Anda di halaman 1dari 17

TheJournalOf MuhammadiyahMedicalLaboratoryTechnologist

No.1Vol.2November2017

Nama : Indah Nuhikmah ISSN:2597-3681

NIM : 164820144810018

Tugas : Analisis Makanan dan Kosmetik (Pertemuan 2)

ANALISA KADAR PROTEIN PADA TERIPANG (Holothuria argus) TERHADAP LAMA


PEREBUSAN

A. Pendahuluan
Protein merupakan zat gizi yang paling penting bagi tubuh, karena selain sebagai sumber
energi, protein berfungsi juga sebagai zat pembangun tubuh dan zat pengatur didalam tubuh. Selain
zat pembangun, fungsi utama protein bagi tubuh adalah membentuk jaringan baru (misalnya
membentuk janin pada masa kehamilan seorang ibu atau jaringan baru pada proses pertumbuhan
anak), dan juga pemelihara jaringan yang telah ada atau mengganti bagian-bagian yang telah aus
(Muchtadi, 2010).
Protein digolongkan menjadi dua macam yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein
nabati berasal dari hasil tanaman, sedangkan protein hewani terdapat pada daging, susu, telur dan
hasil perikanan. Teripang (Holothuria argus) adalah istilah yang diberikan untuk hewan invertebrata
timun laut (Holothuroidea) yang dapat dimakan. Menurut Subroto (2007), kandungan pada teripang
yang paling tinggi adalah protein, yang mencapai 82%.

B. Bahan dan Alat


1. Bahan
1) Teripang spesies Holothuria argus.
2) Na2SO4
3) HgO
4) H2SO4
5) Aquades
6) NaOH-Na2S2O3
7) Larutan jenuh asam borat
8) Indikator metil merah / metilen biru
9) HCl 0,02
10) Butiran zink.
2. Alat
1) Pinset+Skapel
23
Kunsah, B. 2017. Analisa Kadar Protein Pada Teripang (Holothuria argus) Terhadap Lama Perebusan. Surabaya : The Journal
of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (23-30).
TheJournalOf MuhammadiyahMedicalLaboratoryTechnologist
No.1Vol.2November2017

2) Mortil+Mortal ISSN:2597-3681

3) Timbangan analitik
4) Gelar arloji
5) Labu ukur 100 ml
6) Kjeldhal 500ml
7) Hot plate + batu didih
8) Stopwath
9) Gelas ukur
10) Pipet Pasteur
11) Corong
12) Erlenmeyer
13) Buret 100ml+Statif
14) Beaker glass
15) Mesin hitung.
C. Metode
1. Tahap pertama dengan menyiapkan alat dan bahan serta sampel teripang spesies Holothuria
argus dari nelayan di Keluharan Sukolilo Kecamatan Bulak Surabaya.
2. Tahap kedua sampel dihaluskan terlebih dahulu, lalu ditimbang sebanyak 1 gram kemudian
dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda.
3. Tahap ketiga diambil 10 ml dari larutan tersebut di atas dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl
500 ml, lalu ditambahkan 10 ml H2SO4, (93-98% bebas N). Kemudian ditambahkan 5 gram
campuran Na2SO4 : HgO (20 : 1). Dididihkan hingga jernih dan dilajutkan pendidihan selama
30 menit, kemudian dinginkan.
4. Tahap keempat dinding labu Kjeldahl dicuci dengan aquades dan dididihkan kembali selama 30
menit. Setelah dingin ditambahkan 140 ml aquades, dan ditambahkan 35 ml larutan NaOH-
Na2S2O3 dan beberapa batu didih.
5. Tahap kelima dilakukan distilasi, distilasi ditampung sebanyak 100 ml dalam Erlenmeyer yang
berisi 25 ml larutan jenuh asam borat dan beberapa tetes indikator metal merah / metilen biru, di
titrasi larutan yang di peroleh dengan 0,02 N HCl.
6. Tahap keenam di hitung total N atau % protein dalam teripang HCl. Di hitung total N atau %
protein dalam teripang.
D. Hasil
Setelah dilakukan uji laboratorium kadar protein dengan menggunakan metode Semi-Mikro
Kjeldhal pada teripang (Holothuria argus). Kadar protein terbesar pada teripang (Holothuria argus)
24
Kunsah, B. 2017. Analisa Kadar Protein Pada Teripang (Holothuria argus) Terhadap Lama Perebusan. Surabaya : The Journal
of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (23-30).
TheJournalOf MuhammadiyahMedicalLaboratoryTechnologist
No.1Vol.2November2017

