Berdasarkan nilainya:
a. Uang Bernilai penuh (rull boodied money)
b. Uang tanda (token money)
Berdasarkan kawasan
a. Uang local
b. Uang regional
c. Uang internasional
g. Bentuk-Bentuk Simpanan
1. Tabungan
2. Giro
3. Deposito
BAB VI
KONSEP DASAR ANTROPOLOGI
1.Kebudayaan
Asal usul Kebudayaan, Kebudayaan berasal dari kata Sanskerta, yaitu Buddhaya, yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang berarti "budi akal".Dalam bahasa latin/yunani kebudayaan
berasal dari kata"colere" yang berarti mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah.
Dalam arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah
alam.
DefinisI kebudayaan berdasarkan pendapat para ahli. Dari hasil penyelidikannya sebuah buku
bernama Culture,A Critical Review of Concept and Definition tahun 1952. Pengertian
kebudayaan Menurut E. B. Tylor(1874),Kebudayaan itu adalah Keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Definisi lain tentang kebudayaan dikemukakan oleh R.Linton dalam buku nya “The Culture
Backrounnd of Personality”(1947),meyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi tingkah
laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur-unsur pembentukannya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. sejalan dengan Selo Soemarjdjan dan
Soelaeman Soemardi(1964:114), mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
karya,rasa dan cipta masyarakat.Soekarno dalam bukunya “Pengantar Sejarah Kebudayaan
I(1973)mengatakan kebudayaan adalah segala ciptaan manusaia dalam usahanya mengubah
dan memberikan bentuk dan susunan baru terhadap pemberian tuhan sesuai kebutuhan
jasmani dan rohaninya. Parsudi Suparlan(1981),mengatakan bahwa kebudayaan merupakan
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang dimanipulasikan untuk
menginterprestasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan untuk menciptakan serta
mendorong teciptanya kelakuan.
Menurut Suhandi (1994:6)Kebudayaan memiliki ciri-ciri umum yaitu sebagai berikut:
a.Kebudayaan dipelajari
b.Kebudayaan diwariskan atau diteruskan
c.Kebudayaan hidup dalam masyarakat
d.Kebudayaan dikembangkan dan berubah
e.Kebudayaan itu terintegrasi
Ciri umum kebudayaan ini terdapat dalam setiap masyarakat sebagai pendukung kebudayaan
sehingga dimana pun juga masyarakat berada akan memiliki ciri khusus kebudayaannya yang
membedakan dengan kebudayaan masyarakat lain.Walaupun setiap masyarakat memiliki
kebudayaan yang berbeda-beda,tetapi memiliki ciri umum yang sama,begitu pula akan
memiliki sifat dan hakikatnya yang berlaku umum sama pula. Sifat hakikat dan kebudayaan
ini menurut Williams dan Soekanto(1986:164)sebagai berikut:
a.Kebudayaan telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu,dan tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
b.Kebudayaan di perlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
c.Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,tindakan-
tindakan yang di terima dan ditolak.tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan
yang diizinkan.
Kebudayaan ini terwujud idea atau gagasan,norma-norma atau peraturan dan aktivitas social
maupun wujud kebendaan.Hal ini sesuai dengan pembagian wujud kebudayaan yang
dilakukan oleh Koentjaran ingrate(1990:186-187)yaitu sebagai berikut:
a.Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-
norma,peraturan.Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak,tak dapat diraba atau
difoto.Lokasinya ada di dalam kepala-kepala,atau dengan perkataan lain ada dalam alam
pikiran diri warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan itu hidup.
b.Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan dari kelompok
manusia.Wujud kebudayaan dari kebudayaan yang sering disebut sistem social,mengenai
kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.
c.Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.oleh karena merupakan
seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas,perbuatan,dan karya semua manusia dalam
masyarakat,sifatnya paling kongkret,dan berupa benda-benda atau hal-halyang dapat
diraba,dilihat dan difoto.
2.Cara Pandang Terhadap Kebudayaan
A. Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini,kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikemmbangkan di Eropa
pada abad ke-18 dan awal abad ke-19.gagasan tentang”budaya”ini merefleksikan adanya
ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan-kekuatan daerah-daerah yang di
jajahnya.mereka menganggap “Kebudayaan”sebagai “peradaban”sebagai lawan kata dari
“alam”.menurut cara pikir ini kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat
diperbandingkan,salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
B. Kebudayaan sebagai “Sudut Pandang”
Selama Era Romantis,para cendekiawan di jerman,khususnya mereka yang peduli terhadap
gerakan nasionalisme-seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan jerman,dan
perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan kekaisaran Austria-Hongaria-
mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan”sudut pandang umum”,pemikiran ini
menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan daan kekhasan
masing-masing.Karenanya budaya tidak dapat diperbandingkan .meskipun punbegitu gagasan
ini masih mengakui adanya perusahaan pemisahan antara “berkebudayaan”dengan “tidak
berkebudayaan”atau kebudayaan”primitif”.
C. Asia
Asia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa
dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain,
seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok terhadap kebudayaan jepang, korea dan
vietnam.
D. Australia
Kebanyakan budaya di australia masa kini berakar dari kebudayaan eropa dan amerika.
Kebudayaan eropa dan amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan
lingkungan benua australia, serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua
Australia,aborigin.
E. Eropa
Kebudayaan eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah
dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebuah"Kebudayaan barat".kebudayaan ini
telah diserap oleh banyak kebudayaan. Hal ini terbukti dengan banyak nya pengguna bahasa
inggris dan bahasa eropa lainnya di seluruh dunia.
F. Timur Tengah dan Afrika Utara
Kebudayaan di daerah Timur Tengah dan afrika Utara saat ini kebanyakan sangat
dipengaruhi oleh nilai dan norma agama islam, meskipun tidak hanya agama islam yang
berkembang di daerah ini.
4.Keanekaragaman Kebudayaan Indonesia
Suatu hal yang pasti, kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya
mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan
dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber-sumber alam yang ada
disekitarnya. Manusia menyumbangkan peralatan dan cara-cara pengendaliannya untuk
menyambung keterbatasan jasmaninya. Akhirnya manusia mengembangkan kebudayaan
bukan semata-mata terdorong oleh karena tantangan kebutuhan yang timbul dari
lingkungannya,tetapi juga harus menanggapai tantangan dari lingkungan buatan yang bersifat
kultural. Tidaklah mengherankan apabila di dunia ini berkembang beranekaragaman
kebudayaan, walaupun pada dasarnya beragamnya kebudayaan itu berkembang sebagai hasil
upaya manusia dalam mempermudah usahanya untuk memenuhi kebutuhan pokok (biologis)
yang bersifat universal
Oleh karena itu, kebudayaan dapat dipergunakan sebagai ciri yang membedakan suatu
kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial pendukung kebudayaan yang lain. Dalam
kaitannya dengan masyarakat bangsa indonesia yang terdiri atas beratus ratus suku bangsa
maka kebudayaan yang berkembang di indonesia pun beranekaragam sebagaimana tercermin
dalam"Bhineka Tunggal Ika".masing-masing suku bangsa mengembangkan kerangka acuan
yang dapat dipergunakan sebagai ciri pengenal yang membedakan kelompim sosial yang satu
dengan yang lainnya. Kerangka acuan itu terwujud dan tercermin dalam tujuh unsur
kebudayaan yang universal. Adapun unsur-unsur kebudayaan yang universal ialah Bahasa,
organisasi,sosial,ekonomi,pengetahuan,teknologi kesenian dan religi.
Unsur kebudayaan lainnya ialah sistem religi yang memberikan pedoman pada anggota
masyarakat dalam memaham lingkungan semesta dan hubungannya dengan kekuatan lain.
Sistem pengetahuan ini sangat penting artinya sebagai pedoman anggota masyarakat dalam
usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam arti luas. Indonesia yang majemuk
ini sangat kaya dengan kebudayaan. Bahkan kebudayaan yang beranekaragam itu merupakan
model utama yang dapat di pasarkan lewat pariwisata untuk meningkatkan penghasilan
devisa. Masyarakat indonesia yang terdiri dari suku suku bangsa yang besar maupun yang
kecil itu masing masing mengembangkan kebudayaan sebagai perwujudan berbangsa aktif
mereka terhadap lingkungan pendukungnya masing-masing.
Demikian, aneka ragam kebudayaan yang berkembang di kepulauan nusantara itu, dihayati
sebagai kerangka acuan dalam bersikap dan menentukan tindakan, serta sebagai ciri pengenal
yang membedakan diri dan kelompok suku bangsa yang lain sebagaimana tercermin dalam
hasil sensus yang pertama dan yang terakhir yang memuat tentang suku bangsa penduduk
indonesia,yaitu sensus yang di selenggarakan oleh pemerintah belanda pada tahun
1930.adanya keanekaragaman kebudayaan yang di dukung oleh suku bagsa suku bangsa
menyederhanakan beratus ratus kelompok pendukung kebudayaan yang berbeda itu,ia
membaginya dalam enam wilayah persebaran, tidak termasuk irian jaya.
Sementara Clifford Geertz (1993)mencoba menyederhanakan anekaragam yang berkembang
di indonesia kedalam dua tipe yang berbeda berdasarkan ekosistem nya,kebudayaan yang
berkembang ,yaitu di "indonesia dalam"(jawa,bali)dan kebudayaan yang berkembang di
"indonesia luar" yaitu di luar pulau jawa dan bali. Kebudayaan yang berkembang
di"indonesia dalam"igu di tandai oleh tingginya intensitas pengolahan tanah secara teratur
dan telah menggunakan sistem pengairan dan menghasilkan pangan padi yang ditanam di
sawah. Dengan demikian kebudayaan jawa menggunakan tenaga kerja manusia dalam jumlah
besar disertai peralatan yang relatif lebih kompleks itu merupakan perwujudan upaya
manusia yang secara lebih berani merubah ekosistem nya untuk kepentingan masyarakat
yang bersangkutan.
Dengan demikian kategori tersebut, sesuai dengan apa yang Clifford Geertz dapat di
golongkan sebagai kebudayaan tipe"indonesia luar"yang merupakan perwujudan kecerdikan
masyarakat menyesuaikan diri dengan ekosistemnya. Penduduk didaerah tersebut menduduki
tempat yang kurang menguntungkan dalam kontak kontak kebudayaan Sejarah
perkembangan kebudayaan apabila dibandingkan dengan penduduk "indonesia dalam".pada
hakekatnya mrnurut josselin de jong, kebudayaan yang tersebar di indonesiaitu memiliki
landasan, antara lain yaitu
a. Bahwa pada masa lampau masyarakat Indonesia itu terdiri dari beberapa persekutuan yang
berlandaskan ikatan kekerabatan yang menganut garis keturunan secara unilineal, baik
melalui keibuan maupun kebapakan.
b. Diantara persekutuan kekerabatan itu terjalin hubungan kawin secara tetap sehingga
terjema tata hubungan yang mendudukkan kelompok kerabat pemberi pengantin wanita lebih
tinggi daro pada kedudukan kelimpok kerabat yang menerima pengantin wanita.
c. Seluruh kelompok kekerabatan yang ada biasanya terbagi dalam dua puluh masyarakat
yang dikenal dengan istilah antropologis "Moiety"yang satu sama yang laiinnya ada
hubungan saling bermusuhan maupun dalam berkawan sehingga nampaknya persaingan yang
di atur oleh adat.
d. Keanggotaan setiap induvidu karenanya bersifat ganda dapam arti bahwa setiap orang
bukan hanya menjadi anggota kelompok kerabat yang unilineal,melainkan juga anggota
kesatuan paruh masyarakat atau moiety.
e.Pembagian masyarakat dalam dua penuh masyarakat itu mempengaruhi pengertian
masyarakat terhadap isi semesta ke dalam dua kelompok yang seolah-olah saling mengisi
dalam arti serba dua yang dipertentangkan dan sebaliknya juga saling diperlakukan adanya.
f. Akibatnya juga tercermin dalam sistem penilaian dalam masyarakat yang bersangkutan
g. Seluruh susunan kemasyarakatan itu erat dihubungkan dengan kepercayaan masyarakat
yang bersangkutan,terutama yang berkaitan dengan kompleks totemisme yang didominasi
dengan upacara-upacara keagamaan dalam bentuk rangkaian upacara inisiasi dan diperkuat
dengan dongeng-dongeng suci baik yang berupa kesusastraan ataupun tradisi lisan.
h. Sifat serba dua juga tercermin dalam tata susunan dewa dewa yang menjadi pujaan
masyarakat yang betsangkutan.
i.Tata susunan masyarakat dewa itu ternyata mempengaruhi tata susunan kepemimpinan
masyarakat dalam kehidupan politik yang sering kali merupakan pencerminan tentang
keoercayaan yang berpangkal pada kehidupan dewasa.
5.Upaya Pelestarian Kebudayaan
Bangsa indonesia yang terdiri atas anekaragam suku bangsa dan kebudayaan itu masih
banyak memperlihatkan banyak unsur persamaan. Keanekaragaman dalam kesamaan itu
seperti juga yang tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika, yaitu "berbeda-beda, tetapi
satujua"mencerminkan kekayaan indonesia. Disamping perasaan bangga bagi bangsa kita
atas kekayaan kebudayaan bangsa itu, juga kadang-kadang timbul masalah yang disebabkan
oleh sifat anekaragam itu, terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan kebudayaan
nasional indonesia.
Dalam kenyataan proklamasi kemerdekaan yang telah berhasil memlersatukan segenap
penduduk di kepulauan nusantara dengan mewujudkan masyarakat majemuk dengan latar
belakang kebudayaan yang beranekaragam. Pada awal perkembangannya, masyarakat
indonesia yang telah berhasil menumbang dominasi kolonial dan menggantikannya sistem
politik yang mewakili rakyat yang di kukuhkan dengan ideologi baru, yaitu pancasila.
Perkembangan yang terjadi dalam perkembangan sosial budaya indonesia itu oleh C. Geertz
disebut sebagai revolusi intrgratif itu mengandung arti bahwa ikatan kelompok primoldial
yang dilandasi oleh hubungan kerabat, keagamaan, dan kebahasaan,meluas kearah kelompok
yang besar dalam masyarakat bangsa. Sesungguhnya dalam rangka pembangunanbangsa di
indonesia nampaknya para pendiri negara sejak awal mula telah menyadari akan arti
pentingnya pengembangan kerangka nilai atau ethos budaya yang dapat mempersatukan
masyarakat indonesia yang majemuk. Kesadaran itu dituangkan dalam UUD 1942 pasal
32,selanjutnya dipertegas UUD 1945 hasil amandemen.
Keberagaman kebudayaan daerah secara vertikal maupun horizontal sedemikian itulah yang
nampaknyamelandasi tersusunnya pasal 32 UUD 1945 yang mengamanatkan perkembangan
kebudayaan nasional Indonesia,di samping kebutuhan akan perangkat pemikiran yang dapat
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud
dari sejumlah suku bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan
mendukung kebudayaan yang beranekaragam itu perlu diperkokoh dengan kerangka acuan
yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional.
Suatu kebudayaan yang mampu memberi makna bagi kehidupan berbangsa dan
berkepribadian akan dapar dibanggakan sebagai identitas nasiaonal. Usaha kebudayaan harus
menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapar memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan
bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa indonesia.
Berdasarkan penjelasam tersebut nyata lah bahwa perkembangan kebudayaan bangsa yang
hendak dimajukan itu tidak mungkin dibiarkan terselenggara tanpa ketentuan arah serta tanpa
memperhatikan keberagaman mansayrakat dengan segala kebutuhan yang timbul dalam
proses perkembangan masyarakat bangsa. Penjelasan pasal 32 Ada empat ketentuan arah dan
tujuan pengembangan kebudayaan nasional Indonesia
a. Pertama, Kebudayaan nasional merupakan perwujudan hasil upaya dan tanggapan aktif
masyarakat Indonesia dalam proses adaptasi terhadap lingkungannya dalam arti luas.
b. Kedua, Kebudayaan nasional merupakan perpaduan puncak-puncak kebudayaan daerah,
sehingga mewujudkan konfigurasi budayabangsa.
c. Ketiga, Pengembangan kebudayaan nasional itu harus menuju ke arah kemajuan adab yang
dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
d. Keempat, Tidak menutup kemungkinan untuk menyerap unsur-unsur kebudayaan asing
yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan nasional, serta mempertinggi
kemanusiaan bangsa Indonesia
Dalam penjelasan pasal 32 dinyatakan betapa upaya itu harus di tujukan ke arah peradaban,
tanpa mengabaikan persatuan dan kesatuan bangsa. Pengaruh kebudayaan asing tidak boleh
diabaikan dalam upaya pengembangan kebudayaan nasional.kenyataan di dunia ini hampir
tidak ada suatu kebudayaan yang bebas dari prngaruh kebudayaan asing. Dalam menyerap
unsur-unsur kebutaan asing, perlu diperhatikan patokan patokan untuk memilah-milah Unsur-
Unsur mana yang patutnya di ambil alih yaitu unsur unsur yang dapat mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa. Disamping ideologi pancasila sebagai landasan filsafat negara yang
dikembangkan untuk meruntuh susa-sisa kekuatan kolonial, masyarakat indonesia juga
mengembangkan sistem politik dan pemerintaha. Yang disesuaikan dengan jebutuhan
masyarakat yang majemuk. Disamping itu pengembangan sistem pendidikan nasional dalam
rangka pengembangan kebudayaan nasional sangat penting artinya sebagai sarana integrasi.
Disekolah generasi muda deperkenalkan dengan lambang negara bendera pustaka dan lagi
kebangsaan sebagai sarana persatuan dan jesattuan bangsa.
Sistem pendidikan tidak terbatas menata kegiatan pendidikan di sekolah melainkan lebih
meluas mencakup pendidikan dalam lingkumgan keluarga, lingkungan kerja dan di
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu pengembangan sistem pendidikan nasional
boleh dikatakan sebagai keberhasilan masyarakat dan pemerintah mengembangkan sistem
reproduksi sosial dalam sytem organisasi sosial sebagai unsue kebudayaan
nasional.sesungguhnya tanpa disadari masyarakat indonesia telah berhasil mengembangkan
kesenian nasional walaupun perkembangan kesenian daerah atau duku bangsa tertentu sering
kali lebih menonjol. Beberapa bentuk kesenian daerah yang merupakan puncak-puncak
kebudayaan, telag diterima sebagai kebudayaan nasional dan menjadi kebanggaan dan
bahkan identitas di luar negeri.
kebudayaan-kebudayaan daerah diakui oleh UUD 1945 maka keberadaan dan kemandirian
dan perkembangan bentuk bentuk kesenian daerah pun harus diperhatikan. Dalam sistem
religi, kebudayaan nasional indonesia telah berhasil membina semangat dan kebesaran jiwa
masyarakat indonesia yang berpedoman pada prinsio ketuhanan yang maha Esa. Jiwa dan
semangat ketuhanan yang maha esa itu tercermin dalam sikapdan pola tingkah laku yang
berkembang dalam masyarakat yang memuliakan kebesaran tuhan dan tenggang rasa dalam
pergaulan antara sesama umat beragama, mauoun penghayat kepercayaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa.