Bab I-V PDF
Bab I-V PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di mana hal ini di sebabkan karena perubahan pola hidup yang instan dan
dalam laporannya yang di terbitkan pada tahun 2016, pada tahun 2014 terdapat
422 juta orang dewasa dengan penyakit DM (Chan M, 2016). Sementara itu,
tahun yaitu 163 juta orang dan diperkirakan akan terjadi peningkatan menjadi
American Diabetes Association (ADA) pada tahun 2015 sekitar 30,3 juta
atau 9,4% dari total penduduk amerika menderita DM dimana 1,25 juta
diantaranya menderita diabetes tipe 1 dan sekitar 12 juta dari total penderita
kematian tertinggi ke 7 dimana pada tahun 2015 terdapat 79.535 kematian yang
2
Studi penelitian sebelumnya oleh Ratih Saralangi tahun 2016 di RSUD dr.
komplikasi.
keatas adalah 2.0% dan untuk semua umur adalah 1.5%, dimana untuk umur
kemudian umur 65-74 dengan 6,0%, dan umur 45-54 dengan prevalensi 3,9 %
sendiri dari data terakhir tahun 2016 penderita DM sebanyak 4.555 orang
karena gaya hidup yang kurang sehat dan kurangnya olahraga. Keadaan
hiperglikemia yang terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama akan
terjadinya komplikasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Terhadap Institusi
b. Terhadap Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
(kadar gula yang tinggi dalam darah) (Black & Hawk, 2009 dalam
(Damayanti S. , 2016).
tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat
makrovaskuler.
2. Patofisiologi
glukosa darah tersebut untuk, memahami hal ini tersebut, maka berikut ini
atau karbohidrat yang molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon
sel baru dan mengganti sel yang rusak. Di samping itu badan juga
memerlukan energi agar sel badan dapat berfungsi dengan baik. Seperti
halnya energi pada mesin bahan bakarnya yaitu bensin. Sedangkan pada
manusia bahan bakarnya adalah makanan yang kita makan sehari-hari, yang
terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung- tepungan seperti nasi, roti, semua
itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak
menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus
supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Zat makanan tersebut harus
masuk ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan
terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit yang akhirnya
dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar insulin
Dalam kadar normal artinya kadar insulin cukup dan sensitif, insulin
akan ditangkap oleh reseptor insulin yang ada pada permukaan sel otot,
kemudian membuka pintu masuk sel sehingga glukosa dapat masuk ke sel
insulin yang kurang atau pada keadaan kualitas insulin yang tidak baik
(resistensi insulin), meskipun insulin ada dan reseptor juga ada, tapi karena
ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu masuk sel tetap tidak dapat
terbuka tetap tertutup sehingga glukosa tidak dapat masuk ke sel untuk
subekti, 2018).
3. Klasifikasi
antibody sel islet (ICAs) yang dapat merusak sel sel beta pancreas.
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati dan
sel beta.
2) Faktor infeksi firus, infeksi virus coxsakie pada individu yang peka
secara genetik.
jaringan asing.
DM tipe 2, yaitu :
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
9
5) Hipertensi
Pada keadaan ini wanita tidak terjadi ovulasi ( keluarnya sel telur
Damayanti, 2016).
d. DM Tipe Lain
(poliura).
lancar, termasuk pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan
pada lensa.
digunakan asam lemak untuk energy, asam lemak akan dipecah menjadi
keton yang kemudian berada pada darah dan dikeluarkan melalui ginjal.
11
lapar, dan kehilangan potassium menjadi akibat pasien mudah lelah dan
letih.
5. Penatalaksanaan DM
a. Perencanaan makanan/diet
yaitu:
dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan
tempe.
Olahraga tidak hanya dapat dilakukan oleh orang yang sehat, akan
serta lemak
14
c. Terapi farmakologi
dapat tetap normal atau mendekati normal. Terapi yang diberikan dapat
yaitu obat yang memperbaiki kerja insulin, obat golongan ini bekerja
pada hati, otot dan jaringan lemak, serta usus. Singkatnya obat jenis ini
(Damayanti S. , 2016).
Obat jenis ini menurunkan kadar gula darah terutama setelah makan.
dengan diet, latihan fisik, dan OHO tidak dapat menjaga kadar gula
2) Stress berat
perencanaan makanan
glukometer.
e. Edukasi
seumur hidup. Pasien tidak hanya belajar untuk merawat diri sendiri
16
1. Definisi
Olahraga adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
kadar gula darah tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi. Olahraga atau
latihan fisik juga merupakan salah satu pilar yang dalam penatalaksanaan
meliputi :
a. Frekuensi
5 kali perminggu.
17
b. Intensitas
sedang, yaitu sebesar 60-70 MHR (Maximum Hearth Rate). Dan dapat
c. Time (durasi)
d. Tipe (jenis)
CRIPE, yaitu
maksimal.
kali perminggu selama 30 menit sampai 45 menit, dengan total 150 menit
yang dilakukan tidak harus olahraga yang berat. Olahraga yang dianjurkan
berupa latihan kardio respirasi seperti jalan kaki, bersepeda, jogging, dan
Selain itu ketika berolahraga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu tahap-tahap olahraga, yang mana setiap kali olahraga harus dimulai
dilanjutkan dengan kegiatan inti (conditioning) yang mana pada tahap ini
selama 5-10 menit untuk menormalkan denyut nadi menjadi denyut nadi
N. A., 2017).
perjalanan penyakit DM. Komplikasi ini terdiri atas komplikasi akut dan
komplikasi kronis.
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
50 mg/dl. Gejala ini dapat bersifat ringan berupa gelisah sampai berat
darah dan penurunan kadar glukosa darah yang diakibatkan oleh terapi
insulin yang tidak adekuat (Tomky, 2005 dalam (Santi, 2016). Pada
1) Hipoglikemia ringan
2) Hipoglikemia sedang
3) Hipoglikemia berat
b. Diabetes Ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin, atau jumlah insulin yang tidak
dan asidosis.
2. Komplikasi Kronis
a. Retinopati
menjadi cacat visual yang parah setelah 15 tahun diabetes. Selain itu,
orang dewasa 20-70 tahun, dan 4,2 juta (28,5%) pada usia 40 tahun
b. Nefropati
kerusakan terjadi pada pembuluh darah ginjal. Ini terjadi karena kadar
gula yang tinggi akan meningkatkan kerja ginjal yang dapat berujung
23
adalah :
(IIP).
24
nefropati diabetik.
dapat ditegakkan.
c. Neuropati
pada kakinya tanpa disadari. Keadaan ini bila tidak diatasi dengan
kepada amputasi.
durasi hiperglikemia.
26
d. Penyakit Kardiovaskuler
D. Kerangka Pikir
komplikasi maka dari itu pasien dengan hiperglikemia harus rutin dan teratur
DM TIPE 2 KOMPLIKASI DM
4 PILAR HIPERGLIKEMIA
PENATALAKSANAAN DM
DIET
OLAHRAGA / OLAHRAGA
AKTIFITAS FISIK TERATUR
TERAPI OBAT
EDUKASI
(gambar 1)
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
disimpulkan.
C. Kriteria Data
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
b. Artikel biasa
29
BAB IV
A. Hasil
macam olahraga yang dapat menurunkan kadar gula darah tinggi sehingga
1 Aviana Gita (2017), Penelitian ini Jenis penelitian ini 96 responden Teknik Hasil penelitian
HUBUNGAN bertujuan untuk adalah pengumpulan data menunjukkan
FAKTOR menganalisis observasional penelitian terdapat hubungan
KEBIASAAN hubungan antara analitik dengan menggunakan kebiasaan olahraga
OLAHRAGA DAN kebiasaan sampel penelitian metode dengan kualitas
GEJALA olahraga dan lansia penderita wawancara dan hidup (p=0,005)
KOMPLIKASI gejala DM 2 studi dan terdapat
MIKROVASKULER komplikasi yang berobat di dokumentasi. hubungan gejala
DENGAN KUALITAS mikrovaskuler Puskesmas komplikasi
HIDUP LANSIA dengan kualitas Wonokromo mikrovaskuler
hidup lansia sebanyak 96 dengan kualitas
penderita DM sampel dengan hidup (p=0,030)
tipe 2 di pengambilan
Puskesmas sampel secara
Wonokromo. Simple
31
Random Sampling.
