Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MAKALAH KEPEMIMPINAN

JUDUL :
“HUBUNGAN ANTARA PEMIMPIN DENGAN BAWAHAN ATAU PENGIKUTNYA”

OLEH :

1. FELTY RAHMAH HAPSIR (B1B119114)


2. MAUDY AMALYAH DODHY PUTRI (B1B119142)

KELAS : MANAJEMEN C
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
  KATA PENGANTAR

Pertama-pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT.
karena dengan limpahan Rahmat serta Hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul ”Hubungan antara Pemimpin dengan pengkikutnya”.
Dan kedua kalinya tidak lupa kita sampaikan sholawat serta salam kita kepada
junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW. karna dengan jerih payah beliaulah kita dapat
bisa merasakan yang namanya nikmat islam serta nikmat iman sampai saat ini. Selanjutnya
tak lupa kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami di dalam penyusunan Laporan ini baik itu dalam bentuk materi maupun lain
sebagainya sehingga makalah ini bisa selesai. Harapan kami semoga makalah ini nantinya
bisa bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa dan mahasiswi serta masyarakat
pada umumnya. Dan kami berharap dengan adanya makalah ini semoga kita mendapatkan
ilmu yang lebih luas dan bisa berguna bagi kita semua amin.....
Dan jika ada kesalahan pengetikan serta penyusunan kata mohon
saran/komentarnya para pembaca. Dan itu sangat penting bagi kami untuk melakukan
perbaikan di penyusunan malakah selanjutnya.

Kendari, 2 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

 Kepemimpinan
 Pemimpin
 Kekuasaan
 Hubungan antara pemimpin dengan bawahan atau pengikutnya

BAB III PENUTUP

 A. Simpulan
 B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi, karena


tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Pola
kepemimpinan memainkan peranan penting, dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Bagaimana tidak, karena sesungguhnya seluruh faktor eksternal yang dapat
meningkatkan kinerja individual karyawan itu datang dari penampilan dan pola
kepemimpinan.
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan atau pegawai merupakan
hubungan saling ketergantungan yang pada umumnya tidak seimbang. Bawahan pada
umumnya merasa lebih tergantung kepada pemimpin dari pada sebaliknya. Dalam
proses interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan, berlangsung proses
saling mempengaruhi dimana pemimpin berupaya mempengaruhi bawahanya agar
berperilaku sesuai dengan harapannya. Dari interaksi inilah yang menentukan derajat
keberhasilan pemimpin dalam kepemimpinannya di dalam suatu organisasi.

B. RUMUSAN MASALAH

Menjelaskan bagaimana hubungan antara pemimpin dengan bawahan atau


pengikutnya!

C. TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan makalah kami ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen Bapak Dr. La ode Bahana adam, SE., M.Si.
Yaitu menjelaskan RPS pokok bahasan 3 :
Mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk menghubungkan antara pemimpin
dengan pengikutnya.

BAB II : PEMBAHASAN

1. Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat
juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok . Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang
– orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan
kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas (Field Manual 22-100).
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
 George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17) Kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain
untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
 G.L.Feman & E.K.aylor (1950) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas
maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
 C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?” Kepemimpinan seorang seni
mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang
dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
 R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management” Kepemimpinan sebagai
kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong, memotivasi, dan mengkoordinasikan
organisasi dalam pencapaian tujuan- tujuannya.

2. Pemimpin
Pemimpin dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga,
organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki
hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Pemimpin berarti orang yang
melaksanakan kepemimpinan tersebut.

