Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tangal 6 April – 6 Juni 2020

melalui literatur dengan tujuan untuk mengetahui Tatalaksana

Pemeriksaan Colon In Loop Pada Kasus Ileus Obstruktif di Instalasi

Radiologi. Data yang terungkap melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi maka dilakukanlah penelusuran terhadap 4 literatur yang

saya review sebagai berikut:

1. Karya Tulis Ilmiah dengan judul Tatalaksana Pemeriksaan Colon In

Loop Pada Kasus Ileus Obstruktif Di Radiologi Rumah Sakit

Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar yang terbit pada tanggal

17 juni 2019 ditulis oleh Virdayanty Burhan, dengan menggunakan

metode penelitian observasi deskriptif. Adapun hasil penelitiannya

ialah proyeksi yang digunakan hanya menggunakan 4 proyeksi

saja yaitu foto polos AP Supine, proyeksi AP Supine Post Injeksi

Kontras, Proyeksi Lateral, dan proyeksi PA (prone).

a. Foto Polos proyeksi AP Supine

Gambar 4.1 Hasil Radiograf Foto Polos AP Supine


(KTI : Virdayanty Burhan, 2019)
b. Proyeksi AP Supine dengan menggunakan kontras

Gambar 4.2 Hasil Radiograf Proyeksi AP Supine


(KTI : Virdayanty Burhan, 2019)

c. Foto Lateral dengan menggunakan kontras

Gambar 4.3 Hasil Radiograf Proyeksi Lateral


(KTI : Virdayanty Burhan, 2019)

d. Foto Prone dengan menggunakan kontras

Gambar 4.4 Hasil Radiograf Proyeksi Prone


(KTI : Virdayanty Burhan, 2019)
2. Karya Tulis Ilmiah dengan judul Teknik Pemeriksaan Radiografi

Colon In Loop dengan kontras BaS04 Pada Kasus Ileus Obstruktif

di Instalasi Radiologi RSPAU dr. S Hardjolukito Yogyakarta yang

terbit pada tanggal 14 Februari 2019 ditulis oleh Al Laeli

handayani, dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Adapun hasil penelitiannya ialah hanya menggunakan 6 proyeksi

yaitu foto polos AP supine (plain foto), proyeksi supine (AP)

dengan kontras, proyeksi lateral, proyeksi AP oblique (RPO), AP

Oblique (LPO), AP supine post evakuasi.

a. Foto polos AP Supine (Plain Foto)

Gambar 4.5 Hasil Radiograf Foto Polos AP Supine


( KTI : Al Laeli handayani, 2019)

b. Foto AP Supine dengan menggunakan Kontras

Gambar 4.6 Hasil Radiograf proyeksi AP Supine


( KTI : Al Laeli handayani, 2019)
c. Foto Proyeksi Lateral dengan menggunakan kontras

Gambar 4.7 Hasil Radiograf Proyeksi Lateral


( KTI : Al Laeli handayani, 2019)

d. Foto AP Oblique (RPO) dengan menggunakan kontras

Gambar 4.8 Hasil Radiograf Proyeksi AP Oblique (RPO)


( KTI : Al Laeli handayani, 2019)

e. Foto AP Oblique (LPO) dengan menggunakan kontras

Gambar 4.9 Hasil Radiograf Proyeksi AP Oblique (LPO)


( KTI : Al Laeli handayani, 2019)
f. Foto AP supine post evakuasi

Gambar 4.10 Hasil Radiograf Proyeksi AP Supine Post evakuasi


( KTI : Al Laeli handayani, 2019)

3. Karya Tulis Ilmiah dengan judul Teknik Pemeriksaan Colon In Loop

pada Kasus suspect Ileus Obstruktif Di Rumah Sakit Andi

Makkasau Parepare, yang terbit pada bulan April 2018, ditulis oleh

Safira Aulia Rahmi, dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif kuantitatif. Adapun hasil penelitiannya ialah hanya

menggunakan 5 proyeksi yaitu foto polos AP supine, proyeksi AP

Post Injeksi Kontras, AP Oblique (LPO) dan proyeksi PA (prone),

dan AP supine (post evakuasi).

a. Foto Polos AP Supine

Gambar 4.11 Hasil Radiograf Proyeksi AP Supine


( KTI : Safira Aulia Rahmi, 2018)
b. Foto proyeksi AP Supine Post Injeksi Kontras

Gambar 4.12 Hasil Radiograf Proyeksi AP Supine Post Injeksi Kontras


( KTI : Safira Aulia Rahmi, 2018)

c. Foto Proyeksi AP Oblique (LPO)

Gambar 4.13 Hasil Radiograf Proyek AP Oblique (LPO)


( KTI : Safira Aulia Rahmi, 2018)

d. Foto proyeksi PA (prone)

Gambar 4.14 Hasil Radiograf Proyeksi PA (Prone)


( KTI : Safira Aulia Rahmi, 2018)
e. Foto AP supine (post evakuasi).

Gambar 4.15 Hasil Radiograf Proyeksi AP Supine (post evakuasi)


( KTI : Safira Aulia Rahmi, 2018)

4. Artikel penelitian laporan kasus dengan judul Teknik Radiografi

Colon In Loop Suspect Ileus Obstruktif di Instalasi Radiologi RSUD

dr.Iskak Tulungagung, yang terbit pada bulan Mei 2018, oleh

Shofayana Wardatul Jamilah, dengan menggunakan metode

penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun hasil penelitiannya ialah

hanya menggunakan 5 proyeksi yaitu foto polos Abdomen (plain

foto), proyeksi AP supine dengan kontras, proyeksi AP oblique

(RPO), AP Oblique (LPO), dan AP supine (post evakuasi).

a. Foto polos Abdomen AP Supine (plain foto)

Gambar 4.16 Hasil Radiograf Foto Polos Abdomen


( KTI : Shofayana Wardatul Jamilah, 2018)
b. Foto Hasil Pemasukan Bahan Kontras Full Feeling Dan Post

Evakuasi

Gambar 4.17 Hasil Radiograf Full Feeling dan Post Evakuasi


( KTI : Shofayana Wardatul Jamilah, 2018)

c. penggabungan Foto Proyeksi AP Supine dengan kontras,

proyeksi Lateral, AP Oblique RPO, AP Oblique LPO

Gambar 4.18 Proyeksi AP Supine dengan kontras, proyeksi


Lateral, AP Oblique RPO, AP Oblique LPO menggunakan
fluoroscopy
( KTI : Shofayana Wardatul Jamilah, 2018)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan

literatur review pada 4 jurnal ilmiah ditemukan bahwa terdapat

beberapa perbedaan dari beberapa penelitian tersebut. Literatur

diambil dari tahun 2010-2019 yang relevan dengan topik penelitian

Tatalaksana Pemeriksaan Colon In Loop Pada Kasus Ileus

Obstruktif Di Instalasi Radiologi.

B. Pembahasan

Menurut dari beberapa Karya Tulis Ilmiah yang saya teliti

dan berkaitan dengan judul saya yaitu Tatalaksana pemeriksaan

Colon In Loop pada kasus Ileus Obstruktif di Instalasi Radiologi.

Pemeriksaan Colon In Loop adalah suatu teknik pemeriksaan

secara radiografi pada daerah Colon dengan menggunakan media

kontras positif maupun negatif secara retrograde. Pemeriksaan

Colon In Loop memerlukan persiapan khusus yaitu sehari sebelum

pemeriksaaan makan bubur kecap atau tidak makan-makanan

yang beserat. Makan obat pencahar pada malam hari. Tidak makan

selama 8 jam. Boleh minum air putih 1-2 gelas. Pada jam 10.00

pagi dating ke Unit Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan/

pembuatan X-ray Colon In Loop.

Namun sebelum melakukan pemeriksaan pasien disuruh

untuk melepaskan benda-benda yang dapat mengganggu hasil

radiograf kemudian memberikan penjelasan kepada pasien tentang

maksud, tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan,

sehingga pasien dapat mengikuti petunjuk yang diberikan oleh

petugas.
Bahan kontras yang digunakan adalah barium sulfat. Bahan

kontras ini adalah bahan kontras yang larut dalam air. Teknik

pemeriksaan yang dilakukan dilakukan adalah tahap pengeksposan

pertama yaitu pengambilan foto polos. Setelah dilakukan

pengambilan foto polos dilakukanlah pemasangan chateter melalui

anus. Selanjutnya terdapat beberapa proyeksi yang digunakan

dalam Tatalaksana Pemeriksaan Colon In Loop Pada Kasus Ileus

obstruktif diantara rumah sakit yang berbeda, contohnya yaitu

Rumah sakit Akademis Jusuf Jaury Putera Makassar yang

menggunakan 4 proyeksi diantaranya Plain Foto AP Supine ,

setelah itu dimasukkan bahan kontras sebanyak 300 cc pada

proyeksi AP Supine post injeksi, tahap selanjutnya proyeksi lateral

dengan bahan kontras 300 cc, dan yang terakhir proyeksi PA

(prone) dengan kontras 100 cc. Pada Rumah Sakit dr. S.

