Sebenarnya istilah Pancasila dalam kitab Sutasoma hanyalah bagian kecil dari
pembahasan yang lebih umum. Secara umum, kitab tersebut berisi tentang
gambaran kehidupan rakyat di bawah kekuasaan Majapahit yang hidup
damai, tentram dan sejahtera.
Dalam kitab Sutasoma juga ditulis istilah yang menjadi inspirasi persatuan
bangsa ”Bhinneka Tungga Ilka, Tan Hana Dharma Magrwa”. Peristiwa
Sumpah Palapa juga ditulis sebagai cerita tentang momentum bersejarah
penyatuan nusantara untuk pertama kalinya oleh Mahapatih Gajah Mada.
Sampai di sini, kita sudah bisa melihat kaitan sejarah yang kuat antara
Majapahit dengan terbentuknya negara modern Indonesia dengan Pancasila
sebagai dasarnya.
Tampaknya postingan ini tidak akan menjadi tulisan singkat tentang sejarah
Pancasila jika cerita tentang latar belakang munculnya istilah Pancasila
dilanjutkan. Kita langsung saja menuju pada proses perubahan struktur
Pancasila dari awal hingga kini.
Sejarah Pancasila
Memahami perubahan susunan sila Pancasila artinya memahami sejarah
Pancasila. Secara lebih spesifik dapat dikatakan sebagai sejarah pancasila
yang formal, yaitu perubahan resmi yang secara kronologis diambil dalam
keputusan-keputusan politik. Pembaca seharusnya sudah akrab dengan istilah
kepanitiaan yang populer pada saat itu seperti BPUPKI, PPKI dan Panitia
Sembilan.
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Perlu dicatat di sini bahwa hasil usulan oleh ketiga tokoh bangsa tersebut
ditampung untuk dibahas lagi oleh panitia baru yang lebih kecil bentukan
BPUPKI. Kepanitiaan baru tersebut dikenal dengan nama Panitia Sembilan.
Rumusan yang terakhir disebutkan di atas berlaku hingga saat ini. Upaya para
pendiri bangsa untuk merumuskan dasar negara bukanlah upaya yang main-
main. Dalam Pancasila terdapat visi yang ditinggalkan untuk dilanjutkan
generasi selanjutnya, termasuk generasi kita sekarang. Sekali-kali perlu kita
renungi, sudah sejauh manakah Pancasila kita amalkan?