Analisis data
menggunakan uji
Chi Square Test
2 Dodik Hartono (2019), Jenis penelitian 67 responden Tekhnik Hasil penelitian
HUBUNGAN SELF yang digunakan pengumpulan data menunjukkan
CARE DENGAN dalam pnelitian ini menggunakan bahwa dari 57
KOMPLIKASI adalah penelitian lembar kuesioner responden
DIABETES analitik self kebanyakan dari
MELLITUS PADA korelasional care dan mereka memiliki
PASIEN DIABETES dengan pendekatan komplikasi DM perawatan diri
MELLITUS TIPE II DI cross sectional, yang diberikan yang baik, yaitu
POLI Tekhnik sampling kepada responden. sebanyak 23
PENYAKIT DALAM menggunakan responden (40,3%)
RSUD DOKTER purposive sampling. dan sebagian besar
MOHAMAD SALEH tidak mengalami
KOTA komplikasi, yaitu
PROBOLINGGO sebanyak 30
32
responden (52,6%).
Hasil dari
perhitungan uji
statistik spearman
pada tingkat
signifikan 5 = 0,05
diperoleh nilai ρ
dari 0,000 yang
berarti bahwa ada
hubungan antara
perawatan diri dan
komplikasi
diabetes mellitus
pada pasien dengan
diabetes mellitus
tipe 2.
33
3 Cahyono Widodo, Didik Jenis penelitian 86 responden Pengumpulan data Aktifitas fisik
Tamtomo, Ari Natalia adalah analitik menggunakan berkategori tinggi
Prabandari (2016), observasional kuesioner dan berhubungan
HUBUNGAN dengan desain dokumentasi. dengan kadar gula
AKTIFITAS FISIK, cross sectional darah (p = 0,021),
KEPATUHAN dengan teknik kategori rendah
MENGKONSUMSI sampling random dan sedang tidak
OBAT ANTI sampling berhubungan
DIABETIK dengan kadar gula
DENGAN KADAR darah
GULA DARAH (p=0,061 ).
PASIEN DIABETES Kepatuhan
MELLITUS mengkonsumsi
DI FASYANKES obat anti diabetik
PRIMER KLATEN berkategori tinggi,
berhubungan
dengan kadar gula
34
darah (p = 0,002 ),
berkategori rendah
dan sedang tidak
berhubungan
dengan kadar gula
darah (p= 0,066).
Secara
simultan,
kepatuhan
mengkonsumsi
obat anti diabetik
dan aktifitas fisik
berhubungan
dengan kadar gula
darah.
Kesimpulan
kepatuhan
mengkonsumsi
35
Bengkulu. (4)
Terdapat hubungan
yang signifikan
antara olahraga
dengan kestabilan
gula darah pada
penderita diabetes
melitus yang
berobat di
poliklinik penyakit
dalam RSUD Dr.
M. Yunus
Bengkulu.
Kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga akan
mampu mengontrol
kadar gula dalam
38
darah penderita
diabetes.
