Anda di halaman 1dari 5

MATERI KULIAH PROFESI PENDIDIKAN

SFH , 11 MEI 2020, PUKUL 15.00 WIB


TOPIK PEMBAHASAN :
KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN
A.    Pengertian Supervisi Pendidikan
Ada bermacam-macam konsep supervise. Secara historis mula-mula diterapkan
konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian
mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku
supervisi yang tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk
menemukan kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka
bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang supervisi yang
bersifat ilmiah, ialah:
1)      Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
2)      Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan
berdasarkan tafsiran pribadi.
3)      Menggunakan alat mencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penelitian terhadap proses pembelajaran di kelas. Makin maju hasil-hasil
penelitian di bidang pendidikan telah membantu berubahnya berbagai pendekatan dalam
supervisi pendidikan. Penemuan-penemuan menyebabkan timbulnya berbagai pemahaman
konsep terhadap apa sebenarnya supervisi pendidikan itu. Berikut ini disajikan berbagai
pendapat para ahli dalam mendefinisikan supervisi itu. Dalam bukunya : Basic Principle of
Supervision, Adams dan Dickey (1959:2) mendefinisikan supervisi adalah program yang
berencana untuk memperbaiki pengajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal
mengajar dan mengajar.
Dalam Dictionary of Education Good Carter (1959) memberi pengertian bahwa
supervisi adalah usaha petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-
petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Ada yang melihat supervisi
pendidikan dari pandangan yang demokratis, sehingga rumusan supervisi dijelaskan sebagai
berikut:
Supervises adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing
secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara
kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
Dengan demikian mereka dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid
secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokratis
modern (Boardman et al, 1953:5).
Berbeda dengan Mc Nerney (1951:1) yang melihat supervisi itu sebagai suatu
prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
Padahal ada pandangan lain yang melihat supervisi dari segi perubahan sosial yang
berpengaruh terhadap peserta didik seperti yang dikemukakan Burton dan Bruckner (1951:1).
Menurut mereka: Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari
dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi perumbuhan dan
perkembangan anak. Lebih luas lagi pendangan Kimball Wiles yang menjelaskan bahwa
supervisi adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar yang
lebih baik. Dijelaskan bahwa situasi belajar-mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung
kepada keterampilan supervisor sebagai pemimpin. Seorang supervisor yang baik memiliki
lima keterampilan dasar, yaitu:
1)      Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.
2)      Keterampilan dalam proses kelompok.
3)      Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan.
4)      Keterampilan dalam mengatur pesonalia sekolah.
5)      Keterampilan dalam evaluasi (Kimball Wiles, 1955).
Semua definisi yang diuraikan di depan bersifat umum. Perkembangan konsep
supervisi pendidikan selanjutnya sekolah menuju kepada sasaran yang khusus. Sudah ada
yang membedakan supervisi pendidikan dalam pengertian yang luas da nada yang melihat
supervise dalam batasan yang spesifik, yaitu pengajaran. Dalam bukunya Supervision
of  Today’s Scools, Peter F. Olivia menitikberatkan pada supervisi pengajaran (1984:9),
mengemukakan beberapa pandangan seperti berikut ini. Menurut Harris (dalam Olivia 1984).
Supervisi pengajaran ialah sesuatu yang dilakukan personalia sekolah untuk memelihara atau
mengubah apa yang dilakukan sekolah dengan cara yang langsung mempengaruhi proses
belajar-mengajar dalam usaha meningkatkan proses belajar siswa. Menurut Alfonso R.J. et al
(1981); dalam Olivia (1984): Supervisi pengajaran adalah tindak laku pejabat yang
dirancangkan oleh lembaga yang langsung berpengaruh terhadap perilaku guru dalam
berbagai cara untuk membantu cara belajar siswa dan untuk tujuan yang dilakukan oleh
lembaga itu.
Dalam buku Kimball Wiles yang direvisi oleh John T. Lovel, dijelaskan supervisi
pengajaran dianggap sebagai sistem tingkah laku formal, yang dipersiapkan oleh lembaga
untuk mencapai interaksi dengan sistem perilaku mengajar dengan cara memelihara,
mengubah dan memperbaiki rencana serta aktualisasi kesempatan belajar siswa. Uraian
tentang supervisi pengajaran yang disebutkan di atas berfokus pada:
1)      Perilaku supervisor.
2)      Dalam membantu guru-guru.
3)      Dan tujuan akhirnya untuk mengangkat harapan belajar siswa.
Sehingga dapat dirumuskan supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada
guru-guru baik secara individual maupun secra kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah memberikan layanan dan
bantuan.

