Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TERAPI NUTRISI MEDIKAL

NUTRISI BAYI DAN ANAK-ANAK

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Ausiana Amurwanto (164820144670004)
2. Linda Sukiatno (164820144860023)
3. Lusi Amaliah (164820144880025)
4. Melda Gita Amonna (164820144920029)
5. Vina Valentina (164820145090046)
6. Vinni Farmasari (164820145100047)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah
farmasi industri dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun kami juga
menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa literatur yang kami peroleh.
Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti. Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan,
kami juga memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “NUTRISI BAYI DAN ANAK-
ANAK”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.

Purwokerto, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II Pembahasan.................................................................................................3
A. Definisi Nutrisi..................................................................................................3
B. Tujuan Nutrisi pada Bayi dan Anak-Anak........................................................3
C. Dampak Nutrisi pada Tumbuh-Kembang Bayi Dan Anak-Anak.....................4
D. Kebutuhan Nutrisi pada Bayi dan Anak-Anak..................................................5
E. Daftar Makanan/Nutrisi Sesuai Usia Anak.......................................................7
F. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi ............................................10
G. Nutritional Concerns.......................................................................................12
BAB III Kesimpulan..............................................................................................16
Daftar Pustaka........................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat
nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi
dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi
iodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi thiamin,
defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh
kembang anak maka pemenuhan kebutuhan tersebut haruslah seimbang.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang
dan dapat menigkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas
dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam
aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang
dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat
pembangun dan pengatur dalam tubuh.
Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak
50-55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain,
mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka makan,
tidak mau atau tidak mampu untuk makan sedangkan makanan yang tidak
disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan
dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana,
disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutirsi yang
kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan
membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan nutrisi?
2. Apa tujuan nutrisi kepada bayi dan anak-anak?
3. Apa saja dampak tumbuh-kembang pada bayi dan anak-anak?
4. Apa saja kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak-anak?
5. Apa saja daftar makanan/nutrisi sesuai usia anak?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi?
7. Apa saja masalah gizi pada bayi dan anak-anak?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan nutrisi.
2. Mengetahui tujuan nutrisi kepada bayi dan anak-anak.
3. Mengetahui apa saja dampak tumbuh-kembang pada bayi dan anak-anak.
4. Mengetahui apa saja kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak-anak.
5. Mengetahui apa saja daftar makanan/nutrisi sesuai usia anak.
6. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi.
7. Mengetahui apa saja masalah gizi pada bayi dan anak-anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI NUTRISI
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup
untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya
sendiri. Bahan-bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi,
yaitu: air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) (Mary E. Back,
2000).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi demi
memelihara kesehatan tubuh dan agar dapat bertahan hidup. Manusia
membutuhkan nutrisi yang terkandung dalam makanan selama hidup.
Manusia tumbuh dan berkembang melalui beberapa tahapan, dari bayi,
remaja, dewasa, dan tua. Di setiap tahapan ini manusia memerlukan asupan
nutrisi yang berbeda. Semakin dewasa seseorang, akan semakin banyak
kebutuhan asupan nutrisinya karena tubuh yang terus berkembang. Tetapi
untuk bayi, karena masa balita adalah masa krusial dimana organ-organ tubuh
mulai terbentuk, sehingga bayi memerlukan asupan gizi yang lengkap dan
makanan sehat.

B. TUJUAN NUTRISI PADA BAYI DAN ANAK-ANAK


Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada
bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut:
1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam:
a. Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit.
b. Melaksanakan berbagai jenis aktivitas.
c. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan
menentukan makanan yang diperlukan.

