Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“AUDITING SEKTOR PUBLIK”

KELOMPOK 5
Disusun Oleh : GABRIEL ARMANDO SIMARMATA (7193240002)
RAHMAD SYA’BANI (7193540002)
SINTA DEBORA SIANIPAR (7191240008)
Mata Kuliah : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dosen Pengampu : PUTRI KEMALA DEWI LUBIS, S.E, M.Si, AK

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa,yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun yang menjadi
judul tugas kami adalah Makalah Akuntansi Sektor Publik yang berjudul “Auditing Sektor
Publik”. Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua khususnya dalam Akuntansi Sektor Publik. Adapun tugas ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Penulis berharap makalah ini menjadi
salah satu referensi bagi pembaca.
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya,
maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi yang
telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan
tugas ini. Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini ini dapat memberikan
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan , 1 Mei 2020

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
A.Materi Utama ............................................................................................................................. 5
B.Materi Tambahan ..................................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan “birokrat tidak mampu
berbisnis” ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor publik.
Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan ini.
Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan
yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih.
Pemerintahan yang bersih atau good govermance ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-
luasnya agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau
berpartisipasi secara aktif, Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan
pelaksanaan pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa
akuntansi, akuntabilitas (kemampuan memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting
agar dapat memenuhi tugas pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dalam suatu masyarakat yang demokratis.
Dalam negara demokrasi, “pelaporan keuangan yang transparan” merupakan sesuatu yang
dituntut oleh rakyat kepada pemerintahnya. Sebaliknya, dalam negara demokrasi, pemerintah
berkewajiban memberikan laporan keuangan yang transparan kepada rakyat. Pemerintah
demokratis harus bertanggung jawab atas integritas, kinerja dan kepengurusan, sehingga
pemerintah harus menyediakan informasi yang berguna untuk menaksir akuntabilitas serta
membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik. Seiring dengan munculnya
tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik mempertahankan kualitas,
profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya
serta untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor publik,

4
maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Audit yang dilakukan tidak
hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan, namun perlu diperluas dengan melakukan
audit terhadap kinerja organisasi sektor publik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Audit Internal ?
2. Apa saja Persamaan Dan Perbedaan Auditor Internal Dan Ekternal?
3. Apa saja Jenis-Jenis Audit Sector Public?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Apa Itu Audit Internal ?
2. Mempelajari Persamaan Dan Perbedaan Auditor Internal Dan Ekternal
3. Mengetahui Jenis-Jenis Audit Sector Public

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Materi Utama

AUDITING SEKTOR PUBLIK


1. PENGERTIAN AUDITING SEKTOR PUBLIK
Istilah "auditing ” dapat disinonimkan dengan kata pemeriksaan. Auditing berasal dari
bahasa latin, yaitu ”audire" yang berarti mendengar atau memperhatikan. Mendengar dalam
hal ini adalah memperhatikan dan mengamati pertanggung jawaban keuangan yang
disampaikan penanggungjawab keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada
perkembangan terakhir sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal
dengan auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang di emban oleh auditor tersebut disebut
dengan "auditing". Secara umum auditing di definisikan sebagai proses sistematik pencarian
dan pengevaluasian secara objektif bukti mengenai asersi tentang peristiwa dan tindakan
ekonomik Untuk meyakinkan kadar kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Dalam
bidang sektor publik, auditing sektor publik dapat didefinisikan sebagai :
"Auditing sektor pulik adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar auditing, untuk
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
dan tanggungjawab keuangan pada organisasi sektor publik".

2. TUJUAN AUDITING SEKTOR PUBLIK


Tujuan pengauditan sektor publik dimaksudkan untuk tetap menjaga prinsip trans paransi
dan akuntabilitas dengan cara memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima umum. peraturan
perundang undangan dan pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas sektor publik
dilaksanakan secara eiiaien, ekonomis dan efekiif gehingga laporan keuangan yang disajikan
tersebut tidak menyesatkan bagi para penggunanya.

6
3. FUNGSI AUDIT SEKTOR PUBLIK
Secara umum audit sektor publik memiliki fungsi yang lebih luas terutama dalam
kaitannya dengan tugas dan kewajiban untuk melaporkan adanya indikaal kecurangan dan
korupsi. Auditor tidak dapat melaksanakan seluruh tugasnya hanya dengan menggunakan
satu jenis pekerjaan saia. Pekerjaan auditor terdiri dari sub seksi yang berbeda dan memiliki
tujuan masing-masing.