tanpa perebusan adalah 18,22 % dan kadar protein terkecil adalah 15,90 %. Sedangkan kadar protein
ISSN:2597-3681

terbesar pada teripang dengan lama perebusan 15 menit adalah 14,05 % dan kadar protein terkecil
adalah 11,58 %. Kadar protein terbesar pada teripang dengan lama perebusan 30 menit adalah 13,11
% dan kadar protein terkecil adalah 11,05 %. Kadar protein terbesar pada teripang dengan lama
perebusan 45 menit adalah 11,78 % dan kadar protein terkecil adalah 9,48 %. Kadar protein terbesar
pada teripang dengan lama perebusan 60 menit adalah 9,76 % dan kadar protein terkecil adalah 7,82
%.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, kadar protein pada teripang (Holothuria argus)
mengalami penurunan yang signifikan pada waktu 0 menit sampai dengan 60 menit. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu dengan perebusan sebagian protein akan mengalami
kerusakan. Dan semakin lama waktu perebusan teripang (Holothuria argus), maka semakin banyak
protein yang mengalami kerusakan (denaturasi protein). Denaturasi protein menyebabkan
menurunkan nilai gizi suatu protein.
E. Kesimpulan
Dari hasil uji laboratorium menggunakan metode Semi-Mikro Kjeldhal didapatkan hasil jumlah
rata-rata kadar protein pada sampel teripang (Holothuria argus) berdasarkan kategori lama
perebusan, adalah sebagai berikut :
1) Ada pengaruh lama perebusan pada teripang (Holothuria argus) terhadap kadar protein.
2) Kadar jumlah rata-rata pemeriksaan teripang (Holothuria argus) berdasarkan kategori lama
perebusan :
0 Menit: 16,948 %
15 Menit: 13,068 %
30 Menit: 11,986 %,
45 Menit: 10,652 %
60 Menit: 8,7320 %

ANALISA KADAR PROTEIN PADA TERIPANG (Holothuria argus) TERHADAP LAMA


PEREBUSAN

Baterun Kunsah1
1)

Prodi D3 Analis Kesehatan, FIK, Universitas Muhammadiyah Surabaya

kunsah110980@gmail.com

25
Kunsah, B. 2017. Analisa Kadar Protein Pada Teripang (Holothuria argus) Terhadap Lama Perebusan. Surabaya : The Journal
of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (23-30).
TheJournalOf MuhammadiyahMedicalLaboratoryTechnologist
No.1Vol.2November2017