3
C. DAMPAK NUTRISI PADA TUMBUH-KEMBANG BAYI DAN ANAK-
ANAK
Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan fisik atau fisiologis anak, tetapi juga berdampak pada aspek
psikodinamika, perkembangan psikososial, dan maturasi organik. Berikut ini
akan diuraikan dampak nutrisi pada aspek–aspek tersebut.
1. Dampak Psikologis
a. Psikodinamika (Freud)
Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah
kebutuhan dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak
mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat
makan dan minum. Kebutuhan makan dan minum anak dipenuhi,
baik berupa air susu ibu (ASI) pada saat menyusui maupun makanan
lumat. Dampak psikodinamika yang diperoleh bayi adalah
kepuasaan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan kehangatan saat
pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
b. Psikososial (Erikson)
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut
pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak
percaya sebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.
Makanan dapat merupakan stimulus yang dapat meringankan rasa
lapar anak, dan memuaskan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat
mempengaruhi kepercayaan anak pada lingkungannnya, terutama
pada keluarga.
c. Maturasi organic (Piaget)
Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan
adalah pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau
pengecapan, penciuman, pergerakan, dan perabaan. Dengan
demikian dikenalkan berbagai macam makanan, anak akan kaya
dengan berbagai macam rasa, demikian juga dengan bertambah
kayanya penciuman melalui bahan makanan. 

4
Selain itu, dengan makanan anak akan dapat meningkatkan
keterampilan, seperti memegang botol susu, memegang cangkir,
sendok, dan keterampilan koordinasi gerakan seperti menyuap dan
menyendok makanan.
2. Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap
pertumbuhan fisik anak. Selama intrauterine (di dalam uterus), asupan
nutrisi yang adekuat pada ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu,
tetapi lebih pada pertumbuhan janin. Dengan asupan nutrisi yang
adekuat, dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar dan sejalan
dengan itu janin tumbuh dan berkembang sampai pada usia kehamilan
yang matang, maka janin siap dilahirkan dengan berat badan, panjang
badan dan pertumbuhan organ fisik lainnya yang normal (Supartini,
2004).
Terutama pada trimester ke pertama pada saat terjadi pertumbuhan
otak, asupan nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi
petumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapt asupan gizi
yang adekuat, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau
pembatasan makanan pada ibu selama masa kehamilan akan menurunkan
berat badan bayi. Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang
tepat untuk bayi, toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan
sangat mempengaruhi pada pertumbuhan fisik mereka, yaitu anak akan
bertambah berat dan bertambah tinggi atau meningkat secara kuantitas
(Supartini, 2004).

D. KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI DAN ANAK-ANAK


1. Protein
Protein adalah asam amino esensial yang terdapat pada hewan atau
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan, seperti daging disebut
protein hewani, sedangkan protein yang terdapat pada tumbuhan disebut
protein nabati. Perlu diperhatikan, protein hewani lebih signifikan dari
pada protein nabati karena kadar proteinnya yang lebih besar dan mudah

5
diserap oleh tubuh. Namun protein nabati tidak perlu dihindari karena
diperlukan untuk asupan gizi yang seimbang. Terdapat tiga fungsi protein
yang perlu diketahui, pertama protein dapat menghasilkan jaringan yang
baru, terbentuk pada masa pertumbuhan. Dalam hal ini anak memerlukan
asupan protein yang tinggi. Kedua, protein dapat menggantikan zat
protein yang hilang selama berlangsungnya proses pembentukan
metabolisme pada anak. Ketiga, protein dapat menjadi sumber energi dan
dapat membantu tubuh menghasilkan enzim dan hormon khusus yang
penting bagi pertumbuhan.
Tabel 2.1 Kebutuhan protein per hari (per kg BB)
Tinggi badan
Usia Berat badan (kg) Protein (gr)
(cm)
0-6   bulan 6 60 10
7-12 bulan 8,5 71 18
1-3   tahun 12 90 25
4-6   tahun 18 110 39
7-9   tahun 25 120 45
Laki-laki
10-12 tahun 35 138 50
13-15 tahun 46 150 60
16-18 tahun 55 160 65
Perempuan
10-12 tahun 37 145 50
13-15 tahun 48 153 57
16-18 tahun 50 154 50
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi bagi anak. Pada bayi,
Kebutuhan nutrisi akan karbohidrat ditunjang sepenuhnya oleh ASI. Dari
ASI bayi atau anak akan mendapatkan karbohidrat berupa kalori dan
laktosa. Pada anak yang sudah melewati masa balita, kebutuhan akan
karbohidrat ditunjang dari beberapa makanan seperti sereal, bubur, atau
nasi. Terkait dengan nutrisi karbohidrat adalah, jika tubuh kekurangan
karbohidrat, tubuh akan mengambil energi dari protein dan lemak
cadangan dari tubuh.
3. Vitamin
Vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh terbagi menjadi dua, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin yang tidak disimpan tubuh

