Disusun Oleh:
Icha Elly Arwina
{A2R19115}
Semester 2
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik rahmat hidayat dan inayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah “IDK II” Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Hutama
Abdi Husada Tulungagung.
2. Ayah ibu kami semua yang senantiasa memberikan dukungan moral dan do’a
restunya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. Latarr Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………......2
C. Tujuan………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………...……..........3
A. Kesimpulan…………………………………………………………..........10
B. Saran………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...….11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sitokin adalah protein yang dibuat oleh sel-sel yang mempengaruhi
perilaku sel-sel lain. Sitokin bertindak pada reseptor sitokin tertentu
dalam sel yang mereka pengaruhi. sitokin merupakan protein-protein
kecil sebagai mediator dan pengatur imunitas, inflamasi dan
hematopoiesis. Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang
disekresikan oleh sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang
membawa sinyal antara sel-sel lokal, dan dengan demikian memiliki
efek pada sel-sel lain. Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap
stimulus system imun. Sitokin bekerja dengan mengikat reseptor-
reseptor membran spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel
melalui second messenger (tirosin kinase), untuk mengubah
aktivitasnya (ekspresi gen) .
Sepsis merupakan suatu kondisi kerusakan sistem imun akibat infeksi.
Hal ini merupakan masalah kesehatan dunia karena patogenesisnya
yang sangat kompleks dan pengobatannya yang sulit serta angka
moralitas yang tinggi meskipun selalu terjadi perkembangan antibiotik
yang baru. Sepsis terjadi dibeberapa negara dengan angka kejadian
yang tinggi dan kejadiannya masih terus meningkat.
Sindrom sepsis mulai dari Sstemic inflammatory Response Syndrome
(SIRS) sampai sepsis yang berat (disfungsi organ yang akut) dan syok
sepsis (sepsis yang berat ditambah dengan hipotensi yang tidak
membaik dengan resusitasi cairan). Terapi utama meliputi resusitasi
cairan untuk mengembalikan tekanan sirkulasi darah, tetapi antibiotic,
mengatasi sumber infeksi, pemberian vasoreseptor untuk mencegah
syok dan pengendalian kadar gula darah. Sepsis akan menyebabkan
terjadinya syok sehingga berdampak pada kerusakan organ.
1
B. Rumusan Masalah
1.1 Apa Definisi Sitokin
1.2 Apa Klasifikasi Sitokin
1.3 Apa Klarifikasi Reseptor Sitokin Berdasarkan pada Strukturnya
1.4 Apa Peran Sitokin pada Penyakit
2.1 Apa Definisi Sepsis dan Sirs
2.2 Apa Etiologi dari Sirs dan Sepsis
2.3 Apa WOC dari Sirs dan Sepsis
2.4 Bagaimana Penatalaksanaan Sirs dan Sepsis
2.5 Bagaimana Penatalaksanaan Syok Septik
C. Tujuan
1.1 Untuk Mengetahui Definisi Sitokin
1.2 Untuk Mengetahui Klasifikasi Sitokin
1.3 Untuk Mengetahui Klarifikasi Reseptor Sitokin Berdasarkan pada
Strukturnya
1.4 Untuk Mengetahui Peran Sitokin pada Penyakit
2.1 Untuk Mengetahui Definisi Sepsis dan Sirs
2.2 Untuk Mengetahui Etiologi dari Sirs dan Sepsis
2.3 Untuk Mengetahui WOC dari Sirs dan Sepsis
2.4 Untuk Mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Sirs dan Sepsis
2.5 Untuk Mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Syok Septik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. subfamili IL-10
Yang pertama dari ketiga subfamili adalah yang terbesar. Hal itu
berisi beberapa non-imunologi sitokin termasuk eritropoietin (EPO)
dan thrombopoietin (TPO). Juga, empat bundel α-helix sitokin
dapat dikelompokkan menjadi sitokin rantai panjang dan rantai
pendek.
Famili IL-1 yang primer termasuk IL-1 and IL-18
Famili IL-17 , yang belum sepenuhnya ditandai, meskipun sitokin
anggota memiliki efek khusus dalam mempromosikan proliferasi
T-sel yang menyebabkan efek sitotoksik
1.2.2 Klasifikasi Fungsional
Sebuah klasifikasi yang terbukti lebih berguna dalam praktek klinis
dan eksperimental adalah pembagian sitokin imunologi ke orang-
orang yang meningkatkan respon imun seluler yaitu tipe 1 (IFN-γ,
TGF-β, dll), dan tipe 2 (IL-4, IL-10, IL -13, dll) adalah yang
mendukung respon antibodi.
Fokus utama yang menarik adalah bahwa sitokin dalam salah satu dari
dua sub-set cenderung untuk menghambat dampak yang timbul dari
lainnya. Disregulasi dari kecenderungan ini berperan dalam
patogenesis gangguan autoimun.
4
d. Reseptor kemokin. Reseptor kemokin mempunyai tujuh
transmembran heliks dan berinteraksi dengan G protein. Kelompok
ini mencakup reseptor untuk IL-8, MIP-1, dan RANTES. 1 Reseptor
kemokin, dua diantaranya beraksi mengikat protein untuk HIV
(CXCR4 dan CCR5), yang juga tergolong ke dalam kelompok ini.
e. Immunoglobulin (Ig) superfamili Immunoglobulin (Ig) yang sudah
ada seluruhnya pada beberapa sel dan jaringan dalam tubuh
vertebrata, dan berbagi struktural homologi dengan immunoglobulin
(antibodi), sel molekul adhesi, dan bahkan beberapa sitokin.