ISSN:2597-3681
ABSTRACT

Protein is the most important nutrients in the body, which


Tangal Submit: serves as a new network-forming and maintaining or repairing worn
tissue. Protein cucumbers reach 82% of his body. However, the
27 November 2017 protein can undergo denaturation when heated. Formulation of the
research problem is whether there was an effect on long boiling sea
cucumbers (Holothuria argus) the protein content. The research
Tanggal Review:
12 Desember 2017 objective was to determine whether there is a long effect on the
boiling sea cucumbers (Holothuria argus) the protein content. This
type of research is experimental. The study population was all kinds
Tanggal Publish Online: of sea cucumbers are caught by fishermen in Kel.Sukolilo Kec.Bulak
18 Desember 2017 Surabaya. The research sample is sea cucumber Holothuria argus
species caught by fishermen in Kel.Sukolilo Kec.Bulak Surabaya.
Research using the 5 treatments with 5 repetitions. Criteria longer
boiling is P1 (0 min / control), P2 (15 min), P3 (30 minutes), P4 (45
minutes), and P5 (60 minutes). Data examined protein levels by
means of laboratory tests. Based on the laboratory results obtained
average amount of 16.948% protein content in boiling 0 minutes,
13.068% in 15 minutes, 11.986% at 30 minutes, 10.652% at 45
minutes, and 8.732% in boiling water 60 minutes.Test results are then
tested the statistical ANOVA showed significant values where 0.000
<0.05 (α). It can be concluded that there is a long effect on the boiling
sea cucumbers (Holothuria argus) the protein content.

Keywords : Sea Cucumber, Protein Levels

PENDAHULUAN
Protein merupakan zat gizi yang
mengganti bagian-bagian yang telah aus
paling penting bagi tubuh, karena selain
(Muchtadi, 2010).
sebagai sumber energi, protein berfungsi juga
Protein dapat digolongkan menjadi
sebagai zat pembangun tubuh dan zat pengatur
dua macam, yaitu protein nabati dan protein
didalam tubuh. Selain zat pembangun, fungsi
hewani. Sumber protein nabati berasal dari
utama protein bagi tubuh adalah membentuk
hasil tanaman (beras, gandu, jagung, sayuran,
jaringan baru (misalnya membentuk janin pada
dan buah-buahan). Dan sumber protein hewani
masa kehamilan seorang ibu atau jaringan baru
terdapat pada daging (sapi, kambing, kerbau,
pada proses pertumbuhan anak), dan juga
dan ayam), telur (ayam dan bebek), susu
pemelihara jaringan yang telah ada atau
(terutama susu sapi), dan hasil-hasil perikanan

26
Kunsah, B. 2017. Analisa Kadar Protein Pada Teripang (Holothuria argus) Terhadap Lama Perebusan. Surabaya : The Journal
of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (23-30).
TheJournalOf MuhammadiyahMedicalLaboratoryTechnologist
No.1Vol.2November2017

ISSN:2597-3681

(ikan, teripang, udang, kerang, dan lain-lain). dengan nilai gizi yang rendah, menyebabkan
Protein hewani disebut sebagai protein yang bahan pangan tersebut harus dikonsumsi
lengkap dan bermutu tinggi, karena dalam jumlah yang lebih banyak jika
mempunyai kandungan asam-asam amino dibandingkan dengan bahan pangan yang
esensial yang lengkap yang susunannya memiliki protein bernilai gizi tinggi. Maka
mendekati apa yang diperlukan oleh tubuh, nilai gizi protein tersebut menentukan berapa
serta daya cernanya tinggi sehingga jumlah jumlah yang harus dikonsumsi oleh tubuh.
yang diserap (dapat digunakan oleh tubuh) Berdasarkan latar belakang tersebut
juga tinggi. diatas, maka rumusan masalahnya adalah
Pada umumnya dibandingkan dengan “Apakah ada pengaruh lama perebusan pada
spesies mamalia, spesies ikan lebih banyak teripang (Holothuria argus) terhadap kadar
dan bervariasi dalam penggunaan sebagai protein?”.
bahan pangan. Kadar protein daging ikan segar
bervariasi dari 10-21 %. Bagian yang dapat METODE PENELITIAN
dimakan dari ikan adalah jaringan skeletal atau Penelitian ini termasuk jenis penelitian
flank dari tubuhnya (meskipun jaringan eksperimental. Populasi penelitian ini adalah
skeletal dari hewan berbeda, namun struktur semua teripang yang ditangkap oleh nelayan
penyusunannya sama). Teripang (Holothuria yang bertempat tinggal di Keluharan Sukolilo
argus) adalah istilah yang diberikan untuk Kecamatan Bulak Surabaya. Sampel penelitian
hewan invertebrata timun laut (Holothuroidea) ini merupakan spesies teripang yang paling
yang dapat dimakan. Teripang tersebar luas di banyak ditangkap oleh nelayan yang bertempat
lingkungan laut diseluruh dunia, Untuk tinggal di Kelurahan Sukolilo Kecamatan
wilayah Indonesia, teripang banyak ditemukan Bulak Surabaya, yaitu teripang spesies
di perairan bagian Timur Indonesia. Menurut Hotothuria Argus. Dengan teknik accidental
Subroto (2007), kandungan pada teripang yang sampling. Dalam penelitian ini terdapat 5
paling tinggi adalah protein, yang mencapai kriteria perlakuan dan setiap perlakuan diulang
82%. sebanyak 5 kali.
Umumnya proses pengolahan teripang Waktu penelitian dilaksanakan pada
(Holothuria argus) atau timun laut di rukun bulan Mei 2012. Lokasi pemeriksaan sampel
nelayan warga kelurahan Sukolilo kecamatan dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi
Bulak Surabaya dicurigai dapat menyebabkan Industri, Jl. Jagir 306, Surabaya. Variabel
denaturasi pada protein. Denaturasi protein bebas adalah lama perebusan untuk Teripang
disebabkan oleh pengolahan yang tidak (Holothuria argus) dalam penelitian ini
terkontrol dengan baik, sehingga dapat dikategorikan menjadi 5, yaitu Teripang
menurunkan nilai gizi suatu protein. Protein (Holothuria argus) tanpa perlakuan (tanpa