6
tetapi vitamin yang didapat setelah kita mengkonsumsi makanan tertentu.
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C dan B. Vitamin C penting
untuk kesehatan kulit, gigi, dan mulut. Sedangkan vitamin B1 dan B2
berfungsi untuk metabolisme dan pembentukan energi. Sedangkan
vitamin B12 berguna untuk mencegah tubuh dari penyakit anemia.
Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan
K. Vitamin A berfungsi sebagai penunjang fungsi penglihatan,
pertumbuhan, dan reproduksi. Vitamin D berfungsi untuk pertumbuhan
gigi dan tulang. Vitamin D juga berfungsi menyerap fosfor dan kalsium.
Vitamin E berfungsi menjaga kesehatan seluruh jaringan dalam tubuh
termasuk mata, kulit, dan juga hati. Sedangkan vitamin K berperan
penting dalam peredaran darah dan dapat membantu proses penutupan
luka.
4. Mineral
Mineral adalah zat yang berfungsi untuk mengendalikan cairan
dalam tubuh. Cairan didalam tubuh terdapat dalam jaringan gigi, tulang
dan protein. Terdapat banyak enzim cair yang penting bagi tubuh,
diantaranya: kalsium, yodium, magnesium, sodium, fosfor, natrium, klor,
besi, dan masih banyak lagi. Menurut perhitungan enzim-enzim, mineral
ini terdapat 3% dari berat tubuh. Ini berarti cukup banyak dan bervariasi.
Mineral berfungsi untuk memberikan kekuatan pada jaringan gigi dan
tulang.
(Purwitasari, 2009)

E. DAFTAR MAKANAN/NUTRISI SESUAI USIA ANAK


1. Bayi 0-12 bulan
a. 0-4 bulan
1) Susu ASI atau susu formula.
2) Sereal dan roti sereal dicampur dengan susu.
Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram)
1) Kalori            : 68 kalori
2) Protein          : 1,4 gram

7
3) Lemak            : 3,7 gram
4) Karbohidrat   : 7,2 gram
5) Zat kapur      : 30 gram
6) Fosfor           : 20 gram
7) Vitamin A      : 60 gram
8) Tiamin           : 30 gram
Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI :
1) Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari
infeksi.
2) Lisozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.
3) Laktoperoksidase yang dapat membunuh Streptococcus.
4) Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis organisme.
5) Sel darah putih  yang dapat berfungsisebagai fagositosis.
6) Zat anti Staphylococcus.
b. 5-6 bulan
Dilanjutkan dengan roti dan sereal lainnya. Dilanjutkan dengan
sereal lainnya. Dilanjutkan dengan sereal bayi bisa sampai 18 bulan.
c. 6-7 bulan
Diberikan nasi tim bertahap. Bisa Diselingi buah dan sayur dijus.
Mulai dengan jus 1 mangkok, memenuhi kebutuhan vitamin C. 1
mangkok jus, buah lunak dan sayur yang dimasak.
d. 8-12 bulan
Nasi tim atau sayur dan buah bisa diberikan 4 kali sehari
termasuk jus. Daging dan sumber protein lain. Daging giling dan
daging yang dipotong, daging sapi, telur, ikan, kacang, polong-
polongan, keju. Daging ataupun protein diberikan 2 kali sehari.
2. Todler dan Preschool
Karakteristik terkait dgn pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
usia todler:
a. Anak sukar atau kurang makan.
b. Nafsu makan anak seringkali berubah; hari ini makan banyak tetapi
besok makan sedikit.

8
c. Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu.
d. Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu
lama.
e. Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau
lingkungannya daripada makan.
f. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
g. Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk
belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya
membutuhkan: 
a. Susu; 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira '/2-1
gelas. 
b. Daging; 2 kali atau lebih dalam 1 hari. 
c. Sereal dan roti; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. 1 kali pemberian kira-
kira '/2-1 potong roti atau '/2 - 1 gelas bubur. 
d. Sayur dan buah-buahan; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi
sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali
pemberian sayuran hijau/kuning.
3. Anak Sekolah
a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.
b. Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah serta
adanya reklame di televisi dapat mempengaruhi pola makan untuk
mencoba makanan yg belum dikenalnya.
c. Kesukaan menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang.
d. Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginan bermain
lebih besar dari makan. Anak sekolah membutuhkan jumlah yang
sama dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak
usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak preschool. 
4. Adolesence
Besarnya pengaruh kelompok atau geng akan mempengaruhi pola
kebiasaan makan:

