Anda di halaman 1dari 5

Dalam buku Orientalisme yang ditulis oleh Edward Waid Said banyak

menjelaskan beragam pengertian orientalisme yang kesemuanya saling

ketergantungan. Dalam dunia akademis orientalisme diartikan sebagai sebuah studi

yang melakukan penelitian, pengkajian, pengajaran tentang dunia timur.

Perselisihan yang panjang antara dunia timur dan barat telah berlangsung sejak

dulu sampai saat ini. Oleh karena itu istilah orientalisme muncul sebagai sebuah

studi tentang bagaimana barat mengkaji, menafsirkan dunia timur sebagai objeknya.

Seseorang yang menjadikan orientalisme dabagai focus kajiannya disebut

dengan orientalis. Sejak dahulu orang-orang barat menganggap dunia timur sebagai

sebuah kawasan yang jauh disana dengan peradaban yang memiliki romansa yang

indah, tempat makhluk-makhluk eksotis dan panorama yang indah maka dapat juga

dikatakan bahwa orientalisme , suatu cara memahgami dunia timur yang

didasarkan pada keeksotikannya dimata dunia barat.

Dalam praktek berbagai representasi orientalis barat banyak terjadi retorika

yang bersifat metafora, seolah-olah timur adalah inferioritasa terhadap superioritas

dunia barat, hal ini menunjukkan bahwa barat memandang dan mempresentasikan

dunia timur tidak sebagaimana adanya (objektif) melainkan bagaiamana seharusnya

(subjektif). Edward W. Said dalam bukunya membagi orientalisme menjadi empat

jemis kekuasaan yaitu: kekuasaan politis (pembentukan kolonialisme dan

imperialism), kekuasaan intelektual (mendidik timur melalui sains, linguistic dan

pengetahuan lain), kekuasaan cultural (selera, teks, nilai) dan kekuasaan moral

(apa yang baik dan tidak baik dilakukan oleh timur.

Keempat relasi ini menurut Said beroperasi dengan menggunakan ideology

yang disebut oleh Antonio Gransci hegemoni yaitu pandangan yang menyatakan
bahwa gagasan tertentu lebih berpengaruh dari gagasan lainnya, sehingga

kebudayaan tertentu lebih mendominasi terhadap budaya lain, dalam hali ini barat

lebih mendominasi terhadap dunia timur. Barat seolah-olah hendak membentuk

identitas timur, melangkahi sejarah timur,dan menjadikan timur seperti apa yang

ada dalam pikiran mereka, memaksakan nilai-nilainya agar mereka bisa menguasai

yang ada disana.

Said melalui bukunya orientalisme seolah-olah ingin membukakan jalan bagi

kita untuk menemukan kebebasan dan kemerdekaan yang sebenarnya. Timur harus

bisa mengungkapkan identitasnya yang terbebas dari pengaruh ideology barat.

Orientalisme merupakan sebuah kajian pascakolonial yang banyak berbnicara

tentang hegemoni barat terhadap timur seperti kolonialisme dan imperialism

modern. Awalnya orientalisme hanya menguasai dalam bidang kajian kultural atau

budaya kemudian telah bergerak saat ini kearah kekuasaan politis sehingga banyak

terjadinya invansi-invansi dunia barat terhadap timur.

Salah satu contoh mengungkapkan tentang bagaiamana palestina sebagai

negeri tak bertuan yang mempunyai sejarah panjang tentang perebutan hak milik

yang sampai sekarang menjadi konflik tak berkesudahan, siapa yang benar atau

salah. Edward W Said sebagai penulis buku orientalisme ini adalah seorang pemikir

yang lahir dan dibentuk oleh kebudayaan dua bangsa yang mengalami polemic tak

berkesudahan ini. Disini terjadi kekuasaan politis yang juga saling terkait dengan

tiga kekuasaan lain seperti yang telah dikemukakan Said yaitu kekuasaan cultural,

kekuasaan moral dan kekuasaan intelektual.

