Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIK

AMONIASI BAGASSE TEBU YANG DITAMBAHKAN UREA (NH3)

Padilah, A.P., Ahmat, K., Samuel, S., Nova, M.D., Astri, Y.G
Mahasiswa Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi
Jl. Lintas Jambi - Muara Bulian Km. 15, Mendalo Darat, Jambi Luar Kota, Kota
Jambi, Jambi 36122
082279602657
Alizears09@gmail.com

ABSTRAK
Amoniasi merupakan cara pengolahan kimia dengan menggunakan amonia
untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan
kadar N (proteinnya). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik,
dari bagasse tebu yang di tambahkan urea dengan lama penyimpanan yang
berbeda. Perlakuan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu amoniasi dengan
penyimpanan 1 minggu, penyimpanan 2 minggu, penyimpanan 3 dan
penyimpanan 4 minggu. Hasil praktikum menunjukkan bahwa amoniasi lama
penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kualitas fisik bagasse tebu.
Disimpulkan bahwa amoniasi bagasse tebu yang ditambahkan urea memiliki
kualitas baik terdapat pada amoniasi dengan lama penyimpanan 4 minggu
dengan hasil bau sangat menyengat seperti bau ammonia, warna coklat dan
teksturnya lembut serta lembab.

Kata kunci : amoniasi, pengaruh penyimpanan.

ABSTRACT
Ammoniation is a chemical processing method using ammonia to increase the
digestibility of fibrous feed ingredients while increasing N levels (protein). This
study aims to determine the physical quality, of sugarcane bagasse added by urea
with different storage times. The treatments used in this lab are ammoniation with
1 week storage, 2 weeks storage, 3 storage and 4 weeks storage. The practicum
results show that storage duration ammonia has a significant effect on the physical

1
quality of sugarcane bagasse. It was concluded that the ammonia of sugar cane
bagasse added by urea had good quality found in ammoniation with a storage
duration of 4 weeks with a very strong odor like ammonia, brown color and soft
and moist texture.

PENDAHULUAN memperbaiki kualitas bahan pakan


Salah satu yang sering yang diberikan kepada ternak.
menjadi pembatas dalam Sutardi dkk. (1993) menyatakan
pengembangan usaha peternakan bahwa proses amoniasi akan
khususnya ternak rumimnansia memutuskan ikatan ligno sellulosa
adalah ketersediaan pakan, di dan ligno hemisellulosa dalam
samping faktor genetik dan rangkaian sellulosa, sehingga sel-sel
manajemen usaha peternakan itu memuai dan terbuka dan pada
sendiri. Pemberian pakan senantiasa akhirnya memudahkan bakteri masuk
harus didukung oleh kuantitas dan ke dalam sel atau jaringan.
kualitas sehingga tujuan Ampas tebu sebagian besar
pemeliharaan ternak dapat di capai. terdiri atas serat kasar sebagai
Ampas tebu merupakan struktur dinding sel yang dapat
residu dari proses penggilingan dimanfaatkan oleh ternak sebagai
tanaman tebu setelah diekstrak atau sumber energi. Namun jika akan
dikeluarkan niranya (Yuwono, digunakan sebagai pakan secara
2012). Ketersediaan ampas tebu di maksimal, perlu dilakukan
Indonesia cukup melimpah sejalan pengolahan terlebih dahulu, karena
dengan banyaknya pabrik gula tebu, ampas tebu selain mengandung
baik yang dikelola oleh negara (PT protein rendah, juga mengandung
Perkebunan Nusantara/PTPN) kadar lignin dan silika yang tinggi,
maupun swasta.Permasalahan yang hal ini yang membatasi
dihadapi dalam pemanfaatan bagas kecernaannya. Lignin tidak dapat
tebu sebagai pakan ternak ruminansia dihancurkan oleh mikroba rumen.
adalah rendahnya nilai kecernaan Keadaan inilah yang merupakan
sebagai akibat tingginya kandungan faktor penghambat dalam
lignin. Proses amoniasi bagas tebu pemanfaatan ampas tebu sebagai
dengan urea diharapkan dapat pakan ternak. Ternak ruminansia