24
Kunsah, B. 2017. Analisa Kadar Protein Pada Teripang (Holothuria argus) Terhadap Lama Perebusan. Surabaya : The Journal
of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (23-30).
melalui proses perebusan), Teripang yang sudah terisi air dengan menggunakan
(Holothuria argus) dengan lama perebusan 15 kompor gas. Kecuali untuk sampel tanpa
menit (lama perebusan terhitung mulai dari air perlakuan (kode P1), sampel langsung
mendidih). Teripang (Holothuria argus) ditiriskan menggunakan saringan lalu
dengan lama perebusan 30 menit (lama dimasukkan dalam plastik yang sudah
perebusan terhitung mulai dari air mendidih). dilabel “P1”, Dan untuk sampel “P2” atau
Teripang (Holothuria argus) dengan lama perebusan selama 15 menit. Setelah air
perebusan 45 menit (lama perebusan terhitung mendidih (ditandai dengan munculnya
mulai dari air mendidih). Teripang gelembung-gelembung diatas permukaan
(Holothuria argus) dengan lama perebusan 60 perebusan), waktu mulai dijalankan.
menit (lama perebusan terhitung mulai dari air Setelah 15 sampel diangkat dan ditiriskan,
mendidih). Variabel terikatnya adalah Kadar Perlakuan P3, P4, dan P5 sama seperti P2,
Protein (N- Total) dalam penelitian ini berupa hanya berbeda pada waktu perebusannya.
angka yang didapat dari hasil pemeriksaan Setelah sampel selesai ditiriskan, masing
Teripang spesies Holothuria argus pada setiap sampel dimasukkan dalam plastik yang
perlakuan yang diukur menggunakan cara telah dilabel sesuai dengan kode sampel.
Semi-Mikro Kjeldhal. Sampel siap untuk dilakukan pemeriksaan.
1. Metode Pengumpulan Data 1.2 Pemeriksaan Kadar Protein
1.1 Persiapan Sampel Pemeriksaan a. Prinsip : Kadar protein ditetapkan
a. Sampel : Teripang spesies Holothuria dengan cara penetapan kadar nitrogen
argus. dalam sampel. Sampel didestruksi
b. Alat : Handskun, Pisau, Keranjang, Bak, dengan H2SO4, Hasil destruksi dalam
Gelas ukur, Timbangan, Panci ukuran suasana alkali kemudian disuling. Hasil
sedang, Kompor gas, Pengaduk, Stopwath, sulingan ditampung dalam asam. Kadar
Saringan, Plastik, Label. protein diperhitungkan dari kadar
c. Prosedur : Memakai handskun sebelum nitrogen yang dikalikan faktor.
pengolahan dilakukan, Teripang segar / b. Alat : Pinset+Skapel, Mortil+Mortal,
basah dibelah dengan menggunakan pisau Timbangan analitik, Gelar arloji, Labu ukur
dan dibuang cairan lumpur didalamnya 100 ml, Kjeldhal 500ml, Hot plate + batu
sampai bersih, Teripang yang sudah didih, Stopwath, Gelas ukur, Pipet
dibersihkan dari isi perutnya ditampung Pasteur, Corong, Erlenmeyer, Buret
dalam keranjang ukuran sedang, lalu dicuci 100ml+Statif, Beaker glass, dan mesin
sampai benar-benar bersih didalam bak hitung.
yang telah diisi air (air diganti jika keruh), c. Bahan : Teripang (Holothuria argus) yang
Kemudian teripang direbus dalam panci
telah diberi perlakuan.
d. Reagensia : Katalisator atau Campuran ml HCl x N HCl
Na2SO4 : HgO (20 : 1), H2SO4, (93-98% 2) N total = x 14,008 x f
bebas N), Aquades, NaOH-Na2S2O3, mg/ml ml larutan teripang