5 Nany Suryani, Pramono, Penelitian ini Desain penelitian 34 ressponden Teknik Berdasarkan
Henny Septiana (2015), bertujuan untuk yang digunakan pengumpulan data uji statistik
DIET DAN menganalisis adalah sarana penelitian menunjukkan tidak
OLAHRAGA pola makan dan analitik menggunakan ada hubungan diet
SEBAGAI UPAYA olahraga sebagai investigasi dengan metode untuk mengontrol
PENGENDALIAN upaya untuk desain case-control wawancara dan kadar gula dalam
KADAR GULA mengendalikan studi darah (p = 0,001),
DARAH PADA kadar gula darah dokumentasi dengan OR 29, dan
PASIEN ada hubungan
DIABETES MELITUS latihan pada
TIPE 2 DI kontrol kadar gula
POLIKLINIK darah (p =
PENYAKIT DALAM 0,000), dengan OR
RSUD ULIN 35. Dari hasil
BANJARMASIN tersebut dapat
TAHUN 2015
39
disimpulkan bahwa
ada hubungan
signifikan bahwa
responden diet gula
darah tidak
terkontrol itu akan
menjadi 29 kali
lebih besar dari
mereka yang tidak
diet dan
berolahraga
responden gula
darah akan
diperiksa lebih dari
35
kali lebih tinggi
daripada mereka
yang tidak
40
berolahraga. Diet
dan olahraga dapat
membantu
mengendalikan
darah
kadar gula dan
membantu
pengobatan yang
paling efektif.
6 Susi Astutik, Elis Penelitian ini Rancangan 32 responden Rancangan yang Hasil uji
Hartati, Mutia Galuh bertujuan untuk penelitian ini digunakan pada independent t-test
(2017), mengetahui menggukan pre penelitian ini yaitu didapatkan nilai
EFEKTIVITAS efektivitas experimental tidak mean latihan active
LATIHAN ACTIVE latihan active dengan desain menggunakan assistive range of
ASSISTIVE RANGE OF assistive range penelitian pre test- kelompok kontrol, motion 9.9375
MOTION DAN of motion dan post test design tetapi sebelum mg/dL, sedangkan
SENAM DIABETES senam diabetes dengan teknik diberikan nilai mean senam
TERHADAP terhadap pengambilan eksperiment diabetes 25.0625
41
penelitian ini
adalah tidak
efektivitas Senam
aerobik terhadap
penurunan kadar
gula darah pada
penderita Diabetes
Melitus Tipe II di
Puskesmas
Mamajang Kota
Makassar
45
B. Pembahasan
kualitas hidup lansia. DM tipe 2 pada lansia apabila tidak menjaga kadar
(Gita, 2017).
obat secara teratur, olahraga dan diet yang sesuai. Hasil penelitian
Dengan melakukan perawatan diri yang baik dikehidupan sehari-hari itu akan
46
memberikan informasi dan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk selalu
mengkonsumsi obat anti diabetik, dengan kadar gula darah penderita DM tipe
2016).
mengakibatkan komplikasi pada pasien diabetes melitus, oleh karena itu pasien
harus belajar keterampilan khusus untuk merawat diri sendiri setiap hari, guna
disamping itu juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk
Bengkulu ada 38 orang pasien yang teratur dalam melakukan olahraga dan 11
47
orang pasien yang tidak teratur dalam melakukan olahraga. Ada 26 orang yang
melakukan olahraga tetapi gula darahnya stabil dan terdapat 12 orang yang
orang pasien tidak melakukan olahraga , gula darahnya tidak stabil dan tidak
ada pasien yang tidak melakukan olahraga teratur (Rahmawati & Lestari,
2019).
responden tidak olahraga dan pada kelompok control sebagian besar responden
range of motion untuk menurunkan kadar glukosa darah pada usia dewasa
tengah dengan diabetes mellitus dan dengan senam diabetes secara teratur
yang merupakan sampel ada 4 orang (66,7%) responden yang kadar gula
gula darahnya untuk dalam kondisi tetap stabil. Faktor pencetus peningkatan
kadar gula darah tersebut tidak terlepas dari gaya hidup yang salah satunya
karena kurangnya aktivitas. Selain itu masih minimnya dari masyarakat yang
BAB V
A. Kesimpulan
gula darah yang tinggi sehingga dapat mencegah terjadinya resiko komplikasi
pada DM tipe 2. Tapi hanya ada satu penelitian yang hasilnya berbeda
masyarakat.
B. Saran
darah.
kualitatif