Anda di halaman 1dari 7

A.

Arus listrik

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada listrik

dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb

dan satuan waktu adalah detik. Muatan listrik akan mengalami pergerakan apabila ada beda

potensial dalam suatu rangkaian tertentu yang disebut rangkaian listrik. Bagaimanakah

muatan listrik bergerak? Apakah yang menjadi penyebab muatan listrik bergerak?

Bagaimanakah rangkaian listriknya? bahwa suatu zat terdiri dari bagian-bagian kecil yang

disebut atom. Untuk masing-masing atom mempunyai inti yang berada di pusatnya. Inti atom

dikelilingi oleh elektron seperti halnya pada tata surya kita bahwa planet-planet mengelilingi

matahari. Untuk jenis bahan tertentu, elektron-elektron tersebut dapat dengan mudah

bergerak. Elektron tersebut mendorong elektron yang lainnya dan berpindah dari satu atom

ke atom yang lainnya, oleh karenanya akan terlihat seperti barisan elektron. Tumbukan

antarelektron yang terjadi menghasilkan sejumlah energi yang mengalir. Pada saat teman -

teman menyalakan lampu, radio, atau setrika listrik pada dasarnya memberi perintah pada

barisan elektron supaya mulai bergerak dari sumber tegangan menuju alat listrik yang

dipakai. Energi yang menggerakkan elektron disebut sebagai energi listrik. Gerakan dari

barisan elektron tersebut yang menyebabkan mengapa lampu menjadi menyala, radio dapat

berbunyi, dan setrika listrik menjadi panas. Bergeraknya elektron - elektron dalam kawat atau
kabel dinamakan arus listrik. Para ahli sudah membuat suatu kesepakatan bahwa arus listrik

akan mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Sehingga, arah arus listrik akan selalu

berlawanan dengan arah aliran elektron. Apabila barisan elektron bergerak ke arah kiri, arah

arus listrik akan bergerak ke arah kanan. Sebaliknya, apabila barisan elektron bergerak ke

arah kanan maka arus listrik akan bergerak ke arah kiri.

Dua tempat berbeda potensial

Pada gambar di atas, A dikatakan lebih positif atau berpontensial lebih tinggi daripada

B. Arus listrik yang terjadi berasal dari A menuju B arus listrik terjadi karena adanya usaha

penyeimbangan potensial antara A dan B. Dengan demikian dapat dikatakan, arus listrik

seakan – akan berupa arus muatan positif. Arah arus listrik berasal dari tempat berpotensial

tinggi ke tempat yang berpotensial lebih rendah. Pada kenyataannya muatan listrik yang

dapat berpindah bukan muatan positif, melaikan muatan negatif atau elektron.

Karena itu, arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron. Kedua benda bermuatan,

jika dihubungkan melalui kabel akan menghasilkan arus arus listrik yang besarnya dapat

ditulis dalam rumus :

Q
I=
t
Dengan ketentuan :

I = Besar kuat arus listrik (A)

Q = Besar muatan lsitrik (C)

T = Waktu (s)

Berdasarkan uraian tersebut, arus listrik dapat didefenisikan sebagai banyaknya

elektron yang berpindah dalam waktu tertentu. kamu sudah mengetahui bahwa perbedaan

pontensial akan mengakibatkan perpindahan elektron. Banyaknya energi listrik yang

diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-ujung pengahntar disebut beda

potensial listrik atau tegangan listrik. Hubungan antara energi listrik, muatan listrik, dan beda

potensial listrik secara matematik dirumuskan:

W
V=
Q

Dengan ketentuan :

V = Beda Potensial listrik (volt)

W = Energi listrik (joule)

Q = Muatan listrik (coulomb)

B. HUKUM OHM

Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi

melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat alus

listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan seperti air

yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara arus
listrik, tegangan. dan hambatan adalah Georg Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika

Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan hukum ohm.

Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami hambatan. Jika

hambatan listrik dilambangkan dengan R. beda potensial V, dan kuat arus I, hubungan antara

R, V, dan I secara matematis dapat ditulis: 

Dengan ketentuan :

V
V = Beda potensial (Volt) R= ATAU V =I × R
I

I = kuat arus listrik (A)

R = hambatan listrik (ohm)

Sebuah penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1 Ω jika tegangan 1 V di

antara kedua ujungnya mampu mengalirkan arus listrik sebesar 1 A melalui konduktor itu.