Defenisi pemimpin dari beberapa ahli :


 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
 Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi
demi mencapai tujuan perusahaan.
 Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
 Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu
posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

Sedangakan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh


yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain,
beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
 Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
 Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
 Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
3. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang
atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat,
sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

a. TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang teori kepemimpinan. Seorang pemimpin harus
mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam
menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory ) Analisis ilmiah tentang kepemimpinan
berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat
berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat –
sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik,
mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
 Kecerdasan Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan
mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
 Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial Umumnya di dalam melakukan
interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin
yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang
diyakini kebenarannya.
 Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi. Seorang pemimpin yang berhasil
umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi.
Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif
dan efisien.
 Sikap Hubungan Kemanusiaan Adanya pengakuan terhadap harga diri dan
kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi Berdasarkan penelitian,
perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan
kearah 2 hal.
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecenderungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat : bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai. Jadi, berdasarkan teori ini, seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki
perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin Kewibawaan merupakan faktor penting dalam
kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan
dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.
5. Teori Kelompok Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya. Dari adanya
berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.

b. TIPE KEPEMIMPINAN
Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan
seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai berikut:
1. Tipe Otoriter Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian.
Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap
anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan
memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya
dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu,
kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak
boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia
kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
 Keputusan dapat diambil secara cepat
 Mudah dilakukan pengawasan Kelemahan
 Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
 Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau
instruksi yang telah diberikan.
 Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan
kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
 Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol,
apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan
baik oleh anggotanya.
 Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-
orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang- orang
tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang
yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan
bahkan diberi penghargaan.
 Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik
dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada
pengawasan langsung.
 Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”) Dalam tipe
kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.
Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas
mereka. Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak
buahnya. Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya
dalam membuat tujuan itu. Mereka menganggap peran mereka sebagai
‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara memberikan informasi dan
menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
 Keputusan berdasarkan keputusan anggota
 Tidak ada dominasi dari pemimpin Kekurangan
 Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap
pekerjaan bawahannya.
 Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada
bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan
demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
 Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan
karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan
karena pengaruh dari pemimpin.  Struktur organisasinya tidak jelas atau
kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari
pimpinan.
3. Tipe Demokratis Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya.
Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan
bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam
tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan
kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
 Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
 Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka
mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
 Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam
menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara
memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi
kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan
memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung
jawabnya.
Kekurangan:
 Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
 Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo demokratis Tipe ini disebut juga semi demokratis atau
manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo demokratis hanya
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap
otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang
ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan
dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur
dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama.
Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada
kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar,
dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan
tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe Kharismatik Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik
yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu
dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.
Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta
gaya dari si pemimpin.

c. MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN


Adapun Masalah dalam Kepemimpinan di Organisasi Saat Ini yang dapat kami
sajikan adalah sebagai berikut :
Ketika perusahaan terlalu fokus pada bagaimana ia bersaing dengan
perusahaan lain, kondisi dalam organisasi diperlakukan dengan cara yang tidak
efektif. Manajemen lebih tertarik pada penampilan yang baik daripada melakukan
apa yang diperlukan, hasilnya yaitu kemunduran besar bagi ekonomi dan
pendidikan di dunia. Pemimpin tim berfokus untuk memeras bakat individu demi
kepentingan organisasi Manajer, di sisi lain mengevaluasi isu-isu dan masalah.
Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi dan sebuah manajemen memiliki
agenda. Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada
tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang
tersedia untuk organisasi uang, bahan, peralatan, dan sumber daya vital orang.
Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk
pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan
menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan. Dalam
organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi
dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau
luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih
efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat
ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai
menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya
untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup. Organisasi harus ingat bahwa
generasi ini memiliki kewajiban etis untuk masa depan dan kesejahteraan generasi
berikutnya. Motivation Saat seseorang memotivasi dirinya sendiri atau orang lain,
orang tersebut sedang mengembangkan kondisi yang akan membantu mendorong
seseorang untuk berperilaku sesuai kehendak. Apakah itu adalah melalui motivasi
intrinsik atau ekstrinsik motivasi, sebagian besar individu digerakkan oleh keyakinan
mereka nilai, kepentingan pribadi dan bahkan ketakutan.
Salah satu tantangan yang lebih sulit untuk seorang pemimpin adalah untuk belajar
bagaimana secara efektif memotivasi mereka yang bekerja untuk mereka. Salah
satu alasan mengapa begitu sulit adalah karena motivasi bisa sangat pribadi.
Biasanya, para pemimpin yang tidak berpengalaman percaya bahwa faktor-faktor
yang memotivasi diri mereka sendiri akan memotivasi lain. Kesalahpahaman lain
adalah bahwa para pemimpin yang tidak berpengalaman adalah bahwa faktor-
faktor yang memotivasi seorang karyawan akan juga bekerja pada orang lain
padahal satu ukuran tidak cocok untuk semua ketika berhubungan dengan
motivasi.
1. Kurangnya Koordinasi
a. Koordinasi dalam Program kerja Sering kali dalam sebuah organisasi yang sudah
mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah
program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering
kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya
sebuah program. Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab
tidak mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang sering kali hanya dapat diperoleh
melalui koordinasi antar penanggung jawab.
b. Koordinasi antar Pimpinan, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada
komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam
sebuah program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka
seringkali terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya. Padahal para pimpinan
selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan
cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik diantaranya.
2. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira
atau bintara dalam ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan memegang peran yg
penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua,
maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang
menghasilkan orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting di
pemerintahan, partai, dsb.
a. Rekrutmen Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi
masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo
peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo artinya hasrat dan
keinginan yg kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu). Namun
pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa
jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader- kader) periode yang lebih
sukses”. Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu
periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada
artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena
kelemahan atau bahkan tidak adanya kader penerus.
b. Mempertahankan kader Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan
organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar,
memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal
tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat
memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali
kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha
mempertahankan kader sering kali lebih penting dari pada rekrutmennya.
3. Praktik – praktik Organisasi
a. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan
dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian
besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan
anggota dijadikan yang paling akhir.
b. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian,
pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota
organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi
yang prospektif disetiap jenjang karirnya.