Hardjolukito Yogyakarta menggunakan 6 proyeksi diantaranya plain

foto polos abdomen (plain foto), setelah itu dimasukkan bahan

kontras sebanyak 200 cc pada proyeksi AP Supine post injeksi,

tahap selanjutnya proyeksi lateral dengan dimasukkan bahan

kontras sebanyak 100 cc, pemotretan proyeksi AP Oblique (RPO)

dimasukkan bahan kontras sebanyak 100 cc dan pada proyeksi

LPO dimasukkan lagi sebanyak 100 cc, dan yang terakhir dilakukan

AP post evakuasi yaitu mengeluarkan atau menyedot bahan

kontras. Selanjutnya pada Rumah Sakit Andi Makkasau Parepare

menggunakan 5 proyeksi diantaranya foto polos abdomen (plain

foto), setelah itu dimasukkan bahan kontras sebanyak 360 cc pada


proyeksi AP Supine post injeksi, tahap selanjutnya proyeksi AP

Oblique (LPO) dimasukkan bahan kontras sebanyak 240 cc dan

pada proyeksi PA (prone) dimasukkan bahan kontras sebanyak 60

cc, dan yang terakhir dilakukan post evakuasi. Berbeda dengan

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung yang

pemeriksaannya menggunakan fluoroscopy dengan menggunakan

5 proyeksi diantaranya AP Supine (plain foto), selanjutnya

dimasukkan bahan kontras 100 ml lalu di foto dengan proyeksi

latera, kemudian dimasukkan lagi bahan kontras sebanyak 100 cc

AP Supien post injeksi, AP dengan posisi Right Posterior Oblique

(RPO) dan Left Posterior Oblique (LPO). Faktor eksposi yang

digunakan di sesuaikan dengan kondisi pasien.

Jurnal penilaian menjelaskan dengan menggunakan bantuan

fluoroscopy dalam pemeriksaan Colon In Loop menjelaskan bahwa

dengan keakuratannya dalam penilaian ileus obstruktif pada

jaringan lunak, dengan bantuan fluoroscopy menjadi metode yang

berguna dan direkomendasikan dalam patologi ini.

Prosedur pemeriksaan Colon In Loop tidak berbeda jauh

dengan referensi. Perbedaannya hanya pada proyeksi yang

digunakan. Proyeksi yang digunakan ada beberapa pada tiap-tiap

Rumah Sakit yang berbeda diantaranya proyeksi AP Supine,

proyeksi Lateral, proyeksi RPO dan LPO. Keempat proyeksi ini

sudah menggambarkan kelainan-kelainan pada Colon.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tatalaksana Pemeriksaan Colon In Loop yaitu suatu teknik

pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan bahan kontras

yang dimasukkn per anal dengan tujuan untuk menggambarkan

usus besar yang berisi kontras media. Colon In Loop adalah suatu

pemeriksaan pada daerah colon dengan menggunakan media

kontras positif maupun negative secara retrograde. Bahan kontras

yang digunakan adalah barium sulfat, tetapi pada setiap Rumah

Sakit menggunakan berbeda-beda proyeksi, ada yang

menggunakan 4 proyeksi, ada yang menggunakan 5 proyeksi dan

ada pula yang menggunakan 6 proyeksi. Proyeksi yang paling

optimal digunakan diantaranya proyeksi AP Supine, proyeksi

Lateral, proyeksi AP oblique RPO dan LPO. Keempat proyeksi

tersebut sudah mampu menggambarkan kelainan-kelainan pada

Colon.

B. Saran

Sebaiknya pada pemeriksaan Colon In Loop menggunakan

proyeksi seoptimal mungkin dengan tujuan untuk mengurangi dosis

radiasi.

Anda mungkin juga menyukai