Korupsi di Indonesia berkembang secara sistematik. Perkembangan korupsi di
Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi. Namun hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menjunjukkan titik terang melihat tingkat dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Korupsi sendiri sangat kompleks, perubahan besar terutama peraturan, penegakan hukum dan kesadaran diri harus dimulai dari birokrasi paling rendah hingga tingkat tertinggi seperti menteri atau presiden. Alasan korupsi seperti gaji kurang, ongkos politik, atau peraturan kaku harus bisa dihilangkan. Setidaknya dikurangi agar korupsi tidak merajalela. Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini terjadi karena beberapa faktor yang terjadi di masyarakat. Kejaksaan Negeri (Kejari) Boyolali menetapkan Kepala Desa Teter, Kecamatan Simo, Andy Yoeniawan (AN), sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyimpangan pengelolaan keuangan desa. Ada dua pos anggaran yang diduga diselewengkan. Tersangka AN menjalani pemeriksaan di kantor Kejari Boyolali sejak pagi tadi. Hingga pukul 15.00 WIB, yang bersangkutan masih dimintai keterangannya oleh penyidik. AN diduga menyelewengkan pengelolaan keuangan Desa Teter saat menjabat sebagai Kades Teter periode 2013-2019. AN dalam Pilkades 29 Juni 2019 kembali terpilih menjadi Kades Teter untuk periode 2019-2025 dan dilantik pada 12 Agustus 2019. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, lanjut Setyawan, AN juga akan langsung ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Boyolali. Ada dua pos anggaran yang diduga diselewengkan oleh tersangka AN, yaitu lelang tanah kas desa yang dilelang secara personal atau tidak seperti lelang yang lain dan uangnya tidak masuk pendapatan asli desa atau APBDes. Kemudian uang setoran pajak tidak disetorkan ke negara. Dasar penetapan tersangka kepada AN adalah ada dua alat bukti, yaitu keterangan saksi-saksi dan perhitungan keuangan negara yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Boyolali. Nilai kerugian negara dalam kasus ini ditaksir mencapai Rp 159 juta. Dalam kasus ini, Kejari Boyolali telah mengamankan barang bukti, di antaranya berkas- berkas dari desa Teter, APBDes, serta dokumen-dokumen. Seperti diberitakan sebelumnya, Kejari Boyolali meningkatkan status penanganan kasus dugaan penyalahgunaan keuangan Desa Teter, Kecamatan Simo, dari penyelidikan ke tingkat penyidikan. Penyelewengan anggaran itu diduga dilakukan oleh oknum perangkat desa setempat. Kejari Boyolali menangani kasus tersebut berawal dari laporan masyarakat. Kemudian ditindaklanjuti dengan surat perintah tugas dan ditemukan bukti awal, sehingga Kejari menindaklanjutinya lagi dengan surat perintah penyelidikan. Untuk mencapai suatu tujuan pembangunan yang nasional maka korupsi harus dan wajib untuk di berantas. Dalam penanganan suatu kasus korupsi, hukuman yang diberikan harus memiliki efek yang jera agar para koruptor yang melakukan korupsi tidak mengulanginya lagi. Kita sebagai warga negara Indonesia wajib memiliki sikap dan sifat budaya malu yang tinggi agar tindakan korupsi yang dapat merugikan negara Indonesia ini dapat di minimalisir. Negara Indonesia merupakan negara hukum. Jadi, semua warga negara Indonesia juga memiliki derajat dan perlakuan yang sama di mata hukum. Oleh karena itu, penindakan hukum bagi pelaku korupsi harus di lakukan kepada siapapun orangnya, tidaklah boleh pilih kasih, baik itu pejabat maupun masyarakat kecil (Rakyat). Jadi, korupsi yang terjadi di Indonesia benar - benar harus di berantas agar Indonesia bersih seutuhnya dari tindakan korupsi, agar kehidupan masyarakat indonesia menjadi sejahtera dan damai.