2
hanya mampu mengkonsumsi ampas Jumlah bahan yang akan
tebu kurang dari 2% bobot badannya. digunakan :
Usaha untuk meningkatkan 1). Timbang cawan
pemanfaatan ampas tebu pada 2). Masukkan cawan dan sampel ke
umumnya dilakukan dengan dalam oven selama 1 jam
meningkatkan kecernaannya yaitu 3). Keluarkan cawan dan sampel,
melalui pemecahan ikatan antara masukkan ke dalam eksikator selama
lignin dengan fraksi dinding sel 15-20 menit, lalu timbang.
lainnya. 4). Hitung kadar air sampel dengan
Melihat masalah tersebut, rumus :
oleh karena itu penelitian ini Kadar Air (%) = (berat cawan + berat
bertujuan untuk memanfaatkan sampel) – berat cawan dan sampel
bagasse tebu yang di proses dengan setelah oven/ berat sampel
cara amoniasi menggunakan urea 5). Hitunglah bahan kering sampel
(NH3) dengan perlakuan dengan rumus :
penyimpanan yang berbeda. Bahan Kering (%) = 100% - kadar
MATERI DAN METODA air sampel
Peralatan Percobaan 6). Hitunglah jumlah urea dan air
Alat yang digunakan dalam yang digunakan untuk proses
praktikum ini meliputi plastic, tali amoniasi dengan rumus :
raffia, botol semprotan kispray, gelas 6
Urea (6%) = x bahan kering
100
ukur dan timbangan analitik
sampel
Bahan baku
Air = Bahan Kering – Kadar Air
Bahan yang digunakan dalam
Cara kerja proses amoniasi :
praktikum ini meliputi urea dan
1). Siapkan 4 plastik ukuran 5 kg dan
bagasse tebu
tali raffia
Persiapan bahan baku :
2). Masukkan bagasse tebu ke setiap
1). Mencari lokasi penjualan es tebu
plastik
untuk diambil bagasse nya.
3). Masukkan air 163,75 ml dan urea
2). Potong bagasse tebu 2-3 cm
12,4 gram ke dalam botol kispray,
3). Jemur bagasse tebu sampai kerin
lalu homogenkan sampai urea dan air

3
benar-benar tercampur dan tidak ada 5). Padatkan bagasse tebu
lagi butir-butiran ureanya. menggunakan telapak tangan
4). Semprotkan air yang telah 6). Ikat plastik yang berisi bagasse
dicampurkan urea ke dalam plastik tebu, pastikan tidak ada rongga
yang berisi bagasse tebu, campur air udara.
dan bagasse hingga merata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum amoniasi yang telah dilaksanakan, maka diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pengamatan Hasil Amoniasi Bagasse Tebu

Peubah Bau Warna Tekstur


Penyimpanan 1 Menyengat Cream Kasar dan lengket
minggu
Penyimpanan 2 Menyengat Cream kecoklat- Sedikit halus
minggu coklatan
Penyimpanan 3 Menyengat, Agak coklat Halus
minggu sedikit wangi

Penyimpanan 1 Sangat Coklat halus dan sedikit


minggu menyengat lembab
seperti bau
amonia
Sumber : Kelompok 3 Nutrisi Ternak 2017 Mata Kuliah Teknologi Pemanfaatan
Limbah Untuk Pakan

Bau yang dilakukan selama penyimpanan


Dari tabel 1. di atas memiliki pengaruh yang nyata
menunjukan bahwa lama terhadap kualitas amoniasi.
penyimpanan amoniasi minggu Amonia hasil hidrolisis urea
keempat memiliki tingkat bau lebih terikat/terserap oleh bagasse tebu dan
menyengat di bandingkan dengan bertindak sebagai penyebab
lama penyimpanan lainnya, hal ini di meningkatnya kualitas bagasse tebu.
pengaruhi oleh proses amoniasi Semakin menyengat bau yang di

4
timbulkan menandakan bahwa proses tanaman yang mengalami proses
amoniasi berlangsung dengan baik. ensilase yang disebabkan oleh
Hal ini sesuai dengan pendapat perubahan-perubahan yang terjadi
marjuki, (2011) yang menyatakan dalam tanaman karena proses
bahwa ciri khas proses urea amoniasi respirasi anaerobik yang berlangsung
yang baik adalah timbulnya bau selama persediaan oksigen masih ada
amonia yang kuat pada saat tempat hingga gula tanaman habis.
pemeraman dibuka, bau amoniak Penurunan oksigen diikuti dengan
yang kuat menunjukkan bahwa urea peningkatan kadar CO2 sehingga
telah terhidrolisis secara maksimal temperatur pemeraman meningkat.
menjadi ammonia.. Tekstur
Timbulnya bau amonia Berdasarkan tabel 1. Diatas,
disebabkan suasana basa selama lama penyimpanan minggu empat
proses amoniasi mengakibatkan urea memiliki tekstur yang halus dan
yang memiliki rumus CO(NH2)2 sedikit lembab di bandingkan dengan
diubah menjadi NH3 (amonia) lama penyimpanan lainnya, hal ini
sehingga terserap oleh jerami padi menunjukan bahwa lama
dan menimbulkan bau amonia yang penyimpanan memiliki pengaruh
menyengat. Bau yang kurang yang nyata pada kualitas tekstur
kuat/lemah mengindikasian proses amoniasi bagas tebu. Hal ini
amoniasi jerami padi tidak dikarenakan penambahan urea dan
berlangsung dengan baik, tidak proses fermentasi mampu memecah
efisien bahkan gagal. (Fahrul ilham., ikatan kimiawi serat kasar sehingga
2018). tekstur lebih lunak. Hal ini sesuai

Warna dengan Lembar informasi pertanian,


(2000) yang menyatakan bahwa
Perubahan warna bagasse
Tekstur berubah menjadi lebih
tebu amoniasi dari kuning atau cream
lembut akibat penambahan urea dan
menjadi warna coklat
proses fermentasi. Urea dalam proses
mengindikasikan bahwa proses
amoniasi berfungsi untuk
fermentasi telah berlangsung.
menghancurkan ikatan ikatan lignin,
Reksohadiprodjo (1988) menyatakan
selulosa, dan silika yang terdapat
perubahan warna terjadi pada

5
pada bahan pakan, karena lignin, selulase juga dapat menghasilkan
selulosa dan silika merupakan faktor oligosakarida, disakarida atau
penyebab rendahnya daya cerna trisakarida, monomer glukosa atau
bahan pakan produk pemecahan yang lainnya
Penurunan kadar serat kasar (alkohol, aldehida, keton, lisin dan
substrat, karena dalam proses vitamin) atau pada akhirnya
fermentasi terjadi pemecahan karbondioksida (CO2) dan air
selulosa menjadi glukosa oleh enzim (Hardjo et al., 1989).

DAFTAR PUSTAKA

Fahrul ilham., D. (2018). Peningkatan Kualitas Jerami Padi Sebagai Pakan Sapi
Potong Melalui Amoniasi Mengunakan Urea Di Desa Timbuolo Tengah
Provinsi Gorontalo. Unimed, Volume 24 No. 2,, 717-722.

Hardjo, S., S. Indrasti dan T. Bantacut. 1989. Biokonversi Pemanfaatan Limbah


Industri Pertanian. PAU. Pangan dan Gizi IPB. Bogor.
Reksohadiprodjo, S. 1988. Pakan
Lembar informasi pertanian (Liptan). Terrnak Gembala. BPFE.
2000. Pembuatan Jerami Yogyakarta.
Fermentasi. Instalasi
Penelitian dan Pengkajian Sutardi, T., Dkk. 1993. Peningkatan
teknologi Pertanian produksi ternak ruminansia
Mataram. melalui amoniasi pakan
serat bermutu rendah,
Marjuki. 2011. Peningkatan Kualitas
Jerami Padi Melalui defaunasi dan suplementasi
Perlakuan Urea Amoniasi. sumber protein tahan
Fakultas Peternakan, degradasi dalam rumen.
Universitas Brawijaya. Laporan Penelitian, Fakultas
Malang. Peternakan IPB., Bogor.

6
7

Anda mungkin juga menyukai