KELOMPOK 10 :
SONIA (11811189)
SEMESTER/KELAS : IV/F
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau
komponen kurikulum . Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari
dua dimensi, yaitu dimensi horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal
berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Susunan
lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan
mengajarnya. Dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan
berdasrkan urutan tingkat kesukaran. Bahan tersusun mulai dari yang
mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau mulai dengan yang
dasar diteruskan dengan yang lanjutan. Desain Kurikulum ini
mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada
pada setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunankan
untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam
kurikulum itu terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan
kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari kurikulum tersebut,
strategi mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan evaluasi
pengajaran serta penyempurnaan pengajaran. Komponen-komponen
tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap komponen
mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Seperti apa Kurikulum yang Berpusat pada Bahan Ajar?
2. Seperti apa Kurikulum yang mengutamakan Peranan Siswa?
3. Seperti apa Kurikulum yang Berpusat pada Masalah-masalah yang?
dihadapi Masyarakat
C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui apa-
apa saja desain kurikulum dalam Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum yang berpusat pada bahan ajar
Subject Centered Curriculum (Berpusat pada Bahan Ajar)
Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
vertikal dan horizontal. Dimeni horizontal berkenaan dengan penyusunan
dari lingkup isi kurikulum (proses belajar mengajarnya). Dimensi vertikal
menyangkut penyususnan sekuen bahan berdasarkan urutan tingkat
kesukaran (penyusunannya dari mudah kesulit). Kelebihan Subject Centered
Curriculum (berpusat pada bahan ajar) diantaranya Mudah disusun,
dilaksanakan , di evaluasi dan disempurnakan Para pengajarnya tidak perlu
persiapan khusus, , asal menguasai ilmu atau bahan yang diajarkan sering
dipandang sudah dapat menyampaikannya. Kekurangan Subject Centered
Curriculum (berpusat pada bahan ajar) diantaranya: Karena pengetahuan
diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentagan dengan kenyataan, sebab
dalam kenyataan pengetahuan merupakan satu kesatuan Krena
mengutamakan bahan ajar maka peran serta didik sangat pasif.
Berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran, maka terdapat tiga
pola desain kurikulum, yaitu:
Subject centered design
Merupakan suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar atau pada
isi dan materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata
pelajaran. Pada pola desain ini terbagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. The Subject Design
Pada pola ini kurikulum ditekankan pada isi/ materi pelajaran dan disajikan
secara terpisah-pisah dalam bentuk mata pelajaran. Pada pola ini siswa
ditekankan untuk menguasai fakt-fakta dan informasi, sehingga siswa
mengusai bahan hanya pada tahap hafalan, dan verbalistis.
2. The Disciplines Design
Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject design, yaitu pola
kurikulum yang menekankan pada materi pelajaran. Namun dalam
disciplines ini telah ada kriteria yang tegas tentang ilmu, yang membedakan
suatu pengetahuan itu disiplin ilmu atau bukan. Selain itu pada pola ini juga
lebih menekankan pada pemahaman. Peserta didik didorong untuk
memahami logika, ide, konsep dan prinsip-prinsip penting, sehingga mampu
melihat hubungan berbagai fenomena yang ada.
3. The Broad Fields design
Pada pola ini mulai dihilangkan pemisahan antar mata pelajaran, tetapi
dilakukan penggabungan beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau
berhubungan. Misalnya: sejarah, geografi, dan ekonomi di gabung menjadi
ilmu pengetahuan sosial.
B. Kurikulum yang Mengutamakan Peranan Siswa
Menurut Hamalik Omear ( 2006: 15) Asumsi yang mendasari
desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu
anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak boleh terlepas dari
kehidupan anak didik. Anak didik adalah manusia yang unik. Mereka
memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan anak adalah mahkluk yang sedang berkembang yang
memiliki minat dan bakat yang beragam.
Menurut Nasution (2008: 21) Kurikulum yang mengutamakan
peranan siswa atau di sebut juga dengan Learner centered design yakni
kurikulum yang berpusat pada peranan siswa. Desain ini hadir sebagai
reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan subject
centered design. Desain ini berbeda dengan subject centered, yang berlatar
belakang dari cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan budaya.
Learner centered hadir dari para ahli kurikulum yang memberikan
pengertian bahwa kurikulum didesain dan dibuat untuk peserta didik.
Desain ini memberikan tempat utama kepada peserta didik. Didalam
pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta
didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi
belajar-mengajar, mendorong, dan memberikan bimbingan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
Menurut Nasution ( 2008: 32) Ada dua ciri utama yang
membedakan desain ini dengan subject centered, yakni: pertama, learner
centered mengembangkan kurikulumdengan berpusat pada peserta didik
dan bukan dari isi. Kedua, learner centered bersifat not-preplanned (tidak
direncanakan sebelumnya). Ada beberapa variasi model learner centered,
yakni kurikulum berpusat pada anak didik (child centered design),
kurikulum berpusat pada pengalaman (experience-centered).
1. Child centered design
Para penganjur child-centered design ini meyakini bahwa
pembelajaran yang optimal adalah ketika siswa dapat aktif di
lingkungannya. Pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
siswa di lingkungannya. Dengan demikian, child centered design
harus berdasar kepada kehidupan, kebutuhan, dan kepentingan siswa.
2. Experience-centered design
Experience-centered design adalah desain kurikulum yang
berpusat pada kebutuhan anak. Ciri utama dari experience-centered
design adalah pertama, struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan
dan minat peserta didik. Kedua, kurikulum tidak dapat disusun
terlebih dahulu, melainkan disusun secara bersama-sama oleh guru
dengan para siswa. Ketiga, desain kurikulum ini menekankan prosedur
pemecahan masalah.
Experience-centered design ini memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:
a. Karena kegiatan pendidikan didasarkan atas kebutuhan dan minat
peserta didik, maka motivasi bersifat instrinsik dan tidak perlu
dirangsang dari luar.
b. Pengajaran memperhatikan perbedaan individual sehingga mereka
mau turut dalam kegiatan belajar kelompok karena
membutuhkannya.
c. Kegiatan-kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal
pengetahuan untuk menghadapi kehidupan diluar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain Kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang
komponen yang harus ada pada setiap kurikulum serta desain kurikulum
yang dapat digunankan untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut
menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat beberapa komponen,
diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari
kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media
mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran.
Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali
bagi kelangsungan kurikulum.
Desain kurikulum merupakan rencana pembelajran yang harus
dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Desain
kurikulum yang dapat digunakan diantaranya adalah subject centered
design, learned centered design, problem centered design. Setiap design
kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses
pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak
setian design kurikulum dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman
dalam melakukan proses pembelajaran. Jadi setiap design kurikulum
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya
B. Saran
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan demi perbaikan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA