TINJAUAN PUSTAKA
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, diatas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih
200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. (Khasanah Ayati
Nurul, Sulistyawati Wiwit, 2017:31).
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara horisontal
mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu
berada di jaringan sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan superfisial
dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor. (Kristiyansari,
Weni, 2009:1).
Payudara terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara kosta
kedua dan keenam. Payudara terletak pada fascia superspisialis dinding rongga
dada di atas musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum
suspensorium. Bentuknya seperti tonjolan ½ bola dan punya ekor (cauda) dari
jaringan yang meluas ke ketiak atau axial (Cauda Axillaris Spence). Memiliki
ukuran berbeda-beda untuk setiap individu, bergantung pada stadium
perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya lebih
agak lebih besar daripada payudara lainnya (Jannah Nurul, 2011:17-18).
- Papilla mamae terletak di pusat areola mamae setinggi iga (costa) keempat.
Merupakan tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan
erektil berpigmen dan merupakan bagian yang sangat peka. Permukaan
papilla mamae berlubang-lubang berupa ostium papillare kecil-kecil yang
merupakan muara ductus lactifer yang dilapisi oleh epitel (Jannah Nurul,
2011:18-19).
- Areola merupakan lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan
mengalami pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-
kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda bila kulitnya cerah, lebih gelap
warnanya pada wanita yang berkulit cokelat dan saat hamil warnanya jadi
lebih gelap. Areola ini terletak kira-kira 20 glandula sebasea. Saat hamil,
areola ini membesar, disebut tuberculum montgomery (Jannah Nurul,
2011:19).
2.2.2 Etiologi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan Payudara, yaitu:
a. Pengosongan mammae yang tidak sempurna (dalam masa laktasi,
terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-
nya berlebihan. Apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu
payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI
didalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat
menimbulkan bendungan ASI).
b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi, bila ibu
tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak
aktif menghisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (teknik yang salah
dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet
dan menimbulkan rasa nyeri pada saay bayi menyusu. Akibatnya,
ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
d. Puting susu terbenam (puting susu terbenam akan menyulitkan
bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting
dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi
bendungan ASI).
e. Puting susu terlalu panajang (puting susu yang panjang
menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak
dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk
mengeluarkan ASI. Akibatnya, ASI tertahan dan menimbulkan
bendungan ASI) (Rukiyah, Yulianti, 2012: 20)
2.4 Kenyamanan
2.4.1 Pengertian Kenyamanan
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau
nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati,
Pawirowiyono, & Subu, 2015).
Kenyamanan menurut (Keliat dkk., 2015) dapat dibagi menjadi tiga
yaitu:
a. Kenyamanan fisik : merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara
fisik.
b. Kenyamanan lingkungan : merupakan rasa sejahtera atau rasa
nyaman yang dirasakan didalam lingkungan.
c. Kenyamanan sosial : merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa
nyaman dengan situasi sosialnya.
2.5.3 Kandungan
Daun Kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata) mengandung asam amino
metionin yang berfungsi sebagai antibiotic dan kandungan lain seperti
sinigrin (Allylisothiocyanate), minyak mustard, magnesium, Oxylate
Heterosides belerang, hal ini dapat membantu memperlebar pembuluh
darah kapiler sehingga meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk
dari daerah tersebut, sehingga memungkinkan tubuh untuk menyerap
kembali cairan yang terbendung dalam payudara tersebut. kubis (Brassica
Oleracea Var. Capitata) juga mengeluarkan gel dingin yang dapat
menyerap panas yang ditandai dari klien merasa lebih nyaman dan daun
kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata) menjadi layu/matang setelah 30
menit penempelan (Desa,2008).
2.5.4 Fungsi
Mengurangi pembengkakan payudara adalah kompres dingin dan atau
hangat untuk mengurangi cairan yang terjebak dalam jaringan yang
menyebabkan tertundanya laktogenesis II. Kompres daun kubis (brassica
oleraceavar. capitata) pada payudara yang bengkak dapat dilakukan bila
kulit payudara tidak ada luka dan ibu tidak alergi sulpha, kompres
menjadi efektif dan terlihat hasilnya dalam waktu 1-2 jam (Davis, 2009)
sehingga ibu nifas dapat menyusui secara eksklusif dan dapat
meningkatkan kepercayaan diri ibu selama proses menyusui (Walker et al
dalam Dennis, 2006).
1. Kompres Hangat
Kompres hangat adalah pemberian rasa hangat pada daerah
tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan
hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain
melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit
serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien
(Nuraeni, 2013).