Data-data percobaan hukum Ohm dapat ditampilkan dalam bentuk grafik seperti gambar di

samping. Pada pelajaran Matematika telah diketahui bahwa kemiringan garis merupakan

hasil bagi nilai-nilai pada sumbu vertikal (ordinat) oleh nilai-nilai yang bersesuaian pada

sumbu horizontal (absis). Berdasarkan grafik, kemiringan garis adalah α = V/T Kemiringan

ini tidak lain adalah nilai hambatan (R). Makin besar kemiringan berarti hambatan (R) makin

besar. Artinya, jika ada suatu bahan dengan kemiringan grafik besar. bahan tersebut makin

sulit dilewati arus listrik.

Komponen yang khusus dibuat untuk menghambat arus listrik disebut resistor

(pengharnbat). Sebuah resistor dapat dibuat agar mempunyai nilai hambatan tertentu. Jika

dipasang pada rangkaian sederhana, resistor berfungsi untuk mengurangi kuat arus. Namun,

jika dipasang pada rangkaian yang rumit, seperti radio, televisi, dan komputer, resistor dapat
berfungsi sebagai pengatur kuat arus. Dengan demikian, komponen-komponen dalam

rangkaian itu dapat berfungsi dengan baik. Resistor sederhana dapat dibuat dari bahan nikrom

(campuran antara nikel, besi. krom, dan karbon). Selain itu, resistor juga dapat dibuat dari

bahan karbon. Nilai hambatan suatu resistor dapat diukur secara langsung dengan ohmmeter.

Biasanya, ohmmeter dipasang hersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam satu

perangkat yang disebut multimeter. Selain dengan ohmmeter, nilai hambatan resistor dapat

diukur secara tidak langsung dengan metode amperemeter voltmeter. 

C. DAYA HANTAR LISTRIK

Berdasarkan percobaan di atas. dapat disimpulkan bahwa besar hambatan suatu kawat

penghantar 1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang

penghantar, makin besar hambatannya, 2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding

dengan hambatan jenis kawat), dan 3. berbanding terbalik dengan luas penampang kawat,

artinya makin kecil luas penampang, makin besar hambatannya. Jika panjang kawat

dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas penampang kawat A. Secara matematis, besar

hambatan kawat dapat ditulis : 

l
R=ρ
A

Dengan ketentuan :

R = hambatan kawat (Ω ¿

ρ=¿hambatan jenis kawat( Ω. m)

l = panjang kawat (m)

A = Luas penampang (m2)


Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda

potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika penghantar yang

dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi

yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan seperti

itu dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang penghantar, makin besar pula penurunan

tegangan listrik.

D. Hukum Kirchoff 

Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai.

Jika sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian

halnya dengan arus listrik.

Muatan Q1, Q2 dan Q5 menuju titik percabangan P dan muatan Q3 dan Q4 keluar dari

titik percabanagn P, secara umum muatan listrik bersifat kekal, maka jumlah muatan listrik

yang masuk percabangan P sama dengan jumlah muatan listrikyang keluar dari titik

percabangan P. Sama hal dengan mencari kuat arus listrik. Jumlah kuat arus yang masuk ke

suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan

tersebut. Pernyataan itu sering dikenal sebagai hukum I Kirchhoff karena dikemukakan

pertama kali oleh Kirchhoff. 


Maka diperoleh persamaan :

Qmasuk=Qkeluar
¿Q 1+Q2 +Q5=Q3+Q 4
¿ jikamuatan mengalir selamaselang waktu t ,kuat arus yang akan terjadi:
Q1 Q 2 Q 5 Q 3 Q4
+ + = + ¿
t t t t t
¿ I 1+ I 2+ I 5=I 3+ I 4
I masuk=I
keluar

E. Rangakaian Hambatan Listrik

Secara umum rangkaian hambatan dikelompokkan menjadi rangkaian hambatan seri,

hambatan paralel, maupun gabungan keduanya. Untuk membuat rangkaian hambatan seri

maupun parallel minimal diperlukan dua hambatan kombinasi seri-paralel minimal

diperlukan tiga hambatan. Jenis-jenis rangkaian hambatan tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, jenis rangkaian hambatan yang dipilih

bergantung pada tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai