1].

Dalam MDGs terdapat salah satu tujuan yang kelima yaitu Meningkatkan kesehatan
ibu dan harus dicapai oleh 191 negara anggota PBB pada tahun 2015, termasuk Indonesia.
Salah satu target untuk meningkatkan kesehatan ibu salah satunya mengurangi 2/3 AKI saat
melahirkan dari tahun 1999 sampai tahun 2015. AKI ditargetkan akan turun pada tahun 1990
yakni dari 390 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015. Pada tahun 2015, ternyata target MDGs pada urutan ke 5 tersebut belum tercapai.
Kementrian Kesehatan Dalam perkiraan prediksi linier AKI, telah memperkirakan pada tahun
2015 Indonesia baru akan mencapai angka 161 per 100.000 kelahiran hidup. [1]

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015
menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini masih sangat tinggi
dibandingkan perkiraan Kementerian Kesehatan. Data lain ditunjukkan oleh Bank Dunia
yang menyatakan bahwa sejak 2000, AKI di Indonesia menunjukkan tren menurun, dengan
menyebutkan bahwa rasio AKI di Indonesia sebesar 177 per 100.000 kelahiran hidup pada
2017. Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Developmenbhmlt8j fgj8t
Goals (SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Untuk
mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika dibandingkan dengan beberapa
negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat tinggi. AKI di negara-negara ASEAN
rata-rata sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan, AKI di Singapura sebesar 2-3
per 100.000 kelahiran hidup.[1]

Penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu penyebab langsung dan tidak
langsung. Penyebab langsung kematian ibu didominasi oleh Hipertensi Dalam Kehamilan
(HDK) (32%), komplikasi puerperium (31%), perdarahan postpartum (20%), perdarahan
antepartum (3%), lain – lain (7%), abortus (4%,) kelainan amnion (2%), partus lama (1%)
sedangkan penyebab tidak langsung adalah masih banyaknya kasus 3T yaitu terlambat
mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat menerima pertolongan di
tempat rujukan dan 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak
(Kemenkes, 2015). Secara nasional, menurut Detty S. Nurdiati, pakar Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, penyebab AKI paling tinggi adalah pendarahan. Menurut McCharty J.
Maine DA dikutip oleh Nurul Aeni (2013), kematian ibu merupakan peristiwa kompleks
yang disebabkan oleh berbagai penyebab yang dapat dibedakan atas determinan dekat,
determinan antara, dan determinan jauh. Determinan dekat berhubungan langsung dengan
kematian ibu merupakan gangguan obstetrik seperti pendarahan, preeklamsi/eklamsi, dan
infeksi atau penyakit yang diderita ibu sebelum atau selama kehamilan yang dapat
memperburuk kondisi kehamilan seperti penyakit jantung, malaria, tuberkulosis, ginjal, dan
acquired immunodeficiency syndrome. Determinan dekat dipengaruhi oleh determinan antara
yang berhubungan dengan faktor kesehatan, seperti status kesehatan ibu, status reproduksi,
akses terhadap pelayanan kesehatan, dan perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.
Determinan jauh berhubungan dengan faktor demografi dan sosiokultural. Kesadaran
masyarakat yang rendah tentang kesehatan ibu hamil, pemberdayaan perempuan yang tidak
baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik,
serta kebijakan secara tidak langsung diduga ikut berperan dalam meningkatkan kematian ibu
[2]

Upaya Menurunkan AKI Upaya penurunan AKI merupakan salah satu target
Kementerian Kesehatan. Beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Bantuan 15 Operasional
Kesehatan (BOK) ke puskesmas di kabupaten/kota; safe motherhood initiative, program yang
memastikan semua perempuan mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat
dan sehat selama kehamilan dan persalinannya (tahun 1990); dan Gerakan Sayang Ibu pada
tahun 1996 (Mi’raj, 2017). Selain itu, telah dilakukan penempatan bidan di tingkat desa
secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir kepada masyarakat. Upaya lainnya yaitu strategi Making Pregnancy Safer
(tahun 2000). Selanjutnya pada tahun 2012 diluncurkan Program Expanding Maternal and
Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan AKI dan neonatal sebesar 25%
(Rahmi, 2016). Selain upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan melalui berbagai
program dan kegiatan untuk menurunkan AKI tersebut, mulai tahun 2007, pemerintah
melalui Kementerian Sosial juga melaksanakan sebuah program yang mendukung upaya
penurunan AKI, karena salah satu fokusnya adalah ibu hamil yang terdapat dalam rumah
tangga miskin. Program tersebut adalah Program Keluarga Harapan (PKH), yang membuka
akses keluarga miskin yang menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM), termasuk ibu hamil
untuk memanfaatkan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di sekitar mereka.
Kewajiban KPM PKH di bidang kesehatan antara lain adalah melakukan pemeriksaan
kandungan bagi ibu hamil. Selain upaya yang dilakukan oleh pemerintah akan lebih efektifi
jika didukung oleh semua pihak. Program ini bertujuan meningkatkan peran serta keluarga
masyarakat, aparatur desa, dan tokoh masyarakat terhadap ibu hamil dan ibu bersalin.
Dengan ini masyarakat dapat berperan aktif dan suportif dalam program ini. Sehingga
program ini dapat terlaksana dengan baik[1].

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk menyusun asuhan kebidanan pada ibu
hamil dalam masa kehamilan trimester III.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kehamilan pada ibu hamil ?
2. Bagaimana asuhan yang dapat diberikan pada ibu hamil?
3. Bagaimana manajemen kebidanan pada ibu hamil ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan sesuai standar ibu hamil terhadap Ny.A dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan Asuhan Kebidanan Kehamilan sesuai standar 10T
b. Melaksanakan pendokumentasian Ashan Kebidanan pada ibu hamil Ny.A
D. Manfaat
1. Bagi peneliti
a. Sebagai pembelajaran bagi peneliti dalam penerapan ilmu pengetahuan yang
sudah diperoleh selama perkuliahan jenjang Diploma kebidanan dalam bentuk
Karya Tulis Ilmiah.
b. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi peneliti atau pembaca
2. Bagi pihak Puskesmas atau Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan dokumentasi di Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta dan pihak puskesmas dapat mengevaluasi bahwa sangat penting
dilakukanya standar asuhan kebidanan pada ibu hamil agar terhindar dari peningkata
jumlah AKI.
E. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup materi
Lingkup materi ini meliputi asuhan kebidanan pada ibu hamil masa Trimester III
sesuai standar yang ada.

2. Ruang lingkup responden


Responden yang digunakan adalah pasien ibu hamil Trimester III umur kehamilan 38
mgg G2A0AH1 di Puskesmas Banguntapan

3. Ruang lingkup waktu


Penelitian ini dilakukan sejak bulan maret sampai dengan bulan mei 2020 dimulai
dengan menyusun proposal sampai penyusunan hasil proposal.

4. Ruang lingkup tempat


Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah di salah satu
Puskesmas daerah Bantul tepatnya di Kecamatan Banguntapan
F. Keaslian Penelitian

No Penulis Judul Metode penelitian Hasil penelitian Perbedaan dan


Penelitian persamaan
1. (PURNAM Asuhan Ruang lingkup Dalam Mengunakan
A DEWI Kebidanan asuhan diberikan pelaksanaan pendekatan
PAKPAHA
N, 2018)
Kehamilan kepada ibu hamil pemberian asuhan manajemen
Pada Ny Y trimester III yang kebidanan masa kebidanan 7
Masa Hamil fisiologis, maka kehamilan yang Langkah
Trimester pada penyusunan dilakukan telah varney dan
Iii G2p1a0 LTA ini mahasiswa memenuhi standar SOAP.
Di melakukan asuhan asuhan kehamilan
Puskesmas kebidanan 10 T. dan setiap
Pulo Brayan kehamilan dengan asuhan kehamilan
Tahun 2018 sesuai standar yang telah di
Sasaran subjek lakukan pada
asuhan kebidanan Ny.Y di lampirkan
ditunjukan kepada dalam
Ny Y, G2 P1 A0 dokumentasi
dengan kebidanan. Pada
memperhatikan masalah serta
Standar Asuhan keluhan yang
Kebidanan Pada dirasakan oleh Ny.
masa kehamilan di Y sudah teratasi
Puskesmas Pulo dan Ny. Y tidak
Brayan tahun 2018 mengalami
keluhan lagi, hal
ini di karenakan
ibu yang rutin
memeriksakan
kehamilannya
serta merespon
baik saran yang
diberikan oleh
bidan dalam
penanganan
masalah.
2. (Indah, Manajemen Jenis penelitian ini Asuhan kebidanan Mengunakan
Firdayanti, Asuhan adalah studi kasus pada Ny “N” pendekatan
Nadyah, Kebidanan dengan pendekatan dengan Usia manajemen
2019) Intranatal Manajemen Kehamilan kebidanan 7
Pada Ny Asuhan Kebidanan Preterm di RSUD Langkah
“N” dengan Intranatal pada Ny Syekh Yusuf varney dan
Usia “N” dengan Usia Gowa tahun 2018. SOAP. Ruang
Kehamilan Kehamilan Preterm Pada kasus Ny”N” lingkup
Preterm di di RSUD Syekh didapatkan data waktu,respond
RSUD Yusuf Gowa Tahun dasar dengan usia en, dan tempat
Syekh 2018 sesuai dengan kehamilan 34-36 yang
Yusuf 7 langkah Varney minggu dan digunakan
Gowa dan adanya berbeda
Tanggal 01 pendokumentasian pengeluaran lendir
Juli 2018 dalam bentuk dan darah disertai
SOAP. pelepasan air.
Pada Ny ”N”
masalah potensial
yang bisa terjadi
yaitu
kemungkinan
terjadinya infeksi
jalan lahir
3. (Selly Asuhan Penelitian ini Hasil penelitian ini Mengunakan
Yunia Kebidanan menggunakan menunjukkan pendekatan
Agrippina, Pada Ibu metode penelitian bahwa setelah manajemen
Dyah Hamil studi kasus dengan kedua pasien ibu kebidanan 7
Historyati, Trimester melakukan hamil di lakukan Langkah
Niken Iii Di Bpm pendekatan asuhan asuhan kebidanan varney dan
Grah Anisah kebidanan ibu dan bayi sehat SOAP. Ruang
Prihartanti Desa manajemen varney. dan selamat, tidak lingkup
, 2017) Denanyar Subyek penelitian terjadi komplikasi waktu,respond
Kecamatan yang digunakan sampai masa nifas, en, dan tempat
Jombang adalah 2 responden bayi menyusu yang
Kabupaten yaitu ibu hamil kuat, tidak ada digunakan
Jombang Trimester III usia tanda-tanda berbeda.
kehamilan 38-40 perdarahan,
minggu. involusi uterus
normal, dan tidak
terjadi perdarahan

Anda mungkin juga menyukai