9
a. Anak sering kali tidak sempat makan karena banyak aktivitas di luar
rumah.
b. Karena perubahan aktivitas yg lebih banyak memakan waktu di luar
rumah, biasanya anak lebih menyukai makanan ringan.
c. Anak mulai memperhatikan bentuk badannya, takut kegemukan.
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan didalam
makanannya membutuhkan susu, daging, sayuran hijau dan kuning.
Tabel 2.2 Kecukupan Energi dalam Sehari Menurut Umur
Kecukupan Energi (kkal/KgBB)
Umur  (tahun)
Pria Wanita
0-1 110-120 110-120
1-3 100 100
4-6 90 90
10-14 80-90 60-80
14-18 50-70 40-55
40-50 40
Tabel 2.3 Distribusi Energi
Sumber Distribusi energi Kecukupan Energi (kkal/KgBB)
(%) Bayi dan Balita Dewasa
Protein 9-15 10-15
Karbohidrat 45-55 60-70
Lemak 35-45 20-25
(Purwitasari, 2009)

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI


1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan
kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya,
di beberapa darah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan
murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari, karena masyarakat

10
menganggap bahwa mengosumsi tempe dapat merendahkan derajat
mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnaya, di beberapa daerah,
terdapat larangan makan pisang, papaya, bagi para gadis remaja. Padahal,
makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan
makan ikan bagi anak-anak, karena ikan dianggap mengakibatkan
cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi
anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehigga tubuh tidak
memperoleh zat-zat gizi yang di butuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada remaja karena
asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi,
penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit
karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan
kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
menyadiakan makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan satus ekonomi
cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi
6. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme tubuh biasa bertambah
dengan cepat hal ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun
energi basal relative konstan.
7. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg
BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kg BB/jam.

11
8. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas,
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga semakin besar.
9. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurag
nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
(Supariasa, 2001)

G. NUTRITIONAL CONCERNS
a. Gizi Lebih (Obesistas)
Anak yang mengalami obesitas mempunyai kemungkinan obesitas
yang lebih besar pada masa pubertas dan dewasa kelak. Obesitas bersifat
multifaktor: genetik, gaya hidup tidak baik, dan pola makan kurang baik.
b. Karies Gigi
Gigi susu berisiko mengalami gangguan karies dini yang diakibatkan
oleh konsumsi ASI, susu formula, jus, atau minuman lain yang di minum
melalui botol. Pemberian makanan/minuman manis dgn botol pada bayi
lebih dari 3x/hari atau lebih dari 1 jam pada waktu makan dapat
menyebabkan karies dini.
c. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
Kekurangan yodium berpengaruh pd tingkat IQ dan tumbuh
kembang anak.
d. Defisiensi Vitamin E
Kekurangan vitamin E terjadi pada anak yang menderita gangguan
penyerapan lemak (fibrosis kistik). Pemberian zat besi yang berlebihan
dapat menyebabkan defisiensi vitamin E. Bayi prematur yang menderita
kekurangan vitamin E, pada usia 6-10 minggu bisa mengalami
kelemahan otot disertai anemia hemolitik. Kekurangan vitamin E
menyebabkan retinopati pada prematuritas dan akan semakin memburuk
jika bayi terkena oksigen kadar tinggi dalam inkubator. Anak-anak
penderita malabsorpsi usus bisa mengalami kekurangan vitamin E yang