Contoh, IL-1 reseptor.2
f. Reseptor TGF beta 7. Anggotanya dari transformasi faktor
pertumbuhan beta superfamili, yang tergolong kelompok ini, meliputi
TGF-β1, TGF-β2, TGF-β3.2 Reseptor sitokin bisa keduanya
merupakan membran berbatas dan larut.
5
17. Setiap pengaruh biologik dikaitkan dengan sebuah kondisi
sebagai contoh dimana IL-17 ditemukan. CRP = C-reactive protein.
6. Ditemukan pula peningkatan sel-sel T yang menghasilkan IL-17
pada pasien tuberkulosis paru yang aktif. IL-17 juga memicu
produksi yang berlebihan atas auto antibodi dan sel mononuklear
darah tepi IL-6 pada pasien nefritis lupus.
6
Bakteri gram positif (30%) : terutama Stafilokokus aureus
yakni :
- Diabetes mellitus
- Luka bakar
- Neutopeni
- Limfom
7
imun dan perfusi seluler seperti : kaskade sitokin, kaskade pembekuan,
sistemkomplemen, cell mediated immunity dan respon imun
humoral.Kuman yang menyebabkan terjadinya sepsis akan melepaskan
endotoksin yangdihasilkan oleh kuman gram negatif dan endotoksin oleh
kuman gram positif yangdidalam plasma akan berikatan dengan lipo-
polysaccaride binding protein ( LBP).
Sepsis dan syok septic saat ini bertujuan untuk mengatasi infeksi,
mencapai hemodinamik yang stabil, meningkatkan respon imunitas, dan
memberikan support untuk organ dan metabolisme.Tiga prioritas utama
dalam penatalaksanaan sepsis:
8
1. - Golongan penicillin
1. Oksigenasi
2. Terapi cairan
9
isi nadi, perabaan kulit dan ekstremitas, produksi urin, dan
membaiknya penurunan kesadaran
4. Bikarbonat
5. Disfungsi renal
6. Nutrisi
7. Kortikosteroid
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Systemic inflammatory response syndrome adalah pasien yang
memiliki
dua atau lebih dari kriteria berikut:
1. Suhu > 38°C atau < 36°C
2. Denyut jantung >90 denyut/menit
3. Respirasi >20/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
4. Hitung leukosit > 12.000/mm3 atau >10% sel imatur
Sepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui. Meskipun
SIRS, sepsis dan syok sepsis biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri,
tidak harus terdapat bakteriemia.
Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan
hipoperfusi, atau hipotensi. Kelainan hipoperfusi meliputi:
1. Asidosis laktat
2. Oliguria
3. Atau perubahan akut pada status mental
Terdapat beberapa kriteria diagnostik baru untuk sepsis, diantaranya
memasukkan pertanda biomolekuler yaitu procalcitonin (PCT) dan C-
reactive protein, sebagai langkah awal dalam diagnosis sepsis. Syok
merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang menyebabkan
perfusi jaringan menjadi tidak adekuat sehingga mengganggu metabolisme
11
sel/jaringan. Syok septik merupakan keadaan dimana terjadi penurunan
tekanan darah (sistolik < 90mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >
40mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meski telah dilakukan
resusitasi secara adekuat atau perlu vasopressor untuk mempertahankan
tekanan darah dan perfusi organ
Sitokin adalah protein yang disekresikan oleh sel imunitas tubuh yang
membawa sinyal antara sel-sel lokal. Jenis-jenis sitokin, yakni :
limfokin (sitokin yang dihasilkan limfosit), monokin (sitokin yang
dihasilkan monosit), kemokin (sitokin dengan aktivitas kemotaktik),
dan interleukin (sitokin yang dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi
pada leukosit lainnya). Fungi sitokin diantaranya : berperan dalam
imunoregulasi tubuh, mekanisme pertahanan tubuh (respon inflamasi,
penyembuhan jaringan), hematopoesis, teknikrekombinan DNA.
Klasifikasi sitokin sendiri dibagi berdasarkan struktur dan fungsi.
Berdasarkan struktur, sitokin terbagi atas :
1. Keempat famili α-helix bundel sitokin,
2. non-imunologi sitokin termasuk eritropoietin (EPO) dan
thrombopoietin (TPO),
3. Famili IL-1,
4 Famili IL-
Berdasarkan fungsi, sitokin terbagi atas :
tipe 1 (IFN-γ, TGF-β, dll), dan tipe 2 (IL-4, IL-10, IL -13, dll).
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik
yang membangun dari para pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.scribd.com/doc/287735627/sitokin-pro-inflamasi
- https://www.google.com/search?
q=makalah+sitokin+pro+infla&oq=makalah+sitokin+pro+infla&aqs=chrom
e..69i57j33.10957j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
- https://www.academia.edu/33006916/Makalah_SEPSIS
- https://www.scribd.com/doc/214551824/Makalah-sepsis
- https://www.mdcalc.com/sirs-sepsis-septic-shock-criteria
13