D. HUBUNGAN ANTARA PEMIMPIN DAN BAWAHAN

a.    Sikap yang harus di tunjukkan oleh atasan / pemimpin


- Atasan harus bersifat mendidik dan memberi pengarahan terhadap bawahannya,
sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk kerja dan sifat kerja,
karena kemajuan anak buah merupakan tanggung jawab atasannya.
 - Seorang atasan harus menjadi panutan bagi bawahannya, tingkah laku atasan
harus
mencerminkan nilai-nilai yang dianut bawahannya.
b.    Sikap yang harus di tunjukan oleh bawahan kepada pemimpindalam suatu
perusahaan 
-  Bawahan  harus hormat pada atasnnya, dengan kata lain penghormatan bawahan
terhadap atasannya semata-mata atas pertimbangan wewenang, tanggung jawab
dan wibawa.
- Seorang karyawan jangan membohongi, menyembunyikan data atau dengan
sengaja berusaha menyesatkan atasannya untuk hal-hal yang ada kaitannya pada
perusahaan.
c.  Hubungan antara seorang karyawan dengan pihak lainnya seperti:
- Hubungan antara tugas, wewenang dan jabatan 
      - Seorang karyawan harus mempunyai rasa tanggung jawab
-Jangan menyalah gunakan wewenang demi kepentingan pribadi
- Jangan mengungkapkan data dan strategi kepada pihak-pihak yang tidak berhak
mengetahuinya yang dapat menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan terancam
d. Hubungan antara karyawan dengan perusahaan 
- Seorang karyawan harus berusaha yang terbaik untuk kepentingan perusahaan.
- Seorang karyawan harus berusaha  meningkatkan kemampuannya untuk mencapai
yang terbaik
- Seorang karyawan harus bersikap achievement oriented yaitu pencapaian orientasi
target dalam kerja.
- Seorang karyawan bertingkah laku yang baik dan menghindari dari hal-hal yang
mencemarkan nama baik perusahaan.
- Hubungan antar karyawan 
- Saling menghargai dan membina semangat kerjasama.
- Menghindari tindakan ketidak harmonisan, pertentangan dan keresahan antar
karyawan. 