Invasi-invasi serta serangan yang dilakukan Amerika ke berbagai wilayah

timur tengah seperti irak dan palestina tidak lain hanya sikap ego sang penguasa
yang menghendaki kekuasaan dan kedudukan di dunia ini. Islam memang lebih

mendominasi wilayah timur sedangkan barat didominasi oleh kristen ini

menyebabkan tumbuhnya pengaruh dan doktrin kepada msyarakat tentang

kebencian dan rasa dendam yang ditumbuhkan melalui kekuasaan moral dan

kepercayaan masyarakat. Perang dua kekuatan besar yang sudah berlangsung

berabad-abad lamanya ini mempengaruhi dunia saat ini mengalami sehingga

mengalami krisis kebudayaan.

Masyarakat seolah lupa bahwa mereka mempunyai kearifan local masing-

masing yang yang diwariskan secara turun temurun dan menjadi identitas suatu

bangsa. Saaat ini lebih baik memfokuskan diri dengan kerja kebudayaan yang saat

ini cenderung lamban, tumpang tindih, saling berasimilasi dan hidup bersama-

sama.

Ide utama dari orientalisme adalah pengetahuan barat tentang timur tidak

dihasilkan dari realitas dan fakta yang sebenarnya melainkan ibarat sebuah

panggung teater dimana barat adalah sang sutradara yang mengatur bagaimana

timur sebagai sebuah cerita yang harus berjalan menurut pemikirannya. Dalm

bukunya Said menegaskan bahwa sebenarnya tidak ada satupun dari konep “timur”

maupun “barat” yang memilikistabilitas ontologism: masing-masing diantara dua

entitas ini adalah buatan manusia, sebagian dengan mengafirmasi (affirmasi)

sebagian lain dengan mengidentifikasi (identification) keberadaan yang lain (the

Other).

Dalam mengungkapkan pemikiran dan analisisnya dalam orientalime, Said

menggunakan kritik humanistic yang sering juga disebut humanisme hal ini

bertujuan untuk membuka jalan bagi perjuangan-perjuangan dalam rangka


meredakan sikap emosional dan polemic yang tiada henti yang dapat

memenjarakan kita semua. Humanism yang selalu dibicarakan didasarkan pada

rasa kebersamaan sebagai manusia yang tidak dikelompokkan menjadi apa yang

disebut dengan humanis yang terisolasi. Humanism lebih berpusat pada agen

individualistis dan intuisi subjektif manusia ketimbang pada gagasan dan otoritas

tertentu yang telah disepakati bersama.

Awalnya kajian orientalisme banyak dilakukan oleh bangsa Inggris dan

prancis saat ini telah menuju Amerika sebagai sentralnya. Ribuan sarjana dan para

peneliti dikirim untuk mempelajari timur melalui catatan-catatan mereka. Bagi

Edward yang dilakukakn bangsa barat menggunakan subjektifitas yang besar

karena mereka hanya melakukan observasi kemudian menarik kesimpulan sepihak.

Bangsa barat cenderung melihat bangsa timur dengan perspektif atau standar

barat sehingga cenderung terlihat perbedaan yang signifikan. Bangsa barat

menganggap kebudayaan mereka jauh lebih maju sehingga timur harus bisa seperti

barat. Pada akhirnya telah terjadi sebuah perspektif cara memandang timur oleh

barat yang banyak memojokkan timur.

Edward yang pada awalnya bertujuan mengkaji timur sebagai sebuah

bangsa yang harus mempertahankan identitasnya sendiri tanpa adanya mengisolasi

salah satu pihak. Pada akhirnya mengalami pergeseran penafsiran maksud dan

makna oleh pembaca. Wacana politis dibalik orientalisme seolah lebih mendominasi

dalam buku ini. sehingga dalam berbagai diskusi dan wacana di barat Said

dianggap seorang yang “anti barat”. Wacana ini seolah telah menyadarkan bangsa

timur akan polemic yang berlangsung saat ini dan menimbulkan berbagai

propaganda kepada bangsa timur.

Anda mungkin juga menyukai