Anda di halaman 1dari 7

BAB III

TINJAUAN PERENCANAAN PROYEK

3.1 Struktur Bangunan


Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti
pondasi, sloof, kolom, tangga, plat, dan juga atap. Pada prinsipnya, elemen
struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen non struktur yang
meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk
satu kesatuan. Perencanaan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian
system struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi
dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkan ke tanah
dengan aman.
Bagian-bagian struktur bangunan gedung dibagi menjadi 2 yaitu
struktur bawah dan juga struktur atas. Struktur bawah adalah bagian-bagian
bagunan yang terletak di bawah permukaan tanah, stuktur bawah ini
meliputi pondasi dan juga sloof. Sedangkan struktur atas adalah bagian-
bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah, struktur atas ini
meliputi kolom, balok, plat, tangga dan juga atap.
Untuk struktur bangunan Gedung Mutiara Square ini menggunakan
beton dan juga baja. Struktur bawah dari proyek Gedung Mutiara Square ini
menggunakan pondasi strauss pile sedalam 6 meter dengan diameter sebesar
5 inch , untuk 1 titik pondasi dibutuhkan sebanyak 4 buah strauss pile
dengan pile cab berukuran 2mx2mx1m. Dan pada proyek ini terdapat
sebanyak 25 titik pondasi untuk menopang 25 kolomnya.
Untuk struktur atas bangunan tersebut terdiri dari kolom, balok, plat
lantai, tangga, dan juga plat atap. Kolomnya menggunakan profil baja IWF
400x200. Balok menggunakan profil baja IWF 300x150 sebagai balok
induk, profil baja IWF 200x100 sebagai balok anak dan juga digunakan baja
kanal (80.45.6.8.4) sebagai balok penyokong plat. Rangka tangga
menggunakan profil baja IWF 200x100 dan Profil L(50.50.5). untuk plat
lantainya menggunakan floor deck dengan tulangan weremesh berdiameter
10 mm kemudian dicor setebal 12 mm dengan mutu beton sebesar f’c 25
Mpa. Untuk plat lantai juga menggunakan floor deck dengan tulangan
weremesh berdiameter 10 mm kemudian dicor setebal 10 mm dengan mutu
beton sebesar f’c 25 Mpa

3.2 Identifikasi Material


Adapun identifikasi material bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan struktur baja, lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.
3.2.1 Profil Baja
Baja tersedia dalam berbagai bentuk penampang yang sering
dikenal dengan profil. Terdapat banyak jenis bentuk penampang
profil baja structural yang tersedia di pasaran. Semua bentuk profil
tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Beberapa
jenis profil baja menurut AISCM bagian I diantaranya adalah profil
IWF, tiang tumpu (HP), O, C, profil siku (L), dan profil T structural
(SNI 2002-1729).

Gambar 3.1. Profil Baja


(Sumber: SNI 2002-1729)
Profil IWF terutama digunakan sebagai elemen struktur balok
dan kolom. Semakin tinggi profil ini, maka semakin ekonomis untuk
banyak aplikasi. Profil M mempunyai penampang melintang yang
pada dasarnya sama dengan profil W, dan juga mempunyai aplikasi
yang sama. Profil C atau kanal mempunyai karakteristik flens
pendek, yang mempunyai kemiringan permukaan dalam sekitar 1:6.
Aplikasinya biasanya digunakan sebagai penampang tersusun,
breacing tie, ataupun elemen dari bukan rangka (frame opening).
Material baja yang di gunakan pada pekerjaan Pembangunan
Gedung Mutiara Square yang mempunyai profil yang berbeda sesuai
pemanfaatanya sebagai kolom, balok, dan tangga. Adapun Profil
baja yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. IWF(400.200.8.13) sebagai kolom.
2. IWF (300.150.6,5.9) sebagai balok induk.
3. IWF (200.100.5,5.8) sebagai balok anak dan rangka tangga.
4. Profil L(50.50.5) sebagai rangka tangga.
5. Baja kanal (80.45.6.8.4) sebagai balok penyokong plat.
3.2.2 Floor Deck
Floor deck adalah sejenis plat baja berlapis galvanis yang
berfungsi untuk tulangan negative sebagai structural floor decking
( struktur plat lantai) dan berfungsi sebagai bekesting dan dilengkapi
dengan tulantulangan positif menggunakan pembesian were mesh
cukup 1 lapis.
3.2.3 Baut Penyambung
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah
satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi
enam) dan ujung lainnya dipasang mur atau pengunci. Bentuk ulir
batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga ( ulir
tajam ) sesuai fungsinya sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir
segi empat ( ulir tumpul ) umumnya untuk baut-baut penggerak atau
pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan
lainnya. Baut baja yang digunakan dalam Proyek Gedung Mutiara
Square memakai yang berbentuk kepala baut dan mur berbentuk
segi enam. Pada bagian baut terdapat ulir, yang menahan geser
dan tumpu untuk mempermudah dalam memperkuat
penyambungan untuk pemasangan.
Ukuran diameter sambungan angkur baut yang digunakan

