Anda di halaman 1dari 3

104-208

dengan memastikan bahwa jumlah permintaan lebih besar dari persediaan sehingga terjadi kekurangan
dan selanjutnya diatasi dengan kenaikkan harga.

Jadi, secara keseluruhan tidak terlihat bahwa keuntungan pasar mampu menghadapi semua
pertimbangan konsumen tantang keamanan, bebas risiko, dan nilai. Kecelakaan juga terjadi akibat
adanya cacat dalam desain produk, dalam bahan-bahannya, dan atau proses pembuatannya. Sejauh
kerusakan dari pabrik merupakan sumber terjadinya kecelakaan, para pelindung hak konsumen
menyatakan bahwa kewajiban mengurangi kemungkinan kecelakaan ada di tangan produsen. Produsen
adalah pihak yang paling mengetahui kemungkinan bahaya yang muncul dari produk tertentu dan
berkewajiban menekan bahaya tersebut saat produk dibuat. Sebagai tambahan, keahlian yang dimiliki
produsen membuat ia menjadi pihak yang mengetahui bahan-bahan dan metode yang paling aman dan
memungkinkan dia memberi perlindungan yang memadai dalam desain produk.

5.2 Kewajiban Produsen dan Konsumen

Menurut Velasques terdapat 3 teori atau pandangan berkaitan dengan kewajiban produsen dengan
konsumen, yaitu teori kontrak, due care, dan teori biaya sosial. Masing-masing menekankan
keseimbangan yang berbeda antara kewajiban konsumen terhadap diri mereka sendiri dengan
kewajiban produsen terhadap konsumen. Pandangan kontrak menempatkan tanggungjawab yang lebih
besar pada konsumen, sementara pandangan due care dan biaya sosial menempatkan sebagian besar
tanggungjawab pada produsen.

a. Teori Kontrak

Menurut pandangan kontrak, hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya
merupakan hubungan kontraktual. Pandangan ini menyebutkan bahwa saat konsumen membeli sebuah
produk, konsumen secara sukarela menyetujui "kontrak penjualan" dengan perusahaan. Pihak
perusahaan secara sekarela dan setuju untuk memberikan sebuah produk kepada konsumen dengan
karakteristik tertentu, dan konsumen juga secara sukarela dan setuju membayar sejumlah uang pada
perusahaan untuk produk tersebut. Karena telah secara sukarela menyetujui perjanjian tersebut, pihak
perusahaan berkewajiban memberikan produk sesuai dengan karakteristik yang dimaksud dan
konsumen memiliki hak korelatif untuk memperoleh produk dengan karakteristik yang dimaksud.

Teori kontrak berpandangan bahwa kontrak adalah sebuah perjanjian bebas yang mewajibkan
pihak-pihak terkait untuk melaksanakan isi persetujuan. Seorang berkewajiban melakukan suatu yang
menurut perjanjian harus dia lakukan, karena kegagalan mrlaksanakan kewajiban merupakan tindakan
yang (a) tidak dapat diuniversalisasikan, dan (b) memperlakukan orang lain sebagai sarana, bukan
tujuan.

Tindakan menyetujui kontrak atau perjanjian dilakukan sengan batasan sebagai berikut:

1). Kedua belah pihak harus mengetahui sepenuhnya sifat perjanjian yang mereka buat.

2). Kedua belah pihak tidak boleh dengan sengaja menyalahartikan fakta-fakta perjanjian pada pihak
lain.

3). Kedua belah pihak tidak boleh menyetujui perjanjian karena keterpaksaan atau pengaruh lain.

Terkait dengan kewajiban perusahaan terhadap konsumen, teori kontraktual mengklaim bahwa
perusahaan memiliki 4 kewajiban moral, yaitu kewajiban dasar untuk:

a). Mematuhi isi perjanjian penjualan dan kewajiban sekunder

b). Memahami sifat produk

c). Menghindari misreprentasi

d). Menghindari penggunaan paksaan atau pengaruh.

Dengan bertindak sesuai dengan kewajiban itu, perusahaan berarti menghormati hak konsumen untuk
diperlakukan sebagai individu yang bebas dan sederajat.

Kewajiban untuk Mematuhi

Menurut pandangan kontrak, kewajiban moral yang paling dasar yang harus dilakukan produsen
terhadap konsumen adalah kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis
seperti yang dinyatakan mendirong konsumen untuk membuat kontrak dengan sukarela dan
membentuk pemahaman tentang apa yang disetujui akan dibelinya.

Sebagai contoh, penjual memiliki kewajiban moral untuk memberikan suatu produk yang dapat dipakai
secara aman untuk tujuan umum , dengan bergantung pada penjual secara moral wajib melakukan apa
yang bisa dilakukan agar pembeli memahami apa yang dijanjikannya pada saat penjualan. Pihak penjual
wajib memperbaiki kesalahpahaman yang mungkib terjadi dan yang mereka sadari.

Klaim yang mungkin diberikan penjual tentang kualitas produknya mencakup berbagai bidang dan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Frederick Sturdivant mengklasifikasikan bidang itu dalam 4 variabel :
"Definisi kualitas produk yang digunakan disini adalah: tingkat dimana kinerja produk memenuhi
harapan yang telah ditetapkan dalam kaitannya dengan (1) reabilitas atau keandalan, (2) masa
penggunaan, (3) kemudahan pemeliharaan dan (4) keamanan"

1. Reabilitas

Klaim tentang reabilitas mengacu pada probabilitas bahwa suatu produk akan berfungsi seperti
yang diharapkan konsumen. Jika produk tersebut terdiri dari beberapa fungsi dengan baik sama dengan
hasil kali probabilitas masing-masing komponen. Semakin banyak komponennya, maka produsen
berkewajiban menjamin bahwa masing-masing

Anda mungkin juga menyukai