Pemakaian kompres hangat biasanya dilakukan hanya setempat
saja pada bagian tubuh tertentu. Dengan pemberian rasa hangat,
pembuluh-pembuluh darah akan melebar sehingga akan
memperbaiki peredaran darah dalam jaringan tersebut. Aktivitas
sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit atau nyeri dan
akan menunjang proses penyembuhan dan proses peradangan
(Andarmoyo, 2013).
Menurut Kusumastuti (2008) dalam Nengah dan Surinati (2013),
kompres hangat dianggap bermanfaat untuk memperbaiki
sirkulasi darah, terutama pada egorgement panyudara post
partum. Salah satu pengurang nyeri dengan metode alami yaitu
metode panas dingin. Memang tidak mengurangi keseluruhan
rasa nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air
hanagat yang dibungkus handuk dicelupkan ke air dingin untuk
mengurangi rasa pegal dan kram pada punggung saat menyusui
(Judha, 2012).
Dalam report information from Donal M dan Susanne (2014),
menyatakan untuk mencegah mastitis pada ibu, bayi perlu minum
ASI lebih sering untuk membantu mengalirkan susu, sedangkan
jika terjadi pembengkakan dapat mereda dengan kompres hangat
dan showerair hangatpada area payudara yang nyeri.
2. Kompres Kol
Dalam penelitian Astutik (2016) kompres kol terbukti
menurunkankan pembengkakan pada area tubuh yang mengalami
bengkak. Penurunan skala pembengkakan payudara setelah
diberikan kompres daun kubis menurut Green (2015), terjadi
akibat tingginya 4 kandungan sulfur pada kubis yang diyakini
dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan payudara.
Teori Mars (2014), kubis mempunyai sifat antibiotik dan anti-
inflamasi karena kandungan sinigrin (Allylisothiocyanate),
rapine, minyak mustard, magnesium, dan sulfur yang dapat
membantu memperlebar pembuluh darah kapiler, sehingga
meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk dari daerah
tersebut, dan memungkinkan tubuh untuk menyerap kembali
cairan yang terbendung dalam payudara tersebut (Novita, 2011).
Hasil penelitian Robert (2005) dalam jurnal penelitian Astutik
(2016), menunjukkan bahwa kompres daun kol efektif dalam
mengurangi ketidaknyamanan saat panyudara terasa penuh.
Kompres daun kol efektif dalam mengurangi ketidaknyamanan
pada payudara saat penuh dan bengkak. Penelitian juga dilakukan
oleh Sousa dkk (2012), yang mengkombinasikan kompres hangat,
dingin dan kompres kol untuk mengatasi bendungan payudara
yang dapat mengakibatkan mastitis.
2. Pelekatan
Pelekatan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut cara bayi
menahan puting ibu dalam mulutnya. Ada dua cara untuk mengetahui
pakah mulut bayi melekat pada puting ibu (Astutik, 2014).
1) Jika mulut bayi melekat dengan benar , pastikan bibir bawah bayi
terlipat ke bawah dan dagu mendekat ke payudara selanjutnya lidah
ada di bawah payudara, areola, dan puting menempel pada langit-
langit mulut bayi. Posisi seperti ini memungkinkan bayi menghisap
secara efisien.
2) Seluruh puting dan areola berada dalam mukut bayi. Posisi seperti
ini memungkinkan bayi menekan sinus-sinus di bawah areola. Jika
hanya puting yang masuk dalam mulut bayi, maka jumlah ASI yang
dikeluarkan sedikit.
Pelekatan yang kurang baik disebabkan oleh posisi cara menyusui
yang salah atau tidak tepat. Menyusui bayi dapat dilakukan dengan
berbagai macam posisi menyusui posisi tersebut tergolong benar dan
mudah dilakukan bagi ibu menyusui yaitu dalam posisi duduk,
berdiri atau berbaring (Khasanah, 2011).
Anatomi Payudara
Bendungan Payudara
Perawatan Payudara
Kenyamanan
Daun Kubis
Kompres Hangat
Menyusui
Variabel Independent
2.10 Hipotesis
1. Hipotesis Mayor
Ada Perbedaan Efektifitas Daun Kubis Dingin (Brassica Oleracea
Var.Capitata) dengan Perawatan Payudara Dalam Mengurangi
Pembengkakan Payudara (Breast Engorgement).
2. Hipotesis Minor
a. Ada perbedaan skala pembengkakan payudara sebelum dengan
sesudah diberikan daun kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata)
Dingin dan perawatan payudara.
b. Ada perbedaan skala pembengkakan payudara sebelum dengan
sesudah diberikan perawatan payudara.
c. Ada Perbedaan Efektifitas Daun Kubis Dingin (Brassica Oleracea
Var.Capitata) Dengan Perawatan Payudara dalam Mengurangi
Pembengkakan Payudara (Breast Engorgement).