E. BAGAIMANA MENJADI PEMIMPIN IDEAL


Menurut William Glasser dalam bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di
dalam situasi yang paling ekstrem sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk
melakukan suatu pekerjaan. Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan
yang dipaksakan itu, biasanya hasil kerjanya tidak memuaskan. Dalam bukunya
tersebut, William menyebutkan 8 ciri perilaku yang menggambarkan sifat seorang
pemimpin yang baik.
1. Beri teladan tentang arti sukses kepada bawahan. Alasan umum seseorang tidak
berusaha keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak tahu persis tujuan
mereka bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering mematahkan motivasi kerja.
Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberi
contoh kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.
2. Beri bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan. Banyak orang
mempersepsikan, tugas seorang pemimpin adalah menyelesaikan masalah
bawahannya. Namun, sebenarnya itu bukan tugas dari atasan. Daripada terus-
menerus turun tangan menyelesaikan masalah orang lain, lebih baik berikan pada
bawahan cara dan rambu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
3. Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan. Tak hanya kritik, pujian dan
apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi produktivitas dan
membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.
4. Berikan ruang untuk kesalahan. Sesungguhnya kesalahan adalah guru terbaik bagi
pembelajaran, maka berilah toleransi bagi kesalahan yang dilakukan bawahan.
Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan karena ia tidak becus bekerja, tapi
karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
5. Delegasikan tugas tanpa banyak turut campur. Pemimpin yang baik adalah
seorang yang mampu mempercayakan tugas secara penuh kepada bawahannya.
Biarkan bawahan mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di sisi lain
pastikan diri anda selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan Anda.
6. Lebih baik bertanya daripada memberi nasihat Seringkali bawahan anda tahu
lebih banyak daripada yang anda pikir mereka ketahui. Tanyakan pendapat mereka
tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di kantor. Dengan demikian,
Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar terbaik dari masalah
tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan menggurui.
7. Bersikaplah ramah. Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang
lain bersikap ramah kepada anda jika anda tidak ramah terhadap orang lain.
Seorang pemimpin yang baik tak perlu menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif
memanajeri bawahannya. Dengan bersikap ramah, Anda akan selalu bisa melihat
sisi positif dari setiap karyawan Anda dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih
baik lagi.
8. Tak kenal maka tak sayang. Kepemimpinan erat terkait dengan hubungan antar
manusia. Saat bawahan percaya bahwa anda tulus peduli dengan mereka, mereka
akan berusaha lebih baik dalam bekerja. Kenali lebih dekat bawahan anda,
dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada akhirnya, kualitas kepemimpinan
seseorang dapat dilihat dari kualitas hubungannya dengan orang-orang di
sekitarnya.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan
dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Dalam
kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan
sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki
hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Pemimpin berarti orang yang
melaksanakan kepemimpinan tersebut. Seorang pemimpin harus mengerti
tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam
menjalankan sebuah organisasi. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tentu
berbeda-beda seperti gaya yang otoriter, demokratis dan lain-lain. Pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.
1. Melalui pembahasan kepemimpinan ini, diharapkan mahasiswa memahami arti
kepemimpinan.
2. Mahasiswa diharapkan memahami tentang arti kepemimpinan, pemimpin dan
kekuasaan
3. Mahasiswa diharapkan memahami dan menerapkan bagaimana menjadi seorang
pemimpin yang ideal dan yang di harapkan.
4. Mahasiswa di harapkan mampu menghubungkan antara pemimpin dan
pengikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
http://intisari-online.com/read/8-sifat-pemimpin-yang-baik
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/02/02/empat-dasar- kepemimpinan-
efektif-435672.html http://www.artikata.com/arti-319094-animo.html
http://id.scribd.com/doc/54057570/Arti-Kader-Dan-Pengkaderan
http://christhoper.wordpress.com/2010/12/21/masalah-dalam-kepemimpinan- di-
organisasi-saat-ini/ Adji,Wahyu dkk.Ekonomi untuk SMA/Ma kelas XII(hal.116-
117).Jakarta.Penerbit Erlangga.2007
 http://pakarzul.blogspot.com/2014/10/makalah-hubungan-antara-pimpinan-dengan.html.

Anda mungkin juga menyukai