B.     Tujuan Supervisi Pendidikan


Seperti telah dijelaskan, kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan
bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan
untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas. Dengan
demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar guru dan di kelas yang ada gilirannya untuk meningkatkan
kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk
pengembangan potensi kualitas guru. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakn oleh
Olive bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan ialah:
1)      Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2)      Meningkatkan proses belajar-mengajar di sekolah.
3)      Mengembangkan seluruh staf di sekolah.
Ketiga sasaran ini dapat dijabarkan lebih terperinci lagi.

C.    Prinsip Supervisi Pendidikan


Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah
bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang
konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru
merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu
supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Bila demikian, maka
prinsip supervise yang dilaksanakan adalah:
1)      Prinsip Ilmiah (Scientific)
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
pelaksanaan proses belajar mengajar.
b.      Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi,
percakapan pribadi, dan seterusnya.
c.       Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2)      Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang
akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3)      Prinsip kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of
experience’, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa
tumbuh bersama.
4)      Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara
menakutkan.

D.    Fungsi Supervisi Pendidikan


Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas
pengajaran. Baik Franseth Jane, maupun Ayer (dalam Encyclopedia of Educational Research
:  Chester Harris, 1958:1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina
program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.
Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik (Burton&Bruckner 1955:3). Sedangkan
Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja,
tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong kea rah pertumbuhan profesi guru.
Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam
bukunya Supervision of Instruction-Foundation and Dimention (1961). Ia mengemukakan 8
fungsi supervisi:
1)      Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2)      Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3)      Memperluas pengalaman guru-guru.
4)      Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5)      Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6)      Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7)      Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
8)      Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

E.     Peranan Supervisi Pendidikan


Supervisi berfungsi membantu (assisting) memberi support (supporting) dan
mengajak mengikutsertakan (sharing) Kimball Wiles, 1955. Dilihat dari fungsinya, tampak
dengan jelas peranan supervise itu. Peranan itu tampak dalam kinerja supervisor yang
melaksanakan tugasnya. Mengenai peranan supervise dapat dikemukakan berbagai pendapat
para ahli. Seorang supervisor dapat berperan sebagai:

1)      Koordinator
Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasi program belajar-mengajar, tugas-tugas anggota
staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru.
2)      Konsultan
Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang
dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok.
3)      Pemimpin kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan
potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan
professional guru secara bersama-sama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat
mengembangkan keterampila dan kiat-kiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the
group), bekerja dengan kelompok (working with the group), dan bekerja melalui kelompok
(working through the group).
4)      Evaluator
Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat
menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri.

F.     Objek Supervisi Pendidikan


Sudah dijelaskan bahwa objek pengkajian supervisi ialah perbaikan situasi belajar-
mengajar dalam arti yang luas. Sedangkan Olivia dalam bukunya Supervision for Today’s
Schools menggunakan istilah domain. Ia mengemukakan sasaran supervise pendidikan
meliputi tiga domain, yaitu:
1)      Memperbaiki pengajaran.
2)      Pengembangan kurikulum.
3)      Pengembangan staf.
Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1)      Pembinaan kurikulum.
2)      Perbaikan proses pembelajaran.
3)      Pengembangan staf.
4)      Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru.

Anda mungkin juga menyukai