untuk mengikat kolom dengan pondasi adalah Ø7/8 inchi ( 22,22


mm). Sedangkan baut penyambung yang digunakan pada joint balok

dengan kolom adalah Ø3/4 inchi ( 19,05 mm). Jenis baut yang
digunakan adalah baut mutu tinggi / High Tension Bolt (HTB) A-
325. Digunakan sebanyak 8 buah angkur baut untuk mengikat 1
buah kolom, sedangan pada penyambungan 1 buah balok ke kolom
dibutuhkan sebanyak 6 buah baut.
3.2.4 Las
Las adalah menyambung dengan cara memanaskan baja hingga
mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi,
yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik. Untuk
menyambung baja di proyek ini digunakan las listrik dan elektroda
las yang digunakan adalah LB-52 dengan diameter 3,2 mm. Jenis las
sebagai alat penyambung yang digunakan di proyek ini adalah las
sudut dan jug alas tumpul. Las sudut yang digunakan adalah las jalur
(fillet weld) dan las alur ( groove weld). Sedangkan las tumpul yang
digunakan adalah las tumpul v ganda dan las tumpul persegi
panjang.
3.3 Tahapan pelaksanaan Pekerjaan
Tahapan pelaksanaan yang akan dilakasanakan adalah sesuai dengan
urutan kegiatan di bawah ini:
3.3.1 Gambar kerja (shop drawing)
Konsep pemahaman gambar-gambar baja atau gambar pelaksanaan
sebelum masuk dalam tahap fabrikasi adalah :
1. Denah portal, jarak dan dimensi
2. Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):
a. Sambungan
b. Pengelasan
c. Baut-baut
d. Pengangkuran
3.3.2 Penyediaan alat kerja
Dalam penyediaan alat pekerjaan yang umum digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan di proyek ini dibagi menjadi 5 jenis pekerjaan
dasar ,yaitu:
1. Pekerjaan pemotongan
Pekerjaan pemotongan merupakan tahapan pekerjaan untuk
memotong berbagai profil baja dan juga plat besi. Alat-alat yang
digunakan dalam pekerjaan pemotongan antara lain :
a. Blander las
b. Grinda
c. Gas LPG (sebagai bahan bakar blander las)
d. Gas oxygen (sebagai bahan bakar blander las)
2. Pekerjaan melubangi
Pekerjaan melubangi merupakan tahapan pekerjaan untuk
memberi lubang baut pada profil baja dan juga pada plate besi.
Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan melubangi, antara
lain:
a. Bor duduk
b. Bor magnet
c. Mata bor
3. Pekerjaan pengelasan
Pekerjaan pengelasan merupakan pekerjaan menyatukan
profil baja maupun plat baja dengan metode mengelas. Alat-alat
yang digunakan dalam pekerjaan pengelasan antara lain :
a. Mesin las listrik
b. Pemegang elektroda
c. Elektroda
d. Helm las
e. Sapu tangan
f. Tang
g. Palu
h. Sikat pembersih
4. Erection
Erection merupakan pekerjaan pemasangan profil kolom
maupun balok yang ada pada proyek. Alat-alat yang digunakan
dalam pekerjaan pengelasan antara lain :
a. Mobile Crane
b. Tali tambang
c. Tali baja
d. Peralatan Las
e. Kunci / Kunci momen
f. Linggis
g. Waterpass
5. Pengecatan
Pengecatan merupakan pekerjaan finishing setelah tahapan
erection selesai. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan
pengelasan antara lain :
a. Kompresor angin
b. Spry gun
c. Kuas
d. Cat epoxy filler
e. Hardener
f. Thinner
g. Cat jenis NC (Nitro Cellulose)

3.3.3 Penyediaan listrik


Pada proses pengelasan listrik dibutuhkan energi listrik yang
memadai untuk menunjang pelaksanaannya, dalam hal ini jenis listrik
yang digunakan adalah listrik yang bersumber dari generator listrik
dengan dengan tenaga sebesar 3000 RPM.

3.3.4 Mobilisasi profil baja


Profil baja yang digunakan di proyek Gedung Mutiara Square di
pesan dari PT. Anugrah Tritunggal Perkasa Sejati yang berlokasi di
Kota Semarang. Baja-baja tersebut kemudian diangkut menggunakan
truk tronton ke Jepara. Setelah sampai di lokasi proyek kemudian
baja-baja tersebut di pindahakan dari truk tronton menggunakan mobil
krane dan juga forklift.

3.3.5 Metode pelaksanaan


Metode pelaksanaan merupakan akhir dari tahapan pelaksanaan
pekerjaan. Metode pelaksanaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan dalam pembangunan Gedung Mutiara Square. Pekerjaan
yang dimaksud disini meliputi pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi
dan pekerjaan struktur atas yaitu pekerjaan : Kolom, balok, plat lantai
tangga, dan juga pekerjaan plat atap. Dalam laporan ini akan
difokuskan pada metode pelaksanaan kolom dan tangga.

Anda mungkin juga menyukai