12
berat. Kadar ≥ 0,5 mg/dL pada orang sehat berhubungan dengan
perlindungan terhadap hemolisis dan dipakai sebagai indikasi kecukupan
nutrisi. Kadar tokoferol ibu meningkat selama kehamilan, tetapi kadar
pada fetus tetap rendah, hal ini menunjukkan adanya penahan pada aliran
transplasental dari vitamin ini. Kadar vitamin E pada neonatus saat di
dalam kandungan hanya sedikit dipengaruhi oleh asupan vitamin E ibu
melalui transfer plasental, mengakibatkan bayi baru lahir mempunyai
kadar yang rendah. Bayi prematur mempunyai risiko kekurangan vitamin
E karena kapasitas absorbsi lemak yang terbatas. Air susu ibu (ASI),
terutama kolustrum mengandung vitamin E konsentrasi tinggi.
e. Defisiensi Vitamin K
Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K karena
cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya transfer
vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan
saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih steril. Kekurangan
vitamin K berisiko tinggi bagi bayi sehingga mengakibatkan Vitamin K
Deficiency Bleeding (VKDB). Penyakit hemoragik pada BBL biasanya
terjadi pada hari ke 1-7. Gejalanya berupa perdarahan dalam kulit,
lambung, dan dada. VKDB bisa timbul lagi pada usia 1-3 bulan. Penyakit
VKDB berhubungan dengan malabsorpsi dan penyakit hati.
Faktor risiko terjadinya VKDB antara lain:
1) Ibu mengkonsumsi obat yang mengganggu metabolisme vitamin K
selama kehamilan seperti obat anti-kejang hidantoin (phenitoin),
antibiotik cephalosporin, serta antikoagulan kumarin (seperti
warfarin).
2) Rendahnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus.
3) Gangguan fungsi hati (kolestasis).
4) Sindrom malabsorpsi, diare kronik, serta kurangnya asupan
vitamin K pada bayi yang mendapat ASI eksklusif.
Untuk pencegahan VKDB, dianjurkan untuk memberikan suntikan
vitamin K melalui otot dalam waktu 1 jam stlh bayi lahir. Pemberian
lewat mulut tidak dianjurkan.

13
f. Skurvi Infantil
Suatu keadaan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya asupan
vitamin C (asam askorbat) karena pemakaian susu formula yang
mengandung sedikit vitamin C. Penyakit ini timbul pada usia 6-12 bulan.
Gejala yang ditimbulkan:
1) Rewel, nafsu makan buruk, BB tidak bertambah.
2) Jika digerakkan, nyeri akibat perdarahan di bawah lapisan tipis pada
jaringan pembungkus tulang.
3) Di usia balita perdarahan terdapat di bawah kulit, gusi di sekeliling
gigi yang sedang tumbuh berdarah.
Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat, skurvi bisa
menyebabkan kelainan pada tulang rusuk dan pada tulang panjang
tungkai. Skurvi juga menyebabkan terganggunya proses penyembuhan
luka.
g. Gangguan Metabolisme Makronutrient
1) Galaktosemia
Galaktosemia adalah penyakit autosomal resesif yang
disebabkan oleh defisiensi berat enzim galaktosa-1-fosfat
uridiltransferase. Penyakit ini terjadi pada 1:60.000 kelahiran.
Galaktosa berfungsi sebagai energi, harus diubah menjadi
glukosa agar dapat memasuki jalur metabolisme lebih lanjut. Hal ini
penting untuk bayi karena mereka mendapatkan sebagian besar
energi dari susu, yang memiliki komposisi tinggi galaktosa. Setiap
molekul laktosa, konstituen utama dari gula susu, terdiri dari sebuah
molekul galaktosa dan molekul glukosa, dan galaktosa membentuk
20% dari sumber energi dari diet bayi umumnya.
2) Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah
sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya
1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula
menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk
digunakan sebagai energi).

14
3) Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan
dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak
memiliki enzim fosfofruktaldolase. Sebagai akibatnya, fruktose 1-
fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun
di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber
energi.
4) Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya,
dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan
oleh kekurangan enzim fruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari
130.000 penduduk menderita fruktosuria. Fruktosuria tidak
menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam
darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis
dengan diabetes mellitus.Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.

15
BAB III
KESIMPULAN

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan
cairan diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan usia tumbuh kembang dan dapat menigkatkan kualitas hidup serta
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga
dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber
tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat
pembangun dan pengatur dalam tubuh.

16
DAFTAR PUSTAKA

Marry, E. Back. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dnegan Penyakit-
Penyakit Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: Andi.

Purwitasari, Desi dan Dwi Maryanti. 2009. Buku Ajar Gizi : Dalam Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Offset.

Supariasa,I. Dewa Nyoman S. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta.

Supartini, Yuni. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.

Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

17

Anda mungkin juga menyukai