Larutan jenuh asam borat, Indikator metil f = faktor pengencer (f = 6,25)

merah / metilen biru, HCl 0,02, dan 3) Reaksi :


butiran zink. NH

e. Prosedur : Disiapkan alat dan bahan yang R – C – COOH Terjadi destruksi + H2SO4 + Katalisator

dibutuhkan. Sampel dihaluskan terlebih


dahulu, lalu ditimbang sebanyak 1 gram. H
Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur
(NH4)2SO4
100 ml dan diencerkan dengan aquades
(NH4)2SO4 + NaOH NH4OH + Na2SO4
sampai tanda, Diambil 10 ml dari larutan
NH4OH bentuk gas adalah NH3
tersebut di atas dan dimasukkan ke dalam NH3 tersuling NH4OH
labu Kjeldahl 500 ml, lalu ditambahkan 10
NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
ml H2SO4, (93-98% bebas N). Kemudian
Kelebihan NaOH NaCl + H2O
ditambahkan 5 gram campuran Na 2SO4 :
HgO (20 : 1), Dididihkan sampai jernih 2.2 Metode Analisis Data

dan dilanjutkan pendidihan selama 30 Setelah diperoleh hasil dalam bentuk

menit lagi. Setelah dingin, dinding labu tabel, data kemudian dianalisis dengan uji

Kjeldahl dicuci dengan aquades dan Anova untuk mengetahui pengaruh lama

dididihkan kembali selama 30 menit, perebusan Teripang (Holothuria argus)

Setelah dingin ditambahkan 140 ml dengan α 0.05 (5%).

