Anda di halaman 1dari 7

1.

Cover
2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Latar belakang
5. Rumusan masalah
6. Tujuan pembahasan gabung isi (sumber di tulis)
7. penutup
8. Kesimpulan
9. Saran
10. Daftar pustaka

Judul : pengaruh virus corona terhadap Pendidikan diindonesia

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
pengaruh virus corona terhadap Pendidikan diindonesia
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang pengaruh virus
corona terhadap Pendidikan diindonesia ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
       kendari,30 maret 2020    
                                                          
Penyusun

daftar isi :

Cover    …………………………………………………………………………....……….. i

Daftar Isi ……………………………………………………………………….........….... ii


Kata Pengantar ………………………………………………………….........…………. 1

I Pendahuluan ………………………………………………………..…..........…..……. 2

I.I Latar Belakang …………………………………………………........…………3

I.II Rumusan Masalah ……………………………………........…………………4

I.III Tujuan Pembahasan ………………………………......…………………… 5

III. Kesimpulan ……………………………………………………...…….......…….… 42

Saran ……………………………………………………………………….........……… 45

Penutup ………………………………………………………………........…………... 46

Daftar Pustaka ………………………………………………………........…………… 48

Atau

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

 Latar belakang
 Rumusan masalah
 Manfaat pembahasan

BAB II : PEMBAHASAN

. gejala infeksi virus corona

. pengaruh virus corona terhadap Pendidikan diindonesia

BAB III : PENUTUP

.kesimpulan

Daftar pustka
latar belakang :

menurut who Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan
penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, (MERS-CoV) dan  (SARS-
CoV). Sebagian besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya.

Coronavirus adalah virus zoonosis, artinya virus ini disebarkan melalui hewan dan manusia. 

investigasi menunjukkan bahwa virus corona penyebab SARS (SARS-CoV) ditularkan dari
musang ke manusia. Sementara itu, hewan yang menularkan coronavirus penyebab MERS
(MERS-CoV) ke manusia adalah unta dromedaris. Terdapat pula beberapa virus lain yang
terdapat pada hewan, tapi belum menginfeksi manusia. 

Rumusan masalah :
1. Apa saja Gejala infeksi virus corona
2. Bagaimana penyebaran virus corona
3. Bagimana cara mencegah infeksi virus corona
4. Apa Dampak terhadap Pendidikan di Indonesia

pembahasan :
menurut hallosehat.com

1. Gejala infeksi virus corona

Orang yang terinfeksi virus ini akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Gejala
yang muncul biasanya bergantung dari jenis virus dan seberapa serius infeksinya. 

Jika Anda mengalami infeksi pernapasan atas yang ringan hingga sedang, seperti
flu biasa, gejala Anda terkena coronavirus adalah:

 Hidung berair
 Sakit kepala
 Batuk
 Sakit tenggorokan
 Demam
 Tidak enak badan secara keseluruhan

Jenis virus corona lain bisa menyebabkan gejala yang lebih serius. Infeksi ini dapat
mengarah ke bronkitis dan pneumonia.

Beberapa infeksi yang lebih parah akibat coronavirus adalah yang umumnya lebih
sering terjadi pada pengidap gangguan hati dan jantung, atau orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan orang tua. 

2. Bagaimana penyebaran coronavirus?


Seperti yang telah disebutkan, coronavirus adalah virus zoonosis. Artinya, virus ini
menular dari hewan ke manusia. Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau
belum diteliti secara khusus.

Seiring perkembangannya virus ini dapat menular melalui beberapa cara.

Serupa dengan SARS, Covid-19 awalnya diketahui bersumber dari hewan ular.
Mereka yang awalnya terjangkit virus ini diketahui habis memakan hewan liar di
Pasar Huanan.

Meski begitu, seiring perkembangannya, para ahli meyakini bahwa Covid-19


menular dari orang ke orang melalui droplets. Itu sebabnya, virus ini juga disebut
sebagai virus SARS tipe 2 (SARS-CoV-2).

Secara umum, penularan coronavirus, antara lain:

 Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa menutup
mulut)
 Sentuhan atau jabat tangan orang yang terinfeksi
 Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh
wajah (hidung, mata, dan mulut) tanpa mencuci tangan

3. Bagaimana mencegah infeksi coronavirus?

Untuk mencegah infeksi virus ini, Anda dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Anda dapat mengonsumsi makanan bergizi untuk mempertahankan sistem imun
Anda. Pasalnya, penyakit akibat virus umumnya dapat dicegah dengan ketahanan tubuh
yang baik.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan, antara lain:

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik


 Hindari menyentuh wajah (hidung, mulut, dan mata) dengan tangan yang kotor
 Hindari berhubungan dengan orang yang sakit
 Hindari daerah di mana infeksi/wabah terjadi 
 Bersihkan barang yang sering Anda sentuh. 
 Tutupi mulut Anda saat batuk dan bersin dengan tisu dan segera cuci tangan. 
 Tetaplah di rumah jika sakit.  