4. PERAN AUDITING SEKTOR PUBLIK


Auditing sektor publik memiliki peran penting dan strategis dalam perwujudan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Good mengandung dua pengertian. Pertama,
nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak rakyat dan dapat meningkatkan kemampuan
rakyat dalam pencapaian tujuan kemandirian, pemba ngunan berkelanjutan, dan keadilan
sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional yang dijalankan secara efisien dan efektif. Dengan
kata lain, kepemerintahan yang baik (good governance) berorientasl pada tujuan nasional
serta menuntut pemerintah memiliki kompetensi sehingga struktur ekonomi dan mekanisme
politik dapat berfungsi efektif dan efisien.

AUDIT SEKTOR PUBLIK DAN AUDIT SEKTOR SWASTA


Perbedaan yang paling mendasar antara audit sektor publik dan swasta adalah
pertimbangan kebijakan politik. Dalam akhir proses audit, khususnya dalam audit keuangan,
auditor akan menggunakan objektivitas terbaiknya dan rekomendasi secara menyeluruh.
Auditor yang kurang berpengalaman dalam sektor publik biasa nya memberikan rekomendasi
yang kontroversial seperti meningkatkan harga untuk mengimbangi kenaikan beban. Hal
yang penting untuk membedakan audit sektor publik dan swasta adalah perbedaan
kepentingan antara kebijakan politik dan rasional ekonomi, kebijakan politik biasanya
diprioritaskan dalam sektor publik setidaknya dalam jangka pendek.
Audit pada sektor swasta lebih ditentukan oleh interaksi antara pemilik perusahaan dan
manajemen perusahaan yang banyak ditentukan oleh kontrakkontrak yang terjadi di antara
mereka. Sebaliknya, pada sektor publik interaksi antara pemilik, dalam hal ini masyarakat
yang di wakili oleh legislatif, dengan manajemen sektor publik [pemerintah) diatur dengan
jelas pada berbagai peraturan perundang-undangan.

7
JENIS-JENIS AUDITING SEKTOR PUBLIK
Audit biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: audit laporan keuangan,
audit ketaatan, dan audit operasional.

1. AUDIT LAPORAN KEUANGAN


Audit keuangan meliputi audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberi kan
keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit telah menyajikan secara wajar
tentang posisi keuangan, hasil operasi/usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan, mencakup penentuan
apakah:
a) Informasi keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan;
b) Entitas yang diaudit telah memenuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan
tertentu;
c) Sistem pengendalian intern instansi tersebut, baik terhadap laporan keuangan maupun
terhadap pengamanan atas kekayaannya, telah dirancang dan dilaksana kan secara
memadai untuk tujuan pengendalian.

2. AUDIT UNTUK TUJUAN TERTENTU


Pemeriksaan/audit dengan tujuan tertentu adalah pemeriksan yang dilakukan untuk tujuan
khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam
pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang ber kaitan dengan
keuangan dan bersifat investigatif ataupun audit ketaatan tertentu.

JENIS-JENIS OPINI AUDIT


Opini yang diberikan atas asersi manajemen dari klien atau instansi peusahaan yang
diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak
memberikan pendapat, dan tidak wajar. Menurut Standar Profesional Akuntan [PSA 29],
opini audit terdiri dari lima jenis yaitu:
1) Opini wajarTanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

8
Opini Wajar Tanpa Pengecualian Adalah pendapat yang diberikan ketika audit telah
dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing [SPAP), auditor tidak menemukan kesalahan
material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyim pangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku (SAK).
2) Opini wajar dengan pengecualian
Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Opini Wajar Dengan
Pengecualian Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan wajar dalam
hal yang material, tetapi terdapat sesuatu penyimpa ngan/kurang lengkap pada pos tertentu,
sehingga harus dikecualikan.

KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR


Dalam hal terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dalam
memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun Yang bersifat
pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasar kan PMK No. 17 /
PMK.01 / 2008 hanya dikenakan sanksi administratif, berupa: sanksi peringatan, sanksi
pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin.
Penghukuman dalam pemberian sanksi hingga pencabutan izin baru dilakukan dalam hal
seorang Akuntan Publik tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
SPAP dan termasuk juga pelanggaran kode etik yang ditetapkan oleh lAPl, serta juga
melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan
dengan bidang jasa yang diberikan, atau juga akibat dari pelanggaran yang terus dilakukan
walaupun telah mendapatkan sanksi pembekuan izin sebelumnya, ataupun tindakan-tindakan
yang menentang langkah pemeriksaan sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran
profesionalisme akuntan publik.

1. PEMAHAMAN HUKUM DAN KEWAJIBAN AUDITOR


Banyak profesional akuntansi dan hukum percaya bahwa penyebab utama tuntutan
hukum terhadap kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan
keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit, dan antara
kegagalan audit serta risiko audit. Berikut ini defenisi mengenai kegagaIan bisnis.
2. KEGAGALAN AUDIT

9
Kegagalan yang terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar kembali utangnya atau
tidak mampu memenuhi harapan para investornya, karena kondisi ekonomi atau bisnis,
seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk atau persaingan yang tak terduga dalam
industri itu.

3. RISIKO AUDIT
Risiko dimana auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan dengan waiar
tanpa pengecualian, sedangkan dalam kenyataannya laporan ter sebut disajikan salah secara
material. Bila di dalam melaksanakan audit, akuntan publik telah gagal mematuhi standar
profesinya, maka besar kemungkinannya bahwa business failure juga di barengi oleh audit
failure.

4. KEWAJIBAN HUKUM BAGl AUDITOR


Auditor secara umum sama dengan profesi lainnya merupakan subjek hukum dan
peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti kegagalan untuk
mematuhi standar profesional di dalam kinerjanya. Profesi ini sangat rentan terhadap
penuntutan perkara (Iawsuits) atas kelalaiannya yang digambarkan sebagai sebuah krisis.
Litigasi terhadap kantor akuntan publik dapat merusak citra atau reputasi bagi kualitas dari
jasa-jasa yang disediakan kantor akuntan publik tersebut. Kewajiban hukum auditor dalam
pelaksanaan audit apabila adanya tuntutan ke pengadilan yang menyangkut laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
a) Kewajiban kepada klien (Liabilities to Client) Kewajiban akuntan publik terhadap klien
karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang disepakati,
pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal menemui kesalahan, dan pelanggaran
kerahasiaan oleh akuntan publik;
b) Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common Iaw (Liabilities to Third Party)
Kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga jika terjadi kerugian pada pihak
penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan;
c) Kewajiban Perdata menurut hukum sekuritas federal (Liabilities under securities laws)
Kewajiban hukum yang di atur menurut sekuritas federal dengan standar yang ketat;

10
B. Materi Tambahan
AUDITING SEKTOR PUBLIK (VALUE FOR MONEY AUDIT)

KARAKTERISTIK VALUE FOR MONEY AUDIT


Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektifitas, pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Pada
audit keuangan dan audit kinerja, tidak terdapat perbedaan definisi yang tajam karena difinisi
audit kinerja sebagai suatu proses dapat diturunkan dari definisi audit keuangan.Pengertian
audit dalam audit keuangan adalah suatau proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi,
kesesuaiannya dengan rofessi/satandar yang telah ditetapkan dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan,1984).
2. AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI
Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengcu pada rasio terbaik
antara outpu dengandengan biaya (input). Karena output dan biaya diukur dalam unit yang
brbeda maka efisiensi dapat terwujud ketika dengan sumberdaya yang ada dapat dicapai
output yang maksimal atau output tertentu dapat dicapai dengan sumberdaya yang sekecil-
kecilnya.

3. AUDIT EFEKTIVITAS
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Menurut Audit Commission (1986),
efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang
berwewenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya. Audit efektivitas (audit
program) bertujuan untuk menetukan (1) tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang
diinginkan (2) kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya (3) apakah entitas
yang di audit tekah mempertimgbangkan elternatif lain yang memberikan hasil yang sama
dengan biaya yang telah paling rendah.

STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN (SAP) TAHUN 1995


Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja terhadap lembaga
pemerintahan menurut Standar Audit Pemerintahan adalah sebagai berikut :

11
2. STANDAR UMUM
a) Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara koleksi memiliki kecakapan
rofessional yang memedai untuk tugas yang disyaratkan.
b) Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi/lembaga audit dan
auditor, baik pemerintah maupun akuntan publoik, harus indepndensi yang bersifat
pribadi dan yang diluar pribadinya (ekstern), dapat memengaruhi independensinya, serta
harus dapat mempertahankan sikap dan penampilan yang independen.
c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunKn
kemahiran rofessional nya secara cermat dan seksama.
d) Setiap organisasi/lembaga audit yang melaksanakan audit yang berdasarkan SAP ini harus
memiliki system pengendalian intern yang memadai, dan system pengendalian mutu
tersebut harus di-refiew oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern).

2. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN AUDIT KINERJA


Standar pekerjaan lapangan untuk audit kinerja terdiri atas tiga hal, yaitu :
a) Perencanaan
Pekerjaan harus direncanakan secara mamadai.
b) Supervisi
Staf harus diawasi (disupervisi) dengan baik.
c) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Apabila hokum, peraturan perundang-undangan, dan persyaratan kepatuhan lainya
merupakan hal yang signifikan bagi tujuan audit, auditor harus merancang audit tersebut
untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai kepatuhan tersebut.
d) Pengendalian Manajemen
Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen yang relevan dengan
audit.
Standar pelaporan audit kinerja berisi lima hal, yaitu:
1) Bentuk : Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat
mengkomunikasikan hasil setiap audit.

12
2) Ketepatan Waktu : Auditor harys dengan smestinya menerbitkan laporan untuk
menyediakan informasi yang dapat digunakan secara tepat waktu oleh manjemen dan
pihak lain yang berkepentingan.
3) Isi Laporan : Standar pelaporan ketiga untuk audit kinerja mencakup isi laporan.
4) Penyajian Laporan : Laporan harus lengkap,akurat, objektif, meyakinkan, serta jelas dan
ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan.
5) Distribusi Laporan : Laporan tertulis audit diserahkan oleh organisasi/lembaga audit
kepada pejabat yang wewenang.

AUDIT KINERJA PEMERINTAHAN DAERAH DALAM KONTEKS OTONOMI


DAERAH
Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik ,yaitu
pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Ketiga hal tersebut pada dasar nya berbeda
baik konsepsi maupun aplikasinya. Pada tataran teknik aplikasi juga berbeda, pengawasan
oleh DPR/DPRD dilakukan pada awal tahun. Agar tidak terjadi penyimpangan dan
penyelewangan yang disebabkan oleh adanya penyalah gunaan wewenang oleh eksekutif,
maka pemberian wewenang tersebut harus diikuti dengan pengawasan dan pengendalian
yang kuat. Pengawasan oleh DPR/DPRD dan masyarakat tersebut harus sudah dilakukan
sejak tahap perencanaan, tidak hanya tahap pelaksanaan dan pelaporan saja. Apabila
DPR/DPRD lemah dalam tahap perencanaan, maka sangat mungkin pada tahap pelaksanaan
akan mengalami banyak penyimpangan.

PERMASALAHAN AUDIT KINERJA LEMBAGA PEMERINTAHAN DI


INDONESIA
Pemberian otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada
daerah kabupaten/kota membawa konsekuensi perubahan pada pola dan system pengawasan
dan pemeriksaan.pemberian pola pengawasan yang mendasar adalah dengan diberinya
keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri, maka diperlukan peningkatan peran DPRD dan masyarakat luas dalam pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan, karena nantinya Kepala Daerah bertanggung jawab kepada
DPRD dan masyarakat

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Audit terhadap sektor publik sangat dibutuhkan karena instansi pemerintah rentan akan
permasalahan korupsi, kolusi, serta rendahnya tingkat efisiensi dan efektivitas yang mampu
ditunjukkan oleh pemerintah. Audit terhadap sektor publik harus memiliki standar yang jelas dan
tegas agar dipatuhi oleh instansi pemerintah.
Pengawasan pelaksanaan terhadap audit sektor publik harus lebih ditingkatkan untuk
memperoleh perbaikan dalam kualitas audit terhadap sektor publik dan hal ini tentu
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah yang lebih bertanggungjawab.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi acuan untuk membedakan atara tujuan Audit Umum
dengan Audit Spesifiq, dimana kalangan mahasiswa sekarang susah untuk membedakan audit
ini.
Didalam saran ini kami juga berharap agar para pembaca bisa menggali ilmu pengetahuan
sedalam-dalamnya. Karena dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki akan menjadikan kita
sebagai orang yang mempunyai derajat tinggi di mata Allah SWT.

14
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan,Arfan dkk.2019.Akuntansi Sektor Publik.Medan:Madenatera
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai