Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

Diajukan Oleh:

Sandio Edwijansah 1710552024


Titi Nurhayati 1710552026
Intan Alvionita 1710553002
Muhammad Tri Syamel 1710553004
Chintia Aprilini 1710553006
David Charles 1710553008
Amalia Insani 1710553010
Sri Hayati Islah 1710553012

Dosen Pengampuh :
Jauharry SE, MM

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI KAMPUS II PAYAKUMBUH
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
Studi Kasus:
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) adalah perusahaan penyelenggara
bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) terbesar di
Indonesia. Dengan portofolio yang terdiri dari sembilan anak perusahaan konsolidasi yang
bergerak di bidang telepon tidak bergerak, seluler, aplikasi, konten, komunikasi
data, property dan konstruksi, Telkom Group adalah salah satu dari perusahaan BUMN
terbesar di Indonesia, yang memiliki sekitar Rp.139.104 miliar kapitalisasi pasar di BEI
pada akhir tahun 2008. Telkom menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak
kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon
seluler, data dan internet, jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui
anak perusahaan. Telkom memiliki tagline yaitu “The World in Your Hand”.
Sampai dengan 31 Desember 2008 jumlah pelanggan Telkom tumbuh sebesar 37%
dari tahun sebelumnya sebanyak 68,6 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon
tidak bergerak kabel sejumlah 8,6 juta pelanggan, pelanggan telepon tidak bergerak
nirkabel sejumlah 12,7 juta pelanggan dan pelanggan jasa telepon bergerak sebanyak 65,3
juta pelanggan.
Dalam hal kepemilikan saham, saham Telkom per 31 Desember 2008 dimiliki oleh
pemerintah Republik Indonesia (52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham
TELKOM tercatat di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”),
London Stock Exchange (“LSE”) dan diperdagangkan tanpa tercatat (Publicly Offered
Without Listing) di Jepang.
Perusahaan ini sebenarnya sudah mengincar pasar global sejak tahun 2000. Hal ini
disebabkan bisnis dalam bidang telekomunikasi memiliki karakteristik yang sama
dimanapun. Namun ambisi tersebut baru dapat direalisasikan pada tahun 2012 ketika
kepemimpinan Arief Yahya memiliki prioritas utama ekspansi internasional. Dibentuklah
Telkom Internasional (Telin) sebagai fondasi Telkom untuk memperkenalkan diri. Telkom
juga melakukan hubungan G2G (government to government) dengan harapan dapat
emmbuka akses untuk berekspansi. Sasaran pasarnya juga lebih pada negara-negara yang
memiliki banyak warga negara Indonesia seperti Malaysia, Hong Kong, Timor Leste, Arab
Saudi, dan juga Taiwan

Penerapan Analisis PEST(EL) pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk


Analisis PEST merupakan analisis eksternal makro-lingkungan yang akan mempengaruhi
semua perusahaan. P.E.S.T. merupakan akronim untuk Politik, Ekonomi, Sosial, dan
Teknologi faktor eksternal makro-lingkungan. Disini ditambahkan dua unsur lagi,
yaitu Environment (lingkungan) dan Law & Regulation (Hukum dan Regulasi).
1. Politic (Politik)
Peristiwa politik dan sosial yang terjadi di Indonesia saat ini dapat memberi dampak
merugikan pada kegiatan bisnis di Indonesia. Indonesia telah mengalami proses perubahan
demokrasi, yang mengakibatkan timbulnya berbagai peristiwa sosial dan politik yang
menimbulkan ketidakpastian peta politik di Indonesia. Peristiwa ini secara umum telah
menimbulkan ketidakpastian politik, di samping gejolak sosial dan sipil yang tercermin
dengan adanya sejumlah kejadian dalam beberapa tahun terakhir.
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah
akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusifuntuk mempertahankan pertumbuhan
ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi telekomunikasi pada
saat ini.Tidak ada jaminan bahwa Pemerintah akan seterusnya menjadi pelanggan Telkom
dan atau Telkomsel.
Sebagai BUMN, intervensi dari pemerintah kadang membuat Telkom tidak bisa
bersikap dinamis dengan perubahan pasar.
2. Economic (Ekonomi)
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah
akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan pertumbuhan
ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi telekomunikasi pada
saat ini.
Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material terhadap
Telkom. Indonesia telah merasa efek krisis keuangan global. Laju inflasi meningkat,
negara-negara pengimpor menurunkan pesanannya dan nilai ekspor ikut menurun.
Beberapa perusahaan melaksanakan program-program penurunan jumlah karyawan dan
cuti tanpa gaji. Seluruh faktor tersebut mengakibatkan penurunan tingkat pembelanjaan
konsumen, yang telah berdampak negatif terhadap pendapatan Telkom.
Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk
mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil, ditambah dengan krisis
ekonomi pada saat ini akan membuat sejumlah operator kecil untuk melakukan konsolidasi.
Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mendorong
permintaan yang tinggi akan layanan telekomunikasi. Industri telekomunikasi akan terus
tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan akan
meningkatkan permintaan layanan telekomunikasi.