4.Sejak Jokowi mengumumkan kasus pertama COVID-19 pada 2 Maret


2020, Indonesia secara otomatis menjadi salah satu negara yang
terdampak virus corona. Per Selasa (24/3), jumlah korban terjangkit
mencapai 686 orang. Di antara mereka sudah ada 30 orang yang
dinyatakan pulih, namun sayangnya ada 55 orang yang tak berhasil
selamat.
Pandemi virus corona yang mengepung dunia belum bisa diredam. Penyebarannya
yang masif dan relatif cepat membuat orang-orang ciut.
Semua orang lantas mengambil jarak demi memutus rantai penularan COVID-19.
Tempat-tempat ibadah kini mulai sepi, agenda-agenda massa dihilangkan, karena
SARS-CoV-2 pula istilah work from home (WFH) jadi melejit.
Belum cukup, sekolah dan kampus ikut didaringkan. Lengkap sudah, virus corona
juga memberikan dampak serius di sektor pendidikan, baik di Indonesia.
Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas yang diselenggarakan pada Selasa (24/3)
bersama menteri terkait, sudah ketok palu. Hasilnya, pemerintah mengumumkan
Ujian Nasional (UN) di tahun ini resmi ditiadakan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar
(SD) hingga setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Presiden Joko Widodo memutuskan meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk tahun
2020 yang sebelumnya sudah ada kesepakatan UN dihapus mulai tahun 2021,” ujar
Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, dalam rilisnya, Selasa (24/3).

Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari sistem respons pandemi COVID-19,
yakni dalam rangka memprioritaskan keselamatan dan kesehatan rakyat.
Kebijakan pemerintah meniadakan UN, menurut Fadjroel, harus disambut dengan
partisipasi aktif warga dalam penerapan perilaku physical distancing. Sesuai
jargonnya, bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim


Terkait peniadaan UN, Mendikbud Nadiem Makarim satu suara dengan Jokowi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menggandeng
Komisi X DPR RI untuk membahas pengganti UN.
Opsinya ada dua, melakukan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) secara
online atau menerapkan metode kelulusan dengan menimbang nilai kumulatif siswa
selama belajar di sekolah.
Karena belum final, Kemdikbud masih akan terus berkoordinasi dengan Presiden
Jokowi untuk mengeluarkan kebijakan terkait penggantian UN.

Nadiem mengatakan ujian kelulusan sekolah masih bisa dilakukan


masing-masing sekolah, "tapi tidak diperkenankan melakukan tes
tatap muka yang mengumpulkan siswa dalam ruangan kelas".

"Ada berbagai macam opsi, sekolah bisa melakukan ujian sekolah,


misalnya, melalui online atau melalui angka nilai lima semester
terakhir. Dan ujian sekolah tersebut tidak kami paksa untuk
mengukur ketuntasan seluruh capaian kurikulum bahkan semester
terakhir," jelas Nadiem.

Sebelumnya, dalam pembukaan rapat terbatas pada Selasa (24/03),


Presiden Jokowi mengemukakan tiga opsi.

"Opsinya ada tiga, Pertama, UN tetap dilaksanakan, kedua UN


ditunda waktunya, atau ketiga UN ditiadakan sama sekali," jelas
Presiden Joko Widodo.

Saat ini, menurut Presiden Jokowi, ada 8,3 juta siswa yang
harusnya mengikuti UN dari 106 ribu satuan pendidikan di seluruh
tanah air. 
"Oleh karena itu harus segera diputuskan. Prinsip yang utama,
kebijakan ini bisa kita ambil tapi jangan sampai merugikan hak dari
8,3 juta siswa yang harusnya mengikuti UN," pungkas Presiden.

Menurut jadwal, UN SMA seharusnya dilaksanakan pekan depan. Begitu pula dengan
UN SD serta SMP yang semula dijadwalkan paling lambat akhir April mendatang.
“Penyebaran wabah COVID-19 diprediksi akan terus berlangsung hingga April, jadi
tidak mungkin kita memaksakan siswa untuk berkumpul melaksanakan UN di bawah
ancaman wabah COVID-19 sehingga kami sepakat UN ditiadakan” papar Ketua
Komisi X, Syaiful Huda.

Kebingungan menentukan indikator penerimaan murid baru


belajar di rumah Terkait dengan pembatalan UN 2020,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam Surat Edaran
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Covid-19 mengatur penerimaan murid baru
sebagai berikut:

 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada jalur prestasi dilaksanakan


berdasarkan akumulasi nilai rapor lima semester terakhir dan/atau 

 Berdasarkan prestasi akademik/non-akademik di luar rapor sekolah

Penutup
Kesimpulan :
Kementerian Kesehatan sudah membuat panduan yang baik bagaimana
mengurangi risiko terjangkit virus Corona, seperti mencuci tangan dan menjauhi
orang-orang yang sakit dan memastikan langkah yang tepat telah diambil dan
siapa pun yang memiliki gejala harus melakukan pemeriksaan medis dan lain
sebagainya. Cukup cuci tangan dengan sabun atau balurkan alkohol akan
membantu mencegah infeksi apapun, bukan hanya infeksi Corona. Jadi, selama
kita menerapkan langkah pencegahan tersebut risiko terjangkit virus Corona
sangat kecil. Terkait peniadaan UN, Mendikbud Nadiem Makarim satu suara dengan
Jokowi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah
menggandeng Komisi X DPR RI untuk membahas pengganti UN.
Opsinya ada dua, melakukan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) secara
online atau menerapkan metode kelulusan dengan menimbang nilai kumulatif siswa
selama belajar di sekolah.

Daftar pustaka
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/coronavirus-adalah/.  
https://kumparan.com/kumparansains/imbas-pandemi-virus-corona-bagi-dunia-pendidikan-indonesia-
dan-global-1t5YVXRYAbo 30 Mar 2020 02:08:49 GMT
Saran :
kt harus patut pada aturan pemerintah yang melarang kita untuk terus
melakukan aktivitas diluar rumah, melainkan work from home. Dan tidak panik
sehingga tidak menimbulkan pembelian barang secara berlebihan "Tips untuk
membeli secara rasional adalah, satu, cerdas belanja atau smart buying. Beli lah
keperluan yang memang sangat dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk orang
atau keluarga selama waktu tertentu, yang rasional atau sesuai kemampuan.

Penutup :

Anda mungkin juga menyukai