aquades, dan ditambahkan 35 ml larutan


HASIL PENELITIAN
NaOH-Na2S2O3 dan beberapa batu didih,
Setelah dilakukan uji laboratorium
Kemudian dilakukan distilasi, distilasi
kadar protein dengan menggunakan metode
ditampung sebanyak 100 ml dalam
Semi-Mikro Kjeldhal pada teripang
Erlenmeyer yang berisi 25 ml larutan
(Holothuria argus) yang telah ditangkap oleh
jenuh asam borat dan beberapa tetes
nelayan yang bertempat tinggal di kelurahan
indikator metal merah / metilen biru, Di
Sukolilo kecamatan Bulak Surabaya,
titrasi larutan yang di peroleh dengan 0,02
berdasarkan kategori lama perebusan, maka
N HCl. Di hitung total N atau % protein
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
dalam teripang HCl. Di hitung total N atau
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kadar Protein pada
% protein dalam teripang Teripang (Holothuria argus) berdasarkan 5 Kategori
Lama Perebusan (Protein, %)
1) Perhitungan jumlah total N
Lama Perbusan / Kadar Protein (%)
0 15 30 45
Kode menit menit menit menit menit
No.
Sampel
1. 1 16,56 12,50 11,30 10,74 8,52
2. 2 15,90 13,65 12,34 11,31 9,44
3. 3 18,22 11,58 11,05 9,95 7,82
4. 4 16,95 14,05 13,11 11,78 9,76
5. 5 17,11 13,56 12,13 9,48 8,12
Jumlah 84,74 65,34 59,93 53,26 43,66
16,94 13,06 11,98 10,65
Jumlah Rata-rata 8,732
8 8 6 2
Berdasarkan tabel 1. kadar protein
terbesar pada teripang (Holothuria argus) Tabel 2. Prosentase Kadar Protein Teripang (Holothuria
tanpa perebusan adalah 18,22 % dan kadar argus) pada Jumlah Rata-rata berdasarkan 5 Kategori
Lama Perebusan
protein terkecil adalah 15,90 %. Sedangkan
0 15 30 45 60
kadar protein terbesar pada teripang dengan Menit Menit Menit Menit Meni
lama perebusan 15 menit adalah 14,05 % dan t
Jmlh 16,94 13,06 11,98 10,65 8,732
kadar protein terkecil adalah 11,58 %. Kadar Rata-rata 8 8 6 2
% 27,60 21,30 19,50 17,40 14,20
protein terbesar pada teripang dengan lama Penuruna % % % % %
n
perebusan 30 menit adalah 13,11 % dan kadar
protein terkecil adalah 11,05 %. Kadar protein
Dari data tabel 2. dapat disajikan
terbesar pada teripang dengan lama perebusan
dalam diagram untuk lebih mempermudah
45 menit adalah 11,78 % dan kadar protein
dalam membandingkan prosentase jumlah
terkecil adalah 9,48 %. Kadar protein terbesar
rata-rata kadar protein teripang (Holothuria
pada teripang dengan lama perebusan 60 menit
argus) berdasarkan kategori lama perebusan,
adalah 9,76 % dan kadar protein terkecil
seperti pada gambar 2.
adalah 7,82 %, yang dapat disajikan dalam
30,00%
diagram seperti pada gambar 1. sebagai 27,60% 21,30% 19,50% 17,40%
20,00% 14,20%
berikut : 10,00%
0,00%
20 0 Menit15304560
18 Menit Menit Menit Menit 0
(% Kadar Protein

16
14 Pengulangan Menit15 Menit30 Menit
1
12 Pengulangan 45 Menit60 Menit
2
10 Pengulangan
Gambar 2. Diagram Prosentase Jumlah Rata-rata Kadar
8 3
Pengulangan Protein pada Pemeriksaan Teripang (Holothuria argus)
6 4
berdasarkan 5 Kategori Lama Perebusan
4

20 Analisis Hasil Penelitian


0 15 30 45 60
Waktu (Menit)
Berdasarkan hasil penelitian, maka
Gambar 1. Jumlah Kadar Protein pada Pemeriksaan dilakukan uji normalitas dengan menggunakan
Teripang (Holothuria argus) berdasarkan 5 Kategori
uji Kolmogorov-Smirnov. Dari uji normalitas
Lama Perebusan
kemudian dilakukan uji anova. Hasil uji
normalitas Berdasarkan dari tabel 4.3 hasil uji
Prosentase jumlah rata-rata kadar
normalitas pada pemeriksaan teripang
protein pada teripang (Holothuria argus)
(Holothuria argus) dengan kategori pengaruh
berdasarkan kategori lamanya perebusan, yang
lama perebusan adalah terdistribusi normal.
dapat dilihat pada tabel 2.
Hasil uji anova menunjukkan bahwa
ada pengaruh dari kriteria lama perebusan
terhadap kadar protein pada teripang pada teripang (Holothuria argus) adalah
(Holothuria argus). Hasil nilai F hitung yang 16,948%. Hal tersebut disebabkan oleh habitat
diperoleh adalah 58,525 dengan nilai teripang (Holothuria argus) yang tidak bersih
signifikan 0,000 yang dimana nilainya < 0,05 dan mengandung cemaran logam berat. Logam
atau 5 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat adalah salah satu faktor penyebab
Hipotesis alternatif (Ha) diterima. terjadinya denaturasi protein.
Setelah didapatkan hasil penelititian
PEMBAHASAN / DISCUSSION
kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji
Dari hasil penelitian menunjukkan
normalitas dengan menggunakan uji
bahwa, kadar protein pada teripang
Kolmogorov Smirnov. Dari hasil uji ini
(Holothuria argus) mengalami penurunan yang
didapatkan data yang terdistribusi normal.
signifikan pada waktu 0 menit sampai dengan
Setelah didapatkan data yang terdistribusi
60 menit. Hal tersebut disebabkan oleh
normal, maka dapat dilanjutkan dengan
beberapa faktor, yaitu dengan perebusan
melakukan uji anova. Pada uji anova diperoleh
sebagian protein akan mengalami kerusakan.
nilai F = 58,525 dengan nilai signifikan 0,000
Dan semakin lama waktu perebusan teripang
yang dimana nilainya <0,05, maka Ha diterima
(Holothuria argus), maka semakin banyak
dan Ho ditolak berarti ada pengaruh lama
protein yang mengalami kerusakan (denaturasi
perebusan pada teripang (Holothuria argus)
protein).
terhadap kadar protein.
Adanya penurunan kadar protein pada
Pada umumnya, protein sangat peka
teripang (Holothuria argus) dibuktikan dari
terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan zat
hasil prosentase jumlah rata-rata tiap kategori
kimia, sehingga mudah mengalami perubahan
lamanya perebusan. Hasil prosentase tertinggi
bentuk (denaturasi). Hal-hal yang dapat
27,60% adalah pada waktu perebusan 0 menit
menyebabkan terjadinya denaturasi adalah
dan prosentase terendah 14,20% pada waktu
panas, pH, tekanan, aliran listrik, dan adanya
perebusan 60 menit, seperti yang terlihat pada
bahan kimia (Yazid & Nursanti, 2006).
tabel 4.2.
Pemanasan sangat berpengaruh terhadap mutu
Berdasarkan hasil penelitian
protein. Bagian penting dari pemanasan salah
menunjukkan bahwa hasil kadar protein pada
satunya yaitu perebusan. Panas menyebabkan
sampel (0 menit) / kontrol sangat berbeda jauh
denaturasi protein daging atau ikan (Tejasari,
dari tinjauan teori. Menurut Subroto (2007),
2005).
kandungan pada teripang yang paling tinggi
Denaturasi protein menyebabkan
adalah protein, yang mencapai 82% dari
menurunkan nilai gizi suatu protein. Protein
tubuhnya. Sedangkan pada sampel kontrol
dengan nilai gizi yang rendah menyebabkan
menunjukkan bahwa rata-rata kadar protein
seseorang mengalami KKP (Kurang Kalori
Protein). Dan kekurangan protein tersebut melanjutkan memeriksa kadar protein teripang
sering ditemukan bersamaan dengan spesies Holothuria argus berdasarkan kategori
kekurangan energi yang menyebabkan kondisi proses pengolahannya (perebusan,
yang dinamakan marasmus. pengeringan, dan penggorengan). Dan yang
kedua, dapat memeriksa perbedaan kadar
KESIMPULAN protein antara teripang (Holothuria argus)
Dari hasil uji laboratorium
segar dengan kerupuk teripang (Holothuria
menggunakan metode Semi-Mikro Kjeldhal
argus).
didapatkan hasil jumlah rata-rata kadar protein
pada sampel teripang (Holothuria argus)
DAFTAR PUSTAKA / BIBLIOGRAPHY
berdasarkan kategori lama perebusan, adalah
Alimul AA., 2010, Metode Penelitian
sebagai berikut :
Kesehatan Paradigma Kuantitatif,
1) Ada pengaruh lama perebusan pada Surabaya, Health Books Publishing
teripang (Holothuria argus) terhadap kadar
protein. Anonim, 2005, Produk Olahan Hasil Laut Kota
Surabaya, Surabaya, Dinas Pemantapan
2) Kadar jumlah rata-rata pemeriksaan
Pangan Pemerintahan Kota Surabaya
teripang (Holothuria argus) berdasarkan
kategori lama perebusan : 0 Menit: 16,948 %,
Arisman, 2010, Gizi dalam Daur Kehidupan,
15 Menit: 13,068 %, 30 Menit: 11,986 %, Jakarta, Buku Kedokteran-EGC
45 Menit: 10,652 %, 60 Menit: 8,7320 %
Berdasarkan hasil penelitian dapat Barasi ME., 2007, At a Glance Ilmu Gizi,
diberikan saran-saran sebagai berikut, Bagi Jakarta, Erlangga

penderita KKP (Kurang Kalori Protein),


Secara bertahap mengatur dan meningkatkan Ghufran M., 2010, Cara Gampang
MembudidayakanTeripang, Yogyakarta,
pola hidup, pola makan dan pengolahan
Lily Publisher
makanan secara afisien. Terutama pengolahan
pada bahan makanan yang mengandung
Mardiyah S., 2010, Handout Biokimia,
protein yang tinggi, seperti daging (salah Surabaya, Kalangan Sendiri
satunya teripang). Karena protein mudah
terdenaturasi pada pemanasan yang tinggi. Maryoto J., dkk, 2006, Budi Daya Teripang,
Bagi masyarakat yang memproduksi bahan Jakarta, Swadaya-PS

olahan dari teripang, Supaya memperhatikan


Muchtadi D., 2010, Teknik Evaluasi Nilai Gizi
dan mengefisienkan proses pengolahan, agar
Protein, Bogor, Alfabeta
menghasilkan produk-produk yang bernilai
gizi tinggi. Bagi peneliti selanjutnya, Dapat
Nurrika D., 2007, Mengenal Gizi untuk
Pemula, Bandung, Pribumi
Mekar

Rina, 2011, Analisis


Protein,
rinaherowati.files.wordpress.co
m/2011/ 10/2-analisis-
protein_.pdf, Diakses pada
tanggal 09 Mei 2012

Sandi N., 2010, Manfaat Teripang,


http://doktersehat.com/manfaat-
teripang-hoi-sum-bagi-kesehatan/, Diakses pada tanggal 19 Februari 2012

Sediaoetama AD., 1985, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi, Jakarta, Dian Rakyat

Sendih & Gunawan, 2006, Keajaiban Teripang Penyembuh Mujarab dari Laut, Jakarta, Agro
Media pustaka

Sudjana, 2005, Metoda Statistika, Bandung, Tarsito

Sudarmadji S., dkk, 1981, Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian,
Yogyakarta, Liberty

Sutaman, 1992, Petunjuk Praktis Budi Daya Teripang, Yogyakarta, Kanisius


Tejasari, 2005, Nilai-Gizi Pangan, Yogyakarta, Graha Ilmu

Thenawijaya M., 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Winarno F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama.

Yazid & Nursanti, 2006, Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis,
Yogyakarta, ANDI

Yuniastuti A., 2008, Gizi dan Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu

Zainudin & Muhammad, 2003, Metode Penelitian, Surabaya, Airlangga University


Press

Anda mungkin juga menyukai