3. Social (Sosial)
Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya,
telepon rumah “tradisional” tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya
perubahan terhadap gaya hidup migrasi ke arah seluler dan pilihan produk mobile lainnya
tidak lagi dapat dihentikan dan kondisi tersebut dapat berdampak pada bisnis telepon tidak
bergerak kabel.
4. Environment (Lingkungan)
Indonesia rentan terhadap bencana alam dan fenomena lain di luar kendali Telkom,
yang dapat menimbulkan ganguan serius pada bisnis Telkom dan memberi dampak
merugikan pada hasil operasi Telkom.
Beberapa daerah operasi Telkom rentan terhadap bencana alam, seperti banjir, petir, angin
puyuh, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, kebakaran atau peristiwa lain yang berada di
luar kendali Telkom. Semua hal di atas tersebut dapat mengganggu kegiatan operasional perusahaan
dan mengakibatkan kerusakan peralatan yang memberi dampak merugikan pada kinerja keuangan
dan hasil operasi Telkom.
Untuk mengurangi risiko-risiko di atas Telkom telah menerapkan Business Continuity
Management, Disaster Recovery Plan dan telah mengasuransikan asetnya untuk melindungi
Telkom dari potensi kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam dan peristiwa lain yang terjadi di
luar kendali Telkom. Walaupun demikian, tidak ada jaminan bahwa pertanggungan asuransi akan
cukup melindungi Telkom dari potensi kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam dan kejadian
lainnya di luar kendali Telkom.

5. Law & Regulation (Hukum dan Regulasi)


Pemerintah merupakan regulator yang membuat, menerapkan dan menegakkan
peraturan yang relevan terkait penetapan tarif. Selain itu, Pemerintah menerbitkan lisensi
bagi para operator. Pemerintah mengatur sektor telekomunikasi melalui Menteri
Komunikasi dan Informasi (Menkominfo). Menkominfo berwenang menerbitkan keputusan
pelaksanaan undang-undang, yang umumnya memiliki lingkup yang luas, sehingga
memberikan keleluasaan bagi kementerian untuk melaksanakan dan menegakkan peraturan.
Terkait dengan peraturan yang berlaku, “kepemilikan” saham dan satu saham Dwiwarna
yang beredar berada di bawah perlindungan Departemen Keuangan. Sebaliknya, sesuai
dengan wewenang Departemen Keuangan, Menteri Negara BUMN menggunakan hak-hak
yang diberikan dalam saham ini sebagai pemegang saham pengendali Telkom.
Beberapa lisensi tertentu mengharuskan Telkom untuk membayar biaya hak
penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang disediakan dan biaya hak penggunaan frekuensi
radio kepada Menkominfo.
Sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi
yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi
dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan
perubahan pasar.

6. Keaktifan regulasi dan kemempuan pencapaian laba


Dalam pengoperasian di indonesia PT. Telkom Indonesia memiliki beberapa
hambatan seperti yang sudah dijelaskan pada beberapa point diatas. Namun dengan
hambatan yang didapat tidak membuat kinerja operasi pt. Telkom indonesia buruk dan
menghambat pertumbuhan perusahaan. Setra untuk pendapatan laba pt. Telkom dari tahun
ke tahun tidak mengalami kerugian dan bisa berjalan dengan baik di negara indonesia.
Serta untuk operasi di luar negri saat ini Telin telah beroperasi di Singapura, Hong
Kong, Timor Leste, Australia, Malaysia, Amerika Serikat, Myanmar, Macau, Taiwan,
Selandia Baru, dan Arab Saudi. Bisnis yang digeluti Telin di antaranya platform, managed
network & security, data center, connectivity, dan lainnya.
Telin mengelola 19 kabel laut internasional dengan panjang hingga 163.5 ribu
kilometer atau empat kali keliling khatulistiwa, memiliki 57 Point  of  Presence (PoP) di 27
negara, dan mengelola 4 data center di luar negeri  dengan merek NeutcentrIX. “
Dan pertumbuhan pendapatan Telin dari bisnis internasional sangat menjanjikan.
Tahun 2019 growth revenue dari bisnis global Telin itu 23%, dan diperkirakan untuk tahun
2020 bisa lebih besar karena terus ekspansi.
Kesimpulan:

Dari hasil analisis menggunakan PEST(EL) tersebut didapatkan bahwa daring


masing-masing aspek kajian memiliki beberapa kendala dalam beroperasi maupun dalam
mempertahankan kelangsungan dari PT. Telekomunikasi Indonesia ,Tbk . Oleh karena itu
telkom menerapkan Business Continuity Management, Disaster Recovery Plan dan telah
mengasuransikan asetnya untuk melindungi Telkom dari potensi kerugian yang diakibatkan
oleh bencana alam dan peristiwa lain yang terjadi di luar kendali Telkom. Namun dengan
banyaknya permasalahan tersebut, tidak membuat PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk
mengalami penurunan pada kinerja operasinya. Dapat dilihat bahwa tingkat competitif
Telkom Indonesia di bisnis internasional cukup menjanjikan dengan pertumbuhan
pendapatan Telin dari bisnis internasional. Tahun 2019 growth revenue dari bisnis global
PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk sebesar 23% dand diperkirakan akan terus meningkat
ditahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai